You are on page 1of 102

HAK halo saida ?

Direitu sivil politika

promove direitus uamnus liu husi dalan hametin lei no justisa


(treinamentu polisia, monitorizasaun ba kinerja servisu instituisaun
judisiariu tomak, advokasia ba politika governu, parlementu, tribunal
internasional, no seluk tan

Direitu ecosoc

promove direitu umanus liu husi dalan hakbi’it kapasidade komunidade


agrikultor no peskador atu bele kunese no jere sira nia rekursu rasik, no
atu hetan aksesu ba servisu publiku sira

Igualidade jeneru

Promove igualidade generu iha kualker HAK nia program iha nivel
advokasia no nivel hakbi’it komunidade nia kapasidade
HAK Nia Hanoin Ba Asuntu Dezenvolvimentu Sustentavel, Direitus

Umanus, No Paz

• Dezenvolvimentu atu hakonu ema hotu / sidadaun tomak nia direitu sivil
politika, direitu ecosoc, no direitu seluk tan
• Paz sei iha wainhira ema hotu bele goza sira nia direitu no wainhira laiha
injustisa legal, sosial, ekonomia)

MDGs : (2015)

1. Halakon kiak no hamlahak (menghapus kemiskinan dan kelaparan),


2. Edukasaun ba ema hotu (pendidikan untuk semua orang)
3. Promosaun egualidade jeneru (promosi kesetaraan gender)
4. Hatu’un taxa labarik mate (penurunan kematian anak)
5. Promove saude inan (meningkatkan kesehatan ibu)
6. Komabte HIV/AIDS (memerangi HIV/AIDS)
7. Garante sustentabilidade ambiental (menjamin keberlanjutan
lingkungan)
8. Parseria global ba dezenvolvimentu (kemitraan global dalam
pembangunan)
Dezenvolvimentu No Kiak Iha Timor Leste

• Dadus barak dehan povu Timor Leste kiak


• Maibe opiniaun husi Timor Oan barak
dehan povu Timor Leste la kiak (osan
laiha maibe aihan sempre iha husi tos,
natar ka aihan sira moris fuik iha ailaran)
• Duke halo polemika, HAK koko buka
hatene kiak iha nasaun ne’e oin sa
• HAK halo peskizasaun ba komunidade
peskas 7 iha Timor Leste
HASIL PENELITIAN MATA PENCAHARIAN
NELAYAN DI TUJUH LOKASI DI TIMOR
LESTE
(2006 - 2007)

Pelaksana Penelitian
Divisi hak EKOSOSBUD A – HAK

Penulis Laporan Penelitian


Rui Viana
NUK

Penyandang Dana
Oxfam Australia & Oxfam Hong Kong
TUJUAN PENELITIAN

untuk mengetahui segi-segi


kehidupan nelayan yang
berhubungan dengan mata
pencaharian mereka,
masalah-masalah yang
mereka hadapi, dan upaya
mereka untuk mengatasinya
LOKASI PENELITIAN

1. Aldeia Aitehen – Mantuto


2. Aldeia Tatamalobu – Liquisa
3. Aldeia Beemetan – Same
4. Aldeia Iliknamo – Atauro
5. Aldeia Beto Tasi – Dili
6. Aldeia Lootasi – Suai
7. Aldeia Xaname – Oecusse
TENAGA PENELITI

Rui Viana
Leao Dos Santos
Mariano Ferreira
Antonio Maria
Rogerio Soares
Julino Ximenes
Nilda
Marta
Esusebia TIM KONSULTAN
Nug Katsasunkana
Rwui
Iyik
METODE PENELITIAN

1. Wawancara Tiap Nelayan


2. Diskusi Umum Dengan Nelayan
3. Diskusi Terfokus Dengan Kaum Perempuan
4. Wawancara Guru, Sefe Suco, Sefe Aldeia
5. Wawancara Tokoh adat Laut
6. Pengamatan Langsung Aktifitas Nelayan
7. Pengamatan Langsung Kerja Perempuan
Wawancara dengan nelayan
Wawancara dengan nelayan
Wawancara lain dengan
nelayan
Wawancara istri nelayan
Wawancara istri nelayan
Diskusi umum dengan nelayan dan
tengkulak
Diskusi umum dengan nelayan
Diskusi umum lainnya dengan
nelayan
Diskusi Terfokus Dengan Para
Istri Nelayan
Pengamatan Langsung Aktifitas Nelayan
Pengamatan sekaligus beli ikan nelayan
Pengamatan langsung kerja
istri nelayan
Pengamatan langsung kerja
istri nelayan
Pengamatan aktifitas jual
tengkulak
HASIL PENELITIAN
JUMLAH NELAYAN YANG DITELITI

Lokasi nelayan Jumlah


Tatamalobu 34
Aitehen 21
Xanane 19
Bemetan 43
Iliknamo 84
Beto Tasi 41
Lootasi 61
Jumlah nelayan 303
USIA NELAYAN

Usia Nelayan Jumlah Persentase

12 - 17 thn 7 2%

18 - 55 thn 278 92%

Di atas 55 thn 18 6%

Jumlah 303 100%


Usia Nelayan

300 278

250

200

150

100

50 18
7
0
12 - 17 t hn 18 - 55 t hn Di at as 55 t hn
Persentase Usia Nelayan

12-17 thn
2%
di atas 55 thn
6%

18-55 thn
92%
JENIS KELAMIN NELAYAN

Jenis kelamin Jumlah Persentase

Perempuan 0 0%

Laki-laki 303 100%

Jumlah 303 100%


KEMAMPUAN BACA TULIS NELAYAN

Kemampuan Jumlah Persentase

Bisa 228 75 %

Tidak Bisa 75 25 %

Jumlah 303 100 %


Kemampuan Baca Tulis Nelayan

250 228

200

150

100 75

50

0
Bisa Tid a k b iasa
TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL NELAYAN

Pend .formal Jumlah orang Persentase


SD Indonesia 122 53 %
SD Portu 30 13 %
SMP 38 17 %
SMA 34 15 %
Pendidikan 4 2%
tinggi
Jumlah 228 100 %
nelayan
Tingkat Pendidikan Formal Nelayan

140 122
120
100
80
60
38 34
40 30

20 4
0
1
SD Indo SD Portu SMP SMA Pendidikan Tinggi
Persentase tingkat pendidikan formal nelayan

Pend. Tinggi
SMA
2%
15%

SMP
SD Indo
17%
53%

SD Portu
13%
ANGGOTA KELUARGA NELAYAN

Anggota keluarga Persentas


e
2 - 5 org 107 44 %

6 - 10 org 122 49 %

Diatas 10 16 7%
org
Jumlah \ 245 100 %
Anggota keluarga nelayan
140 122
120 107
100

80

60

40
16
20

2 -5 o rg 6 -1 0 o rg d ia t a s 1 0 o rg

diatas 10 org
7%

2-5 org
44%

6-10 org
49%
AKSES PADA PELAYANAN KESEHATAN

Tempat Fasilitas kesehatan Lokasi


Aitehen Klinik pemerintah Di desa
tetangga
Beemetan Klinik pemerintah Di desa
tetangga
Beto Tasi RSU Pusat kota
DIli
Iliknamo Klinik pemerintah Di dalam desa
Tatamalobu Klinik pemeirntah / Di dalam
Klinik susteran desa/di
Maubara
Xaname RSU Di kota
ecusse
AKSES PADA AIR BERSIH

Tempat Sumber Air Kebutuhan


1. Aitehen Sumur & Pompa Masak, minum, mandi, cuci
2. Beemetan Sumur & Mata Air Masak, minum, mandi, cuci
3. Beto Tasi Sumur & Pompa Masal, minum, mandi, cuci
4. Iliknamo Sumur & air hujan Masak, minum, mandi, cuci
5. Lootasi Sumur Masak, minum, mandi, cuci
6. Tatamalobu Sumur & Pompa Masak, minum, mandi, cuci
7. Xanme Sumur & pompa Masak, minum, mandi, cuci
Sumur air bersih di kampung nelayan
(galian penduduk)
Air bersih dari bak penampungan
(dibangun pemerintah)
Sumur sumber air bersih di Tatamalobu
(warisan program translok tahun 1989)
Masa Kerja Nelayan

Masa kerja Jumlah Persentase


< 1 thn 3 1%
1 – 6 thn 45 15 %
7 – 12 thn 78 26 %
13 – 18 thn 58 19 %
19 – 25 thn 66 22 %
> 25 thn 53 17 %
Total 303 100 %
Masa kerja nelayan
90

78
80

70 66

58
60
53

50
45

40

30

20

10
3

< 1 thn 1 – 6 thn 7 – 12 thn 13 – 18 thn 19 – 25 thn > 25 thn


Persentase masa kerja nelayan

dibawah 1 thn
diatas 25 thn 1% 1 – 6 thn

17% 15%

19 – 25 thn 7 – 12 thn
22% 26%

13 – 18 thn
19%
Alasan menjadi nelayan
Alasan jadi nelayan Lokasi Keterangan

Keadaan alam dan Iliknamo Keadaan tanah


ekonomi masyarakat tandus, curah
tidak memungkinkan hujan rendah dan
melakukan pekerjaan tidak cocok untuk
pertanian, dan skil kelola pertanian
lain minim.

Bekerja di laut Para nelayan punya


mudah mendapatkan Tatamalobu lahan untuk kebun
hasil, skil lain minim, , Xaname, tapi lebih serius
dan kerja pertanian Lootasi, tangani kerja di
lama dapat hasil. Beemetan, laut karena kerja
Aitehen, pertanian
Beto Tasi dianggap sulit dan
lama dapat hasil
Alat tangkap ikan dan lokasi penggunaan
Alat Tempat

Jala dan jaring Semua lokasi

Kail Semua lokasi

Tombak (keur) Semua loaksi

Bubu Ilikanmo

Panah ikan (kilat ikan) Iliknamo

Bahan peledak (bomba) Iliknamo


Alat tangkap ikan yang sering digunakan

Lokasi Alat yang dimiliki Alat yg sering


digunakan
Tatamalob Jala, Jaring, Kail,Tombak Jaring dan Kail
u
Beto Tasi Jala, Jaring, Kail, Tombak Jaring dan Kail

Aitehen Jala, Jaring, Kail,Tombak Jaring dan Kail

Lootasi Jala, Jaring, Kail,Tombak Jaring dan Kail

Bemetan Jaring dan Kail Jaring dan Kail


Iliknamo Jala, Jaring, Kail, Jaring, kail, dan
Bubu,Panah Ikan panah ikan
Xanane Jala, Jaring, dan Kail Jaring dan Kail
Ukuran alat tangkap yang paling sering digunakan

Lokasi nelayan Jenis Alat Ukuran alat yang sering


digunakan
Tatamalobu Jaring 1 ¼ inci, 1 ½ inci
  Mata kail No. 6 & 12
Beto Tasi Jaring 1 ¼ inci & 1 ½ inci
  Mata kail No. 9, 16, 18
Aitehen Jaring 1 ¼ inci, 2 ½ inci
  Mata kail No. 12, 13, 14
Lootasi Jaring 1 ¼ Inci, 1 ½ inci, 2 inci
  Mata kail No. 13, 15 & 17
Bemetan Jaring 1 ¼ inci, 1 ½ inci, 2 inci
  Mata kail
Iliknamo Jaring 2 inci, 2 ½ inci, 3 inci
  Mata kail No. 5, 6, 7
  Panahikan Ikan sedang dan besar
Xanane Jaring 1 inci, 1 ¼ inci, 1 ½ inci
  Mata kail No. 8, 10, 12, 14,
Jumlah seluruh alat tangkap ikan nelayan

Alat Tangkap Jumlah


Jala 17
Jaring 337
Mata kail 696
Tombak 245
Panah ikan 137
Bubu 3
Kaca mata selam 97
Perahu 243
Motor ketinting 17
Motor Jonson 14
Jumlah seluruh alat tangkap ikan nelayan
800

696
700

600

500

400
337

300
245 243

200
137
97
100

17 17 14
3
0
Jala Jaring Mata kail Tombak Panah ikan Bubu Kaca mata Perahu Motor Motor
selam ketinting Jonson
Beberapa hasil tangkapan tiap alat tangkap

Alat tangkap Ikan yang ditangkap

JARING [REDI]  

1 ½ inci Sardina,

kosta ajul, banyar makerek, ikun metan,


tamba,
1 ¼ inci Samber (daun), banyar fatuk, banyar mutin,
salar, kobi, kitan

2 inci (Redi fiu) Banyar ikun kinur, kokinhu, banyar boot,


niru, bifnangka, sera atan, tonkol oan, loran
(sorimetan), kapapan, tubiraun, alu-alau,
barona loren, barona metan
2 ½ inc (gillnet) Sera atan, tonkol oan, alu-alu, tubiraun,
redi Nilon koku, daun boot

3 inci Sera atan, tonkol oan, alu-alu, tubiraun,


koku, daun boot
Beberapa hasil tangkapan tiap alat tangkap

JALA [DAI]  
1 ½ inci Sardina, belis, ulu atu, bete-bete, saltaun
1 ¼ inci Ikun metan, salar, saltaun, kokinhu, kitan
KAIL DAN TALI kail  

Kail nomor 4 - 7 dgn Hiu, pari, garopa, koku, lanjara, tonkol, tuna, tengiri, alu-alu
tali kail nomor dan ikan ukuran besar lainnya

1500, 1000, 800


Kail nomor 8 - 10 dgn Garopa, kamera, loran, sorimetan kapapan, jarangigi, taw
tali kail nomor [banga-banga], maromak china, sera atan, mandiabu, dll

600, 500, 250


Kail nomor 11 - 13 Kurisi, bifnangka, niru, minyor (lenxor), karon mean, karon
dgn tali kail matan boot, kafir, loran, kapapan, kokinyu, daun
nomor

250 dan 150


Kail no 14 - 18 dgn Kombon, salar, sardina, (uja manufulun atau tondos atau ciki-
tali kail nomor ciki)

150 dan 100


Ukuran perahu yang paling banyak dimiliki nelayan

Lokasi nelayan Perahu terbanyak Pemilik

Tatamalobu 3 – 4 meter 19

  Total nelayan 34

  Nelayan berperahu 28

  Nelayan tak berperahu 6

Beto Tasi 3 – 4 meter 26

  Total nelayan 41

  Nelayan berperahu 36

  Nelayan tak berperahu 5

Aitehen 3 – 4 meter 8
Ukuran perahu yang paling banyak dimiliki nelayan

  Total nelayan 21

  Nelayan berperahu 16

  Nelayan tak berperahu 5

Lootasi – Suai 3 – 4 meter 29

  Total nelayan 61

  Nelayan berperahu 44

  Nelayan tak berperahu 17

Bemetan – Same 3 – 4 meter  


Ukuran perahu yang paling banyak dimiliki nelayan

Iliknamo – Atauro 3 - 4 meter 16

  Total nelayan 84

  Nelayan berperahu 44

  Nelayan tak berperahu 40

  Total perahu 54

Xanane – Oecusse 3 – 4 meter 6

  Total nelayan 19

  Nelayan berperahu 19

  Nelayan tak berperahu -


Alat tangkap ikan buatan sendiri dan buatan pabrik

Alat buatan nelayan Alat buatan pabrik


Perahu & perlengkapannya Jala &
perlengkapannya
Kaca mata menyelam Jaring &
perlengkapannya
Tombak/kiur Mata kail
Panah ikan Tali Kail
Bubu Bahan peledak
Ikan tiruan buatan nelayan Ikan tiruan pabrik
Ciki - Ciki Dai
Jala/Dai [ada yg jahit sendiri]
Ganco [hodi kait ikan boot]  
HASIL ANALISIS
PENELITIAN
Nelayan belum Kebutuhan tidak
sejahtera tercukupi (sandan,
papan, pangan)

Penhasilan/Pendapatan
rendah

Produksi Pemasaran buruk


rendah

-Perlatan tangkap minim dan berdaya kecil -Pasar lokal berukurang dan kecil
-Adanya sumber makanan lain -Pasar ikan hanya ada di kota
-Kerja kelompok tidak jalan -Kesulitan transportasi ke pasar di kota
-Produksi sesuaikan waktu kehadiran tengkulak -Pedagang perantara sedikit dan
-Daerah operasi terbatas berkemampuan beli rendah
-Koperasi nelayan macet

Intervensi pemerintah dan NGO belum efektif

•bantuannya masih sedikit


•bantuan dimamfaatkan perorangan
•bantuan bersifat proyek
•bantuan jatuh juga ke orang non nelayan
•bantuan tidak dibarengi pendampingan
•banyak hasil pelatihan tidak bisa diterapkan
•pembentukan kelompok asal jadi
•kelompok dibetnuk karena ada proyek bantuan
•koperasi nelayan tidak diperkuat
Indikator nelayan jauh dari
sejahtera

 Kondisi Rumah Nelayan Tidak Layak

 Tubuh Anak Nelayan Kurus-Kurus

 Anak-Anak Nelayan Sering Telanjang

 Nelayan Sehari Makan Dua Kali Saja

 Nelayan Tidak Punya Uang Tabungan


Mengapa Hidup Nelayan Jauh
Dari Sejahtera ?

Karena Pendapatan Atau


Penghasilan Nelayan
Rendah
Pendapatan per 2 - 5 orang (107 K) 6-10 orang (122 K) > 10 orang (16 K)
bulan

58 dolar Perbulan 29 – 11,6 dolar 9,67 – 5,8 dolar < 5,8 dolar

  Per hari 0,97 – 0,38 dolar 0,32 – 0,19 dolar < 0,19 dolar

         

120 dolar Per bulan 60 – 24 dolar 30 – 12 dolar < 12 dolar

  Per hari 2 – 0,8 dolar 1 – 0,40 dolar < 0,40 dolar

         

192 dolar Per bulan 96 – 38,4 dolar 36 - 19,2 dolar < 19,2 dolar

  Per hari 3,2 – 1,28 dolar 1,20 – 0,64 dolar < 0,64 dolar
Mengapa Pendapatan Nelayan
Rendah ?
Karena Hasil Produksi Ikan
Nelayan Rendah

Karena Pemasaran Ikan


Nelayan Buruk

Karena Intervensi Pemerintah


Dan NGO Tidak/Belum Efektif
Produksi Ikan Rendah

 Peralatan Tangkap Terbatas Dan


Berdaya Tangkap Kecil
 Adanya Sumber Makanan Lain
 Produksi Tergantung Waktu Kehadiran
Pedagang Perantara
 Kerja Kelompok Tidak Jalan
 Informasi Lanka
Perlatan Tangkap Terbatas Dan
Berdaya Tangkap Kecil

Perahu

 Jumlah Nelayan 303 Orang


 Jumlah perahu hanya 243 buah.
 128 perahu ukuran 3 hingga 4 meter
 115 perahu ukuran 5 hingga 7 meter
 Nelayan bermotor jonshon 14 orang
 Nelayan bermotor ketinting 17 orang
 Total 31 nelayan ber motor perahu
Jaring

Total Nelayan 303


Total jaring 337 buah
146 jaring ukuran 1 ¼ inci
127 jaring ukuran 1 ½ inci
 64 jaring ukuran 2 inci, 2 ½ inci
dan 3 inci.
Kail Atau Pancing

• Ukuran kail yang paling sering digunakan


nelayan di tujuh lokasi peneltian adalah
yang ukuran kecil yakni nomor 12 – 19

• Kail ukuran besar yakni nomor 4 -10 lebih


sering diuganakan di Iliknamo, Lootasi, dan
Beemetan.
Akibat perlatan terbatas dan
dan berukuran kecil
 Perlatan terbatas menyebabkan mobilitas
nelayan di laut lamban dan terbatas
 Peralatan berukuran kecil hanya bisa
digunakan di pesisir laut saja
 Ikan yang ada di pesisir adalah ukuran kecil
dan sedang
 Karena itu ikan yang ditangkap di pesisir
adalah ikan ukuran kecil dan sedang
 Ikan ukuran kecil dan sedang berharga
murah
Adanya Sumber Makanan Lain
• Kecuali di Iliknamo, nelayan di lokasi lain
memiliki lahan kebun dari ukuran kecil
hingga yang lumayan luas
• Karena punya lahan kebun, meskipun hasil
kebun sedikit tapi membuat para nelayan
merasa tidak perlu bekerja keras di laut
karena makanan dari kebun ada
• Ini menyangkut motivasi untuk berkembang
• Nelayan Iliknamo lebih berkembang karena
tidak ada pilihan lain
• Nelayan di loaksi lain kurang berkembang
karena merasa tidak akan kekurangan
makanan ketika tidak intensif turun laut
Produksi Tergantung Tengkulak
• Pembeli terbesar dan utama ikan nelayan adalah
Tengkulak
• Waktu kehadiran tengkulak pada pagi hari
• Itu artinya ikan nelayan dibeli pada pagi hari saja
• Karena kehadiran tengkulak di pagi hari saja maka
aktifitas turun laut dan bongkar ikan nelayan tidak
boleh lebih dari waktu kehadiran tengkulak di pagi
hari saja itu
• Akhirnya produksi ikan nelayain pun sebatas pada
pagi hari itu saja
• Sore bisa tangkap ikan lagi tapi tidak ada pembeli
karena tengkulak tidak ada
• Nelayan tidak bisa awetkan ikan karena
kekurangan box pendingin dan tidak ada es yang
dijual di lokasi nelayan
Kelompok nelayan macet
• Kelompok dibentuk untuk
menggalang kerja sama nelayan
untuk tingkatkan hasil produksi
dan cari alternatif pemasaran ikan
di luar tengkulak
• Tapi kelomopok nelayan sudah
tidak jalan di setiap lokasi
• Akhirnya tengkulak tetap
menguasai pasar ikan nelayan
Informasi Minim
• Informasi tentang harga ikan yang
dijual di kota oleh tengkulak
dibutuhkan nelayan sebagai dasar bagi
nelayan untuk melakukan
meningkatkan posisi tawar dengan
para tengkulak
• Informasi itu tidak dimiliki nelayan
hingga para tengkulak leluasa
mempermainkan harga ikan yang dibeli
dari para nelayan
Pemasaran Ikan Buruk

Pasar lokal berkurang dan kecil


Pasar ikan hanya ada di kota
Dili adalah yang terbesar
Kesulitan transportasi ke Dili
Koperasi nelayan macet
Pasar lokal berkurang dan kecil

• Masa Indonesia banyak konsumen yang beli


langsung ikan di tangan nelayan
• Masa Indonesia tengkulak juga banyak
(lokal dan orang Indonesia)
• Masa Untaet banyak orang internasional
yang beli ikan nelayan
• Setelah Timor Leste mereka tengkulak saja
yang beli ikan nelayan
• Kemampuan beli tengkulak juga rendah
Pasar ikan hanya ada di kota
• Setelah Timor Leste merdeka, pasar ikan di negara
ini hanya ada di kota-kota
• Itu disebabkan karena mereka yang punya uang
untuk beli ikan lebih banyak ada di kota-kota
• Mereka adalah pegawai negeri, pegawai swasta,
staff NGO nasional dan internasional, orang-orang
yang bekerja di PBB dan di agen-agen internasional
lainnya
• Nelayan tidak memiliki akses untuk bisa menjual
ikan ke kota
• Itu karena masalah transportasi dan telah
dikuasainnya pasar ikan di kota oleh para
tengkulak
• Akibatnya nelayan terpaksa tetap menjual ikan
kepada para tengkulak saja dengan harga murah
karena ditentukan sepihak oleh para tengkulak saja
Koperasi Nelayan Macet
• Koperasi nelayan yang dibentuk di
sejumlah lokasi bertujuan untuk
memfasitisasi penampungan dan
penjualan ikan nelayan ke kota

• Tapi koperasi-koperasi itu telah macet


dan karena itu tidak bisa membantu
menampung dan menjual ikan nelayan
ke kota dengan harga yang lebih baik
Bantuan Dari Pemerintah Dan NGO
Belum Efektif

• MAFP dan sejumlah NGO telah


menyalurkan sejumlah bantuan
kepada para nelayan di tujuh
lokasi yang diteliti
• Bantuan itu berupa peralatan
tangkap ikan, pelatihan
peningkatan skill, pelatihan cara
baru tangkap ikan, dan pelatihan
usaha perikanan tertentu
NGO Pemberi Bantuan Kepada Nelayan

• NGO internasional yang sering


memberi bantuan kepada para
nelayan adalah CARE Internasional,
CBCJ, USAID, JICA, Columbia
University (Belum), Oxfam Australia,
AusAID, dan lain-lain. Sedangkan NGO
lokal dan nasional yang juga memberi
bantuan kepada nelayan adalah FAT,
Yayasan HAK, HASATIL, Timor AID,
Yayasan Raimaran, Roman Luan, dan
lain-lain.
Hal Baik Dari Bantuan- Bantuan itu

• Bagi nelayan yang terima bantuan peralatan tangkap sedikit


banyak sudah bisa mengatasi masalah kekurangan alat
btangkap akibat kasu kekerasan tahun 1999

• Melalui program pembentukan kelompok nelayan, sebagian


nelayan sudah diintrodusir tentang pentingnya mengorganisir
diri untuk bisa tingkatkan kemampuan nelayan

• Melalui pelatihan usaha perikanan tertentu, sebagian nelayan


sudah memiliki pengetahuan baru tentang usaha perikana
baru itu

• Melalui bantuan kepada nelayan, sebagian nelayan sudah


bisa membuka hubungan komunikasi dengan pemerintah dan
NGO sebagai dasar untuk mengembangkan hubungan yang
lebih baik antara nelayan dengan pemerintah dan dengan
NGO di masa depan
Masalah bantuan pemerintah dan NGO

• jumlah bantuannya masih seidikit atau


terbatas hingga tidak menjankau semua
nelayan. Itu menyangkut semua jenis bantuan
peralatan tangkap ikan seperti jaring, kail dan
tali pancing, motor tempel perahu, dan kotak
pendingin, dan terjadi di semua lokasi yang
diteliti

• jenis bantuan yang ditujukan untuk kelompok


nelayan ternyata digunakan sendiri para
pengurus kelompok-kelompok itu. Ini
terutama bantuan dalam bentuk motor tempel
perahu.
• beberapa jenis bantuan kepada
nelayan ternyata juga jatuh ke tangan
orang-orang yang bukan nelayan.

• bantuan yang diberikan sering tidak


sesuai kebutuhan nelayan. Bermaksud
baik tapi yang diberikan justru tidak
sesuai kebutuhan.
KESIMPULAN
Mengapa sumber daya alam di
lautan Timor Leste kaya tapi
kehidupan para nelayan masih
jauh dari sejahtera?

Dari hasil penelitian ini, bisa


disimpulkan bahwa hal itu terjadi
karena dua hal berikut.
Pertama
• kemampuan para nelayan untuk
memanfaatkan sumber daya alam tersebut
sangat rendah. Alat-alat untuk menangkap
ikan yang dimiliki nelayan sangat
sederhana, terbatas, dan ukurannya kecil,
sehingga hanya bisa menangkap ikan dalam
jumlah sedikit dan ukuran kecil. Kapal yang
dimiliki juga hanya mampu berlayar dalam
jarak yang tidak jauh. Pengetahuan nelayan
mengenai penangkapan ikan dan
penggunaan perahu juga rendah.
Kemampuan mengolah ikan dan hasil laut
lainnya juga rendah.
Kedua
• pasar untuk menjual hasil tangkapan nelayan juga
kecil dan kemampuannya rendah, yakni jumlah
orang yang membeli sedikit dan daya belinya
tidak tinggi. Selain itu letaknya yang jauh
membuat para nelayan sulit untuk menjual hasil
tangkapannya secara langsung. Apalagi sarana
transportasi juga jarang dan mahal. Pedagang
perantara yang bisa menjadi penghubung antara
nelayan dan pembeli/konsumen juga rendah
kemampuannya. Memang ada pedagang besar
yang membeli ikan di desa nelayan dengan
membawa mobil truk kecil, tetapi kebanyakan
pedagang ikan adalah pedagang keliling yang
berjalan kaki atau mengendarai sepeda dayung
dengan modal yang sangat kecil.
Ketiga

• upaya pengembangan yang


dilakukan oleh lembaga
pemerintah maupun organisasi
non-pemerintah masih belum
menjawab dengan tepat dua
masalah tersebut.
REKOMENDASI
1. Kebijakan Perikanan

 Mendukung peningkatan kemampuan para


nelayan untuk memanfaatkan sumberdaya
alam di laut dengan

• Menyediakan pelatihan mengenai


penggunaan alat-alat penangkapan ikan

• Menyediakan pelatihan untuk


meningkatkan kemampuan nelayan
dalam hal perkapalan dan navigasi
• Menyediakan pelatihan untuk pengolahan
hasil laut, yang tidak terbatas pada ikan
tetapi juga antara lain mencakup ikan
hias, rumput laut, ganggang laut, dan
sebagainya.

• Mendukung pengembangan kelompok-


kelompok nelayan dengan menyediakan
pelatihan manajemen, administrasi,
keuangan, kepemimpinan, penyediaan
kredit usaha, penyediaan konsultasi.

• Penyediaan tenaga penyuluh lapangan


bidan perikanan dengan kemampuan yang
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
tersebut di atas.
Mendukung kemampuan nelayan untuk
memasarkan hasil :
• Pelatihan manajemen pemasaran

• Pelatihan pengemasan hasil

• Pelatihan mengenai pengawetan sederhana dan


murah

• Penyediaan infrastruktur transportasi (dengan


membuka jalur transportasi dan mendirikan
perusahan negara bidang transportasi untuk melayani
tempat-tempat tertentu yang tidak ada transportasi
swasta)
 Melindungi nelayan Timor-Leste
dari persaingan dengan nelayan
asing yang beroperasi di wilayah
laut Timor-Leste. Sebagian
kebijakan mengenai hal ini sudah
ada, yaitu pembatasan bagi
nelayan asing untuk beroperasi di
Timor-Leste, tetapi ini perlu
disertai dengan tindakan-tindakan
penegakan (antara lain dengan
menyelenggarakan patroli laut
oleh pihak yang berwenang).
 Melindungi kelestarian alam Timor-Leste,
khususnya laut dan pantai. Sebagian
kebijakan ini sudah ada, seperti ketentuan
hukum tentang pelarangan penggunaan
bom dan perlindungan hewan langka,
namun masih ada yang perlu dibuat. Yang
juga sangat penting adalah program
penyuluhan rakyat mengenai isi dari
ketentuan-ketentuan hukum tersebut.
 Asosiasi nelayan yang sudah dibentuk pemerintah
harus difungsikan untuk mendukung peningkatan
kemampuan nelayan dalam memanfaatkan sumber
daya alam di luat, mengolahnya, dan
memasarkannya.

Oleh karena itu, asosiasi nelayan seharusnya


bukan menjadi pengganti dari kelompok-kelompok
alamiah yang dibentuk oleh para nelayan sendiri
dalam menjalankan pekerjaan mereka sehari-hari,
tetapi memperkuat kelompok-kelompok ini dengan
meningkatkan kemampuan mereka.

Asosiasi harus menjadi instrumen para nelayan


bukan sebaliknya, oleh karena itu organisasi
asosiasi harus bersifat dari bawah ke atas (botto-
up) bukan dari atas ke bawah (top-down).
Program dukungan untuk
pedagang perantara:

• penyediaan kredit,
peningkatan kemampuan
manajemen, pengangkutan
dan pemasaran.
Memperkuat kemitraan antara
pemerintah dengan
organisasi-organisasi non-
pemerintan yang bergiat
dalam program-program
pengembangan nelayan.
 Mengkampanyekan ikan sebagai sumber
protein dalam menu makanan sehari-hari.

Protein adalah zat makanan yang sangat


dibutuhkan oleh semua orang, apalagi anak-
anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan.
Ikan adalah sumber protein yang paling baik,
namun sangat sedikit penduduk Timor-Leste
yang mengkonsumsi ikan.

Oleh karena itu perlu dilakukan kampanye


makan ikan. Keberhasilan kampanye ini akan
meningkatkan permintaan akan ikan dan
dengan demikian diharapkan muncul
dorongan yang kuat agar para nelayan
meningkatkan produksinya karena
permintaan yang meningkat
 Pemerintah memasukkan ikan sebagai
bahan makanan dalam program Almoço
Escolar.

 Seluruh program untuk nelayan harus


dijalankan sesuai dengan kebijakan yang
telah digariskan oleh MAFP. Meskipun
banyak program dijalankan melalui bantuan
bilateral atau multilateral, program-program
tersebut harus sesuai dengan kebijakan
yang telah dirumuskan oleh MAFP. MAFP
tidak boleh membiarkan begitu saja suatu
program dijalankan tanpa mengetahui
kebijakan dan arah dari program yang
bersangkutan.
2. NGO

Program pengembangan nelayan


harus berfokus pada
pengorganisasian nelayan untuk
tujuan meningkatkan kemampuan
nelayan dalam berproduksi,
mengolah hasil produksi, dan
memasarkan.
 Pengorganisasian harus berdasarkan pada
kenyataan bahwa nelayan telah
berorganisasi dalam ‘kelompok-kelompok
alamiah’ yang terbentuk ketika nelayan
melakukan kerja menangkap ikan.

Program pengorganisasian oleh NGO atau


badan lainnya seharusnya bukan
menggantikan kelompok-kelompok tersebut
tetapi memperkuatnya dengan
meningkatkan kemampuannya dan
memperbesarnya dengan menggabungkan
kelompok-kelompok tersebut dalam
organisasi yang lebih besar dan kegiatan
yang lebih beragam (diversifikasi) sesuai
dengan kebutuhan nelayan
 Yang menjadi sasaran utama program
pengembangan nelayan haruslah
nelayan. Apabila pemerintah atuu
organisasi-organisasi non pemerintah
bermaksud memberikan bantuan
peralatan nelayan kepada orang-orang
yang bukan nelayan (seperti yang
sudah terjadi di masa pemerintah
transisi), terlebih dahulu harus ada
program pelatihan yang sungguh-
sungguh untuk mempersiapkan orang-
orang tersebut sehingga alat-alat yang
diberikan tidak sia-sia.
 Pendekatan karitatif dengan
hanya membagi-bagikan alat
tangkap harus digantikan dengan
pendekatan pemberdayaan.

 Peningkatan koordinasi antar


NGO dan antara NGO dengan
pemerintah agar program
pengembangan nelayan lebih
tepat guna dan berhasil guna.
3. Nelayan

 Aktif meningkatkan kemampuan dan


mencari informasi untuk produksi,
pengolahan, dan pemasaran.

 Nelayan meningkatkan kerjasama


antar mereka dengan memperkuat
kelompok-kelompok alamiah.
Kelompok-kelompok alamiah bisa
dijadikan basis dari pembentukan
kelompok yang lebih besar yang akan
berfungsi memperlancar kerja produksi
dan pemasaran hasil.
 Sebaiknya kegiatan-kegiatan ekonomi
digabungkan dalam satu organisasi saja,
sehingga kegiatan-kegiatan tersebut bisa
dilaksanakan dengan terintegrasi. Ini akan
mempermudah administrasi dan
manajemen.

 Harus berpartisipasi aktif dalam program


pengembangan yang diselenggarakan oleh
siapa saja, dari mulai perencanaan sampai
pelaksanaan. Untuk itu nelayan harus
mengidentifikasi apa saja potensi yang
mereka miliki dan apa kebutuhan mereka.
Jangan menerima begitu saja bantuan yang
sesungguhnya tidak dibutuhkan.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

You might also like