You are on page 1of 21

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DISAMPAIKAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI PERUMAHAN NASIONAL TAHUN 2011


JAKARTA, 26 JULI 2011

I. PENDAHULUAN
UUD NKRI 1945 PASAL 28 H Hak UU 39 TAHUN 1999 PASAL 40
HAM - Hak untuk bertempat tinggal

untuk bertempat tinggal

UU 11 TAHUN 2005 PASAL 11


Pengesahan International Covenant on Ecosoc

UU 17 TAHUN 2007 RPJPN 2005 - 2025


Arah Pembangunan Perkim Jangka Panjang

UU 1 TAHUN 2011 PASAL 129 huruf a


Hak untuk menempati atau memiliki rumah yang layak

AGENDA HABITAT
1. Adequate shelter for all 2. Sustainable human settlements development in an urbanizing world

TARGET 11 MDGS
Meningkatkan kehidupan masyarakat di daerah kumuh

RPJMN 2004-2009

RPJMN 2010-2014

RPJMN 2015-2020

RPJMN 2021-2025

RENSTRA KEMENPERA 2010-2014 VISI MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM & KEGIATAN

ROAD MAP KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN 2

II. KONDISI UMUM PERUMAHAN


Keterbatasan penyediaan rumah. Jumlah kekurangan rumah (backlog) mengalami peningkatan dari 5,8 juta unit pada tahun 2004 menjadi 7,4 juta unit pada akhir tahun 2009. Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai. Pada tahun 2009, 4,8 juta unit rumah diperkirakan dalam kondisi rusak. Menurut Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2008, sebanyak: - 13,8% rumah tangga masih menghuni rumah dengan lantai tanah, - 12,4 % dengan dinding belum permanen, dan - 1,2 % tinggal di rumah yang beratapkan daun. Permukiman kumuh yang semakin meluas. Pada tahun 2009 luas permukiman kumuh diperkirakan menjadi 57.800 Ha dari kondisi sebelumnya yakni 54.000 Ha pada akhir tahun 2004. Peningkatan proporsi rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri sudah mempunyai bukti hukum berupa sertifikat dari BPN, girik, maupun akta jual beli dari 74,49% (2004) menjadi 77,94% (2007).
3

III. BACKLOG KEBUTUHAN RUMAH TAHUN 2009


7,4 Juta Unit

= RT ( Bangunan Eksisting Rumah Rusak Berat


dengan faktor koreksi extended family 20%

VISI
Asumsi Backlog yang akan ditangani sebesar 25% (2010-2014) = 1.842.994 unit Rata-Rata Pertambahan RT Baru (2010-2014) = 710.000/tahun

Milik Kontrak Sewa dll.

Termasuk komponen untuk mengurangi backlog

Kelemahan: Data yang ada hanya jumlah Rumah Tangga (RT), bukan jumlah Kepala Keluarga (KK). Data jumlah bangunan eksisting merupakan hasil proyeksi (tidak ada data yang update). Kelebihan: Memperhitungkan jumlah fisik bangunan rumah yang ada.

MENGHUNI
Kebutuhan Total Penanganan (2010-2014) = 5.392.994 unit

Fasilitasi Pemerintah Potensi Swadaya Masyarakat

: 2.070.000 unit : 3.322.994 unit

Perspektif Backlog

(Tanpa memperhitungkan Extended Family)

12,3 Juta Unit (2007)

13,5 Juta Unit (2009)


Kelemahan: Data yang ada hanya jumlah Rumah Tangga (RT), bukan jumlah Kepala Keluarga (KK). Tidak memperhitungkan jumlah fisik bangunan rumah. Komponen sewa seperti Rusunawa tidak diperhitungkan untuk mengurangi backlog. 28,8% anggaran Kemenpera 2010-2014 dialokasikan untuk pembangunan 70.000 unit Rusunawa. Kelebihan: Data yang digunakan dapat di update dari hasil Susenas yang dilaksanakan setiap 3 tahun.

MEMILIKI

80 %

(Memperhitungkan Extended Family)

10,8 Juta Unit

IV. LANDASAN KEBIJAKAN


ARAH PEMBANGUNAN PERKIM JANGKA PANJANG (RPJPN 2005 2025) 1) PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN YANG BERKELANJUTAN, MEMADAI, LAYAK, DAN TERJANGKAU OLEH DAYA BELI MASYARAKAT SERTA DIDUKUNG OLEH PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN YANG MENCUKUPI DAN BERKUALITAS YANG DIKELOLA SECARA PROFESIONAL, KREDIBEL, MANDIRI, DAN EFISIEN; 2) PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN BESERTA PRASARANA DAN SARANA PENDUKUNGNYA YANG MANDIRI MAMPU MEMBANGKITKAN POTENSI PEMBIAYAAN YANG BERASAL DARI MASYARAKAT DAN PASAR MODAL, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA, SERTA MENINGKATKAN PEMERATAAN DAN PENYEBARAN PEMBANGUNAN; DAN

3) PEMBANGUNAN PERUMAHAN BESERTA PRASARANA DAN SARANA PENDUKUNGNYA YANG MEMPERHATIKAN FUNGSI DAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP.
UU No. 17 TAHUN 2007 TENTANG RPJPN 2005-2025 BAB II. 2 Huruf D 5: Memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh.
UU No. 17 TAHUN 2007 TENTANG RPJPN 2005-2025 BAB IV.1.5 BUTIR 19: Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya diarahkan pada (1) penyelenggaraan pembangunan perumahan yang .. terjangkau oleh daya beli masyarakat 5

V. RENSTRA KEMENPERA TAHUN 2010-2014


M I S I:
1. MENINGKATKAN IKLIM YANG KONDUSIF & KOORDINASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN.
2. MENINGKATKAN KETERSEDIAAN RUMAH LAYAK HUNI DALAM LINGKUNGAN YANG SEHAT & AMAN SERTA DIDUKUNG OLEH PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS YANG MEMADAI.

V I S I: SETIAP KELUARGA INDONESIA MENEMPATI RUMAH YANG LAYAK HUNI

3. MENGEMBANGKAN SISTEM PEMBIAYAAN PERUMAHAN JANGKA PANJANG YANG EFISIEN, AKUNTABEL DAN BERKELANJUTAN. 4. MENINGKATKAN PENDAYAGUNAAN SUMBER-DAYA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SECARA OPTIMAL. 5. MENINGKATKAN PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN PEMANGKU KEPENTINGAN LAINNYA DALAM PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN. 6

VI. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TAHUN 2010 - 2014


V I S I:
SETIAP KELUARGA INDONESIA MENEMPATI RUMAH YANG LAYAK HUNI

ARAH KEBIJAKAN
1. Penciptaan iklim yang kondusif dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pemenuhan hak dasar rakyat atas rumah. 2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Sejahtera yang didukung dengan PSU serta kepastian bermukim bagi MBM di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Pengembangan regulasi dan kebijakan Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan dan Permukiman. a. Pembangunan RLH (pasar formal maupun secara swadaya masyarakat); b. Pembangunan rusun baik sewa maupun milik; c. Penyediaan PSU perkim yang memadai utk pengembangan kawasan permukiman termasuk perumahan swadaya; d. Penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh; e. Pembangunan rumah khusus; f. Pengembangan kawasan tematik strategis; g. Penguatan hak atas tanah utk bermukim. a. Pengembangan pembiayaan perumahan melalui fasilitasi likuiditas; b. Pengembangan Tabungan Perumahan Nasional; c. Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan perkim.

M I S I:
1. MENINGKATKAN IKLIM YANG KONDUSIF & KOORDINASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN. 2. MENINGKATKAN KETERSEDIAAN RUMAH LAYAK HUNI DALAM LINGKUNGAN YANG SEHAT & AMAN SERTA DIDUKUNG OLEH PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS YANG MEMADAI. 3. MENGEMBANGKAN SISTEM PEMBIAYAAN PERUMAHAN JANGKA PANJANG YANG EFISIEN, AKUNTABEL DAN BERKELANJUTAN. 4. MENINGKATKAN PENDAYAGUNAAN SUMBERDAYA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SECARA OPTIMAL. 5. MENINGKATKAN PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN PEMANGKU KEPENTINGAN LAINNYA DALAM PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN.

3. Pelembagaan sistem pendanaan dan pembiayaan perumahan dan permukiman 4. Peningkatan pendayagunaan sumberdaya pembangunan perkim, pemanfaatan hasil-hasil iptek yang mengacu tata ruang dan kearifan lokal. 5. Peningkatan sinergi pusat-daerah dan pemberdayaan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan dan permukiman

Peningkatan litbang perkim, penyelenggaraan pembangunan perkim berbasis tata ruang dan kearifan lokal.
Peningkatan kapasitas kelembagaa dan sdm serta para pemangku kepentingan pembangunan perkim.

VII. TARGET DAN ANGGARAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010-2014 SESUAI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENGENAH NASIONAL (RPJMN) 2010 2014
RPJMN 2010 - 2014
No. A I II PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS BA 091 PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMEN TUGAS TEKNIS LAINNYA PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 1 Pembangunan rumah susun sederhana sewa 2 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya 3 Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya 4 Fasilitasi pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman 5 Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya 6 Fasilitasi dan Stimulasi Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh 7 Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi 8 Fasilitasi pembangunan rumah khusus 9 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Perumahan dan Permukiman III PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 1 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman B. III SATUAN 2010 2011

TARGET
2012 2013 2014 TOTAL 2010 127,61 2.185,73

ALOKASI ANGGARAN (Rp. Milyar)


2011 156,63 2.520,46 1.200,00 125,00 62,50 2012 242,46 3.874,52 2.160,00 178,75 97,50 2013 303,33 1.679,37 82,50 45,00 2014 341,35 1.851,02 75,00 43,75 TOTAL 1.171,4 12.111,1 4.560,0 536,3 286,3

twin block unit unit

100 7.500 7.500

100 12.500 12.500

180 16.250 16.250

7.500 7.500

6.250 6.250

380 50.000 50.000

1.200,00 75,00 37,50

unit
unit Ha unit

90.374
7.500 50 -

117.010
12.500 100 7.500

145.000
16.250 150 7.500

161.616
7.500 175 7.500

186.000
6.250 180 7.500

700.000
50.000 655 30.000

564,84
30,00 75,00 -

731,31
50,00 160,00 2,25

906,25
81,25 240,00 3,00

1.010,10
37,50 280,00 3,00

1.162,50
37,50 288,00 3,75

4.375,0
236,3 1.043,0 12,0

unit
peraturan perundangan

250
4

750
4

1.050
4

1.350
4

1.600
4

5.000
20

42,87
160,52

28,88
160,52

47,25
160,52

60,75
160,52

80,00
160,52

259,7
802,6

82,40

82,40

82,40

82,40

82,40

412,0

peraturan perundangan

10

82,40

82,40

82,40

82,40

82,40

412,0

TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 (BA 091) BA 999 PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
1 Bantuan Subsidi Perumahan unit 2 Masa Transisi TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 (BA 999) 210.000 187.006 250.000 290.000 290.000 310.000 1.350.000 187.006

2.395,7
4.163,51

2.759,5
3.840,00

4.199,4
4.440,00

2.065,1
4.440,00

2.274,8
4.740,00

13.694,5
21.623,51

3.240,00 923,51 4.163,5

3.840,00 3.840,0

4.440,00 4.440,0

4.440,00 4.440,0

4.740,00 4.740,0

20.700,00 923,51 21.623,5

VIII. ROADMAP: SKENARIO OPERASIONALISASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN & KAWASAN PERMUKIMAN

PENGEMBANGAN Pinjaman/ KEBIJAKAN Hibah

Dekon DAK Perkim


Memperkuat Kapasitas Pemda dalam pengembangan kawasan perumahan melalui sistem land banking

Urban-Rural Lnkg, PSU, Bahan Bangunan dan Rekayasa Ranc. Bangun


PSU Kawasan Jalan; Drainase. Bahan Bangunan Lokal Ranc Bangun: Arsitektur lokal

LHB dan Kewajiban Pelayanan Umum


Penugasan khusus Pemerintah kpd BUMN untuk pembangunan perumahan bagi MBR dengan spesifikasi dan harga sesuai standar Pemerintah

Perkuatan Perumahan Swadaya

Tabungan Perumahan Nasional

Fasilitas Likuiditas

Penyaluran Pinjaman/ Penyaluran hibah

PSU Kawasan Jaringan air minum; Air limbah; (septic tank komunal); Jaringan listrik; PJU

Pemberdayaan Masyarakat & Bantuan Stimulan

Pembiayaan Menerbitkan

Pemerintah Daerah
Pembangunan PSU Kawasan

BLU Pusat Pembiayaan Perumahan


PNPM MANDIRI PERKIM

Pasar Sekunder

Obligasi Daerah

Underlying Asset

BUMN/D PERKIM Pengembang

Bank / LKNB Pelaksana

Blended Financing

KAWASAN PERMUKIMAN
Dikelola oleh Pusat Pengelolaan Aset (dibawah Permerintah Daerah)

LINGKUNGAN HUNIAN

Kredit Konstruksi dg bunga rendah Rumah Swadaya KPR dan Kredit Mikro Swadaya dengan bunga rendah

Pembiayaan Sekunder Perumahan

A
Rumah Jadi Rusun Milik Rumah Sejahtera Tapak Sewa

Masyarakat

SISI PASOKAN
PASAR SEKUNDER

SISI PERMINTAAN
PASAR PRIMER

VIII.A. PROGRAM/KEGIATAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN


FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN

Sejak diluncurkankan Fasilitas Likuiditas pada Tahun 2010, telah berhasil dibiayai sebanyak 14.000 unit Rumah Sejahtera Tapak, dan 1.600 unit Rumah Sejahtera Susun
PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN MURAH JANGKA PANJANG
DANA JANGKA PANJANG
INVESTOR INSTITUSIONAL -JAMSOSTEK -DANA PENSIUN -PERUSAHAAN ASURANSI TABUNGAN: -TAPERUM-PNS -TWP-TNI/POLRI -YKPP -SWASTA

1. Kemampuan/Daya Beli Masyarakat masih sangat terbatas dan kenaikan penghasilan/pendapatan setiap tahunnya tidak signifikan dibandingkan dengan laju inflasi per tahun; 2. Keterjangkauan angsuran KPR Bersubsidi diberikan secara terbatas selama masa subsidi (4 s/d 10 tahun);

REPAYMENT DANA PIHAK KETIGA

SISI PASOKAN

KREDIT KONSTRUKSI

APBN FL [POS PEMBIAYAAN]

PK-BLU PPP

BANK PELAKSANA

3. Optimalisasi pemanfaatan dana APBN sejalan dengan keterbatasan keuangan negara;


4. Memerangi rejim suku bunga tinggi melalui penyediaan dana murah jangka panjang sampai dengan melembaganya Tabungan Perumahan Nasional (TPN); 5. Daya tarik bagi Sumber Dana lain untuk berperan dalam Pembiayaan 10 Perumahan (integrasi sumber-sumber

SISI PERMINTAAN KPR

REPAYMENT

REPAYMENT

PROGRAM/KEGIATAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN [2]


PERBANDINGAN SKIM SUBSIDI DAHULU DENGAN SKIM FASILITAS LIKUIDITAS SAAT INI
SKIM SUBSIDI (DAHULU) SKIM FASILITAS LIKUIDITAS (SAAT INI)

Masa Subsidi

Terbatas, jangka waktu tertentu

Sepanjang masa pinjaman

Suku Bunga

Bunga bersubsidi dalam jangka waktu tertentu dan dilanjutkan bunga komersial (bank yang bersangkutan)
Angsuran selama masa subsidi 1/3 penghasilan, dan selanjutnya cenderung 1/3 penghasilan tergantung bunga komersial Belanja Subsidi, merupakan dana habis (tidak kembali) Terus menerus

Bunga yang ditetapkan satu digit sepanjang masa pinjaman (fixed rate)
Angsuran selama masa pinjaman 1/3 penghasilan

Angsuran

Dana APBN Alokasi APBN

Belanja FL dalam pos pembiayaan/investasi sehingga bukan dana habis dan merupakan revolving fund Setelah beberapa periode tertentu semakin berkurang dan terus mengecil sampai akhirnya tidak perlu ada alokasi atau ketika Tabungan Perumahan Nasional sudah melembaga

Sumber Dana
Penggunaan

APBN
Hanya untuk sisi permintaan (KPR Bersubsidi)

APBN + sumber dana lain


Untuk sisi permintaan (KPR) dengan tingkat bunga terjangkau (satu digit) dengan tenor sampai dengan 15 11 tahun

VIII.B. PROGRAM/KEGIATAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN


TABUNGAN PERUMAHAN
TABUNGAN SUKARELA

IURAN DAN KEPESERTAAN TABUNGAN PERUMAHAN:


1. Setiap PNS, TNI/Polri, Karyawan BUMN/D, Karyawan Swasta yang berpenghasilan tetap, wajib membayar iuran tabungan perumahan; 2. Prusahaan wajib mengimbangi iuran tabungan wajib perumahan bagi karyawan; 3. Pemerintah wajib mengimbangi iuran tabungan wajib perumahan bagi PNS, TNI/Polri.

TABUNGAN PERUMAHAN
TABUNGAN WAJIB

PERUNTUKAN DANA TABUNGAN PERUMAHAN:


1. Untuk memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi peserta tabungan; dan 2. Untuk pembelian, pembangunan, dan perbaikan rumah.

PENGELOLAAN DANA TABUNGAN PERUMAHAN

hanya dapat diinvestasikan pada:

1. Lembaga Keuangan; 2. Surat Berharga yang diperdagangkan di pasar modal; dan 3. Instrumen Keuangan lainnya.

UNDANG-UNDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN MENGAMANATKAN PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG TABUNGAN PERUMAHAN

12

VIII.C. PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN SWADAYA[1] 1. PNPM MANDIRI PERKIM


PNPM MANDIRI
Partisipatif Penguatan Kelembagaan Pelaksanaan secara swakelola Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)

KONDISI EKSISTING
Masyarakat Miskin Rumah Tidak Layak Huni Lingkungan Kumuh

PNPM MANDIRI PERKIM


Peran serta masyarakat Penguatan kelompok swadaya masyarakat Pelaksanaan swadaya masyarakat Stimulan pada kelompok masyarakat

KONDISI YANG DIHARAPKAN


Masyarakat dapat menghuni rumah yang layak dan terjangkau Lingkungan yang sehat dan aman Penurunan angka kemiskinan Pengurangan luasan kawasan kumuh

STIMULAN FISIK
Pembangunan Rumah Baru Perbaikan Rumah Peningkatan PSU

STIMULAN NON FISIK


Peningkatan keswadayaan melalui pelatihan dan penyuluhan Bantuan Teknis dalam penyelenggaraan perumahan swadaya Pendampingan/Fasilitasi Pra dan Pasca Sertipikasi Hak Atas Tanah (SHAT)

13

PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN SWADAYA[2]


2. FASILITASI PRA DAN PASCA SERTIPIKASI HAK ATAS TANAH (SHAT)
MEKANISME PELAKSANAAN
Para-sertipikasi tanah meliputi kegiatan sosialisasi, identifikasi dan inventarisasi untuk menyiapkan data calon peserta, yang dilaksanakan pada periode tahun sebelum pelaksanaan sertipikasi (T-1). Pelaksanaan sertipikasi hak atas tanah, dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional melalui Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota pada periode tahun pelaksanaan sertipikasi (T). Pasca-sertipikasi tanah berupa pembinaan dan pendampingan MBR untuk mendapatkan akses ke sumber pembiayaan dan sumber-sumber lainnya dalam rangka membangun/ memperbaiki rumah secara swadaya untuk mendapatkan rumah yang layak huni, yg dilaksanakan pd periode tahun setelah pelaksanaan sertipikasi (T+1). PRA SERTIPIKASI
(KEMENPERA)

TUJUAN

Mewujudkan mekanisme kerjasama penyiapan calon peserta kegiatan SHAT dlm rangka pemberdayaan MBR utk membangun/memperbaiki rumah scr swadaya agar memiliki rumah yang layak huni.

TIM KOORDINASI PUSAT


- Kementerian Perumahan Rakyat - Badan Pertanahan Nasional (BPN)

TIM KOORDINASI PROVINSI

- SKPD Provinsi yg membidangi perumahan - Bappeda Provinsi - Kanwil BPN

RUANG LINGKUP

Memverifikasi calon peserta pokja dan mekanisme penyiapan calon peserta berdasarkan kriteria yang ditentukan (SKPD kab/kota) Monitoring dan evaluasi serta pelatihan (pasca-sertipikasi) Akses ke sumber lain (pasca-sertipikasi)

TIM KOORDINASI KAB/KOTA - Unsur instansi yang membidangi perkim - Unsur pemerintah Kabupaten/Kota - Kantor Pertanahan

KRITERIA CALON PENERIMA MANFAAT SHAT


S U B Y E K O B Y E K a. b. c. d. e. f. WNI Berkeluarga (memiliki akte perkawinan) Berpenghasilan tetap atau tidak tetap Mempunyai KTP/KK Memiliki tanah kosong atau mempunyai rumah tidak layak huni Berdomisili di wilayah hukum yang sama dengan letak tanah yang akan disertipikatkan dan bidang tanah untuk rumah pertama

SERTIPIKASI
(BPN) SERTIPIKAT

PASCA SERTIPIKASI
(KEMENPERA) Penerima Sertipikat

Sosialisasi
Identifikasi dan Inventarisasi Penyiapan Data Calon Peserta Seleksi Verifikasi Daftar Nominatif Calon Peserta

a. Tanah dikuasai secara fisik dan jelas batas-batasnya, tidak dalam sengketa dan tempat berdiri rumah yg akan dibangun atau diperbaiki b. Belum bersertipikat c. Tidak dalam keadaan dijaminkan d. Bukan tanah warisan yang belum dibagi e. Luas tanah maksimal 2.000 m2 yang peruntukannya hanya untuk perumahan f. Penggunaan tanah sesuai RTRW Kab/Kota

Pelaksanaan Sertipikasi

Monev dan Pembinaan Teknis

Penetapan Peserta

Akses Sumber Pembiayaan dan sumber-sumber lainnya

14

VIII.D. PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN FORMAL ISU & PERMASALAHAN


1. Backlog; 2. Urbanisasi; 3. Kelangkaan Lahan di perkotaan; 4. Kapasitas Fiskal Daerah; 5. Dukungan Perumahan Khusus (perbatasan).

KEBIJAKAN
1. Penyusunan NSPK di bidang perumahan formal; 2. Meningkatkan dan memastikan pasokan hunian khususnya bagi MBR; 3. Mendorong peran pemerintah daerah dalam pembangunan perumahan formal; 4. Meningkatkan kapasitas SDM dan pelaku serta pendayagunaan sumberdaya pembangunan perumahan formal; 5. Mendorong berkembangnya inovasi, teknologi, standardisasi dan investasi perumahan formal; 6. Mendorong peran serta swasta/masyarakat dalam pembangunan Rusunami; 7. Peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.

PROGRAM
Fasilitasi Rusunami
Pembangunan Rusunawa Pembangunan Rumah Khusus

Fasilitasi Rumah Tapak

BENEFIT
1. Tersusunnya Kebijakan dan NSPK Perumahan Formal; 2. Berkontribusi terhadap pengurangan Backlog; 3. Terbangunnya Rusunawa/Rusus dan terpenuhinya kebutuhan unit hunian untuk kelompok sasaran; 4. Meningkatnya Pasokan rumah (tapak dan susun) Terciptanya Lapangan Kerja; 5. Peningkatan produktivitas; 6. Meningkatnya kesejahteraan; 7. mendukung kegiatan belajar dan mencegah tawuran mahasiswa.

15

VIII.E. PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN FORMAL


PUBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO) PERUMAHAN LATAR BELAKANG Masyarakat Berpenghasilan Menengah ke Bawah belum memiliki akses terhadap kepemilikan rumah yang layak. Pemerintah Indonesia dengan segala keterbatasan yang ada berkewajiban untuk menyediakan rumah layak huni bagi masyarakat. Sementara itu pertumbuhan kebutuhan rumah yang tinggi (1,2 juta unit/tahun) ditambah dengan backlog perumahan yang mencapai 7,4 juta unit menjadi hambatan tersendiri, dikarenakan kemampuan penyediaan perumahan hanya 200.000 unit/tahun. TUJUAN

Dalam rangka benchmarking harga rumah sejahtera


SASARAN Menyediakan hunian yang layak bagi MBR dengan penghasilan Rp. 2,5 juta dan MBM dengan penghasilan Rp. 2,5 juta < P Rp. 4,5 juta Usulan Komponen PSO Selisih biaya produksi dan biaya penjualan rumah sejahtera tapak, tipe 36/72 (desain dan spesifikasi tertentu). Selisih biaya produksi dan biaya penjualan rumah murah, tipe 36 (desain dan spesifikasi tertentu). Selisih penerimaan dan pengeluaran atas hunian rumah sejahtera susun sewa. 16

VIII.F. PROGRAM/KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASAN


1) Lahan bagi pengembangan kawasan perumahan dan permukiman semakin langka dan mahal. Program: Pengembangan Kebijakan Land Banking (Pencadangan Lahan) di Perkotaan. 2) Lingkungan kumuh diperkotaan cenderung meluas (54.000 ha tahun 2004 menjadi 59.000 ha tahun 2009. Program: Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK). 3) Dengan semakin padatnya lahan perkotaan, maka dibutuhkan alternatif pendekatan pengembangan kawasan melalui pengembangan kawasan bukan skala besar. Program: Bantuan Stimulan PSU Kawasan. 4) Perencanaan perumahan dan permukiman di daerah belum terselenggara dengan baik. Program: Peningkatan kapasitas kelembagaan dan perencanaan di daerah melalui Bantek RP4D (RP3KP). 5) Pengembangan kawasan perumahan untuk mendukung fungsi-fungsi khusus (industri, perbatasan, nelayan, dll). Program: Pengembangan Kawasan Khusus. 6) Kerjasama Swasta/Masyarakat dan Pemerintah dalam pengembangan kawasan, masih relatif terbatas. Program: DAK Bidang Perumahan dan Permukiman. 7) Perlunya pelaksanaan ujicoba pengembangan kawasan perumahan dan permukiman di beberapa daerah. Program: Revitalisasi Kota Kekerabatan Maja. 8) Perlunya pemberian penghargaan terhadap pemerintah daerah yang telah 17

VIII.G. PROGRAM/KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASAN[4]


DANAALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TAHUN 2011

TUJUAN
Meningkatkan tersedianya rumah yang layak huni dan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBM/R) di dalam kawasan perumahan dan permukiman yang didukung oleh prasarana dan sarana serta utilitas yang memadai. LINGKUP KEGIATAN
Pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) meliputi: 1. Jaringan Air Minum; 2. Air Limbah (septic tank komunal); 3. Jaringan Listrik; 4. Penerangan Jalan Umum.

KELUARAN Terbangunnya prasarana, sarana dan utilitas (PSU) kawasan perumahan dan permukiman yang terdiri dari jaringan air minum, air limbah (septictank komunal), jaringan listrik dan penerangan jalan umum untuk 24.000 unit rumah. KEBUTUHAN ANGGARAN Alokasi DAK Bidang Perumahan dan Permukiman sebesar Rp. 150.000.000.000,00 (seratus lima puluh milyar rupiah).

18

VIII.H. KEGIATAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENPERA TAHUN 2010 2011


LATAR BELAKANG
PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kab/Kota PP 7/2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Tidak adanya kelembagaan yang menangani perumahan secara khusus (kepala seksi/ bagian/ dinas) Tidak adanya data mengenai: Kondisi rumah eksisting (bagus, rusak, sangat rusak) Luasan dan lokasi kawasan kumuh Tidak adanya masterplan pengembangan perumahan

TUJUAN
Efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan umum Menjamin hubungan yang serasi antara Pemerintah dan Daerah, serta antar Daerah (Sinergitas Pusat-Daerah)

Pengembangan data perumahan: level kab/kota provinsi nasional Meningkatkan koordinasi pelaku pembangunan perumahan kab/kota provinsi nasional

TAHUN 2010
Kegiatan: 1. Pendataan dan Monitoring Pembangunan Perumahan 2. Sosialisasi Kebijakan Bidang Perumahan Dana: Rp. 50 Milyar 33 Provinsi Waktu: 9 bulan (April Desember 2010)

TAHUN 2011
Kegiatan: 1. Sosialisasi Kebijakan Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman 2. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dana: Rp. 50 Milyar 33 Provinsi Waktu: 9 bulan (Maret Nopember 2011)

1. Manajemen data perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi 2. Wadah koordinasi pembangunan perumahan dan permukiman di 33 provinsi 3. Dokumen perencanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi 4. Profil perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi 5. Mekanisme monev pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di 33 provinsi

19

IX. PERLUASAN PROGRAM PRO RAKYAT KLASTER 4: PEMBANGUNAN RUMAH SANGAT MURAH DAN RUMAH MURAH
KLASTER IV: PROGRAM RUMAH SANGAT MURAH DAN MURAH
Rumah Tangga Miskin dan Hampir Miskin Pelaku Usaha Mikro dan Kecil
Pelaku Usaha Mikro dan Kecil BERDAYA BELI

RUMAH SANGAT MURAH (PNPM MANDIRI PERKIM)


Penyediaan tanah Sertipikasi bidang tanah Perijinan Pemberdayaan masyarakat Pembangunan rumah baru Peningkatan kualitas perumahan PSU
BANSOS Rp 5 10 Juta

RUMAH MURAH
Penyediaan tanah Sertipikasi bidang tanah Perijinan Pembangunan rumah baru PSU Penjaminan MODIFIKASI PROGRAM
Harga Jual Rp 20 25 Juta

RUMAH MURAH
Penyediaan tanah Sertipikasi bidang tanah Perijinan Pembangunan rumah baru PSU MODIFIKASI PROGRAM
Harga Jual Rp 20 25 Juta

Harga Jual Rp 55 70 Juta

PROGRAM EKSISTING
NON - BANKABLE

PROGRAM EKSISTING
BANKABLE

20

You might also like