S

• Institute for Media Literacy

ALEMBA • Institute for Political Education & Campaign Strategy
• Institute for Civic Education
CHOO • Political Communication Lab

Partisipasi
Publik dalam Partai Politik
(atau: Interaksi Publik
dengan Partai Politik <?>)
Effendi Gazali, Ph.D. MPS ID
Staf Pengajar Program Pascasarjana Komunikasi UI
eg53@cornell.edu, eg53@indo.net.id (081292-57388)

1
 Public: Siapakah Engkau?
(sudahkah memikirkan keseluruhan Publik?)

 … a group of people who:

1) face similar problem;
2) recognize that the problem exists;
3) organize to do something about the problem.

Non-public  Latent public  Aware public 

Active public 

Grunig & Hunt, 1984 2

 3 Jenis Partisipasi
 Partisipasi dalam Perencanaan
 Partisipasi dalam Implementasi
 Partisipasi dalam Evaluasi

(Uphoff & Colle, 2000)

3
 (2) Institutions Studies on (after media exposure) (1)Citizen as
& Processes (7) Diversity in Media (11) Behavioral Studies Active
Ownerships (12) Media Effect Studies Information
(+Interactions of
(13) Campaign & Elections Gatherer
Interest Groups) (5) Studies on Media
Studies & Processor
Reality Construction (8) Variety of Media (14) Political/Civic Socialization (at all levels)
(MRC)& Inputs from (including new media Studies
Politics Institutions e.g. internet) (15) Development Studies Community
(political/civic (ethnicity, etc.)
Economics socialization) (9) (MRC) Studies on
(16) Audience’s Feedback on
Interactions in Family
Social (political/civic socialization)
Newsroom & (17) Uses & Gratifications
(6) Studies on Agenda Setting & Selective Exposure Peer Group
Culture Press Freedom
(10) Plurality on media choices School
Religion of Contents
on content choices
Etc
Etc

(18) Behavioral Studies (attitude, belief, etc.) without media exposure

(4) Studies on (19) non-mediated Campaign & Elections Studies (3) Studies on
Political/Civic
(20) non-mediated Political/Civic Socialization Studies Political/Civic
Socialization in
Socialization
institutions (21) (non-mediated) Participatory Development Studies (among & by
citizens)

Blue : Traditional focuses (communication of politics),

Black : New focuses (mostly non-mediated activities)
Red : New focuses (politics of communication)

4
 Interaksi Publik dan Partai Politik
 Menyediakan lahan dan iklim yang kondusif untuk tumbuh-
kembangnya partai politik modern
 Menyediakan wakil-wakil publik yang handal (yang berhasil
mencitrakan dirinya) untuk direkrut partai politik
 Menjadi anggota partai politik
 Public fund raising untuk partai politik
 Active Public menggugat partai politik yang tidak memperhatikan
permasalahannya pada REAL TIME
 Aware Public akan membalas partai politik yang tidak
memperhatikan permasalahannya pada PEMILU
 Latent Public akan cenderung mengikuti citra partai politik yang
tinggi pada persoalan tertentu atau pada beberapa hari menjelang
PEMILU
 Bertanya kepada partai politik melalui surat, fax, email, telpon dll
 Mengevaluasi kiprah partai politik
 Mencemooh partai politik
 Meminta partai politik (tertentu) dibubarkan
5
 FAKTA di
KOMUNIKASI POLITI K MODERN
 Lyndon Johnson (1971)
Perenungan terhadap apa yang terjadi sejak 1960-an:

 You guys. All you guys in the media.

All of politics has changed because of you.
You have broken all the machines and the
ties between us in Congress and the city
machines.
You’ve given us a new kind of people!

6
Tiba-tiba Citra jadi Soal UTAMA
 Re-styling of Politics (Corner & Pels, 2003):
CONSUMERISM, CELEBRITY & CYNICISM
 Komunikasi Politik dianggap persis sama dengan
Political Marketing
 Politikus “dipasarkan” sebagai Selebriti= walaupun
Communicator Without Substance
 Munculnya SINISME & APATISME terhadap Partai &
Proses-Proses Politik

7
 Tiba-tiba CITRA jadi SOAL UTAMA
 Keller (dalam Czudnowski, “Political Elites & Social
Change”, 1983), juga Andy Warhol: “Setiap orang
bisa menjadi terkenal dalam waktu 15 menit!”
(khususnya di TV)
 Persoalannya (Gazali, Kompas, 12 Juli 2000,
Selebritis Politik):
(a) How competitive?
(b) How representative?

8
 Bahkan dalam keadaan BURAM-pun,
PENCITRAAN mampu menyelamatkan
IMPLOSION- Jean Baudrillard
Bandingkan:
Modernist:
I can't stand how politicians avoid the
issues when they're campaigning.
I'm tired of all the double-talk.
I wish they'd say what they mean.

 Postmodernist:
Who cares? They're all crooked
anyway, but Bill Clinton looks really
cool playing the sax!
9
 Sedang di mana kita?
(lihat contoh-contoh foto Pilkada/Fisik dulu)

10
 Partai/ Komunikasi Politik

Tradisional Candidate Advocacy

Kultus Individu
Modern Prospective Policy Choices
Popular Leaders

Karisma Feodalisme Primor- Emosional Kader Pendidikan Program Riset &

dialisme Politik Konsultasi Publik

PENCITRAAN PENCITRAAN
Limited Non-Purposive Purposive Systematic
(taken for granted) (less-systematic)

Supporters Figur Program Public Voters Figur Manajemen Public

(loyal & Terbatas Terbatas Relations (rational Banyak & Relations &
swing) & Data & swing) Positioning Data
Terbatas pada isu Contrasting
tertentu

11
Bowling Alone, Robert Putnam, 2000
 BONDING SOCIAL CAPITAL
organizations only admit people who
already think alike

 BRIDGING SOCIAL CAPITAL

organizations that bring together people
from very different backgrounds and
beliefs
12
 KONSULTASI PUBLIK untuk
BRIDGING
 Yang bisa dipelajari: sebanyak mungkin melakukan
BRIDGING, dengan KONSULTASI PUBLIK, untuk mengajak
semakin banyak anggota publik THINK ALIKE, sambil
memperlihatkan citra SOLID di dalam partai

 KONSULTASI PUBLIK juga sarana untuk menunjukkan

bahwa PUBLIK dapat BERPARTISIPASI dalam PARTAI
POLITIK (publik dapat menjadi SUBYEK)

 KONSULTASI PUBLIK juga sarana yang ampuh sebagai

RISET dalam menyusun PROGRAM-PROGRAM PARTAI dan
merekrut TOKOH-TOKOH PUBLIK POTENSIAL

 KONSULTASI PUBLIK dapat juga BRIDGING terhadap

mereka yang sangat anti-partai (tertentu)
13
 Sedang di mana kita?
Contoh kasus PILKADA
 PILKADA, yang NEITHER MEAT NOR FISH: tidak sungguh-sungguh
di-design untuk publik, tapi lebih untuk partai politik
 Publik hanya OBYEK, yakni pemilih yang didorong-dorong datang ke
TPS pada HARI H, dan sebagian dikerahkan saat kampanye
 Dalam Pilkada, hampir tidak terlihat partai politik melibatkan publik
dalam penetapan pasangan calon
 Walaupun hak-hak publik dijamin berkali-kali untuk memberi
masukan terhadap calon-calon yang akan diajukan partai politik,
namun partai politik melenggang sendiri
 Alih-alih berkonsultasi dengan publik, partai politik lebih berkonsultasi
dengan TIM SUKSES: bukan mereka yang ahli strategi komunikasi
politik atau kampanye, tapi mereka yang punya massa (dengan
karakter: setia sampai mati, asal dibayar, berani dan nekad berbuat
apa pun)!
 VISI & MISI serta PROGRAM para kandidat masih besar-besar,
seperti bahasa GBHN
 Tanpa CONTRASTING (attacking secara positif) semua calon terlihat
sebagai DEWA-DEWA, tanpa cacat, sulit dibedakan satu sama lain;
tak ada clues yang jelas bagi publik
14
 Sedang di mana kita?
Contoh kasus PILKADA
 Pilkada yang riuh rendah dengan konflik antar-TIM
SUKSES (TIM RIBUT); penuh dengan ketidak-siapan
(yang di-design atau memang di-telantarkan secara
alamiah?); penuh dengan kecurangan; bersamaan
dengan pecahnya kepemimpinan partai politik akan
menjadi AJANG CHARACTER ASSASINATION bagi
RAKYAT, karena kesalahan akan ditimpakan pada
RAKYAT yang sekarang sudah memilih langsung!

 Pada GILIRANNYA, RAKYAT akan balik menjadi lebih

APATIS terhadap PEMERINTAH DAERAH (lingkungan
terdekatnya) dan PARTAI-PARTAI POLITIK!!!

15