You are on page 1of 8

AMPL NTT Newsletter

Volume II : Lestarikan lingkungan sehat April 2010

Didukung oleh :

Media Informasi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kerja Keras itu kini Menuai Kebahagiaan

Daftar isi
Cerita Sukses dari Kabupaten Alor
1

Menikmati Air Mawar


Mama Tamar, begitu ia biasa dipanggil, tertawa bahagia. Raut kebahagiaan yang tiada tara jelas terlihat diwajahnya. Tidak heran jika Mama Tamar bahagia pada hari itu, karena kini ia tidak harus berjalan kaki lagi untuk mengambil air dari sumur terdekat yang jaraknya 1 kilometer dari rumah tempat ia tinggal. Sebuah kran air yang tersambung dengan jaringan perpipaan terdapat tepat disisi rumahnya yang sederhana. Kran

Cerita Sukses dari Kabupaten Sikka

berukuran inchi itu dilengkapi meteran pengukur debit air sehingga mudah dalam mengkontrol pemakaian air. Mama Tamar adalah satu dari 212 rumah di Desa Mawar, Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor yang mendapatkan sarana air sistem perpipaan dengan sambungan rumah. Ya! Di Desa ini, mungkin adalah desa pertama dan satu-satunya di kabupaten air dengan Alor yang di memiliki rumah sarana seperti sambungan berdiri tegak diatas bukit Dusun Tuntuli pada ketinggian ditanam sekitar 150 meter diatas dengan permukaan laut. Jaringan pipa jenis galvanis atau ditutupi bebatuan rapih dan teratur. Tidak terlihat sedikitpun kebocoran pada jaringan perpipaan adalah ini, padahal yang sendiri. membangun masyarakat

Cerita sukses dari Kabupaten Rote Ndao Artikel Pengelolaan Air Bersih di NTT oleh INDI Informasi Pertemuan Nasional AMPL-BM
Sekilas Koordinasi Jejaring AMPLNTT

layaknya

rumah-rumah

daerah kota besar, seperti Jakarta, Surabaya


5

dan Medan. Desa Mawar merupakan salah satu dari 5 desa di Kabupaten Alor yang mendapatkan bantuan dari UNICEF berupa pembangunan sarana air bersih dengan sistem perpipaan gravitasi yang sumber airnya diperoleh dari mata air. Pembangunan itu dimulai pada Bulan Agustus Tahun 2008 yang lalu dan baru selesai pada Bulan Maret Tahun 2009 ini. Selama 7 bulan masyarakat di Desa Mawar bergotong royong membangun sarana air yang telah menghabiskan biaya sekitar 1 milyar rupiah. Sebagian besar biaya digunakan untuk membeli pipa besi yang didatangkan khusus dari Jakarta. Sebuah bak reservoir dengan ukuran 50 meter kubik

Bukan kontraktor yang berpengalaman dan profesional dibidangnya. partisipasi masyarakat yang luar biasa ini sudah selayaknyalah kita memberikan masyarakat tenaga apresiasi kepada masyarakat Desa Mawar. Jika dinominalkan, Desa Mawar yang kontribusi mengerahkan

kerja tanpa dibayar, mengumpulkan material lokal seperti pasir, kerikil dan batu secara swadaya, nilai keseluruhannya bisa mencapai 100 juta rupiah. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa salah satu faktor utama keberhasilan dan keberlanjutan sarana air minum yang dibangun adalah partisipasi aktif masyarakat.

Volume II : Lestarikan lingkungan sehat

Halaman 2

Salah satu catatan penting yang patut untuk dijadikan pembelajaran dari keberhasilan masyarakat Desa Mawar adalah peran Kepala Desa Yusak Oling. Kepala Desa bukan saja berperan sebagai motor pembangunan, tetapi juga adalah motivator dan yang terpenting bersedia turun langsung ikut terlibat dalam pembangunan. Melihat keterlibatan penuh Kepala Desanya membuat masyarakat Desa Mawar tergugah dan bangkit bergotong royong. Keberhasilan ini bukannya tanpa caci maki, begitu Yusak bercerita tentang dinamika masyarakat yang dipimpinnya. Yusak menjelaskan bahwa sebenarnya tidak semua masyarakat bersedia untuk terlibat penuh. Ada beberapa orang yang apatis dan menganggap bahwa pembangunan jaringan perpipaan kali ini akan sama dengan yang terdahulu. Di Desa Mawar, memang pernah mendapatkan dua kali program pembangunan sarana air dengan sistem perpipaan. Keduanya tidak berlangsung lama karena setelah 6 bulan berfungsi terjadi banyak permasalahan. Namun saya pantang menyerah! Yusah menegaskan. Ia percaya bahwa pembangunan kali ini akan berhasil. Karena selain perhitungan teknis dilakukan secara cermat dan semua rumah mendapatkan sambungan kran, yang tentunya akan menghilangkan rasa ketidakadilan. Semangat pantang menyerah di Desa Mawar ini sepertinya patut untuk dijadikan contoh di desa lain (oleh: Reza Hendrawan)

PENGANTAR Salam pembaca AMPL NTT Newsletter Pertama-tama kami ucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat bertemu dalam Edisi Kedua Newsletter AMPL NTT di Bulan April 2010 ini. Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) adalah pembangunan kebutuhan dasar manusia, yang menjadi salah satu prioritas pembangunan Provinsi NTT dan juga merupakan bagian dari pencapaian target-target Millenium Development Goals. Pembangunan AMPL merupakan pembangunan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang dilaksanakan melalui berbagai pendekatan pembangunan. Banyak tantangan dan juga kisah sukses dalam penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana AMPL yang dapat dijadikan pembelajaran bersama oleh berbagai pihak dalam mengambil langkah-langkah Pembangunan AMPL berikutnya. Namun sebagian besar potret pengalaman tersebut hanya sebatas laporan pelaksanaan kegiatan secara internal pada masing-masing instansi atau lembaga. Melalui newsletter ini diharapkan dapat terjadi pertukaran informasi mengenai peristiwa-peristiwa Pembangunan AMPL, khususnya di Provinsi NTT, serta merupakan ajang bagi para pembaca untuk dapat lebih mengenal program-program Pembangunan AMPL NTT yang dilaksanakan oleh berbagai pemangku kepentingan atau sektor/instansi terkait yang bergerak diberbagai lintas kewenangan pemerintahan. Untuk itu sangat diharapkan peran serta dari berbagai pihak terkait untuk dapat berbagi pengalaman melalui naskah dan ilustrasi peristiwa-peristiwa pembangunan AMPL di Provinsi NTT. Terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang mendukung terbitnya newsletter ini. Kami menyadari bahwa media ini masih memiliki banyak keterbatasan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dikemudian hari. Semoga media ini dapat bermanfaat bagi Pembangunan AMPL pada khususnya dan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Kiranya Tuhan menyertai senantiasa. April 2010 Ir. Wayan Darmawa,MT Kepala Bappeda Provinsi NTT/ Ketua Pokja AMPL NTT

AMPL NTT Newsletter

Halaman 3

Menambah Pengetahuan Melalui PERCIK Junior


PLAN International Program Unit Sikka telah memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan kesadaran anak untuk berperilaku hidup bersih dan sehat melalui PERCIK JUNIOR. Majalah Percik Junior adalah salah satu media terbitan POKJA AMPL Pusat yang secara khusus didesain dan disunting agar menarik dibaca oleh anak anak. Majalah ini memuat berita-berita dan pengalaman menarik dari anak-anak diseluruh Indonesia terutama tentang air minum, penyehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat. Manfaat dari distribusi majalah Percik Junior untuk anak-

standar kurikulum dari DIKNAS. Walaupun demikian, sudah ada beberapa guru yang berinisiatif untuk mengkombinasikan materi tulisan yang ada di majalah percik yang ada kaitan dengan mata pelajaran tertentu. Senada dengan guru, Lukas Juma orang tua murid yang berasal dari Dusun Lambalena, Desa Renggarasi, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka menyatakan bahwa Majalah Percik Junior sangat membantu anakanak, terutama bagi mereka yang belum lancar membaca. Majalah Percik menarik untuk melatih anak-anak belajar membaca karena tampilan gambar yang menarik, demikian ungkap Lukas. Berdasarkan fakta yang ada di atas maka keberadaan majalah percik junior sangat bermanfaat bagi anak-anak yang tinggal di desa yang nota bene tidak memiliki bukubuku pegangan lain selain buku mata pelajaran yang ada di sekolah. Kabupaten Sikka yang terdiri dari 21 Kecamatan dan 196 Desa dan sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah petani dan nelayan ini merupakan salah satu kabupaten yang tempat Plan International bekerja. Dari total 196 Desa yang ada, 39 desa telah menjadi desa dampingan Plan Program Unit Sikka. Sesuai data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, angka kejadian penyakit berbasis lingkungan masih relatif tinggi, seperti diare yang mencapai 1.929 kasus (2005). Hal ini diperparah dengan keterbatasan sarana air bersih yang memenuhi syarat yang berdasarkan data pada tahun 2005 baru sekitar 26,25% masyarakat di Kabupaten Sikka yang dapat mengakses air bersih yang layak. Dari data diatas menunjukan bahwa sebagian besar angka penyakit terjadi karena faktor perilaku dan keterbatasan kemampuan akses terhadap kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusia untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit..Seperti yang diungkapkan oleh Maria F

anak terutama di desa dampingan Plan Program Unit Sikka, sesuai hasil observasi dan wawancara kepada anak-anak maupun orang tua dan guru memberikan nilai yang positif terhadap keberadaan majalah percik junior. Majalah Percik Junior sangat membantu anak-anak untuk latihan membaca dan juga mengembangkan pengetahuan umum serta memicu untuk perubahan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan pribadi. Terutama yang ada di desa terpencil, tutur Egidius Deki, seorang guru di SDN Tubumuri, Desa Loke, Kecamatan Paga, Kabupate Sikka. Egidius menerangkan bahwa untuk penerapan di sekolah mereka tidak dilakukan secara utuh karena ada

Linda, siswi SDI Woloara Dusun Kajubeda Desa Loke,saya sangat senang karena bisa membaca dan mendapat pengalaman dari teman lain dari tulisantulisan di Percik Junior. Selain itu saya juga dapat menambah pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk waktu yang akan datang mekanisme penggunaan majah percik disekolah perlu didiskusikan relevan dengan topik dengan pihak guru sehingga mereka bisa mengintegrasikan beberapa topik yang pelajaran yang ada di SD (oleh: Siprianus Rahas)

Volume II : Lestarikan lingkungan sehat

Halaman 4

DESA SADAR JAMBAN DI KABUPATEN ROTE NDAO


Selamat datang di wilayah 100% Sadar Jamban. Itulah sebaris kalimat yang dapat anda baca ketika memasuki wilayah Desa Inaoe, Kecamatan Rote Selatan, kabupaten Rote Ndao. Desa Inaoe merupakan salah satu desa di wilayah Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT. Seperti layaknya desa-desa lain di Provinsi NTT, Desa Inaoe memiliki iklim tropis dengan musim penghujan yang pendek, yakni antara 3 hingga 4 bulan dengan curah hujan rata-rata 52,25 mm setiap tahunnya. Hal ini tentunya memiliki dampak pada ketersediaan air minum maupun sarana irigasi, apalagi sebagian besar penduduk desa ini adalah petani. Pada akhir tahun 2007, pemerintah Belanda dan SIDA (swedia) membantu pendanaan program Water and Environmental Sanitation (WES) untuk Indonesia bagian timur melalui UNICEF, dimana salah satu kabupaten terpilih adalah Kabupaten Rote Ndao. Untuk tahun pertama (2008) Kabupaten Rote Ndao menetapkan 2 desa sasaran yang penetapannya sesuai dengan kebutuhan, dimana Pokja AML Rote Ndao membuat daftar long list calon desa sasaran (10 desa) yang akan di survey oleh tim teknis menyangkut jumlah jiwa di masing-masing desa, jumlah KK, kemiskinan, cakupan sarana air bersih dan cakupan sanitasi. Berdasarkan data-data tersebut Pokja AMPL kabupaten Rote Ndao membuat daftar desa yang diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan WES Unicef tahun anggaran 2008 sehingga pada akhirnya ditetapkan 2 desa yang akan memperoleh bantuan pada tahun 2008 yaitu desa meoain kecamatan Rote Barat Daya dan desa inaoe kecamatan Rote Selatan. Bulan juni 2008 dibantu tenaga fasilitator Desa Inaoe mulai melakukan kegiatan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat, yaitu: Identifikasi masalah dan analisa situasi, Pertemuan pleno hasil identifikasi masalah dan analisa situasi, Pembentukan Tim Kerja Masyarakat (TKM), pemilihan opsi sarana yang akan dibangun, Pertemuan pleno hasil pemilihan ops), Survey desain sarana yang direncanakan sesuai opsi yang dipilih, Melakukan kegiatan Promosi Kesehatan (PHBS). Tujuan dari program pemerintah yang didukung oleh Unicef di desa Inaoe ini adalah: tersedianya sarana air bersih yang memadai, Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, Meningkatkan inya peningkatan pedoman yang mendorong terjadlingkungan, Mendorong kelestarian

INAOE

peran aktif masyarakat dalam mewujudkan AMPL-BM yang berkelanjutan. Ketika pada awal pelaksanaan program WES Desa Inaoe masih menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan akses sarana sanitasi, karena berdasarkan hasil identifikasi cakupan sarana sanitasi di desa inaoe hanya mencapai 23%. Data ini ini menunjukan realitas bahwa 77% masyarakat desa inaoe masih berperilaku buang hari besar di sembarang tempat seperti di hutan, kebun dan tempat terbuka lainnya. Untuk mengurangi kebiasaan masyarakat yang masih Buang Air Besar (BAB) di sembarang tempat maka dengan pendampingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao dan inisiatif masyakat Desa Inaoe maka Kepala Desa Inaoe, Ferdinan Siokain mengeluarkan Peraturan Desa yang mengatur masyarakat agar tidak BAB sembarangan. Selain itu, peraturan desa tersebut juga mengatur masyarakat untuk menggunakan Jamban tertutup dan apabila melanggar maka akan dikenakan denda sebesar Rp. 25.000,-. Melalui inisiatif masyarakat, ditambah dengan dukungan pihak gereja serta tokoh masyarakat maka saat POKJA AMPL Kabupaten Rote Ndao malakukan monitoring partisipatif di desa tersebut, 100% masyarakat Desa Inaoe dinyatakan sudah menggunakan jamban untuk Buang Air Besar. Sebuah prestasi yang membanggakan dan untuk itu, selayaknya kita mengucapkan selamat bagi masyarakat Desa Inaoe sebagai Desa Sadar Jamban yang pertama di Kabupaten Rote Ndao. (Oleh: Syarlin Latumalea)

AMPL NTT Newsletter

Halaman 5

ALTERNATIF PENGELOLAAN AIR MINUM DI PROVINSI NTT


Pelaku pembangunan air bersih di NTT terdiri dari Pemerintah, Pengusaha, lembaga Donor/ Mitra dan Masyarakat. Keterlibatan stakeholder dalam pembangunan air besih di Provinsi NTT ini sangat dibutuhkan guna terlayani penyediaan prasarana air bersih wilayah di Provinsi NTT dan tercapainya target pembangunan di Provinsi NTT. Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) An Australian Government Initiative sebagai salah satu lembaga donor/ mitra Pemerintah Provinsi NTT dalam mendukung pelayanan air minum di NTT yang rencananya dengan durasi kegiatan 18 bulan. Kegiatan ini akan melibatkan sejumlah Pemda kabupaten/ kota dan PDAM di NTT, dimana dalam pelaksanaannya akan bekerjasama dengan Bappenas, Ditjen Cipta Karya-Dep. PU, BPPSPAM dan instansi terkait lainnya di tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Proyek Tata Kelola Air Minum di NTT sebagai Proyek Percontohan untuk mencapai perbaikan yang berkelanjutan dalam layanan air minum perkotaan. INDI Mendukung beberapa PDAM/ Pemda di NTT dengan memberikan Bantuan Teknis yang cocok untuk mendukung target-target PDAM/ Pemda terkait SPAM. INDI menilai bahwa pengelolaan air Minum di NTT memiliki tingkat pelayanan air bersih kurang memadai (jauh di bawah target nasional dan MDG), tujuan penetapan proyek percontohan ini adalah meningkatkan eksternal partisipasi PDAM,
Lengkap

Menekankan pada rasa kepemilikan Pemda Memiliki pendekatan yang fleksibel Fokus pada lingkungan eskternal dan aspek-aspek
manajemen

Memberikan insentif Memaksimalkan input dan kontribusi dari Pemda dan


PDAM

Bekerja dengan melibatkan masyarakat Melakukan demonstrasi atau proyek percontohan Bekerja erat dengan lembaga pemerintah dan Donor
Harapannya adalah seluruh pemangku kepentingan bekerja bersamasama, mencapai yang lebih untuk hasil baik. dapat oleh atau yang PDAM PDAM.

P e m e r i n t a h Daerah diwakili Bupati Pejabat ditunjuk. direksi

dapat diwakili oleh Masyarakat Perwakilan masyarakat mungkin berbeda di setiap daerah karena biasanya tidak ada kelompok tertentu yang mewakili konstituen PDAM. Masyarakat dapat diwakili oleh Dewan Pengawas; YLKI daerah (jika ada) atau organisasi, tokoh, dsb yang dipilih sendiri oleh masyarakat. IndII diwakili oleh Direktur Air dan Sanitasi (Water and Sanitation). Pihak lainnya adalah Pihak sebagai saksi dalam perumusan kesepakatan (bisa perwakilan Bappeda). Hasil
Tujuan Kinerja PDAM yang lebih baik

kemitraan antara Pemda dan PDAM, menunjukkan pentingnya memperbaiki lingkungan tingkat PDAM dalam mewujudkan kegiatan bisnis yang berkelanjutan, meningkatkan memperbaiki masyarakat, memperbaiki tingkat pelayanan PDAM, kesinambungan bisnis menentukan (beberapa) prioritas utama dari Pemda dan PDAM dan mempersiapkan materi pelajaran dan mengembangkan konsep program yang dapat direplikasikan. Bentuk kerjasama Pelayanan Pemda, yang ditawarkan Masyarakat INDI yang adalah Kontrak Sosial. Pelayanan ini sebagai PDAM, menyetujui bentuk tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki pelayanan PDAM. Menetapkan tujuan dan sasaran jangka menengah. Pendekatan yang diberikan adalah:

yang

ingin adalah

dicapai bantuan Kondisi target

dengan

adanya

pelayanan mampu

Lingkungan Internal

yang lebih baik ini akan


Jalur Reformasi yang Aktual

mencapai

MDG, Meningkatkan daerah cakupan di wilayah perkotaan menjadi 70%, SPAM

Dasar
18

Buruk

Lingkungan Eksternal

Sangat Baik

Mengembangkan

guna meningkatkan cakupan layanan air pipa yang berkualitas, efisien, terjangkau dan berkelanjutan dan Meningkatkan kualitas air permukaan yang akan digunakan sebagai bahan baku air minum. (bersambung ke hal 6)

Membangun kemitraan yang kuat antara para


pemangku kepentingan

Volume II : Lestarikan lingkungan sehat

Halaman 6

Project Pengelolaan Air Minum di Provinsi NTT melalui penerapan Prinsip-Prinsip Kontrak Sosial, sebagai alternatif baru dalam pengelolaan Air bersih di NTT. Proyek ini memberikan pelayanan bukan barang melainkan pengetahuan/ manajemen pengelolaan air bersih dengan kerjasama stakeholder terkait dan membutuhkan kepedulian dan kerjasama dari pemerintah daerah, PDAM dan masyarakat tidak hanya sebatas pada masa proyek percontohan saja tetapi dapat berkelanjutan, guna meminimalkan permasalahan dan mewujudkan pelayanan air bersih yang lebih baik di Provinsi NTT demi kesejahteraan masyarakat Provinsi NTT. (Oleh: Grasia Dwi Handayani, ST)

POJOK INFORMASI
Jenis Sampah
Sampah Basah

ampah merupakan limbah padat atau sisa aktivitas manusia baik organic maupun an organik yang masih memerlukan pengolahan agar tidak menimbulkan masalah terhadap Lingkungan

Sampah Kering
Adalah sampah organik yang lama membusuk dan sampah an organik, meliputi kertas, karton, kardus, besi, kaleng, plastik, botol, dll Sampah jenis ini masih dapat dimanfaatkan atau dijual kembali

Adalah sampah organik yang mudah dikomposkan atau cepat membusuk, meliputi sisa makanan, sisa sayuran, sisa buah-buahan dan lainnya

Sampah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun) Baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll, Kaleng Bekas Cat, Dll

Residu
Adalah sampah yang tidak diperlukan lagi, baik untuk pengomposan maupun sebagai barang lapak, meliputi kulit durian, ranting, bongkol jagung, dll

Bahan-bahan yang dapat digunakan kembali dipakai berulangulang Bagi yang dapat membuat keterampilan, sebaiknya menggunakan sampah kering sebagai bahan bahan baku juga akan menambah nilai ekonomis dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan Sampah yang bernilai jual dapat dijual kepengepul

AMPL NTT Newsletter

Halaman 7

PERTEMUAN NASIONAL AMPL BM HOTEL MERCURE,JAKARTA 02 04 NOVEMBER 2009


Pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan telah berlangsung cukup lama. Telah banyak hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Namun demikian, disadari juga bahwa hasil pembangunan ini masih belum optimal dan perlu ditingkatkan. Salah satu kendala utama yang dihadapi dalam pembangunan AMPL selama ini adalah kurangnya koordinasi diantara pemangku kepentingan, baik diantara sesama instansi pemerintah di daerah, daerahpusat, maupun instnasi pemerintah dengan lembaga non pemerintah, bahkan juga dengan masyarakat. Menyadari hal ini, sejak satu dekade yang lalu telah diperkenalkan konsep Kelompok Kerja (Pokja) AMPL sebagai focal point atau titik temu diantara pemangku kepentingan, bahkan untuk mewadahi unsur non pemerintah saat ini juga telah dibentuk Jejaring AMPL. Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat telah dilaksanakan di daerah Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat di daerah ke depan diharapkan memberikan kontribusi terhadap upaya pemerintah dalam pemenuhan layanan AMPL sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 20102014. Dalam upaya sinergitas program AMPL pertemuan koordinasi nasional AMPL diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Nasional AMPL yang dioganisir melalui Ditjen Bangda Departemen Dalam Negeri . Rakornas diselenggarakan di Hotel Mercure Rekso Jakarta pada tangal 2-4 November 2009 dihadiri oleh 44 peserta dari 15 provinsi dan 12 kabupaten mencakup daerah, dilaksanakan dalam rangka memperoleh gambaran progres pelaksanaan Kebijakan AMPL Berbasis Masyarakat di daerah dan memperoleh gambaran isu dan permasalahan untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat dan daerah. Secara khusus pertemuan ini bertujuan untuk Sasaran dan kebijakanan pembangunan AMPL selama lima tahun mendatang sebagaimana RPJMN 2010-2014. Pokok-pokok hasil pertemuan nasional yang dilakukan ada dua: Pemahaman mengenai kebijakan AMPL dan beberapa pengalaman pembelajaran Program AMPL BM Bahwa pemerintah Indonesia telah menetapkan arah dan kebijakan pembangunan bidang AMPL sebagaimana dituangkan dalam RPJMN dan perlu dijabarkan lebih operasional di daerah Pelaksanaan kebijakan dilaksanakan di daerah melalui beberapa kegiatan utama antara lain; Dukungan terhadap pelaksanaan pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat dari berbagai sumber pembiayaan, Penindaklanjutan Renstra AMPL daerah, Advokasi kepada pengambil kebijakan untuk menempatkan AMPL sebagai program prioritas, pendampingan, Pengembangan fasilitasi pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM di daerah baru (kab/kota), Sosialisasi/ diseminasi AMPL, Penguatan Sistem Pengelolaan data AMPL, Pertemuan koordinasi AMPL secara periodik

Kebutuhan dan dukungan yang diperlukan dalam rangka penguatan daerah dalam pelaksanaan kebijakan antara lain; penyiapa fasilitator, komitmen eksekutif dan legislatif serta pemangku kepentingan lainnya, penguatan kapasitas secara periodik, sistim pengelolaan data dan penajaman strategi pencapaian tujuan pebangunan AMPL nasional dan daerah. (oleh Obbie B. Botoor)

KEBIJAKAN NASIONAL AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT 1. AIR SEBAGAI BENDA SOSIAL DAN BENDA EKONOMI 2. PILIHAN YANG DIINFORMASIKAN SEBAGAI PENDEKATAN TANGGAP KEBUTUHAN 3. PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 4. PENDIDIKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT 5. KEBERPIHAKAN PADA MASYARAKAT MISKIN 6. PERAN PEREMPUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN 7. AKUNTABILITAS PROSES PEMBANGUNAN 8. PERAN PEMERINTAH SEBAGAI FASILITATOR 9. PERAN AKTIF MASYARAKAT 10.PELAYANAN OPTIMAL DAN TEPAT SASARAN 11.PENERAPAN PRINSIP PEMULIHAN BIAYA

Volume II : Lestarikan lingkungan sehat

Halaman 8

Sekilas Koordinasi Jejaring AMPL Prov NTT

oordinasi Jejaring AMPL di Provinsi Nusa Tenggara Timur telah ter-

jalin, dibuktikan dengan adanya pertemuan Pokja AMPL dan Pelaku AMPL di Prov. NTT setiap Bulan dengan penyelenggara yang bergantian oleh Jejaring AMPL (POKJA AMPL-NTT, UNICEF, PLAN International, PU Satker Air Bersih, PAMSIMAS, ACF dan Lainnya yang tergabung dalam Jejaring AMPL) Pada Rapat koordinasi pada tanggal 12 Februari 2010 yang diselenggarakan oleh PU (PAMSIMAS) membahas membahas isu-isu antara lain pola Pendakatan terpadu dan target RPJMD khusus untuk penurunan angka kemiskinan.

Masalah data pembangunan AMPL menjadi prioritas utama sehingga perlu dukungan support dari pusat (nasional) untuk menyusun database dengan cara membangun link dengan kabupaten. Koordinasi masih menjadi issue yang sangat perlu untuk diperhatikan sehingga bisa tercipta suatu sinergitas program Air minum dan penyehatan lingkungan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Perlu adanya kesepakatan tentang Standarisasi project, untuk mengukur kualitas sehingga ada keseragaman antara pelaku program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan dan terkoordinasi dalam pokja AMPLNTT agar tidak terjadi tumpang tindih pada saat implemetasi didaerah. Harapannya Pembangunan AMPL di Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat mengoptimalkan capaian Milenium Development Goals (MDGs) menetapkan target 50% dari penduduk dunia yang belum mendapatkan akses terhadap AMPL pada tahun 2015 harus terlayani dan Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memenuhinya. Pemerintah Daerah Provinsi NusaTenggara Timur mengakomodir kebijakan nasional tersebut kedalam Perda 17/2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT 2009 2013, melalui penetapan indikator capaian Pembangunan AMPL pada tahun 2013, yaitu: jumlah persentase rumah tangga dengan fasilitas air minum sendiri/ perpipaan sebesar 46,98% dan jumlah persentase rumah tangga dengan fasilitas jamban sendiri sebesar 77,83%. mendorong berbagai pemangku kepentingan termasuk masyarakat untuk saling bermitra mendukung pembangunan infrastruktur AMPL di Provinsi Nusa Tenggara Timur. (oleh Obbie B. Botoor)

TIM REDAKSI: Mamun Patty, SH MSi L.Melchias J. Talo Thomas Ramsis Y. Tella David Makuago Johnny Umbu R. A. John M. Subani Jacobus B. Botoor

Sekretariat Pokja AMPL Provinsi NTT Kantor Bappeda Provinsi (Bidang PP. III) Jl. Polisi Militer 2 Kupang Telp/fax. (0380) 833462 832975

SEHATI SESUARA MEMBANGUN NTT BARU

You might also like