You are on page 1of 23

KELOMPOK 14

PENYAKIT AKIBAT KERJA


Click to edit Master subtitle style

Skenario

Seorang laki-laki pekerja furniture artisan berusia 46 tahun dengan keluhan Low Back Pain (LBP). Keluhan rasa nyeri ini menjalar kebagian belakang kedua pahanya. Ia mengalami LBP khronik selama 2 tahun dengan simptom intermitten. Keluhan sakit belakang dipacu dengan posisi membungkuk, dan diikuti dengan kesulitan dalam meluruskan punggung sesudahnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan spasme otot-otot spinal dan keterbatasan pergerakan spinal. Pemeriksaan neurologis pada ekstremitas bagian bawah adalah normal. Pemeriksaan

Kata Kunci

Laki-laki 46 thn Pekerja Furniture Mengeluh LBP Nyeri menjalar ke blkg paha Sudah 2 thn Simptom intermitten Posisi selalu membungkuk

Pemfis : spasme otot spinal dan keterbatasan pergerakan Pemfis neuro: ekstremitas bawah normal Radiologis : lumbosakral normal Keadaan membaik dgn obat analgetik, cuti kerja + fisioterapi

Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (Low Back Pain) 7 Langkah untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja:

Diagnosis klinis Pajanan yang dialami Hubungan pajanan dengan penyakit Pajanan yang dialami cukup besar Peranan faktor individu Faktor lain diluar pekerjaan Diagnosis PAK atau bukan PAK

Langkah 1 : Diagnosis Klinis


Anamnesis : - Riwayat Pekerjaan : furniture artisan - Riwayat Penyakit : LBP kronis 2 tahun - Riwayat Kesehatan : - Riwayat Kebiasaan : membungkuk saat bekerja

Diagnosis Klinis
Anamnesis Tambahan : - Sudah berapa lama bekerja sebagai Furniture Artisan? - Apakah ada pekerjaan tambahan? - Apa riwayat pekerjaan sebelumnya? - Apa ada keluhan lain selain keluhan utama? - Apakah rutin melaksanakan olahraga? - Berapa lama jam kerja sehari? - Begaimana posisi tubuh saat bekerja? - Apakah di tempat kerja ada pekerja lain yang mempunyai keluhan yang sama?

Diagnosis Klinis
Pemeriksaan Fisik : - Umum : Ditemukan spasme otot spinal & keterbatasan pergerakan spinal Pemeriksaan Neurologis : - Ekstremitas bagian bawah normal Pemeriksaan Radiologis : - Lumbal sakral normal Pengobatan : Pemberian analgetik Istirahat Fisioterapi

Langkah 2 : Identifikasi Pajanan yang Dialami

Jenis Pajanan yang dialami yaitu Golongan Fisiologik / Ergonomik Pada kasus penyebabnya yaitu : v Akibat : cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, desain tempat yang salah. v Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang, perubahan bentuk, dislokasi.

Langkah 3 : Hubungan Pajanan dengan Penyakit

Pekerjaan Posisi Kerja LBP

Langkah 4 : Pajanan yang dialami cukup besar


Lama bekerja Pengulangan gerakan tubuh saat bekerja (repetitif)

Langkah 5 : Peranan Faktor Individu

Kurang melakukan gerakan relaksasi (olahraga)

Langkah 6 : Faktor Lain di luar Pekerjaan Tidak ada dalam skenario (perlu anamnesis tambahan)

Langkah 7 : Menetukan diagnosis PAK/Bukan PAK


Klasifikasi antara PAK dan PAHK
Penyakit Akibat Kerja (PAK) Terjadi hanya diantara populasi pekerja Sebabnya spesifik Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) Terjadi juga pada populasi penduduk Multi factorial merupakan salah satu faktor Dapat kompensasi dan tercatat Kemungkinan bisa dapat kompensasi dan tercatat
Sumber : Buchari.2007. Penyakit Akibat kerja dan Penyakit Terkait Kerja. USU Repository

Expose ditempat kerja sangat penting Expose di tempat kerja mungkin

Pencegahan PAK kasus Low Back Pain

Pencegahan Primer

Penilaian resiko (Risk Assesment) Dilakukan dengan cara :


Mengontrol bahaya (hazard) baru : Mengontrol bahaya diketahui : Mengontrol Pajanan

Mengontrol Pajanan
Mekanisme untuk mengontrol pajanan : - Monitoring Lingkungan : Desain tempat kerja - Monitoring Biologi : - Identifikasi kerentanan pekerja : - Kontrol mesin, kontrol administratif, Alat pelindung diri

Kontrol administrasi

Pencegahan yang dilakukan terkait kasus LBP :


Pembatasan jam kerja Rotasi pekerjaan

Alat pelindung diri

Pencegahan yang dilakukan terkait kasus LBP : - sarana disesuaikan dgn jenis pekerjaan

Pencegahan Sekunder

Dilakukan Surveilan Kesehatan yang mencakup :


Surveilans Medis Monitoring biologi : -

Surveilans Medis
Pemeriksaan Kesehatan Pra-kerja : untuk menilai cocok atau tidaknya pekerjaan dengan kondisi pekerja Pemeriksaan Kesehatan Berkala : Dilakukan sekali setahun. Pemeriksaan Kesehatan Berkala Khusus : pada kasus skenario tidak harus dilakukan kecuali saat return to work

Pencegahan Tersier

Kuratif : Pengobatan hingga penyakit disembuhkan atau keluhan menghilang Rehabilitatif : Dengan Pemeriksaan Berkala Khusus (return to work), dan larangan untuk kembali bekerja dulu sebelum penyakit sembuh atau gejala menghilang (anjuran mengambil cuti).

Pengendalian

Administrasi perusahaan mengikuti peraturan pemerintah mengenai jam kerja yaitu maksimal 8 jam/hari atau 40 jam/minggu Sarana dan prasarana disesuaikan dengan kenyamanan pekerja Pelatihan dasn penyuluhan

You might also like