You are on page 1of 8

OBLIGASI 1.Pengertian Obligasi Obligasi merupakan bukti hutang dari penerbitnya.

Dengan membeli obligasi,pemegang menjadi kreditur dari penerbitnya, sekaligus memiliki hak atas pengembalian pokok dan bunga yang telah diperjanjikan. Dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 tidak terdapat definisi obligasi secara eksplisit, tetapi terdapat kata obligasi pada Pasal 1 butir 5, Penjelasan Pasal 21 ayat (3), Pasal 24 ayat (1), dan Penjelasan Pasal 25 ayat (1), di mana intinya bahwa obligasi termasuk salah satu jenis efek. Ketentuan yang lebih jelas terdapat pada penjelasan Pasal 51 ayat (4), di mana dikatakan bahwa Obligasi sebagai contoh Efek yang bersifat utang jangka panjang. Obligasi, adalah bukti utang dari Emiten yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo, sekurang-kurangnya tiga tahun sejak tanggal emisi (Pasal 1 butir 34 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1199/KMK.010/1991). Penerbitan obligasi sebenarnya merupakan suatu proses, yaitu suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh emiten dalam rangka mencari pendanaan. Kegiatan emisi bermuara pada satu tujuan akhir, yaitu mengumpulkan dana dari masyarakat melalui pinjaman obligasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa obligasi adalah surat berharga tanda pengakuan hutang pada atau peminjaman uang dari masyarakat dalam bentuk tertentu,untuk jangka waktu sekurang-kurang 3 tahun dengan memberikan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya telah ditentukan lebuh dahulu oleh penerbitnya.

2.SUMBER HUKUM OBLIGASI

a.KUHPerdata (pasal 1233,1234,1756) b.KUHD c.UU No.24 tahun 202 tentang Surat Utang Negara d.Peraturan Menteri Keuangan No.36/PMK.06?2006 tentang lelang Surat Utang Negara

e.Peraturan BI No.5/4/PBI/2004 tentang penerbitab,penjualan,dan pembelian serta penatausahaan SUN f.UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal g.UU No.19 tahun 2008 tentang surat berharga syariah negara h.UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan

3.SYARAT FORMIL OBLIGASI

Suatu Obligasi harus memiliki syarat formil,apabila satu syarat formil tersebut tidak terpenuhi maka obligasi tersebut tidak sah.Berikut syarat formil obligasi :

a.Memuat kata Obligasi b.Nama pemegang obligasi (apabila obligasi itu mempunyai klausula atas nama) c.Nama Penerbit Obligasi d.Alamat dan riwayat Badan hokum secara singkat e.Nilai nominal atau nilai utang pokok,yaitu nilai yang harus dibayar bunganya oleh penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir jatuh tempo. f.Harga penerbitan,yaitu suatu suatu harga yang ditawarkan kepada investor pada saat penjualan perdana obligasi.Nilai bersih yang diterima oleh penerbit adalah setelah dikurangi dengan biayabiaya penerbitan. g.Tanggal jatuh tempo yaitu suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada saat tersebut penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi.Sepanjang pembayaran kembali/pelunasan tersebut telah dilakukan makan penerbit tidak lagi memiliki kewajiban kepada pemegang obligasi setelah lewat tanggal jatuh tempo obligasi tersebut. h.Tanda tangan penerbit

4.PIHAK-PIHAK DALAM OBLIGASI

1. Emiten (Issuer)

Emiten merupakan suatu perusahaan yang menjadi pemeran utama yang bermaksud menerbitkan suatu obligasi. Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Pasar Modal, mendefinisikan Emiten sebagai berikut: Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum.

2. Penjamin Emisi Efek (Underwriter) Pasal 1 angka 17 Undang-undang Pasar Modal memberikan definisi sebagai berikut: Penjamin emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual. Penjamin emisi adalah perusahaan yang menjamin penjualan obligasi. Pada dasarnya penjamin emisi merupakan mediator antara emiten dengan pemodal/investor.

3. Wali Amanat (Trustee) Wali Amanat merupakan pihak yang ditunjuk oleh Emiten untuk mewakili kepentingan investor para pemegang obligasi.

Menurut ketentuan Pasal 1 butir 30 UndangUndang Pasar Modal, Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat utang, sedangkan pihak diartikan sebagai orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi. Pasal 1 butir 15 Undang-Undang Perbankan menyatakan bahwa: Wali Amanat adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum untuk mewakili kepetingan pemegang surat berharga berdasarkan perjanjian antara Bank Umum dengan Emiten surat berharga yang bersangkutan. Wali Amanat ini diperlukan mengingat bahwa Efek yang bersifat utang tersebut mempunyai sifat yang sepihak dan mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang panjang. Wali Amanat merupakan suatu lembaga atau pihak yang bertindak untuk mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat utang (masyarakat pemo-dal/investor) dengan membuat suatu perjanjian dengan Emiten, yang dibuat sebelum penerbitan obligasi (sebelum penawaran obligasi dilaksanakan.

4. Penanggung (Guarantor) Jasa penanggung (guarantor) diperlukan apabila suatu pihak menerbitkan obligasi. Tujuannya, adalah untuk menjamin pelunasan seluruh pinjaman pokok beserta bunga, apabila ternyata di kemudian hari Emiten tidak mampu membayar atau wanprestasi. Biasanya jasa pertanggungan ini dilaksanakan oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai reputasi sangat baik.

5. Masyarakat Pemodal (Investor) Investor merupakan pemeran utama yang berperan di dalam kegiatan pasar modal. Investor sebagai pihak yang menginvestasikan dananya di pasar modal, dengan cara membeli efek yang bersifat utang (obligasi) maupun efek yang bersifat ekuitas.

6. Lembaga Kliring Lembaga ini berfungsi menyelesaikan semua hak-hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi di bursa efek.

7. Bursa Efek Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka (Pasal 1 butir 4 Undang-Undang Pasal Modal).

8. Profesi Penunjang Pasar Modal Profesi penunjang pasar modal terdiri dari: a. Akuntan Publik; b. Konsultan Hukum; c. Penilai; d. Notaris.

5.KLASIFIKASI OBLIGASI

a.Obligasi berdasarkan issuernya / penerbitnya,terdiri dari : -Obligasi pemerintah -Obligasi perusahaan milik negara (stated owned company) -Obligasi perusahaan swasta

b.Obligasi Dilihat dari sistem pembayaran bunga -Coupond Bond : Bunga dibayar secara periodic -Disconto Bond : Bunga dibayar sekaligus

c.Obligasi dilihat dari tingkat bunga -Obligasi bunga tetap (fixed rate bond) : tingkat bunga ditetapkan diawal dan tidak berubah -Obligasi Bunga mengambang : tingkat bunga tidak tetap ,seperti bunga di bank -Obligasi bunga campuran :penggabungan obligasi bunga mengambang dan tetap.

d.Obligasi dilihat dari tempat penerbitab/perdagangannya -Obligasi domestic (diterbitkan dari badan hukum dalam negara) -Obligasi Asing (diterbitkan oleh badan hukum negara lain)

e.Obligasi dilihat dari konversi/bentuknya -Obligasi konversi : Obligassi tersebut dapat dikonversi menjadi saham, yang harus diperjanjikan ileh para pihak, -Obligasi non konversi : obligasi tersebut tidak dapat dikonversikan

f.Obligasi dilihat dari masa jatuh tempo -Obligasi Berjangka : Obligasi yang ditarik secara keseluruhan di akhir massa obligasi -Obligasi Berseri : Obligasi yang ditarik secara bertahap

g.Obligasi dilihat dari pengalihan kepemilikan -Obligasi atas nama : Obligasi yang didalamnya terdapat nama pemegangnya

-Obligasi atas tunjuk : Obligasi yang didalamnya tidak terdapat mana,dengan kata lain bahwa pemegang sertifikat obligasi adalah pemiliknya.

6.KLAUSULA OBLIGASI Dari klasifikasi oblikasi dilihat dari pengalihan kepemilikan,maka obligasi memiliki dua klausula yaitu : 1.atas nama (op name) artinya dalam obligasi tersebut nama pemegangnya sebagai orang yang berhak,cara pengalihan obligasi atas nama ini dibuat dalam suatu akta perjanjian (tersendiri) yang menyatakan bahwa pihak yang satu mengalihkan obligasinya kepada pihak yang lain. Akta tersebutlah yang disebut cessie sebagaimana dimaksud dalam pasal 613 ayat 2 KUHPerdata.Peralihan tersebut harus meminta persetujuan atau melaporkan kepada penerbit obligasi. 2.atas tunjuk Obligasi ini merupakan jenis obligasi yang proses peralihannya sangat mudah,yaitu hanya berupa penyerahan secara langsung.

7.PERBEDAAN SAHAM DAN OBLIGASI

SAHAM : Tanda bukti kepemilikan perusahaan Jangka waktu tidak terbatas Pemegang saham memperoleh penghasilan disebut dividen dengan frekuensi tidak menentu Dividen dibayar dari laba perusahaan, potensi laba perusahaan sulit ditaksir Dari sisi perpajakan, dividen merupakan abgian laba perusahaan setelah dikenai pajak Harga saham sangat fluktuatif dan sangat sensitif terhadap kondisi makro dan mikro Pemegang saham memiliki hak suara pada perusahaan (RUPS) Jika terjadi likuidasi (pembubaran perusahaan) maka pemegang saham memiliki klaim yang inferior (kebagian sisa-sisa hasil pembubaran). Saham tidak memerlukan peran wali amanat

OBLIGASI Merupakan bukti pengakuan utang Jangka waktu terbatas, hari jatuh tempo ditentukan Tingkat bunga dan periode pembayaran telah ditetapkan Baik perusahaan untukng maupun rugi bunga dan pokok pinjaman wajib dibayar Bunga obligasi terlebih dahulu dikeluarkan sebagai biaya sebelum pajak diperhitungkan Harga obligasi relatif stabil namun sensitif terhadap tingkat bunga dan inflasi Pemegang obligasi tidak memiliki hak suara pada perusahaan Jika terjadi likuidasi (pembubaran perusahaan) pemegang obligasi memiliki klaim terlebih dahulu terhadap assets perusahaan. Obligasi memerlukan peran wali amanat.

TUGAS SURAT-SURAT BERHARGA TENTANG OBLIGASI OLEH :

1.CHITRA AFSARI 2.PUTRI BUNGA NOVEMBER 3.AGUNG PERDANA 4.ENDAH WARDIAN

FAKULTAS HUKUM REGULER MANDIRI UNIVERSITAS ANDALAS

You might also like