You are on page 1of 4

Name : I Made Mayane Nim : 08.25.

009

Pengertian LIDAR? LIDAR adalah singkatan dari Light Detection and Ranging yaitu teknologi yang memanfaatkan laser untuk menentukan jarak ke suatu objek atau permukaan. Pada 1960-an awalnya dirancang untuk deteksi kapal-kapal yang didasar laut dari pesawat dan pertama kali digunakan berhasil cukup sukses tahun 1970-an di Amerika Serikat, Australia dan Kanada. Selama Sepuluh tahun terakhir telah terjadi pergesaran dalam penggunaan sensor LIDAR terutama di beberapa negara maju terutama penggunaan dalam survey baik airbone (udara) dan ground (darat). Hal ini juga disertai dengan peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang LIDAR terhadap bidang-bidang lain yang awalnya tidak berhubungan. Penggunaan LIDAR: 1. Data LIDAR dapat digunakan untuk aplikasi berikut: Ukur jarak atau elevasi Mengukur kecepatan Mengukur rotasi Ukur komposisi kimia dan konsentrasi Aplikasi penginderaan jauh

2. Data LIDAR diperlukan untuk bidang: Mining / pertambangan Flood management / pengaturan area banjir Oil and gas / perminyakan dan gas Power ( electricity network ) / jaringan listrik Transport / transportasi Forestry / kehutanan Irrigation management / manajemen irigasi

Jenis-jenis Sensor LIDAR : 1. Standard Geographic (Arial) 2. Water Penetrating (Arial) 3. Land Based Untuk kontrol kecepatan

Sumber: http://www.lidarindonesia.com

Scanning object 3D Analisis kimia dari sebuah jarak

Prinsip dan cara kerja LIDAR Prinsip LIDAR cukup sederhana, cahaya bersinar dari sensor ke permukaan, dipantulkan oleh permukaan dan mengukur waktu yang dibutuhkan utuk kembali ke sumber cahaya awal. Ketika obor atau lampu menyinari suatu ruangan, apa sebenarnya mata kita lihat? yaitu adanya cahaya yang dipantulkan ke retina mata. Cahaya bergerak sangat cepat sekitar 300.000 kilometer per detik atau 186.000 mil per detik atau 0,3 meter per nano-detik sehingga jalannya cahaya pada mata telanjang tidak bisa dilihat, tapi bisa dirasakan perbedaanya dari gelap menjadi terang. Alat yang dapat mengukur atau mendeteksi pergerakan cahaya ini beroperasi sangat cepat juga. Kelebihan dan kekurangan teknologi LIDAR A. Kelebihannya antara lain:
1. LIDAR menggunakan gelombang aktif sehingga akuisisi laser pun dapat dilakukan

2. 3.

4.

5. 6.
7.

malam hari. Tapi karena dalam paket system LIDAR sekarang sudah include dengan sensor kamera (gelombang pasif) yang hanya bisa bekerja baik pada siang hari, maka akuisisi hanya dapat dilakukan siang hari supaya kedua sensor dapat bekerja. Sistem LIDAR dapat melakukan akuisisi jutaan titik x,y dan elevasi z dalam per jam jauh lebih cepat dibandingkan dengan motede konvensional (survey ground). Kerapatan point/titik ground yang dihasilkan per 1 meter sq minimal 1 point tapi bisa sampai 9 point tergantung permukaan dan tinggi terbang (metode akuisisi) serta FoV (Field of View/ sudut pandang sensor ke bumi). Besaran pulse alat tidak begitu mempengaruhi, saat ini sudah ada vendor yang mampu membuat alat LIDAR dengan pulse diatas 500kHz, pulse besar ini akan maksimal jika pengambilan/akuisisi data dengan pesawat bisa terbang tinggi. Untuk wilayah Indonesia negera tropis dimana awan berada di ketinggian 1000 s/d 1500 meter, maka pesawat akan terbang di bawah awan. Untuk terbang dengan ketinggian dibawah 1000 meter, adalah cukup menggunakan pulse 75-120 kHz dan FoV 40 s/d 60 deg. Karena menggunakan pesawat udara, akses lebih mudah tentunya untuk mengakuisisi/mencapai ke setiap bagian site. Dan disamping itu dapat menghindari kontak langsung dengan masyarakat, yang menjadi masalah besar pada survey ground / konvensional survey. Hanya butuh 1 titik control tanah (BM) untuk radius terbang akuisisi 30 sd 40 km dari titik control tanah tersebut. Mampung masuk disela-sela vegerasi, karena karekter gelombang nya seperti gelombang ultraviolet dan menggunakan gelombang lebih pendek dari pada spectrum elektromagnetik yaitu sekitar nm 1064. Biaya lebih efisien dan efektif, jika area > 1.000ha. Survey ground untuk 1.000ha bisa 1,5M sampai 2M, jika menggunkan LIDAR system dibawah 1M.

B. Kekurangannya yakni:
Sumber: http://www.lidarindonesia.com

1. Sensor LIDAR system tidak bekerja maksimal jika terhalang awan/kabut. 2. Pulse tidak dipantulkan dengan baik jika objek-objek pantul basah (berair). Karena

pulse Topographic LIDAR akan diserap / hilang jika mengenai air seperti sungai atau pemukaan yang masih basah akhibat embun atau hujan. LIDAR yang digunakan untuk Hydrographic berbeda dengan Topo, untuk Hydro dikenal dengan nama SHOALS atau singkatan dari Scanning Hydrographic Operational Airborne LIDAR Survey. System ini mampu mengakuisisi permukaan air dan kedalaman air 50 s/d 60 meter dari permukaan air. 3. Dalam kondisi vegerasi yang sangat rapat cahaya matahari pun tidak bisa masuk di sela-sela dedaunan, maka dapat dipastikan pulse LIDAR juga tidak akan mampu masuk sampai ke ground (tanah). 4. Akurasi data LIDAR atau ketelitiaan yang dihasilkan LIDAR bervariatif, sangat bergantung pada kondisi permukaan: terbuka lunak, terbuka keras, semak beluka, hutan rawa, hutan keras, hutan virgin dan lain-lain. Untuk area terbuka keras ketelitan bisa mencapai dibawah 5 cm. Ketelitian Horizontal 2 kali s/d 5 kali lebih jelek dari dari ketelitian Vertical Contoh data LIDAR

DSM (Digital Surface Model)

DTM (Digital Terrain Model)

Sumber: http://www.lidarindonesia.com

Overlay Photo-DSM-DTM

Sumber: http://www.lidarindonesia.com

You might also like