You are on page 1of 15

MOUSE DEER AND CROCODILE

One day, Mouse Deer went down to the river to take a drink. But he knew that
the crocodile might be waiting underwater to eat him, so he said out loud. I wonder if
the waters warm. Ill put in my leg and find out. Of course Mouse Deer didnt put in
his leg. He picked up a stick instead and put one end into the water. Chomp!
Crocodile grabbed the stick and pulled it underwater. Mouse Deer laughed. Ha
haha Stupid crocodile! Cant you tell the difference between a stick and a leg?
Then Mouse Deer ran off to drink somewhere else.
In the next day, Mouse Deer wanted to cross the river. He wanted to eat the fruits
on the other side of the river. He saw a floating log in the river. He knew that Crocodile
looked like a log when he floated. Mouse Deer didnt want to be eaten by Crocodile
when he crosses the river. He had an idea. He called out loud, Crocodile! Crocodile
rose from the water, Hello, Mouse Deer. Have you come to be my lunch? Mouse Deer
smiled. Sorry, not today, Crocodile. I have orders from the King. He wants to invite all
the crocodiles in this river to a party. He wants me to count all the crocodiles so he could
prepare enough meal for you.
Really? Tell us what to do, said Crocodile. You must line up from this side
of the river to the other side, said Mouse Deer. Crocodile then got all his friends and
family. They lined up across the river. Mouse Deer then jumped onto Crocodiles back.
One, he counted. He jumped onto the next crocodile, Two. And the next crocodile,
Three. Mouse Deer kept jumping until he arrived on the other side of the river. How
many are there? asked Crocodile. Just enough, said Mouse Deer. He laughed as he
ran to the forest.*



KANCIL DAN BUAYA


Suatu hari, Kancil pergi ke sungai untuk minum. Tapi ia tahu bahwa buaya
mungkin menunggu didalam air untuk memakannya, jadi dia berteriak keras-keras.
Aku ingin tahu apakah air hangat. Aku akan memasukkan kaki saya ke dalam air dan
mencari tahu. Tentu saja Kancil memasukkan kakinya. Dia mengambil tongkat dan
memasukkan satu ujung ke dalam air. Chomp ! Buaya menyambar tongkat dan
menariknya ke bawah air. Kancil tertawa. Ha ha ha buaya bodoh! Tidak
bisakah membedakan antara tongkat dan kaki? Lalu Kancil lari untuk minum di tempat
lain.
Pada hari berikutnya, Kancil ingin menyeberang sungai. Dia ingin makan buah-
buahan di sisi lain sungai. Dia melihat batang kayu mengambang di sungai. Dia tahu
bahwa Buaya tampak seperti kayu mengambang ketika ia mengambang. Kancil tidak
mau dimakan oleh buaya ketika ia melintasi sungai. Dia punya ide. Ia berseru keras,
Buaya! Buaya terangkat dari air, Halo, Kancil. Apakah kamu datang untuk menjadi
makan siang saya? Kancil tersenyum. Maaf, tidak hari ini, Buaya. Saya mendapat
perintah dari Raja. Dia ingin mengajak seluruh buaya di sungai ini ke pesta. Dia ingin
aku menghitung semua buaya sehingga ia bisa mempersiapkan cukup makanan untuk
kamu.
Sungguh? Beritahu kami apa yang harus dilakukan, kata Buaya. kamu
harus berbaris dari sisi sungai ke sisi lain, kata Kancil. Buaya kemudian memanggil
semua teman-temannya dan keluarganya. Mereka berbaris di seberang sungai. Kancil
lalu melompat ke punggung buaya. Satu, ia menghitung. Dia melompat ke buaya
berikutnya, Dua. Dan buaya berikutnya, Tiga. Kancil terus melompat sampai ia tiba
di sisi lain sungai. Berapa banyak? Tanya Buaya. Cukup, kata Kancil. Dia tertawa
sambil berlari ke hutan. *










An Untruthful Elephant

In a country, lived a pair of elephants who love each other. They were Shawn and
Honey. They had been living together since 2 years ago and had two children. Their first
child was Andy and their second child was Danny. Danny was the elephant that often
lied and he was always scolded by his parents because of the lies that he often did.

While their older child, Andy was an elephant who was very honest and made the
parents were so proud. However, although his parents were proud of him, he was not
arrogant, so all the elephants liked him. All those conditions made Danny jealous and
did not like his brother. But, he had not made him changed and he became more and
more lying frequently. He was never to be deterrent even though often punished by his
parents.

Meanwhile, his brother, Andy was never bored and stopped to advise him. However, all
of the advice and the punishment he received was never made him wary. A lie that often
done by him was screaming near the river so that someone else thinks he was drowning.
In fact, he only intended to pretend and lied.

One day, he wanted to drink the water in the river which was deep enough. Because he
was so thirsty, he did not pay attention to the depth of the river and immediately stuck
his trunk into the water. The surfaces that were near the river were so slippery but he did
not pay attention. Suddenly, Danny slipped and he plunged into the river. There was no
elephant that was near river because they were all in the pasture which was far enough
away from the river. He then yelled very loudly and asked for help to all the elephants.

The elephants heard it, but he often lied, so that the elephants on the pasture ignored his
scream. In fact, his parents did not pay attention because they thought he was lying.
However, his brother was curious and wanted to see whether Danny was lying or not.
When the brother reached the river, he saw that Danny was not lying and Danny almost
drowned.

Andy immediately saved Danny and took him out on the pasture to be treated. The
elephants in the meadow shocked and immediately huddled beside him. A few minutes
later, he woke up and he promised never to lie again.


Artinya :

Gajah Yang Tidak Jujur

Di sebuah negeri, hiduplah sepasang gajah yang saling mencintai. Mereka bernama
Shawn dan Honey. Mereka telah hidup bersama sejak 2 tahun yang lalu dan sekarang
telah mempunyai dua ekor anak gajah. Anak pertama mereka adalah Andy dan anak
kedua mereka adalah Danny. Danny adalah gajah yang sering berbohong dan ia selalu
dimarahi oleh orang tuanya karena kebohongan-kebohongan yang sering ia lakukan.

Sedangkan anak pertama mereka, Andy merupakan seekor gajah yang sangat jujur dan
sangat dibanggakan oleh orang tuanya. Namun, meski ia dibanggakan oleh orang
tuanya, ia tidak sombong sehingga semua gajah semakin menyukai Andy. Semua
kondisi tersebut membuat Danny iri dan tidak menyukai kakaknya. Sikap iri yang ia
miliki tidak membuatnya berubah dan ia menjadi semakin sering berbohong. Ia tidak
pernah jera meskipun sering dihukum oleh orang tuanya.

Sementara itu, kakaknya, Andy tidak pernah bosan dan berhenti untuk menasehatinya.
Namun, semua nasihat dan hukuman yang ia terima tidak pernah membuat dirinya jera.
Salah satu kebohongan yang sering dilakukan olehnya adalah berteriak-teriak di dekat
sungai agar orang lain mengira dirinya tenggelam. Padahal, ia hanya berpura-pura dan
bermaksud berbohong.

Pada suatu hari, ia ingin minum air yang ada di sungai yang cukup dalam. Karena begitu
haus, ia tidak memperhatikan kedalaman sungai tersebut dan langsung menjulurkan
belalainya ke dalam air. Permukaan yang ada di dekat sungai begitu licin namun ia tidak
memperdulikannya. Tiba-tiba, Danny terpeleset dan ia tercebur ke dalam sungai. Tidak
ada satu ekorpun gajah yang berada di dekat sungai karena mereka semua sedang berada
di padang rumput yang cukup jauh dari sungai tersebut. Ia kemudian berteriak dengan
sangat keras dan meminta tolong kepada semua gajah.

Para gajah mendengarnya, namun karena ia sering berbohong, maka gajah-gajah yang
sedang berada di padang rumput tidak memperdulikannya. Bahkan, orang tuanya tidak
memperdulikannya karena mengira ia sedang berbohong. Namun, kakaknya penasaran
dan ingin melihat apakah danny berbohong atau tidak. Ketika sampai di sungai, ternyata
Danny tidak berbohong dan ia hampir mati tenggelam.

Andy segera menyelamatkan Danny dan membawanya ke padang rumput untuk diobati.
Para gajah yang ada di padang rumput terkejut dan segera berkerumun di samping
danny. Beberapa menit kemudian, ia tersadar dan ia berjanji tidak akan berbohong lagi.


The Arrogant Tree

In a forest, there is a tree that was so big and so beautiful. However, the trees were so
arrogant because not all of the animals were allowed to stay on a branch and perch that
he had. One day, there was a beautiful white bird that wanted to perch on her branch.
The bird asked, "Could I stay on your branch?" The tree replied "Of course you can,
because you are a very pretty bird". The beautiful bird perched on a branch and then
stayed for a long time on the tree.

On the next week, the tree saw a sick rabbit with the falling out of hair. The rabbit was
so exhausted from walking because he wanted to meet the physicians in the forest edge.
He saw the rabbit and he knew that the rabbit was being sick because the face was pale
and the hair was falling out. However, he was reluctant to offer a help to the rabbit
because he was disgusted with the disease.

Because of so tired, the rabbit asked permission from him to take the shelter and a rest
for a moment near his roots. However, he did not allow it for fear of contracting the
disease of the rabbit. He snapped the rabbit and told him to get out and went away from
him. The rabbit continued to beg in order to have a rest even though only a few minutes.
He still did not allow the rabbits and even getting snapped.

The rabbit felt so humiliated and prayed to God that purpose to the punishment for the
tree in accordance with his behavior. When the rabbit prayed, he was laughing and said
that the rabbits did the silly things.

Rabbit prayer was granted by God and the beautiful tree immediately attacked
caterpillars. Gradually, the leaves which were owned by the tree were falling out and the
flowers withered. He was not the beautiful tree anymore and just being a rod that would
die soon. After being withered, he continued to pray to God and being so kind to others.
He has repented and promised not to repeat the cavalier attitude that he had before.
Then, God forgave him and sent the golden woodpecker to eat the caterpillars which
were present throughout the body. After cleaning the caterpillars on his body, the tree
turned back into a very beautiful tree.

He kept his promise for not bragging and keeping to help others. Currently, he was liked
by all the residents of the forest and he lived happily.

Artinya :

Pohon yang Sombong

Di sebuah hutan, terdapat sebuah pohon yang begitu besar dan indah. Namun, pohon
tersebut begitu sombong karena tidak semua hewan ia perbolehkan hinggap dan tinggal
di dahan yang ia miliki. Suatu hari, ada seekor burung jarak berwarna putih dan indah
ingin hinggap di ranting miliknya. Buruk jalak tersebut bertanya, bolehkah aku hingga
di rantingmu? sang pohon menjawab tentu saja boleh karena kau adalah burung yang
sangat cantik. Burung jalak kemudian hinggap di dahan dan tinggal dalam waktu yang
lama di pohon tersebut.

Minggu berikutnya, sang pohon melihat seekor kelinci yang sakit dan rambutnya banyak
yang rontok. Kelinci tersebut kelelahan karena berjalan cukup jauh untuk menemui tabib
yang ada di pinggir hutan. Ia melihat kelinci tersebut dan mengetahui bahwa sang
kelinci nampaknya sedang sakit karena wajahnya yang pucat serta bulunya yang rontok.
Namun, ia merasa enggan untuk menawarkan bantuan kepada kelinci karena ia merasa
jijik terhadap penyakit kelinci tersebut.

Karena begitu lelah, sang kelinci meminta izin kepada dirinya untuk berteduh dan
beristirahat sejenak di dekat akarnya. Namun, ia tidak mengizinkannya karena takut
tertular penyakit sang kelinci. Ia membentak kelinci tersebut dan menyuruhnya agar
segera pergi serta menjauh darinya. Kelinci tersebut terus memohon agar bisa
beristirahat meskipun hanya beberapa menit. Ia tetap tidak mengizinkan kelinci dan
bahkan semakin membentaknya.

Sang kelinci putus asa dank arena merasa begitu terhina, kelinci tersebut berdoa kepada
Tuhan agar sang pohon mendapatkan hukuman yang sesuai dengan tingkah lakunya.
Ketika sang kelinci berdoa, sang pohon malah tertawa dan berkata bahwa sang kelinci
melakukan hal konyol.

Doa kelinci tersebut dikabulkan oleh Tuhan dan pohon yang indah segera diserang ulat.
Lambat laun, daun yang dimiliki oleh pohon tersebut rontok dan bunga yang dimilikinya
menjadi layu. Ia bukan lagi pohon yang indah dan hanya menjadi sebuah batang yang
sebentar lagi akan mati. Setelah menjadi layu, ia terus berdoa kepada tuhan dan berbuat
baik kepada orang lain. Ia telah bertaubat dan berjanji tidak lagi mengulangi sikap
angkuh yang ia miliki. Kemudian, Tuhan memaafkannya dan mengirimkannya seekor
burung pelatuk berwarna emas untuk memakan ulat yang ada di seluruh tubuhnya.
Setelah burung pelatuk tersebut membersihkan ulat yang berada ditubuhnya, sang pohon
berubah kembali menjadi pohon yang sangat indah.

Ia menepati janjinya dengan tidak lagi menyombongkan diri dan tetap membantu orang
lain. Saat ini, ia disukai oleh semua penduduk hutan dan ia hidup bahagia.


A Kind Rabbit

Rabbit is an animal that is very funny and has a smooth hair and very beautiful.
However, there was a rabbit that was so different in this story, because she had a rough
and a dirty hair. Although she frequently cleaned it, her hair was dirty again easily.

She was miserable and lived alone. She lived near the river and separated from the
others because no one else would make her as friend. When she passed a group of
rabbits, no one approached her or just to say hello. However, they even taunted and
threw dirt on her. But she was never angry and kept to be steadfast in facing those
humiliations. She believed that someday the goodness would surely come to her.

One day, there was a handsome rabbit who became a wanderer. He was being hurt by
tree branch that punctured her stomach. She saw it and help immediately. She brought
the wanderer into her home to take care him with a traditional medicine. The wanderer
initially felt disgusted with her because the bad smelling and her dirty. But the disgust
was lost and the wanderer was amazed and very grateful to her because of the treatment.

The rabbit was so excited because the wanderer had recovered. She was asked by the
wanderer, the wanderers said "Excuse me, why your hair is rough and dirty?" She
replied, "It is a disease that I have and so far, I have not found the right medication, yet".
Then, she was asked by the wanderer to follow him and visit a kingdom. In that
kingdom, there was a doctor who could cure all ills. She agreed and went with wanderer.
Several days later, they managed to meet the physician and she was successfully cured.
Apparently, after she recovered, she became very beautiful and made the wanderer felt
in love. They married and lived happily.

Artinya :

Kelinci yang Baik Hati

Kelinci adalah seekor hewan yang sangat lucu dan mempunyai rambut yang halus dan
sangat indah. Namun, kelinci yang ada di dalam kisah ini berbeda, karena ia mempunyai
rambut yang kasar dan begitu kotor. Meskipun ia sering membersihkannya, namun
rambut yang ia miliki sangat mudah kotor sehingga ia berbau.

Ia sangat menderita dan menjalani kehidupannya sendirian. Ia tinggal diseberang sungai
dan terpisah dari kelompoknya karena tidak ada lagi yang mau menerimanya. Ketika ia
lewat di dekat kelompoknya, tidak ada yang mendekatinya apalagi sekedar menyapa.
Mereka bahkan mengejeknya dan melempar kotoran kepadanya. Namun ia tidak pernah
marah dan tetap sabar dalam meghadapi segala cobaan tersebut. Ia yakin, suatu saat pasti
kebaikan akan datang kepada dirinya.

Pada suatu hari, ada seorang kelinci yang merupakan seorang pengembara tampan.
Pengembara tersebut sedang terluka karena perutnya tertusuk ranting pohon. Ia melihat
pengembara tersebut dan segera menolong. Ia membawa pengembara tampan ke dalam
rumahnya untuk diobati dengan pengobatan tradisional. Sang pengembara awalnya
merasa jijik terhadapnya karena tubuhnya yang berbau dan bulunya yang kotor. Namun
perasaan jijik tersebut hilang, dan sang pengembara merasa kagum terhadapnya dan
sangat berterima kasih terhadap pengobatan yang ia berikan.

Sang kelinci merasa begitu gembira karena pengembara sudah sembuh berkat
bantuannya. Ia kemudian ditanya oleh sang pengembara kondisinya, sang pengembara
berkata Maaf, kenapa rambutmu kasar dan kotor? Ia menjawab, Ini adalah penyakit
yang aku miliki dan hingga saat ini aku belum menemukan obat yang tepat. Sang
kelinci kemudian diajak untuk ikut mengembara dan berkunjung ke sebuah kerajaan. Di
kerajaan tersebut, ada seorang tabib yang mampu menyembuhkan segala penyakit. Ia
setuju dan ikut dengan pengembara. Beberapa hari kemudian, mereka berhasil menemui
tabib tersebut dan sang kelinci berhasil disembuhkan. Ternyata, setelah ia sembuh, ia
menjadi sangat cantik dan membuat pengembara tersebut jatuh cinta. Mereka menikah
dan hidup bahagia.


A Greedy Deer

A deer and an elk were on the edge of the forest. They were very hungry and looking for
the fruits. Apparently, there were no fruits that they could pick because at the edge of the
forest there were only a few trees. A few minutes later, the deer asked the elk to go into
the forest and took the foods, because there were big trees that always had so many
fruits.

When they were in the forest, they found a lot of trees with heavy fruits. However, the
fruit have not been ripe yet, so it could not be consumed. The deer were very hungry so
he asked the elk to eat without worry. The elk refused and forbade the deer to consume
the raw fruit. The elk said that the raw fruit could cause stomach ache.

Nevertheless, he still ate those raw fruit and ignored the advice from the elk. He thought
that the fruit was a healthy meal even though it was still raw. He consumed all of the raw
fruits and after that he felt very satisfied.

Suddenly, the monkey and the giraffe come with many fruits that were ripe and tasted so
sweet. They said that there were no ripe fruits in this forest, so they looked for the food
in another forest. The deer and the elk were very happy because they were given the
delicious food by monkey and giraffe. However, when the deer wanted to eat the fruits,
he felt the soreness in his stomach.

He said "Owh, my stomach is so hurt, my stomach is hurt". Then the elk replied "you
have stomach ache because you did not obey my advice, you continued to eat the raw
fruit while I have warned you not to eat it".

The deer finally eat a very bitter medicine to stop the pain, meanwhile, the elk, the
monkey, and the giraffe ate the delicious food together.

Artinya :

Kancil yang Tamak

Kancil dan rusa sedang berada di tepi hutan. Mereka sangat lapar dan sedang mencari
buah-buahan. Tampaknya, tidak ada buah yang bisa mereka petik karena di tepi hutan
hanya terdapat sedikit pepohonan. Beberapa menit kemudian, kancil mengajak rusa
untuk mencari makanan ke dalam hutan karena di dalam hutan terdapat pohon yang
besar-besar dan tentu saja banyak buah matang yang bisa diambil.

Ketika mereka berada di dalam hutan, mereka menemukan banyak sekali pohon dengan
buah yang lebat. Namun, buah-buahan tersebut belum matang sehingga tidak dapat
dikonsumsi. Kancil sangat lapar sehingga ia mengajak rusa untuk mengkonsumsi buah
tersebut. Ajakannya ditolak oleh rusa dan rusa melarangnya untuk mengkonsumsi buah
mentah tersebut. Rusa mengatakan bahwa buah mentah dapat menyebabkan sakit perut.

Kendati demikian, ia tetap memakan buah tersebut dan tidak memperdulikan nasehat
dari rusa. Ia berpikir bahwa buah merupakan makanan yang sehat meskipun belum
matang. Ia menghabiskan berbagai macam buah-buahan mentah dan setelah itu ia
merasa sangat kenyang.

Tiba-tiba, monyet dan jerapah datang membawa berbagai macam buah-buahan yang
sudah matang dan rasanya begitu manis. Mereka mengatakan bahwa tidak ada buah-
buahan yang matang di hutan ini, sehingga mereka mencari makanan di hutan lain.
Kancil dan rusa sangat senang karena mereka diberikan makanan lezat oleh monyet dan
jerapah. Namun, ketika akan memakan buah-buahan matang tersebut, kancil merasa
bahwa perutnya begitu sakit.
Ia berkata owh, perutku sakit, aku tidak mampu menahannya, perutku sakit sekali.
Kemudian rusa menjawab perutmu sakit karena kau tidak mematuhi nasehatku, kau
terus memakan buah mentah sementara aku telah memperingatkanmu untuk tidak
memakannya.
Kancil akhirnya memakan obat yang rasanya sangat pahit untuk menghilangkan rasa
sakitnya. Sementara itu, rusa, monyet, dan jerapah memakan makanan lezat bersama-
sama.




The Freedom of Ants

Ants are very small animals and often got the oppression by the animals which are
greater than them. One of the animals that colonize the ants was grasshoppers. Every
day they ordered the ants to find food and collect it. When the food was collected, then a
locust took the food and put it in the nest. Every day the ants were given the job and had
to work without stopping.

Many ants had died because of the exhaustion at work and that condition always
continued. In the ants colony, there were two ants which were very brave and always
plotted a rebellion. The two ants named Riandi and Anggara. They invited others to
subvert the power possessed by the locusts. However, no ant dared to unite and
overthrew the power of locusts. Most ants thought that the condition was a destiny and a
willing of God which should be received.

Riandi and Anggara never gave up and kept trying to get a lot of members in order to
destroy the colony owned by the locusts. One day, the kings son died because of
running the food out. Each food was given entirely to the locust, so the young king died
by starvation. This happening realized the ants that they had to fight and led their own
nation.

Anggara Riandi and serve as the leader of the rebellion. Ant Riandi is very expert in
making weapons while Anggara is an expert in creating ant war strategy. Several weeks
later, Riandi has managed to make hundreds of weapons without being noticed by the
locusts. Meanwhile, Anggara and all ants have agreed that they will attack the
headquarters of the grasshopper when the evening. Before the army ants supplied by
arms, they soon moved to the headquarters of locusts through existing tunnels
underground.

When they arrived, Anggara immediately gave orders for the ants were divided into 10
groups and dispersed to every corner. They then came out of the tunnel through the
holes dug. After all the soldiers out of the tunnel, then they fired weapons into the bodies
of each grasshopper. In less than ten seconds, many locusts are dying due to exposure to
the toxins produced by these weapons. The attack carried out continuously for one night,
and the next day, the ants have won the fight. They returned home with a sense of joy
because it had been free from colonization by locusts. Meanwhile, Riandi and Anggara
appointed as the new king. Ants lived happily and peacefully because of their brave.

Artinya :

Kemerdekaan Semut

Semut adalah hewan yang sangat kecil dan seringkali mendapatkan penindasan dari
hewan-hewan yang lebih besar. Salah satu hewan yang menjajah semut adalah belalang.
Setiap hari mereka memerintahkan semut untuk mencari makanan dan
mengumpulkannya. Ketika makanan sudah terkumpul, maka belalang mengambil
makanan tersebut dan menaruhnya di sarang mereka. Setiap hari semut diberikan tugas
tersebut dan harus bekerja tanpa berhenti.

Sudah banyak semut yang mati karena kelelahan bekerja namun keadaan ini terus
berlanjut. Dari keseluruhan semut tersebut, ada dua ekor semut yang sangat berani dan
selalu merencanakan pemberontakan. Dua semut tersebut bernama Riandi dan Anggara.
Mereka mengajak semut yang lain untuk menumbangkan kekuasaan yang dimiliki oleh
belalang. Namun, tidak ada yang berani untuk bersatu dan menumbangkan kekuasaan
belalang. Kebanyakan semut berpikir bahwa penjajahan yang sedang terjadi merupakan
takdir dan merupakan kehendak dari Tuhan yang harus mereka terima.

Riandi dan Anggara tidak pernah menyerah dan terus berusaha untuk mendapatkan
banyak teman dalam rangka menghancurkan koloni yang dimiliki oleh belalang. Pada
suatu hari, anak raja semut meninggal dunia karena kehabisan makanan. Makanan yang
ada sudah diberikan seluruhnya pada belalang sehingga anak sang raja meninggal karena
kelaparan. Peristiwa tersebut menyadarkan para semut bahwa mereka harus melawan
dan memimpin bangsa mereka sendiri.

Riandi dan Anggara dijadikan sebagai pemimpin pemberontakan. Riandi adalah semut
yang sangat ahli dalam membuat senjata sementara Anggara adalah semut yang ahli
dalam menciptakan strategi perang. Beberapa minggu kemudian, Riandi telah berhasil
membuat ratusan senjata tanpa diketahui oleh belalang. Sementara itu, Anggara dan
semua semut telah sepakat bahwa mereka akan menyerang markas besar belalang ketika
malam hari. Sebelum tentara semut dibekali oleh senjata, mereka segera bergerak ke
markas belalang melalui terowongan-terowongan yang ada di bawah tanah.

Ketika mereka sampai, Anggara segera memberikan perintah agar semut dibagi menjadi
10 kelompok dan berpencar ke setiap sudut. Mereka kemudian keluar dari terowongan
tersebut lewat lubang-lubang yang digali. Setelah semua tentara keluar dari terowongan,
maka mereka menembakkan senjata tersebut ke tubuh-tubuh setiap belalang. Dalam
waktu kurang dari sepuluh detik, sudah banyak belalang yang mati karena terkena racun
yang dihasilkan oleh senjata tersebut. Penyerangan dilakukan secara terus-menerus
selama satu malam, dan pada esok hari, semut telah memenangkan pertarungan. Mereka
kembali ke rumah dengan rasa gembira karena telah terbebas dari penjajahan yang
dilakukan oleh belalang. Sementara itu, Riandi dan Anggara diangkat sebagai raja yang
baru. Semut hidup bahagia dan damai karena tindakan mereka yang berani.

You might also like