You are on page 1of 8

Rekayasa Sipil Volume V, Nomor 1, April 2009

ISSN : 1858-3695

MODIFIKASI PERSAMAAN HIDROGRAF SATUAN SINTETIS METODA SCS DIMENSIONLESS TERHADAP HIDROGRAF SATUAN OBSERVASI DAS CILIWUNG HULU
Oleh Takdir Alamsyah Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Kampus Limau Manis Padang ABSTRACT Flood and dryness in a region watershed happened because of a climate phenomenon, that is rainfall distribution tend to happened in a brief with high intensity, or drought period happened longer than normal. Generally the cause of flood is the existence of input of rainfall and watershed system. Rainfall covers rain factor of stress intensity, duration rainfall duration and distribution of rain, while system watershed covers topography factor, soil type, land use and system transfer of rain in watershed..Approximation of flooding debit which based on torrential rains can be classified in three ways that is, by the way of empiric formula, by the way of statistic or probability and by the way of unit hydrographer. Rainfall and discharge are important thing in getting hydrographer set of observation and theoretical. The Rainfall that applied is the effective precipitation which calculation is using index method. Whereas direct overflow ( direct run off) in earning by the way of segregation of total run off with base flow applies one of three method that is method Straight Line. Hydrographer ordinates set of observation is gotten by dividing direct overflow ordinate with effective rain. Synthetic unit hydrograph is an unit hydrograph that resulted from watershed characteristic, The modification of unit hydrograph SCS Dimensionless apply to concentration curve (climb curve) and resession curve (recession curve), with observation of unit hydrograph optimated to Ciliwung Hulu watershed based on characteristic . Key word : unit hydrograph, discharge, SCS Dimensionless

PENDAHULUAN Terjadinya perubahan penggunaan lahan dari vegetasi (vegetated land) menjadi non vegetasi (non vegetated land) pada suatu daerah pengaliran sungai cenderung

hujan dan distribusi hujan, sedangkan sistem DAS meliputi faktor topografi, jenis tanah, penggunaan lahan dan sistem transfer hujan dalam DAS. Tingginya frekuensi hujan dengan jumlah yang besar dalam waktu relatif singkat di musim penghujan yang di sertai perubahan penggunaan lahan menuju makin luasnya pemukaan kedap (impermeable) menyebabkan hanya sebagian kecil curah hujan yang dapat diserap dan ditampung oleh tanah melalui intersepsi maupun infiltrasi sebagai cadangan air di musim kemarau. Dampaknya air hujan yang di transfer menjadi aliran permukaan meningkat, sehingga terjadi banjir dengan besaran (magnitude) yang makin meningkat. Kondisi ini akan diperburuk apabila periode banjir dapat tanah sudah dalam keadaan jenuh akibat hujan sebelumnya. Banjir terjadi saat debit aliran sungai menjadi sangat tinggi, sehingga

meningkat intensitasnya menurut ruang dan waktu. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari aktivitas pembangunan dan laju

pertumbuhan penduduk yang tinggi. Adanya peningkatan intensitas perubahan alih fungsi lahan tersebut, tentunya membawa pengaruh negatif terhadap kondisi hidrologis daerah aliran sungai di antaranya

meningkatnya debit puncak, fluktuasi debit antar musim, koefisien aliran permukaan, serta banjir dan kekeringan. Secara umum penyebab dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu: masukan (hujan) dan sistem DAS. Masukan (hujan) meliputi faktor intensitas hujan, lama

melampaui kapasitas daya tampung sungai.

38

Rekayasa Sipil Volume V, Nomor 1, April 2009


Akibatnya bagian air yang tidak tertampung melimpas melampaui badan/bibir/tanggul

ISSN : 1858-3695 Megamendung, Sukaraja dan Kota Bogor. Secara geografis DAS Ciliwung Hulu terletak pada 6o 35 LS s/d 6o 49 LS dan 106o 49 BT s/d 107o 00 BT.

sungai dan pada akhirnya akan menggenangi daerah sekitar aliran yang lebih rendah. Untuk memperkirakan cara debit banjir dapat

menggunakan

probabilitas

(statistik),

Penentuan batas Wilayah Ciliwung Bagian Hulu didasarkan pada bentang alam dan administrasi seperti di jelaskan pada uraian

rumus empiris dan hidrograf satuan. Perkiraan banjir dengan hidrograf satuan merupakan suatu cara untuk memperoleh hidrograf limpasan permukaan dari curah hujan. Hidrograf banjir merupakan penggambaran dari perubahan karakteritik pada suatu daerah pengaliran sungai. Hidrograf satuan dapat digunakan untuk menentukan perubahan aliran disungai (debit) dengan input hujan pada waktu tertentu.

berikut : Luas DAS Ciliwung Bagian Hulu adalah 14.876 ha terbagi kedalam 4(empat) Sub DAS yaitu: 1. Sub DAS Ciesek seluas 2.452,78 ha 2. Sub DAS Hulu Ciliwung, 4.593,03 ha 3. Sub DAS Cibogo Cisarua, 4.110,34 ha 4. Sub DAS Ciseuseupan Cisukabirus seluas 3.719,85 ha

Tabel 1 Sub DAS Ciliwung Hulu Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah
KECAMA TAN CIES EK SUB DAS CILIWU CIBOG NG O HULU CISAR UA CISEU SEUPA N CISUK ABIRU S 1261 0 1868 TOTAL

menentukan hidrograf satuan dan memodifikasi persamaan hidrograf satuan sintetik SCS
Ciawi Cisarua Mega mendung Sukaraja Kota Bogor 0 233,8 2219 0 3740 835,1 83,76 2962 1064,1

1344,78 6936,23 6004,68

Dimensionless

berdasarkan

karakterisitik

daerah pengaliran sungai Ciliwung Hulu. Tujuan dari penulisan ini adalah: 1. Menghitung hidrograf satuan observasi

0 0

0 0

0 0

221,5 368,8

221,47 368,84

berdasarkan data debit dan data curah hujan jam-jaman. 2. Memodifikasi hidrograf satuan sintetik Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa DAS Ciliwung bagian hulu mempunyai curah hujan rata-rata sebesar 2929 - 4956 mm/tahun. Perbedaan bulan basah dan kering sangat menyolok yaitu 10,9 bulan basah per tahun dan hanya 0,6 bulan kering per tahun. Tipe iklim DAS Ciliwung Bagian Hulu menurut sistem klasifikasi Smith dan Ferguson (1951) yang didasarkan pada besarnya curah hujan, yaitu bulan basah (>200 mm) dan bulan kering (<100 mm ) adalah termasuk kedalam Type A.

metoda SCS Dimensionless pada daerah pengaliran Ciliwung Hulu dan hasilnya dibandingkan observasi. Gambaran Wilayah DAS Ciliwung Hulu dimulai dari Bendung Katulampa sampai kearah selatan Gunung Pongrango yang secara administratif berada di Kabupaten Bogor. DAS Ciliwung Hulu berada dalam Kecamatan Ciawi, Cisarua, dengan hidrograf satuan

39

Rekayasa Sipil Volume V, Nomor 1, April 2009

ISSN : 1858-3695

i Hujan efektif Black box T t

Q Limpasan Langsung

Gambar 2 Teori klasik hidrograf satuan Inputnya berupa merata, yaitu hujan dengan intensitas konstan sebesar i dan durasi T yang Gambar 1 Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu terbagi rata diatas watershed. Jadi yang dimaksud hidrograf satuan suatu watershed adalah Hidrograf Hidrograf adalah diagram yang suatu limpasan langsung yang

diakibatkan oleh suatu satuan volume hujan efektif, yang terbagi rata dalam waktu dan ruang. Hidrograf satuan menunjukan bagaimana hujan efektif limpasan tersebut ditranformasikan di pelepasan menjadi (outlet) langsung

menggambarkan variasi debit atau permukaan air menurut waktu. Kurva tersebut memberikan gambaran mengenai berbagai kondisi yang ada didaerah tersebut. Kalau karakteristik daerah aliran itu berubah maka bentuk hidrograf juga akan mengalami perubahan. Kegunaan utama hidrograf satuan adalah untuk menganalisis proyek-proyek pengendalian banjir. Faktor utama untuk menentukan bentuk hidrograf adalah karakteritik DAS dan iklim. Unsur iklim yang perlu diketahui adalah jumlah curah hujan total, intensitas hujan, lama waktu hujan, penyebaran hujan dan suhu.

watershed. Trasformasi itu disertai anggapan berlakunya proses linear. Hidrograf satuan mempunyai sifat khusus untuk suatu

watershed, yang menunjukan adanya efek terpadu sifat dan bentuk permukaan watershed terhadap penelusuran (routing) hujan lewat daerah tangkapannya. Prinsip untuk : 1. memperkirakan banjir perencanaan (design hidrograf satuan dapat diterapkan

Teori

klasik

hidrograf

satuan

(unit

flood). 2. mengisi data banjir yang hilang 3. memperkirakan banjir jangka pendek yang didasarkan atas curah hujan yang tercatat (recorded rainfall).

hydrograph) yang pertama kali diperkenalkan oleh L.K SHERMAN, berasal dari hubungan antara hujan efektif dengan limpasan langsung. Hubungan tersebut merupakan salah satu komponen model watershed yang umum. Teori hidrograf satuan merupakan penerapan

Tujuan hidrograf satuan adalah mencari hubungan antara limpasan permukaan dan hujan sebagai penyebabnya (walaupun sudah jelas terlihat bahwa kualitas dan intensitas hujan mempunyai pengaruh langsung terhadap

pertama teori sitem linear dalam hidrologi. Watershednya dipandang sebagai blac box dan sistemnya ditandai oleh tanggapan (response) Q terhadap input tertentu (Gambar 2).

40

Rekayasa Sipil Volume V, Nomor 1, April 2009


hidrograf, maka dengan hidrograf satuan dapat dijelaskan bagaimana hubungannya, berapa besar pengaruh hujan efektif terhadap limpasan permukaan). Untuk hidrograf satuan sintetik data yang dperlukan adalah karakteristik suatu daerah aliran sungai, yang meliputi panjang sungai, luas DAS, kemiringan lahan, tata guna lahan dsb. Untuk menurunkan hidrograf satuan

ISSN : 1858-3695 Tabel 2 Hubungan antara t/tpeak dan Q/Qpeak t/tpeak Qt/Qpeak t/tpeak Qt/Qpeak
0.000 0.250 0.500 0.750 1.000 1.250 1.500 1.750 2.000 2.250 2.500 0.000 0.120 0.430 0.830 1.000 0.880 0.660 0.450 0.320 0.220 0.150 2.750 3.000 3.250 3.500 3.750 4.000 4.250 4.500 4.750 5.000 0.105 0.075 0.053 0.036 0.026 0.018 0.012 0.009 0.006 0.004

diperlukan rekaman data limpasan dan data hujan, pada hal sering kita jumpai ada

beberapa watershed tidak memiliki sama sekali catatan limpasan. Dalam kasus ini limpasan diturunkan berdasarkan data-data dari sungai pada watershed yang sama atau watershed terdekat yang mempunyai karakteristik sama. Hasil dari penurunan hidrograf satuan ini dinamakan hidrograf satuan sintesis. Salah satunya metoda SCS Dimensionless.

1.20 1.00 0.80

Qt/Qpeak

0.60 0.40 0.20 0.00 0.00

1.00

2.00 t/tpeak

3.00

4.00

5.00

Gambar 3 Hubungan antara t/tpeak dan Q/Qpeak Hidrograf Satuan Sintetis Metode SCS METODE PENELITIAN hidrograf adalah Pengumpulan Data Untuk data curah hujan yang dibutuhkan adalah curah hujan jam-jam begitu juga dengan data debit. Data hidrologi yang perlu dikumpulkan serta kegunaannya adalah sebagai berikut: Data curah hujan Data curah hujan yang dibutuhkan adalah curah hujan jam-jaman yang nantinya dijadikan kedalam bentuk curah hujan wilayah. Pengumpulan data debit sungai Data debit Yang di butuhkan adalah data
Q peak 0.278 x A x Pefektif t peak

Dimensionless SCS dimensionless

hidrograf sintetik dimana debitnya dinyatakan sebagai nisbah debit q terhadap debit puncak qp dan waktu dalam nisbah waktu t terhadap waktu naik dari hidrograf satuan Tp. Jika debit puncak dan waktu kelambatan dari suatu durasi hujan efektif diketahui, maka hidrograf satuan dapat diestimasi dari hidrograf satuan sintetis SCS Dimensionless untuk suatu DAS. Pada gambar 3 terlihat hubungan antara t/tpeak dan Q/Qpeak.
t peak t p 0.5 t r

debit jam-jaman. Data yang di dapat dilapangan adalah data tinggi muka air yang yang sudah dijadikan dalam bentuk debit berdasarkan kurva dan persamaan yang didapat.

41

Rekayasa Sipil Volume V, Nomor 1, April 2009


Pengumpulan data tata guna lahan Pengumpulan data tata, guna lahan

ISSN : 1858-3695 Analisa data lanjutan terdiri dari beberapa tahap yaitu: Hidrograf satuan observasi Hidrograf satuan observasi pada penelitian ini dihitung berdasarkan data-data hasil pengamatan pada DAS yang diteliti, untuk mendapatkan berbagai hidrograf dapat satuan dengan durasi menggunakan

diperlukan untuk menentukan karakteristik dari suatu DAS yang diteliti. Adapun datadata yang harus diketahui adalah luas DAS, koefisien pengaliran, panjang sungai, dan lain sebagainya. Analisa Data Awal Berdasarkan data-data yang berhasil

metode S-Curve. Hidrograf Satuan Sintetik Hidrograf satuan sintetik dapat dihitung berdasarkan data-data karakterislik DAS yang telah ditentukan sebelumnya. Pada penelitian ini hidrograf satuan sintetik

dikumpulkan dalam penelitian ini, selanjutnya dilakukan analisa awal dari data-data tersebut. Analisa data awal ini dari beberapa bagian, yaitu: penentuan besarnya curah hujan wilayah, runoff dengan baseflow, dan penentuan karakteristik lahan. Analisa data awal terdiri dari beberapa tahap, yaitu.: Curah hujan wilayah, Untuk mendapatkan curah hujan wilayah, dilakukan analisa data curah dengan

dihitung dengan menggunakan metode SCS Dimensionless. HASIL Hidrograf satuan sintetik SCS Dimensionless setelah modifikasi untuk DAS Cilwung Hulu adalah Untuk sisi naik : y = -3.114x + 2.420x + 2.396x - 0.702x Untuk sisi turun y =-0.008x6+0.119x5-0.700x4+1.865x3-1.773x2 1.195x +2.630
4 3 2

dengan menggunakan poligon Thiessen seperti yang dijelaskan pada bagian tinjauan pustaka. Pemisahan Runoff dengan baseflow Pemisahan runoff dengan baseflow

menggunakan straight line method. Infiltrasi dan curah hujan efektif Curah hujan efektif diperoleh dengan cara menentukan besarnya infiltrasi yang terjadi pada lokasi DAS yang akan diteliti dengan menggunakan metode phi indeks,. Analisa Data Lanjutan Dari hasil analisa data awal, selanjutnya akan dilakukan analisa data lanjutan untuk menentukan nilai ordinat hidrograf yang dihitung adalah hidrograf satuan satuan Dari persamaan diatas didapat didapat

hubungan antara t/tpeak dengan Qt/Qpeak Modifikasi

dengan beberapa metode. Hidrograf satuan Gambar 4 Hidrograf satuan SCS Dimensionless Modifikasi observasi dan hidrograf satuan sintetik.

42

Rekayasa Sipil Volume V, Nomor 1, April 2009


Tabel 3. Hubungan antara t/tpeak dan /Qpeak, Setelah Modifikasi t/tpeak
0.000 0.250 0.500 0.750 1.000 1.250 1.500 1.750 2.000 2.250 2.500

ISSN : 1858-3695 PEMBAHASAN Perhitungan Curah Hujan Wilayah

Qt/Qpeak
0.000 0.000 0.356 0.857 1.000 0.633 0.414 0.269 0.180 0.127 0.092

t/tpeak
2.750 3.000 3.250 3.500 3.750 4.000 4.250 4.500 4.750 5.000

Qt/Qpeak
0.065 0.039 0.015 0.000 0.000 0.021 0.060 0.102 0.105 0.000

Untuk data Curah hujan jam-jaman data yang ada di dapat pada pos pengamatan hujan Gadog, Gunung Mas, Citeko, Cilember dan

Tugu Utara (Gambar 6)

Gun ung Mas

Gambar 6 Poligon Thiesen Untuk Curah Hujan Wilayah DAS Ciliwung Hulu Tabel 6 Curah Hujan dan Debit DAS Gambar 5.Perbandingan Hidrograf Satuan Observasi dan Hidrograf Satuan Sintetik SCS Dimensionless, dan SCS Modifikasi
14 JANUARI 2006 Tang Gal Jam Pos Gu Nung Mas 1 10 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pos Cite Ko 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pos Ga Dog 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 Pos Ci Lem Ber 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pos Tugu Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Debit 3 (M /S) 6.15 6.15 6.71 8.56 12.27 17.81 21.05 21.05 18.86 14.89 12.68 11.46 10.69 9.95 8.90 8.56 8.56 7.91 7.60 7.29 7.00 6.71 6.15 6.15

16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00

Tabel 4 Koefisien Korelasi Hasil Optimasi


No Hidrograf Satuan SCS Dimensionless 32 46 Koefisien Korelasi Kurva Naik (%) Kurva Turun (%)

1.00 2.00 3.00

Tabel 5 Rasio Descrapancy Hasil Optimasi


Descrapancy Qp Tp Tb
15 JANUARI 2006

4.00 5.00

N o 1

Hidrograf Satuan SCS Dimensionl ess

Rasio
Juml ah

Rata Rata

6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00

0.9 92

0.8 57

0.9 58

2.80 7

0.9 36

43

Rekayasa Sipil Volume V, Nomor 1, April 2009


Hidrograf Satuan Observasi Tabel 7 Curah Hujan Efektif dan Limpasan Langsung
t (jam) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Ch Efektif (mm) 0.000 1.848 0.706 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Limpasan Langsung (m3/s) 0.000 0.000 0.559 2.413 6.123 11.664 14.907 14.907 12.709 8.740 6.538 5.317 4.543 3.802 2.749 2.413 2.413 1.765 1.452 1.147 0.849 0.559 0.000 0.000

ISSN : 1858-3695 Tabel 8 Hidrograf Satuan Observasi


t (jam) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Ch Efektif (mm) 0.000 1.848 0.706 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Hidrograf Satuan Observasi (m3/s)/mm 0.00 0.00 0.22 0.94 2.40 4.57 5.83 5.83 4.97 3.421 2.559 2.081 1.778 1.488 1.076 0.945 0.945 0.691 0.568 0.449 0.332 0.219 0.000 0.000

Modifikasi Hidrograf Satuan Sintetik SCS Dimensionless

Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya pada DAS Ciliwung Hulu didapat persamaan hubungan antara t/tpeak dengan Q/Qpeak. Sisi Naik : Dengan trendline didapat persamaan : Gambar 7 Curah Hujan Efektif dan Limpasan Langsung y = -2.3467x4 + 2.4533x3 + 0.7067x2 + 0.1867x 3E-12 dimana t/tpeak = x, dan Q/Qpeak = y. Sisi Turun : y = -0.009x6 + 0.1718x5 - 1.3166x4 + 5.0888x3 10.158x2 + 9.153x - 1.9226

Gambar 8 Hidrograf Satuan Observasi

44

Rekayasa Sipil Volume V, Nomor 1, April 2009


Supaya hasil hidrograf satuan sintetik DAFTAR PUSTAKA

ISSN : 1858-3695

mendekati hasil hidrograf satuan maka harus dicari persamaan hubungan t/tpeak dengan Q/Qpeak yang baru. Dengan optimasi menggunakan solver didapat persamaan SIMPULAN Dari uraian yang disampaikan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Optimasi dan modifikasi daerah metode SCS sungai Asdak, Chay.2002. Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Badient, Philip B.Huber,Wayne C, 1992 Hydrology and Floodplain Analysis Chow,V.T, Maiment, D.R, Mays, L.W. , Applied Hydrology (1998), McGraw-Hill Das,Ghanshyam.,2002, Hidrologi and Soil

Dimensionless

pengaliran

Conservation Engineering, Prentice Hall of India. Soemanto, Erlangga. Subarkah,Imam. Hidrologi Untuk Perencanaan dan Bangunan Air , Idea Dharma Suripin, Sistem Drainase Perkotaan yang C.D.,1995, Hidrologi Teknik,

Ciliwung Hulu dilakukan pada sisi naik kurva (lengkung konsentrasi) dan sisi turun kurva (lengkung resesi) . Koefisien korelasi untuk lengkung lengkung konsentrasi resesi 46%. adalah 32% dan rasio Rata-rata

descrapancy 0,936 SARAN Untuk mendapatkan hasil akurat, sebaiknya penelitian dilakukan pada sub DAS, dimana tiap-tiap sub DAS harus terdapat pos pengamat tinggi muka air jam-jaman dan beberapa pos pengamat hujan hujan otomatis. Dari data hujan jam-jam yang ada, pada waktu yang bersamaan ada pos hujan yang tidak terjadi hujan sementara pos hujan yang lainnya terjadi hujan. Hal ini akan mempengaruhi hasil

Berkelanjutan. Andi Yogyakarta Wilson E.M. Marzuki, 1993, Asnawi. Hidrologi Teknik , Erlangga

penelitian, dimana pos hujan yang ada hujan akan di sebarkan pada daerah pengaliran sungai yang tidak ada terjadi hujan. Apalagi luas daerah pengaliran sungai terlalu besar, dimana hasil yang didapat tidak seakurat untuk luas daerah pengaliran yang kecil.

45

You might also like