You are on page 1of 2

Dari penjelasan singkat diatas dapat dipahami bahwa hadist sebagai sumber hokum islam yang kedua disamping

al Quran punya kelemahan. Kelemahan itu tersebab karena sejarah pembukuannya berbeda dengan al-Quran. Al-Quran semenjak diturunkan Allah langsung dihapal oleh Nabi dan sahabat - sahabatnya . Tepatnya usaha penulisan hadist secara resmi baru dimulai sekitar pada tahun 100 Hijriyah yaitu pada masa pemerintahan Umar Abdul Aziz, kholifah ke delapan dari bani Umaiyah. Kalangan ahli hadist telah melakukan penelitian yang seksama tentang hadist. Ada (hasil penelitian itu) yang membuahkan keyakinan dan ada pula yang melahirkan sangkaan sangkaan (dugaan kuat) saja. Dalam menjelaskan hubungan yakin dan sangkaan sangkaan suatu hadist, para ulama Hadist memberi nama dengan Mutawatir dan Ahad. Hadist Mutawatir yaitu hadist yang diriwayatkan oleh orang banyak yang menurut akal, mustahil mereka bersepakat berbohong. Hadist Mutawatir ini bernilai yakin bahwa ia dating dari Rasullullah SAW. Untuk menentukan suatu hadist menempati derajat Mutawatir para ulama hadist menetapkan tiga syarat yang perlu dipenuhi yaitu: a) Pewartaan oleh para rawi harus berdasarkan tanggapan panca indra. b) Jumlah para rawi harus mencapai suatu ketentuan yang tidak memungkinkan mereka bersepakat untuk berbohong. c) Adanya keseimbangan jumlah antara para rawi dilapisan (thabaqot)pertama dengan para rawi dalam lapisan berikutnya. Hadist ahad adalah hadist hadist yang tidak memenuhi syarat syarat hadist mutawatir. Jumlah para rawi dalam lapisan (thabaqat), kedua dan ketiga dan seterusnya pada hadist ahad mungkin terdiri dari tiga orang atau lebih, dua orang atau seorang. Para ulama ( ahli Hadist ) memberika nama tertentu bagi hadistt, karena hanya sedikit para rawi yang berada pada tiap lapisan. Kedudukan sunnah sebagai sumber asasi dan sebagai sumber hokum Islam yang kedua setelah alQuran, adalah karena ia berfungsi sebagai penafsir dan pedoman pelaksanaan otentik terhadap alQuran.sebab itu sunnah sebagai sumber hokum, kadang-kadang membawa hokum yang tidak disebut oleh al-Quran, tetapi dari segi lain sunnah tidak berdiri sendiri , sebab sifat perikatannya terhadap alQuran pada hakekatnyasumber sunnah adalah nash disamping al-Quran. Allah berfirman, Artinya: Demii Tuhanmu (Muhammad) mereka pada hakekatnya tidak beriman sehingga mereka menjadikan engkau hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mererka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap keputusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya (Q.S;4:65). Apabila sunnah atau hadist tidak diakui sebagai sumber hokum Islam yang kedua dan segala fungsinya terhadap al-Quran, maka umat Islam akan kesulitan dalam memahami dan melaksanakan perintah / tuntutan dalam al-Quran, seperti cara melaksanakan shalat, puasa, zakat, haji, karena cara-cara

pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut memerlukan penjelasan dan contoh (praktek) melaksanakan ibadah tersebut.

You might also like