You are on page 1of 19

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Macam-macam secret saliva
Karakteristik Mucus dan Serous
3.2 un!si Saliva
Saliva memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjaga efisiensi kerja tubuh dan
menjaga kesehatan secara umum. Fungsi saliva biasanya baru dapat dirasakan jika
produksinya telah berkurang. Beberapa fungsi saliva dapat dijelaskan sebagai berikut:
1" un!si Saliva #ada Proses Pencernaan dan Pen!un$a%an
Enzim amilase yang terdapat pada saliva mampu menguraikan sebagian makanan
yang mengandung tepung kanji dan glikogen. Saliva juga dapat membantu proses
pengunyahan, sebab jika produksi saliva berkurang, makanan yang membutuhkan
pengunyahan optimal akan sukar dilakukan dan dapat menimbulkan eksaserbasi pada
mukosa mulut.
2" un!si Saliva dalam Proses Pen!eca#an &asa
Saliva berperan dalam melarutkan bahanbahan makanan yang memiliki rasa
tertentu sehingga dapat diterima stimulusnya oleh reseptorreseptor pengecap. !enurunan
jumlah saliva dapat mengganggu proses pengecapan, sukar mengunyah dan menelan,
apalagi jika makanan tersebut kering atau kental.
3" un!si Saliva se'a!ai Bu(er
Sistem buffer asam karbonatbikarbonat, serta kandungan ammonia dan urea
dalam saliva dapat menyangga dan menurunkan p" yang terjadi saat bakteri plak sedang
memetabolisme gula. #apasitas buffer dan p" saliva erat hubungannya dengan kecepatan
sekresinya. !eningkatan kecepatan sekresi saliva mengakibatkan naiknya kadar natrium
dan bikarbonat saliva, sehingga kapasitas bufer saliva pun meningkat. !eningkatan
kapasitas buffer dapat melindungi mukosa rongga mulut dari asam yang terdapat pada
makanan saat muntah. Selain itu, penurunan p" plak sebagai akibat ulah organism akan
dihambat. Sistem bufer saliva membantu mempertahankan p" rongga mulut sekitar $,%.
)" un!si Saliva dalam Proses Anti Bakteri
Saliva mengandung beberapa faktor yang dapat menghancurkan bakteri. Salah
satunya adalah ion tiosianat dan beberapa enzim proteolitik seperti lisozim, yang dapat
menyerang bakteri, membantu ion tiosianat memasuki bakteri yang kemudian menjadi
bakterisidal, dan dapat pula mencerna partikel makanan sehingga dapat menghilangkan
pendukun metabolism bakteri.
*" un!si Saliva dalam Mence!a% Karies
&ifusi komponen saliva seperti kalsium, fosfat, ion '" dan Fe ke dalam plak
dapat menurunkan kelarutan email dan meningkatkan remineralisasi karies dini.
Beberapa komponen saliva yang termasuk dalam komponen non imunologi seperti
lisozim, laktoperoksidase, dan laktoferin mempunyai daya anti bakteri yang langsung
terhadap mikroflora tersebut, sehingga derajatasi dogeniknya berkurang.
+" un!si ,u'rikasi
Saliva dapat membentuk lapisan mucus pelindung pada membrane mukosa yang
akan bertindak sebagai pelindung terhadap iritan dan akan mencegah kekeringan dalam
rongga mulut. (ika mukosa mulut tidak dilindungi oleh saliva, maka mukosa mulut akan
mudah luka dan terkena infeksi. !eradangan mukosa ditandai oleh rasa nyeri atau seperti
terbakar dan akan mengalami eksaserbasi oleh makanan pedas, buahbuahan, minuman
panas, dan tembakau.
-" un!si Saliva dalam Men.a!a Hi!iene &on!!a Mulut
)liran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan juga
meningkatkan pembersihan karbohidrat dari rongga mulut. (ika jumlah saliva di dalam
mulut menurun, akumulasi plak akan meningkat dan terjadi modifikasi flora plak
sehingga jumlah Candida, Laktobasilusdan Streptococcus mutan smakin banyak. 'leh
karena itu, pada pasien yang menderita mulut kering akan sering terjadi infeksikan di
gingivitis.
3.2.1 un!si Protein #ada Saliva
a. ,isosim
*isosim terdapat hampir pada semua cairan tubuh dan terdeteksi pada fetus
manusia umur +,- tahun. Sumber lisosim saliva berasal dari glandula salivarius
mayor dan minur, sel fagosit maupun cairan krevikular gingival. Fungsi lisosim
adalah sebagai berikut
)ktivitas muramidase, yaitu lisosim mampu menghidrolisa ikatan . /,01 antara
asam 2asetil muramik dan 2asetilglukosamin pada lapisan peptidoglikan dinding
sel bakteri. "idrolisa lapisan peptidoglikan akan melisis bakteri.
)ktivitas bakterial autolysin tergantung pada kationik. 'leh karena lisosim
merupakan kationik. *isosim dapat merusak membrane bakteri dan mengaktifkan
mekanisme bacterial autolysin karena aktivasi muramidase dan autolysin
3enyebabkan terjadinya agregasi bakteri
3encegah perlekatan bakteri pada permukaan gigi
3encegah penggunaan glukosa oleh bakteri
3emecah rantai streptokokus
'. Sistem Peroksidase Saliva
Sumber utama sistem peroksidase saliva /S!S1 ialah glandula salivarius dan
sel lekosit. S!S yang berasal dari glandula salivarius disebut salivary peroksidase,
sedangkan S!S yang berasal dari lekosit disebut mieloperoksidase. Salivary
peroksidase manusia kadangkadang disebut pula laktoperoksidase karena
kesamaannya dengan laktoperoksidase susu sapi.
)ktivitas antimicrobial
3elindungi sel dari efek toksik hydrogen peroksida
3elindungi bakteri dari efek bakteriosidadl hydrogen peroksida
3elindungi asam sialik dari dekarbosilase okksidatif oleh hydrogen peroksida
4naktivasi komponen mutagenic dan karsinogenik
c. ,akto(erin
*aktoferin /*F1 adalah glikoprotein /berat molekul $5 kilodalton1 yang
mengikat besi. 6likoprotein ini dikeluarkan oleh sel serosa dan glandula salivarius
minor. &alam rongga mulut, sumber penting *F ialah cairan gingival. Fungsi utama
*F sangat ditentukan oleh tingginya afinitas *F untuk mengikat ion besi, sehingga
m*F mampu menurunkan level ion besi yang merupakan bahan esensial untuk
metabolism mikroorganisme patogen. &engan kata lain, sifat bakteriostatik *F
karena ikatannya dengan ion besi. *F mampu pula bersifat bakteriosid terhadap S.
mutan secara invitro dengan suhu 7$
%
8.
d. Salivari A!lutinin
Saliva mengandung beberapa komponen yang mampu mengaglutinasi bakteri
mulut. )kibatnya interaksi komponen tersebut dengan bakteri menghasilkan
agregasi bakteri /membentuk endapan bakteri1 yang mudah dibersihkan oleh saliva
dan kemudian tertelan. #omponen tersebut adalah:
6likoprotein dengan berat molekul tinggi
Salivary 4g)
*isosim . 9mikroglobulin /., m1
Fibronektin /F21
e. Proline &ic% #rotein /P&P"
!:! adalah protein kaya prolin yang merupakan sekelompok kompleks protein
yang mampu menghambat presipitasi spotan garam kalsium fosfat. !rotein ini
dengan cepat akan teradsorbsi dari saliva ke permukaan hidroksi apatit.
&iperkirakan adsorbs ini menghambat pertumbuhan #ristal garam kalsium.
(. Protein antimicro'ial anionic
Saliva mengandung 0 macam protenin anionic yang dapat menghambat
pertumbuhan S. mutans. Berat molekul protein ini adalah ,0,$ kilodalton. !ada
orang yang bebas karies, protein ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
3.2.2 un!si ,i#id #ada Saliva
&alam saliva lipid merupakan perantara substansi lipofilik agar dapat
menembus mukosa mulut dan lipid mengganggu interaksi kalsium dengan protein
dan glikoprotein saliva. Beberapa lipid saliva seperti lisofosfatidilkolin dapat
mempengaruhi akktivitas enzim glukosiltransferase bakteri kariogenik, seperti S.
mutans. *ipid mampu menstabilkan ikatan hidrofobik antara bakteri dengan
jaringan mulut. !elikel lipid memelihara kohesi plak bakteri, sehingga
mempercepat terbentuknya kalkulus. ;etapi lipid dalam pelikel mampu
menghambat proses terjadinya karies.
3.3 Mekanisme Sekresi Saliva
Sekresi saliva sebagian besar merupakan proses aktif yang menunjukan bah<a
proses tersebut memerlukan energi. !roses ini dibedakan menjadi dua fase:
,. Sintesis dan sekresi cairan asinar oleh sel sekretori.
Sifat rangsang yang menstimulasi kelenjar saliva dapat berupa rangsang adrenergic
maupun kolinergik, karena sel diinervasi baik simpatis maupun parasimpatis.
:angsang adrenergic menghasilkan saliva yang pekat, kaya protein, kaya
kandungan musin dan berbuih.
:angsang kolinergik, neurotransmitter asetilkolin menghasilkan sekresi cairan yang
kuat dengan kadar protein yang rendah.
)kibat rangsangan, melalui eksositosis sel menghasilkan cairan sekresinya kepada
lumen. :angsang tersebut menyebabkan aliran darah ke asinus meningkat sehingga
mempermudah pembentukan cairan asinar. 8airan asinar ini disebut juga saliva
primer.
-. !erubahan yang terjadi pada duktus striata.
Saliva diangkutdari lumen melalui duktus yang melibatkan kontraksi sel
mioepitel. Selama pengangkutan ke rongga mulut, susunan saliva diubah dari cairan
isotonic dengan konsentrasi ion yang hamper sama dengan plasma menjadi hipotonik
dengan konsentrasi ion natrium dan klorida yang rendah.
!erubahan ini terjadi karena di dalam duktus, air dan elektrolit disekresi dan atau
diabsorbsi oleh sel epitel, terutama pada duktus striata.
Sifat rangsang menentukan kepekatan produk akhir yang bervariasi dari encer
sampai pekat.
#epekatan saliva ditentukan oleh sekresi air dan sekresi musin yang diatur oleh
saraf kolinergik dan adrenergik.
2eurotransmitter asetilkolin dan parasimpatetikomimetika merangsang sekresi air,
sedangkan obat seperti atropinesulfat menghambat sekresi air dan menyebabkan
keringnya mulut.

Mekanisme Sekresi Saliva Saat Istira%at
Mekanisme Sekresi Saliva Saat Makan
3.) Pen!endalian Sekresi Saliva
:efleks sekresi saliva dipengaruhi oleh adanya makanan di rongga mulut, juga
rangsangan seratserat vagus eferen di ujung esofagus yang dekat dengan gaster. &an faktor
psikogenik yang memicunya berupa melihat, mencium dan mengkonsumsi makanan yang
meningkatkan nafsu makan. &aerah nafsu makan pada otak, terletak di daerah pusat
parasimpatis hipotalamus anterior, dan berfungsi sebagai respon terhadap sinyal dari daerah
pengecapan dan penciuman dari korteks serebral dan amigdala.
Bahan kimia penyusun makanan yang larut dalam saliva akan kontak dengan sel rasa
melalui sel pengecap. !engecapan adalah fungsi utama dari taste bud, yang didalamnya
terdapat ;:8s /;aste :eceptor 8ells1. Sel reseptor dipersarafi oleh afferent nerve endings,
yang menyalurkan informasi ke pusat rasa dalam otak dan talamus. Sehingga terjadi
peningkatan aktivitas sistem saraf parasimpatik dan peningkatan triger dari saraf fasialis dan
glosofaringeal, mengakibatkan peningkatan sekresi saliva. :asa mans dan pahit diatur oleh
fungsi ;:8s yang melibatkan 6!8:s /6!rotein 8oupled :eceptors1, aktivasinya
menyebabkan terlepasnya transmiter pads saraf gustatori primer. Serabut aferen berakhir di
saraf gustatori di medula, mengatur aktivitas kelenjar ludah dan perut. #edua hipotalamus
berperan dalam pusat kenyang dan lapar dan sistem limbik memba<a unsur afektif
pengecapan. #etiga adalah hubungan reseptor raba lidah ke talamus dan korteks yang
berkaitan dengan modalitas kecap membedakan rasa.
Pusat #en!aturan sekresi saliva
!ada dasarnya sekresi saliva berada diba<ah kontrol saraf. :angsangansarafbagisekresi
saliva terbagimenjadidua, yang pertamaadalahinervasi saraf parasimpatik. 4nervasi saraf
parasimpatik memegang peran utama dalam modifikasi komposisi saliva. Sekresi liur cair
dalam jumlah besar dengan kandungan bahan organik yang rendah distimulasi oleh saraf
parasimpatis dari nukleus salivatorius superior. Sekresi ini disertai oleh vasodilatasi
mencolok pada kelenjar, yang disebabkan oleh pelepasan =4! /vasoactive intestine
polipeptide1.
4nervasi kedua adalah dari saraf simpatis yang memegang peran utama dalam
memengaruhi volume sekresinya. Saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi
sedikit saliva yang akan bahan organik dari kelenjar submandibulais. !ada kelenjar sub
lingual dan kelenjarkelenjar minor, lebih dipengaruhi oleh respon kolinergik, sedangkan
pada kelenjar lainnya cenderung ke inervasi adrenergic.
Sekresi saliva terbagi menjadi dua bagian yaitu biosintesis protein dan tanspor air dan
elektrolit dimana pengendalian sekresinya dipengaruhi oleh sistem saraf yang berhubungan
dengan rangsangan mekanik dan reseptor pengecapan. Sistem saraf yang memengaruhi
pengendaliannya meliputi rangsangan kolinergik, reseptor alpha adrenergik, dan reseptor
beta adrenergik.
!roses sekresi saliva ada dua bagian utama yaitu biosintesis protein dalam sel asini serta
transport protein menembus membran sel asini menuju lumen kelenjar, transport air dan
elektrolit menembus epitel lapisan kelenjar menuju lumen kelenjar
3.* aktor 0 (aktor $an! mem#en!aru%i sekresi saliva
Faktor yang mempengaruhisekresi saliva antaralain :
,. Faktor =ariasi &iurnal. =ariasi di urnal merupakan proses yang kerja di dalam tubuh
manusia, antara lain terjadinya peningkatan 2atrium dan #loride pada pagi hari,
sedangkan #alium akan meningkat pada siang hari.
-. Faktor &urasi Stimulus. *amanya stimulus yang mengenai kelenjar saliva dapat
menyebabkan perubahan pada komponen saliva.
7. Faktor ;ipe kelenjar.Setiap kelenjar memiliki tingkat penerimaan dan kepekaan yang
berbedabeda, sehingga aliran dari jumlah salivanya pun berbedabeda.
0. Faktor &iet. &iet berpengaruh terhadap perbedaan aliran saliva. )ktifitas fungsional
kelenjar saliva dipengaruhi oleh factor mekanis dan pengecapan
>. Faktor #onsentrasi plasma. #onsentrasi plasma berhubungan dengan konsentrasi asam
amino, kalsium, glukosa, kalium, urea, dan asam uric dalam saliva
5. Faktor hormone. &apat berasal dari aldeosteron, hormone bradikinin, testosterone dan
tiroksin
$. &isfungsi kelenjar ludah. &apat disebabkan oleh penyumbatan saluran, penyakit iritasi
kelenjar ludah, dan terapi radiasi.
?. Faktor umum. Faktor umum terbagi menjadi refle@ tidak bersyarat dan refle@ bersyarat
a. :eflek tidak bersyarat menyangkut :
,1 :asa:pengaruh rasa yang ditimbulkan dari rangsangan sangat beragam,
sehingga memberikan efek stimulasinya terhadap aliran ludah pun berbeda
beda.
-1 BauBau yang ditangkap oleh indra penciuman juga berpengaruh terhadap
sekresi saliva meskipun efeknya tidak terlalu besar.
71 Stimulasi mekanis terhadap mucosa mulut, dimana ketika kita mengunyah
makanan yang halus akan meningkatkan sekresi saliva jika dibandingkan
dengan makanan yang kasar yang dapat menyebabkan penurunan sekresi
saliva bahkan menyebabkan terhambatnya aliran saliva.
01 4ritasi mekanis terhadap gingiva seperti scaling gigi dan prosedur polishing
dapat mempengaruhi sekresi saliva.
>1 3astikasi makanan, pengunyahan makanan dapat meningkatkan impuls
sensorik, seperti dari stimulasi mekanis dari mukosa mulut, tekanan pada gigi
yang melibatkan reseptor periodontal, dan impuls dari sendi temporo
mandibular /;3(1 dan otot pengunyah.
51 4ritasi kimia terhadap mukosa mulut. )sam, terutama asam sitrat, sangat
menstimulasi aliran ludah, sehingga salivasinya pun meningkat, berikutnya
garam halus, dan rasa yang pahit.
$1 &istensi atau iritasi esophagus, seperti benda asing.
?1 4ritasi kronis terhadap esophagus seperti carcinoma esophagus.
+1 4ritasi bahan kimia terhadap dinding perut yang mengakibatkan rasa mual.
,%1 #ehamilan, biasanya diikuti oleh meningkatnya aliranludah.
,,1 'bat /terutama dengan aktivitas anti cholinergic1, contohnya atropine.
,-1 6angguan endokrin, seperti diabetes mellitus, penyakit cushing, dan penyakit
)ddison. &imana orang yang menderita penyakit diabetes mellitus memiliki
saliva yang lebih kental jika dibandingkan dengan individu normal.
3.+ Kelainan Sekresi Saliva
#elainan Sekresi Saliva adalah suatu keadaan abnormal dalam kelenjar saliva
yang dapat merujuk pada kondisi yang menyebabkan pembengkakan atau nyeri.
;erdapat beberapa kelainan pada kelenjar saliva antara lain:
,. 3ucocele
3ucocele adalah *esi pada mukosa /jaringan lunak1 mulut yang
diakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar saliva dan keluarnya mucin ke
jaringan lunak di sekitarnya. 3ucocele dapat terjadi pada bagian mukosa bukal,
anterior lidah, dan dasar mulut.
Etiologi
Amumnya disebabkan trauma, mis: bibir yang sering tergigit atau pukulan di
<ajah.
#arena penyumbatan duktus /saluran1 kelenjar liur minor.
'batobatan yang mempunyai efek mengentalkan ludah.
6ambaran #linis
Batas tegas
konsistensi lunak
Akuran biasanya kecil
;idak ada keluhan sakit
#adangkadang pecah, hilang tapi tidak lama kemudian akan timbul lagi
&iagnosis
3elakukan anamnesa lengkap dan cermat secara visual
Bimanual palpasi intra B e@traoral
)spirasi
3elakukan pemeriksaan laboratories
!emeriksaan radiologis dengan kontras media
!emeriksaan mikroskopis, pemeriksaan biopsy
-. :anula
Etiologi
:anula terbentuk sebagai akibat normal melalui duktus ekskretorius major yang
membesar atau terputus.
6ambaran klinis
Bentuk dan rupa kista ini seperti perut kodok yang menggelembung keluar
&inding sangat tipis dan mengkilap
Carna translucent
#ebirubiruan
!alpasi ada fluktuasi
;umbuh lambat dan e@pansif
7. Sialadenitis
Sialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius, biasanya
disebababkan oleh hyposecretion kelenjar. !roses ini dapat bersifat akut dan
dapat menyebabkan pembentukan abses terutama sebagai akibat infeksi bakteri.
Etiologi
Sialadenitis biasanya terjadi setelah obstruksi hyposecretion atau saluran.
Sialadenitis paling sering terjadi pada kelenjar parotis dan biasanya terjadi pada
pasien dengan umur >%an sampai 5%an, khususnya pada pasien sakit kronis
dengan @erostomia,dan pasien dengan sindrom SjDgren, dan pada mereka yang
melakukan terapi radiasi pada rongga mulut.
'rganisme yang merupakan penyebab paling umum pada penyakit ini
adalah Staphylococcus aureus organisme lain meliputi Streptococcus, koli, dan
berbagai bakteri anaerob.
6ambaran klinis
3eliputi gumpalan lembut yang nyeri di pipi atau di ba<ah dagu, dan dalam
kasus yang parah penderita , demam, dan menggigil
0. Sjorgen syndrome
Sjorgen syndrome merupakan suatu penyakit auto imun yang ditandai oleh
produksi abnormal dari e@tra antibodi dalam darah yang diarahkan terhadap
berbagai jaringan tubuh. 4ni merupakan suatu penyakit autoimun peradangan pada
kelenjar saliva yang dapat menyebabkan mulut kering dan bibir kering.
6ejala
3ulut kering
Susah menelan
#erusakan gigi
!enyakit gingiva
3ulut luka dan pembengkakan
4nfeksi pada kelenjar parotis bagian dalam pipi.
Etiologi
!enyebab sjorgen syndrome tidak diketahui, namun ada dukungan ilmiah
yang menyatakan bah<a penyakit ini adalah penyakit turunan atau adanya faktor
genetik, penyakit ini kadangkadang ditemukan pada anggota keluarga lainnya.
"al ini juga ditemukan lebih umum pada orang yang memiliki penyakit autoimun
lainnya seperti lupus, autoimun penyakit tiroid, diabetes, dll.
&iagnosis
Sjorgen syndrome dapat didiagnosis dengan cara biopsi
>. Sialorrhea
Sialorrhea adalah suatu kondisi medis yang detandai dengan menetesnya
air liur atau sekresi saliva yang berlebihan.
Etiologi
!enyebab dari sialorrhea dapat bevariasi berupa gejala dan gangguan
neurologis, infeksi atau keracunan logam berat dan insektisida serta efek samping
dari obatobatan tertentu
5. Sialosis
Sialosis didefinisikan sebagai pembengkakan noninflamasi dan non
neoplastik dari kelenjar saliva. !aling sering mengenai kelenjar parotis biasanya
bilateral, tapi kadangkadang juga mengenai kelenjar submandibularis dan
sublingualis.
Etiologi
!enyebab sialosis sering dihubungkan dengan sejumlah penyakit sistemik,
terutama diabetes melitus, akromegali, alkoholisme, malnutrisi, bulimia nervosa
dan anoreksia nervosa. (uga akibat efek samping sejumlah obatobatan.
$. Sialometaplasia necrotic
*esi pada kelenjar saliva yang bersifat nonneoplastik, peradangan yang
dapat sembuh dengan sendirinya, terutama mengenai kelenjar saliva yang terdapat
pada palatum.
6ejala klinis
3uncul secara spontan
;erdapat lesi dan pembengkakan
Akuran maksimal ,- cm
*esi bilateral atau unilateral
Burning sensation /sensasi terbakar1
Etiologi
!enyebab sialosis sering dihubungkan dengan sejumlah penyakit sistemik,
terutama diabetes melitus, akromegali, alkoholisme, malnutrisi, bulimia nervosa
dan anoreksia nervosa. (uga akibat efek samping sejumlah obatobatan.
?. Sialolitiasis
Sialolitiasis merupakan pembatuan yang terjadi akibat pengendapan dari
bahanbahan organic dan anorganik antara lain deposisi garamgaram kalsium
disekitar nidus organik yang terdiri dari alterasi musinmusin saliva bersama
dengan adanya deskuamasi selsel epitel, dekomposisi protein yang dihasilkan
oleh aktivitas bakteri dan mikroorganisme /infeksi akut1.
Etiologi
:eaksi pengobatan.
!eradangan
#elainan Sistemik
6ejala klinis
3ulut kering
Cajah membengkak
:asa SakitE2yeri pada mulut
3ulut kemerahan
!embengkakan pada mulut dan sekitarnya
#esulitan 3enelan
!embengkakan pada leher
#esulitan 3embuka 3ulut
:asa SakitE2yeri pada leher dan <ajah
+. Ferostomia
)dalah kekeringan mulut yang terjadi karena adanya gangguan fungsi
kelenjar saliva yang disebabkan oleh :
Factor !sikis
- :eaksi emosiolnal, secara proses faal mengganggu aliran saliva
- &ehidrasi, karena kehilangan banyak cairan tubuh / diare,muntah1
)nomali
- )plasia kelenjar saliva /kelenjar saliva tidak terbentuk1
!roses menua, karena atropi jaringan sekretorik dan mempengaruhi kecepatan
aliran saliva
:adiasi daerah leher dan kepala
3engakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan derajat kerusakan yang
berbedabeda tergantung dari dosis dan lamanya penyinaran
Berkurangnya saliva menyebabkan mengeringnya selaput lendir, mukosa
mulut menjadi kering, mudah mengalami iritasi dan infeksi. #eadaan ini
disebabkan oleh karena tidak adanya daya lubrikasi infeksi dan proteksi dari
saliva /)merongan, ,++,G #idd dan Bechal, ,++-1. !roses pengunyahan dan
penelanan, apalagi makanan yang membutuhkan pengunyahan yang banyak dan
makanan kering dan kental akan sulit dilakukan. :asa pengecapan dan proses
bicara juga akan terganggu /#idd dan Bechal,,++-G )merongan,,++,G Son is dkk,
,++>1.
#ekeringan pada mulut menyebabkan fungsi pembersih dari saliva
berkurang, sehingga terjadi radang yang kronis dari selaput lendir yang disertai
keluhan mulut terasa seperti terbakar /Call, ,++%1.
!ada penderita yang memakai gigi palsu, akan timbul masalah dalam hal
toleransi terhadap gigi palsu. 3ukosa yang kering menyebabkan pemakaian gigi
palsu tidak menyenangkan, karena gagal untuk membentuk selapis tipis mukus
untuk tempat gigi palsu melayang pada permukaannya /"askell dan
6ayford,,++%1. Selain itu karena turunnya tegangan permukaan antara mukosa
yang kering dengan permukaan gigi palsu /#idd den Bechal,,++-1.
Susunan mikroflora mulut mengalami perubahan, dimana mikro
organisme kariogenik seperti streptokokus mutans, laktobacillus den candida
meningkat. Selain. itu, fungsi bakteriostase dari saliva berkurang. )kibatnya
pasien yang menderita mulut kering akan mengalami peningkatan proses karies
gigi, infeksi candida dan gingivitis /)merongan,,++,G #idd dan Bechai,,++-G
Sonis dkk,,++>1.
,%. Sialorrhea /hipersalivasi1
)dalah suatu keadaan terjadinya sekresi saliva yang berlebihan. Sialorrhea
bukanlah suatu penyakit, tetapi suatu symptom dari banyak kelainan yang
berhubungan dengan kelenjarkelenjar saliva, baik dalam keadaan local maupun
sistemik.
,,. 3umps
3umps / 6ondongan1 adalah suatu infeksi paramy@ovirus menular yang
menyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotos, submandibula dan kelenjar
saliva lainnya yang disertai nyeri
,-. Sialadenitis supuratif akut
!enyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun ,?-?. Sebagian besar
penyakit ini melibatkan kelenjar parotis, dan terkadang juga melibatkan kelenjar
submandibula. Seringnya terjadi keterlibatan kelenjar parotis dibandingkan
dengan kelenjar saliva lainnya disebabkan karena aktivitas bakteriostatis pada
kelenjar parotis lebih rendah dibandingkan pada kelenjar saliva lainnya.
'rganisme penyebab infeksi dapat berupa Staphylococcus aureus,
Streptococcus pneumonia, Eschericia coli, serta Haemophylus influenzae. Bakteri
anaerob penyebab yang paling sering adalah Bacteroides melaninogenicus dan
Streptocccus micros

You might also like