You are on page 1of 29

Hiperlipidemia DEFINISI Hiperlipidemia (<>iHyperlipoproteinemia adalah tingginya kadar lemak (kolesterol, trigliserida maupun keduanya) dalam darah.

Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu. 2 lemak utama dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bisa mengikuti aliran darah; gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein yang utama adalah: - Kilomikron - VLDL (very low density lipoproteins) - LDL (low density lipoproteins) - HDL (high density lipoproteins) Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan cara yang sedikit berbeda. Misalnya, kilomikron berasal dari usus dan membawa lemak jenis tertentu yang telah dicerna dari usus ke dalam aliran darah. Serangkaian enzim kemudian mengambil lemak dari kilomikron yang digunakan sebagai energi atau untuk disimpan di dalam sel-sel lemak. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil) dibuang dari aliran darah oleh hati. Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara: 1. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang masuk ke dalam darah 2. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah.

Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa menyebabkan masalah jangka panjang. Resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit arteri koroner atau penyakit arteri karotis meningkat pada seseorang yang memiliki kadar kolesterol total yang tinggi. Kadar kolesterol rendah biasanya lebih baik dibandingkan dengan kadar kolesterol yang tinggi, tetapi kadar yang terlalu rendah juga tidak baik. Kadar kolesterol total yang ideal adalah 140-200 mg/dL atau kurang. Jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dL, maka resiko terjadinya serangan jantung adalah lebih dari 2

kali. Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko; kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterol baik) menyebabkan menurunnya resiko dan menguntungkan. Idealnya, kadar kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25% dari kadar kolesterol total. Sebagai faktor resiko dari penyakit jantung atau stroke, kadar kolesterol total tidak terlalu penting dibandingkan dengan perbandingan kolesterol total dengan kolesterol HDL atau perbandingan kolesterol LDL dengan kolesterol HDL. Apakah kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung atau stroke, masih belum jelas. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dL dianggap abnormal, tetapi kadar yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis maupun penyakit arteri koroner. Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800 mg/dL) bisa menyebabkan pankreatitis. PENYEBAB Kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat. Faktor lain yang menyebabkan tingginya kadar lemak tertentu (misalnya VLDL dan LDL) adalah: Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia Obesitas Diet kaya lemak Kurang melakukan olah raga Penggunaan alkohol Merokok sigaret Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik Kelenjar tiroid yang kurang aktif. Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total bersifat sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Seseorang bisa makan sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dL, sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total dibawah 260 mg/dL. Perbedaan ini tampaknya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein dari aliran darah. Penyebab tingginya kadar lemak

) Kolesterol Diet kaya lemak jenih & kolesterol Sirosis Diabetes yg tidak terkontrol dengan baik Kelenjar tiroid yg kurang aktif Trigliserida Diet kaya kalori Penyalahgunaan alkohol akut Diabetes yang sangat tidak terkontrol Gagal ginjal Obat-obatan tertentu Estrogen Pil KB Kortikosteroid Diuretik tiazid (pada keadaan tertentu Keturunan

Kelenjar hipofisa yg terlalu aktif

Gagal Ginjal Porfiria Keturunan

GEJALA Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dL atau lebih) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala dari pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat). DIAGNOSA Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur kadar kolesterol LDL, HDL dan trigliserida, sebaiknya penderita berpuasa dulu minimal selama 12 jam. Kadar lemak darah Pemeriksaan laboratorium Kolesterol total Kisaran yg ideal (mg/dL darah) 120-200

Kilomikron VLDL LDL HDL Perbandingan LDL dengan HDL Trigliserida

Negatif (setelah berpuasa selama 12 jam) 1-30 60-160 35-65 < 3,5 10-160

PENGOBATAN Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL. Olah raga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar kolesterol HDL. Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol atau trigliserida tinggi adalah: Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan Berhenti merokok Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya Menambah porsi olah raga Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan). Jika kadar lemak darah sangat tinggi atau tidak memberikan respon terhadap tindakan diatas, maka dicari penyebabnya yang spesifik dengan melakukan pemeriksaan darah khusus sehingga bisa diberikan pengobatan yang khusus. Obat-obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lemak darah Jenis obat Penyerap asam empedu Contoh Kolestiramin Kolestipol Cara kerja Mengikat asam empedu di usus Meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah Mengurangi kecepatan pembentukan VLDL (VLDL merupakan prekursos dari LDL) Menghambat pembentukan kolesterol Meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah

Penghambat sintesa lipoprotein

Niasin adrenalin, fluvastatin Lovastatin Pravastatin

Penghambat koenzim A reduktase

Simvastatin Derivat asam fibrat Klofibrat Fenofibrat Gemfibrosil Belum diketahui, mungkin meningkatkan pemecahan lemak

RESIKO ATEROSKLEROSIS AKIBAT HIPERLIPIDEMIA


Pendahuluan: Lipid yang secara biologis penting adalah asam-asam lemak dan derivat-derivatnya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid, dan senyawa-senyawa terkait, serta sterol. Trigliserida terdiri dari 3 asam lemak yang terikat ke gliserol. Asam-asam lemak yang terdapat di alam mengandung jumlah atom karbon genap. Asam-asam lemak ini dapat jenuh (tidak ada ikatan ganda) atau tak jenuh (terhidrogenasi, dengan aneka jumlah ikatan ganda). Fosfolipid adalah unsur pokok membran sel. Sterol mencangkup berbagai hormon steroid dan kolesterol. Lipid plasma utama terdiri atas kolesterol, trigliserida, phosfolipid dan free fatty acid. Namun karena lipid plasma bersifat hidrofobik maka sirkulasinya di darah adalah dalam bentuk kompleks lipid-protein atau lipoprotein. Plasma lipoprotein sendiri, berdasarkan densitasnya, terdiri atas: kilomikron, VLDL, LDL dan HDL. Komposisi dan fungsi dari tiap lipoprotein ini berbeda-beda. Kandungan terbanyak dari LDL, misalnya, adalah kolesterol (50%) dan phospolipid (25%), sedangkan kandungan terbanyak dari HDL adalah protein (50%). Kelainan Lipid: Hiperlipidemia Yang dimakud dengan Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid/ lemak darah. Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu:

Hiperlipidemia Primer

Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).

Hiperlipidemia Sekunder

Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya : diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel (berulang). Ada juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti : Betablocker, diuretik, kontrasepsi oral (Estrogen, Gestagen). Hiperkolesterolemia yaitu : kadar kolesterol meningkat dalam darah . Hipertrigliseridemia yaitu : kadar trigliserida meningkat dalam darah. Hiperlipidemia campuran yaitu : kadar kolesterol dan trigliserida meningkat dalam darah. Penyebab hiperlipidemia: Penyebab primer, yaitu faktor keturunan (genetik) Penyebab sekunder, seperti: 1. Usia Kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. 2. Jenis kelamin Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat. 3. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia 4. Obesitas / kegemukan 5. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh seperti mentega, margarin, whole milk, es krim, keju, daging berlemak. 6. Kurang melakukan olah raga 7. Penggunaan alkohol 8. Merokok 9. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik 10. Gagal ginjal 11. Kelenjar tiroid yang kurang aktif. 12. Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti estrogen, pil kb, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu). Diagnosa Kelainan Lipid Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur kadar kolesterol LDL, HDL dan trigliserida, sebaiknya penderita berpuasa dulu minimal selama 12 jam. Kadar Lemak Darah Pemeriksaan Laboratorium Kolesterol total Kilomikron Kisaran yang Ideal (mg/dL darah) 120-200 negatif (setelah

VLDL LDL HDL Perbandingan LDL < 3,5 dengan HDL Trigliserida 10-160

berpuasa selama 12 jam) 1-30 60-160 35-65

Seorang pasien dinyatakan hiperlipidemia apabila kadar lemak darah menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari yang tertulis di atas. Resiko Hiperlipidemia dapat meningkatkan resiko terkena aterosklerosis, penyakit jantung koroner, pankreatitis (peradangan pada organ pankreas), diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal. Yang paling sering adalah resiko terkena penyakit jantung. Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko; kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterol baik) menyebabkan menurunnya resiko dan menguntungkan. Lalu, apakah kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung atau stroke, masih belum jelas. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dl dianggap abnormal, tetapi kadar yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis maupun penyakit jantung koroner. Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800 mg/dl) bisa menyebabkan pankreatitis (gangguan pada organ pankreas).

PENGGUNAAN STATIN PADA TERAPI HIPERLIPIDEMIA


Posted on December 20, 2007 by farmakoterapi-info| 5 Comments Victoria Hapsari (07.8115.069)

PENDAHULUAN
Hiperlipidemia adalah peningkatan satu atau lebih dari berikut ini: kolesterol, kolesterilester, fosfolipid, atau trigliserida. Abnormalitas dari lipid plasma dapat menyebabkan kecenderungan pada penyakit koroner, serebrovaskular, dan pembuluh arteri tepi.

PRESENTASI KLINIS Umum

Kebanyakan pasien adalah asymptomatic selama bertahun-tahun sebelum penyakit jelas secara klinis. Pasien dengan sindrom metabolisme mungkin punya tiga atau lebih dari berikut ini: kegendutan abdominal, atherogenic dyslipidemia, peningkatan tekanan darah, resistensi insulin dengan atau tanpa ketidaktoleranan glukosa, status protrombotik, atau status proinflamatori.

Gejala-Gejala
Sakit dada, jantung berdebar, berkeringat, cemas, nafas pendek, hilangnya kesadaran atau kesulitan berbicara atau bergerak, sakit abdominal, dan kematian mendadak.

Tanda-Tanda
Sakit abdominal, pankreatitis, eruptive xanthomas, peripheral polineuropati, tekanan darah tinggi, luas permukaan tubuh (body mass index) lebih besar dari 30 kg/m2, atau ukuran pinggang lebih besar dari 40 inci pada pria dan 35 inci pada wanita.

Tes Laboratorium
Peningkatan kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida, apolipoprotein B, dan protein reaktif C; serta penurunan HDL.

Test-Test Diagnostik Lain


Lipoprotein(a), homosistein, serum amiloid a, dan LDL tebal/padat (pola B). Berbagai skrining tes untuk manifestasi dari penyakit pembuluh (index mata kaki berkenaan dengan lengan, latihan pengujian, magnetis resonansi imaging) dan diabetes (glukosa puasa, uji toleransi glukosa oral).

TERAPI TUJUAN TERAPI


Menurunkan jumlah LDL (LDL-C) dan meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) dalam darah, serta mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut yaitu Coronary Heart Disease (CHD).

SASARAN TERAPI LDL kolesterol STRATEGI TERAPI


Non Farmakologi Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan melakukan terapi diet dan memperbaiki gaya hidup (Terapeutic Lifestyle Change). Terapi diet bertujuan untuk menurunkan intake lemak total, asam jenuh, dan kolesterol secara progresif dan untuk mencapai berat badan yang diinginkan. Diet kolesterol dan asam lemak jenuh memicu penurunan pengeluaran LDL di hati. Komponen-komponen Terapeutic Lifestyle Change (TLC) meliputi: pengurangan asupan-asupan dari kolesterol dan lemak

jenuh, pemilihan makanan yang berhubungan dengan aturan makan untuk mengurangi LDL seperti stanol dan sterol serta peningkatan masukan serat yang dapat larut, penurunan berat badan, dan peningkatan aktivitas fisik. Terapi non farmakologi ini hendaknya menjadi terapi utama untuk hiperlipidemia, kecuali untuk pasien dengan hiperkolesterolemia familial (secara bawaan/genetik mempunyai kelainan metabolisme lipoprotein/kolesterol) atau hiperlipidemia gabungan yang bersifat familial, yaitu penanganan terapinya dengan pengaturan makanan dan terapi dengan obat dimulai secara bersamaan. Farmakologi Obat penurun lipid diindikasikan kuat pada pasien dengan penyakit arteri koroner, atau pada pasien dengan resiko tinggi penyakit arteri koroner karena faktor resiko multipel, dan pada pasien dengan hiperkolesterolemia familial. Obat-obat penurun lipid yang kini tersedia adalah sebagai berikut: resin penukar asam empedu, asam nikotinat (niacin), turunan asam fibrat, dan penghambat kompetitif reduktase HMG KoA (hidroksi 3 metilglutaril koenzim A). Untuk obat penghambat reduktase HMG KoA biasanya juga dikenal dengan obat golongan statin yang merupakan obat penurun lipid yang paling baru. Mempertimbangkan kepatuhan, efek samping dan efektivitas, statin adalah obat pilihan untuk pasien dengan hiperkolesterolemia/hiperlipidemia karena merupakan bentuk paling kuat dari monoterapi dan hemat biaya bagi pasien dengan penyakit arteri koroner atau berbagai faktor-faktor resiko dan pencegahan bagi pasien dengan resiko tinggi primer. Senyawa-senyawa tersebut merupakan analog struktural dari HMG KoA. Cara kerja dari senyawa ini adalah dengan memblok sintesis kolesterol dalam hati. Hal ini menstimulasi ekspresi lebih banyak enzim, cenderung untuk mengembalikan sintesis kolesterol menjadi normal bahkan pada saat terdapat obat. Akan tetapi, efek kompensasi ini tidak lengkap dan pengurangan kolesterol dalam hepatosit menyebabkan peningkatan ekspresi reseptor LDL, yang dapat menurunkan kolesterol plasma. Untuk wanita hamil dan menyusui, tidak diperbolehkan mengkomsumsi obat golongan ini, karena berkhasiat teratogen dan mencapai air susu ibu (pravastin). Obat golongan statin diantara terdiri dari: Lovastatin Indikasi: menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer yang tidak dapat diatasi dengan diet atau tindakan non-farmakologi lain; serta menurunkan kadar kolesterol pada pasien hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia. Kontraindikasi: hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Dosis: Awal 20 mg/hari, diberikan bersamaan makan malam. Dapat ditingkatkan sampai maksimal 80 mg 2x/hari dengan interval 4 minggu. Efek samping: pusing, sakit kepala, konstipasi, diare, dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan penglihatan. Nama Dagang: Justin (Ifars) Tablet 20 mg; Lipovas (Tempo Scan Pacific) Tablet 20 mg; Lofacol (Ferron) Tablet 20 mg; Lotyn (Interbat) Tablet 20 mg; Lovatrol (Fahrenheit) Tablet salut 20 mg.

Simvastatin Indikasi: hiperkolesterolemia primer pada pasien yang tidak cukup memberikan respon terhadap diet; mengurangi kejadian klinis dan memperlambat progresi aterosklerosis koroner pada pasien penyakit jantung koroner dan kadar kolesterol 5,5 mmol/l atau lebih. Kontraindikasi: hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Dosis: Awal 10 mg/hari dosis tunggal pada malam hari. Dapat disesuaikan dengan interval kurang dari 4 minggu; kisaran lazim 10-40 mg/hari. Penyakit jantung koroner, awal 20 mg 1x/hari malam hari. Efek samping: pusing, sakit kepala, konstipasi, diare, dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan penglihatan, hepatitis, sakit kuning, anemia. Nama Dagang: Cholestat (Kalbe Farma) Kaplet salut selaput 10 mg; Esvat (Ferron) Tablet salut selaput 5 mg, 10 mg, 20 mg; Detrovel (Fahrenheit) Tablet 5 mg, 10 mg; Ethicol (Ethica) Tablet salut enterik 10 mg; Mersivas (Mersifarma TM) Tablet salut selaput 10 mg; Normofat (Soho) Tablet 10 mg; Rechol (Pharos) Tablet salut selaput 5 mg, 10 mg. Pravastatin Indikasi: hiperkolesterolemia primer pada pasien dengan kadar kolesterol 6,5 mmol/l atau lebih besar yang tidak cukup memberikan respon terhadap diet; memperlambat progresivitas aterosklerosis koroner dan menurunkan kejadian jantung pada pasien dengan hiperkolesterolemia yang mengalami arterosklerosis arteri koroner. Serta menurunkan resiko infark miokard dan menurunkan resiko intervensi revakularisasi miokar dan mortalitas. Kontraindikasi: hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Dosis: Awal 10-20 mg/hari, sebelum tidur malam. Efek samping: gangguan hepatopati, miopati, pusing, sakit kepala, konstipasi, diare, dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan penglihatan. Nama Dagang: Cholespar (Pharos) Tablet 10 mg, 20 mg; Koleskol (Metiska Farma) Tablet 10 mg; Mevachol (Meprofarm) Tablet 10 mg, 20 mg; Mevalotin (Sankyo) Tablet 10 mg; Pravachol (BristolMyers Squibb) Tablet salut selaput 5 mg, 10 mg; Mevalotin (Kimia Farma) Tablet 5 mg, 10 mg. Fluvastatin Indikasi: hiperkolesterolemia primer pada pasien dengan kadar kolesterol 6,5 mmol/l atau lebih yang tidak cukup memberikan respon terhadap diet; tambahan pada diet dalam menunda progresi aterosklerosis koroner pada hiperkolesterolemia primer dan penyakit jantung koroner yang menyertainya. Kontraindikasi: hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Dosis: Awal 20 mg/hari sore hari, kisaran lazim 20-40 mg/hari. Dapat disesuaikan dengan interval 4 minggu sampai 40 mg 2x/hari. Efek samping: pusing, sakit kepala, konstipasi, diare, dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan penglihatan. Nama Dagang: Lescol/Lescol XL (Novartis) Kapsul 40 mg, Tablet XL 80 mg. Atorvastatin Indikasi: diet tambahan untuk mengurangi kenaikan kolesterol total, kolesterol LDL, apoliprotein B

dan trigliserida pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer, kombinasi hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia homozigot-heterozigot familial, bila respon terhadap diet dan cara non farmakologi lain tidak adekuat. Kontraindikasi: hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Dosis: Awal 20 mg/hari, diberikan bersamaan makan malam. Dapat ditingkatkan sampai maksimal 80 mg 2x/hari dengan interval 4 minggu. Efek samping: edema angioneurotik, insomnia, miopati, pusing, sakit kepala, konstipasi, diare, dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan penglihatan. Nama Dagang: Lipitor (Pfizer) Tablet salut selaput 10mg, 20 mg, 40 mg. Hiperlipidemia & Pengobatannya 0 Comments dan 0 Reactions Thursday, February 24, 2011 Posted by FaiK Fauzi MuLaCheLLa Browse Home Hiperlipidemia & Pengobatannya Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi.

Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh. Secara ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan sebagai berikut : A. Lipid sederhana o lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida), o ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi B. Lipid majemuk o fosfolipid o lipoprotein C. Lipid turunan o asam lemak o sterol (kolesterol, ergosterol,dsb)

Secara klinis, lemak yang penting adalah 1. 2. 3. 4. Kolesterol Trigliserida (lemak netral) Fosfolipid Asam Lemak

Trigliserida

Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O).

Kolesterol Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat. Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting sepertivitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi pencernaan ). Kolesterol tubuh berasal dari hasil pembentukan di dalam tubuh (sekitar 500 mg/hari) dan dari makanan yang dimakan. Pembentukan kolesterol di dalam tubuh terutama terjadi di hati (50% total sintesis) dan sisanya di usus, kulit, dan semua jaringan yang mempunyai sel-sel berinti. Jenis-jenis makanan yang banyak mengandung kolesterol antara lain daging (sapi maupun unggas), ikan dan produk susu. Makanan yang berasal dari daging hewan biasanya banyak mengandung kolesterol, tetapi makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kolesterol.

Lipid Plasma Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata Lipo=lemak, dan protein). Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya.Ada beberapa jenis lipoprotein, antara lain:
o o o o o

Kilomikron VLDL (Very Low Density Lipoprotein) IDL (Intermediate Density Lipoprotein) LDL (Low Density Lipoprotein) HDL (High Density Lipoprotein)

Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara:


o

Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang masuk ke dalam darah

Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah

A. Jalur Transportasi Lemak Dalam Darah Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen 1. Jalur eksogen Trigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian olehenzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah.

2. Jalur endogen Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira dari kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh. Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah, dimana pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan kolesterol dari dalam tubuh. Itulah sebab munculnya istilah LDL-Kolesterol disebut lemak jahat dan HDL-Kolesterol disebut lemak baik. Sehingga rasio keduanya harus seimbang.

Gambar 1. Transport Lemak

Kilomikron membawa lemak dari usus (berasal dari makanan) dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. VLDL membawa lemak dari hati dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. LDL yang berasal dari pemecahan IDL (sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim kolesterol yang utama ke sel-sel tubuh. HDL membawa kelebihan kolesterol dari dalam sel untuk dibuang. (Sumber: Nutrition: Science and Applications, 2nd edition, edited by L. A. Smaolin & M. B. Grosvenor. Saunders College Publishing, 1997.) B. Kelainan Kadar Lipid Diagnosa Kelainan Lipid Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur kadar kolesterol LDL, HDL dan trigliserida, sebaiknya penderita berpuasa dulu minimal selama 12 jam. Kadar Lemak Darah

Hiperlipidemia Yang dimakud dengan Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid/lemak darah. Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu:
o

Hiperlipidemia Primer Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).

Hiperlipidemia Sekunder Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya : diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel (berulang). Ada juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti : Betablocker, diuretik, kontrasepsi oral (Estrogen, Gestagen).

Klasifikasi Klinis Hiperlipidemia (dalam hubungannya dengan Penyakit Jantung Koroner)


Hiperkolesterolemia yaitu : kadar kolesterol meningkat dalam darah . Hipertrigliseridemia yaitu : kadar trigliserida meningkat dalam darah. Hiperlipidemia campuran yaitu : kadar kolesterol dan trigliserida meningkat dalam darah.

Penyebab hiperlipidemia
o o

Penyebab primer, yaitu faktor keturunan (genetik) Penyebab sekunder, seperti: 1. Usia Kadar lipoprotein, bertambahnya usia. 2. Jenis kelamin Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat. 3. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia 4. Obesitas / kegemukan 5. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh seperti mentega, margarin, whole milk, es krim, keju, daging berlemak. 6. Kurang melakukan olah raga terutama kolesterol ldl, meningkat sejalan dengan

7. 8. 9. 10. 11. 12.

Penggunaan alkohol Merokok Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik Gagal ginjal Kelenjar tiroid yang kurang aktif. Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti estrogen, pil kb, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu)

Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total bersifat sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Seseorang bisa makan sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dl, sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total dibawah 260 mg/dl. Perbedaan ini tampaknya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein dari aliran darah.

Gejala Hiperlipidemia Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu penumpukan lemak yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dl atau lebih) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala dari pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat). Faktor Resiko Hiperlipidemia Hiperlipidemia dapat meningkatkan resiko terkena aterosklerosis, penyakit jantung koroner, pankreatitis (peradangan pada organ pankreas), diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal. Yang paling sering adalah resiko terkena penyakit jantung.

Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko; kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterol baik) menyebabkan menurunnya resiko dan menguntungkan. Lalu, apakah kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung atau stroke, masih belum jelas. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dl dianggap abnormal, tetapi kadar yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis maupun penyakit jantung koroner. Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800 mg/dl) bisa menyebabkanpankreatitis (gangguan pada organ pankreas).

Patofisiologi Terjadinya Penyakit Jantung Koroner

Tubuh sendiri memproduksi kolesterol sesuai kebutuhan melalui hati. Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL-Kolesterol. Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati, sehingga mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah). Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol dan zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (penebalan pada dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut.

Gambar 2a. Potongan melintang Arteri

Gambar 2b. Potongan melintang Arteri yang diperbesar

Gambar 3. Otot jantung yang mati akibatpenyumbatan arteri koronaria (Infark Miokard)

Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung. Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi mensuplai darah ke otot jantung (istilah medisnya miokardium), maka suplai darah jadi berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark miokard).

Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan timbulnya gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina pectoris). Keadaan ini yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK).

Gambar 4. Daerah yang sering mengalami nyeri dada (Angina Pectoris)

C. Pengobatan Hiperlidemia Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi adalah:
o o o o

Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan, karena kadar HDL menurun pada kegemukan. Berhenti merokok, sebab rokok dapat menurunkan kadar HDL. Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya. Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL. Menambah porsi olah raga. Olah raga bisa membantu mengurangi kadar LDL-kolesterol dan menambah kadar HDL-kolesterol.

Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan).

Obat-obatan kimia yang digunakan untuk menurunkan kadar lemak dalam darah: 1. Penyerap asam empedu Contoh: colestyramine, colestipol Cara kerja:

mengikat asam empedu di usus meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.

Efek samping: gangguan pencernaan (mual, muntah, sembelit), urtikaria, dermatitis, nyeri otot dan sendi, arthritis, sakit kepala, pusing, gelisah, vertigo, mengantuk, penurunan nafsu makan, lemas, nafas pendek 2. Penghambat sintesa lipoprotein Contoh: niasin Cara kerja: menurunkan produksi VLDL yang merupakan prekursor LDL Efek samping: Gatal dan kemerahan pada kulit terutama daerah wajah dan tengkuk, gangguan fungsi hati, gangguan saluran pencernaan (muntah, diare, tukak lambung), pandangan kabur, hiperusisemia, hiperglikemia 3. Penghambat HMG Koenzim-A reduktase (golongan statin) Contoh: fluvastatin, lovastatin, pravastatin, simvastatin Cara kerja:

menghambat pembentukan kolesterol di hati meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah

Efek samping: Gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, rash (kemerahan), nyeri otot. 4. Derivat asam fibrat Contoh: klofibrat, fenofibrat, gemfibrosil Cara kerja: belum diketahui, mungkin meningkatkan pemecahan lemak. Efek samping: Gangguan saluran pencernaan (mual, mencret, perut kembung, dll), ruam kulit, kebotakan, impotensi, lekopenia, anemia, berat badan bertambah, gangguan irama jantung, radang otot

Penggunaan Captopril [Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor] pada Terapi Hipertensi Penggunaan Glibenklamid dalam Terapi Diabetes Melitus Tipe II

PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT (GEMFIBROZIL DAN ATORVASTATIN) PADA TERAPI HIPERLIPIDEMIA


Posted on December 22, 2007 by farmakoterapi-info| Leave a comment Veronica Dwi Wijayanti 07.8115.068

PENDAHULUAN Kegemukan merupakan salah satu hal yang mengganggu, dan dapat menjadi pemicu berbagai penyakit seperti kardiovaskuler, vesica biliaris, hiperlipidemia, dan diabetes. Penyakit kardiovaskuler termasuk penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu pencetus kematian di Indonesia. Dislipidemia atau hiperlipidemia ditandai dengan peningkatan trigliserida, kolesterol, LDL, dan kolesterol total (total plasma cholesterol) dalam darah. Kondisi hiperlipidemia bila berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis (hilangnya elastisitas disertai penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri). Aterosklerosis menjadi penyebab utama terjadinya PJK. Pada sebagian besar penderita hiperlipidemia dapat dikontrol dengan diet dan olahraga. Namun, bisa juga dengan bantuan obat penurun kadar lipid darah atau antihiperlipidemia

SASARAN TERAPI Sasaran terapi pada terapi kombinasi ini adalah kolesterol , trigliserida dan LDL (Low Density Lipoprotein).

TUJUAN TERAPI Untuk menurunkan kolesterol dan LDL (Low Density Lipoprotein), meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) terutama pada pasien dengan hiperlipidemia berat yang tidak dapat dikontrol dengan obat tunggal sehingga dapat mencapai kadar lipid yang ditargetkan, serta menurunkan resiko hiperlipidemia seperti infark miokard dan stroke.

SRATEGI TERAPI Non farmakologi Terapi yang pertama kali dianjurkan bagi penderita hiperlipidemia adalah pengaturan gaya hidup atau life style. Diet merupakan salah satu usaha yang paling baik dalam menanggulangi hiperlipidemia adalah mengatur agar susunan makanan sehari-hari rendah lemak dan kolesterol serta menyesuaikan perbandingan jumlah kalori yang berasal dari lemak, protein dan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan tubuh. Individu dengan berat badan berlebih dianjurkan makan makanan rendah kolesterol (< 300 mg/hari), rendah lemak total (< 30% dari kalori) dan rendah lemak jenuh (<10% dari kalori). Selain diet, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti jalan kaki. Selain terapi dengan diet, individu dengan hiperlipidemia dianjurkan untuk menghindari faktorfaktor yang meningkatkan pembentukan aterosklerosis, yaitu menghentikan rokok, mengobati hipertensi, olahraga cukup dan pengawasan kadar gula darah pada penderita diabetes.

Farmakologi Terapi menggunakan obat dianjurkan untuk beberapa kelainan lipoprotein utama. Terapi hiperlipidemia harus dihindarkan bagi wanita yang hamil dan menyusui. Anak-anak dengan dengan hiperkolesterolemia familial heterozigot dapat diobati dengan resin pengikat asam empedu, biasanya stelah usia 7 atau 8 tahun. Obat penurun lipid dibagi terdiri atas: resin penukar ion, kelompok klofibrat, asam nikotinat,

inhibitor HMG KoA Reduktase (statin), dan inhibitor pada absorpsi kolesterol usus. Obat-obat penurun lipid diindikasikan untuk pasien dengan penyakit jantung koroner atau dengan hiperlipidemia berat, yang tidak cukup terkendali dengan diet rendah lemak. Pengobatan juga harus mempertimbangkan berbagai faktor resiko (termasuk merokok, hipertensi, diabetes mellitus, dan riwayat keluarga penyakit jantung koroner prematur). Terapi dengan obat apa pun harus dikombinasi dengan diet yang ketat, menjaga bobot badan mendekati ideal, serta penurunan tekanan darah dan bila merokok dihentikan. Statin merupakan obat pilihan untuk mengobati hiperkolesterolemia, fibrat untuk

hipertrigliseridemia, serta dapat digunakan bersama untuk mengobati hiperlipidemia campuran.

OBAT PILIHAN Hiperlipidemia berat tidak selalu dapat dikontrol dengan obat tunggal dan terapi kombinasi banyak digunakan untuk mencapai kadar lipid. Kombinasi harus mencakup obat-obat dengan mekanisme kerja yang berbeda. GEMFIBROZIL Gemfibrozil termasuk dalam obat golongan fibrat. Obat-obat yang tergolong kelompok ini dapat dianggap sebagai hipolipidemik berspektrum luas. Selain menurunkan kadar trigliserida Serum, kelompok fibrat juga cenderung menurunkan kadar kolesterol-LDL dan menaikkan kolesterol-HDL. Fibrat bekerja sebagai ligan untuk reseptor transisi nukleus, reseptor alfa peroksisom yang diaktivasi proliferator, dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase. Nama generik : Gemfibrozil

Nama dagang : Dubrozil (Dumex Alpharma Indonesia), Fenitor (Otto), Fibralip (Tunggal Idaman), Grospid (Gratia Husada), Hypofyl (Sanbe), Inobes (Prafa), Lanaterom (Pertiwi Agung), Lapibroz (Lapi), Lifibron (Metiska), Lipira (Combiphar), Lopid (Warner Lambert P.D. Indonesia), Nufalemzil (Nufarindo), Scantipid (Tempo), Zenibroz (Zenith). Indikasi : hiperlipidemia tipe IIa, IIb, III, IV dan V, serta pencegahan penyakit jantung pada pria usia

40-55 tahun yang tidak merespon dengan cukup terhadap diet dan tindakan-tindakan lain yang sesuai. Dislipidemia yang berhubungan dengan diabetes mellitus (DM). Xanthoma yang berhubungan dengan dislipidemia. Kontraindikasi : alkoholisme, kerusakan ginjal atau hati berat, penyakit saluran empedu (batu empedu), kehamilan (faktor resiko: C) dan menyusui. Efek samping : gangguan saluran cerna, juga ruam kulit, dermatitis, pruritus, urtikaria, impotensi, sakit kepala, pusing, pandangan kebur, sakit kuning kolestatik, angiodema, edema larings, fibrilasi atrium, pankreatitis, miastenia, miophaty, rabdomiolisis, mialgia. Dosis : 1200mg/hari dalam 2 dosis terbagi, rentang 900-1500 mg sehari. Diminum 30 menit sebelum makan pagi dan makan malam. Bentuk sediaan Peringatan : Kapsul 300 mg, Kaplet 600 mg, Tablet salut selaput 600 mg.

: profil lipid, angka-angka darah, dan uji fungsi hati sebelum mengawali pengobatan jangka panjang, gangguan ginjal.

ATORVASTATIN Atorvastatin termasuk dalam golongan statin. Obat ini bekerja denan cara menghambat secara kompetitif enzim HMG CoA reduktase, yakni enzim pada sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Obat golongan statin ini lebih efektif dibanding resin penukar anion dalam menurunkan kolesterol-LDL tetapi kurang efektif dibanding kelompok fibrat dalam menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kolesterol-HDL. Statin telah terbukti dapat mengurangi kejadian jantung koroner, semua kejadian kardiovaskuler pada pasien dengan umur sampai dengan 70 tahun dengan penyakit jantung koroner (riwayat angina atau infark miokard akut) dan dengan kolesterol plasma 5,5 mmol/l atau lebih. Nama generik : Atorvastatin

Nama dagang : Lipitor (Pfizer) Indikasi : terapi pada dislipidemia atau pencegahan primer pada penyakit kardiovaskuler (aterosklerosis), yaitu: Pencegahan primer pada penyakit kardiovaskuler (high risk CVD): untuk mengurangi resiko MI atau stroke pada pasien tanpa penyakit hati yang mempunyai faktor resiko multipel atau diabetes tipe 2. Terapi pada dislipidemia: untuk mengurangi peningkatan kolesterol total, kolesterol-LDL, apoliporotein B, trigliserida, dan untuk meningkatkan kolesterol-HDL pada dislipidemia Frederickson tipe IIa, IIb, III, dan IV, serta pada hiperkolesterolemia turunan homozigot. Terapi pada hiperkolesterolemia turunan heterozigot pada pasien remaja (10-17 tahun) yang mempunyai kolesterol-LDL 190 mg/dl atau 160 mg/dl dengan riwayat keluarga positif beresiko CVD. Kontraindikasi : hipersensitif terhadap atorvastatin atau komponen lain yang terdapat dalam formula. Penyakit hati aktif, atau kenaikan serum transaminase > 3x batas normal tertinggi. Pada kehamilan (faktor resiko: X) dan menyusui (atorvastatin diekskresi lewat air susu). Efek samping : gangguan GI, sakit kepala, mialgia, astenia, isomnia, edema angionerutik, kram otot, miositis, miophati, ikterus kolestatik, neuropati perifer, pruritus. Dosis : Hiperkolesterolemia primer dan hiperlipidemia campuran : 10 mg sekali sehari. Hiperkolesterolemia turunan : dosis awal 10 mg sehari, tingkatkan dengan interval 4 minggu sampai 40 mg sekali, bila perlu tingkatkan lebih lanjut sampai maksimal 80 mg sekali sehari. Bentuk sediaan Peringatan : Tablet salut selaput 10 mg dan 20 mg. : Statin harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit hati atau yang minum banyak alkohol (hindari penggunaan pada penyakit hati yang aktif). Fungsi hati

harus diukur sebelum dan sesudah pengobatan. Obat harus dihentikan bila kadar transaminase serum meningkat hingga dan bertahan pada 3 kali batas atas nilai normalnya.

Informasi Penggunaan Obat-obat Stroke

Apa Stroke Itu? Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak dihambat atau pecah sehingga menyebabkan kerusakan pada bagian otak. Faktor resiko stroke bermacam-macam. Anda tidak dapat mengubah faktor yang berkaitan dengan turunan atau proses alami, tapi faktor resiko dari gaya hidup atau lingkungan dapat dimodifikasi dengan bantuan tenaga kesehatan profesional. Faktor resiko yang tidak dapat diubah, diobati, atau dikendalikan adalah: Umur, keturunan, riwayat keluarga, ras, jenis kelamin. Faktor resiko yang dapat diubah, diobati, atau dikendalikan adalah: Tekanan darah tinggi, merokok, penyakit jantung, kolesterol darah tinggi, asupan makanan dengan lemak jenuh, tinggi garam dan kalori, tidak ada aktivitas fisik, kegemukan, Penggunaan obat untuk pengendalian faktor resiko stroke harus diperhatikan dan dilakukan secara benar untuk meminimalkan resiko terjadinya stroke. Obat Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) Obat ini penting dikonsumsi secara rutin untuk mengontrol tekanan darah, penggunaan yang tidak rutin dapat menyebabkan tekanan darah tidak terkontrol dan terjadi peningkatan tekanan darah. Tekanan darah yang tidak tekontrol akan meningkatkan resiko komplikasi seperti gagal jantung dan stroke. Periksakan tekanan darah Anda secara rutin di pos kesehatan terdekat untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan. Obat Diabetes Mellitus (Penyakit Gula) Obat harus digunakan secara teratur dan dalam waktu yang tepat sesuai petunjuk (contoh: saat makan) untuk menghindari penurunan gula secara tiba-tiba. Jika ada gejala pusing, lemas, dan berkeringat dingin setelah mengkonsumsi obat segera konsumsi minuman atau makanan manis. Obat Hiperlipidemia (Kolesterol Tinggi) Konsultasikan secara rutin obat anti hiperlipidemia yang Anda terima dengan dokter dan apoteker untuk mengevaluasi efektivitas dan efek sampingnya. Obat anti hiperlipidemia tidak menunjukkan efek secara langsung dalam menurunkan kolesterol dan penggunaannya dilakukan dalam jangka penjang sehingga efek samping obat harus dikenali dengan baik, seperti nyeri otot.

Penggunaan obat ini paling efektif pada malam hari karena pembentukan kolesterol tinggi pada malam hari. Obat Antiplatelet (Kolesterol Tinggi) Obat ini biasanya digunakan untuk pasien yang pernah mengalami stroke iskemik (stroke karena penyumbatan pembuluh darah). Obat ini digunakan secara rutin dan sesuai dengan anjuran dosis yang telah ditentukan. Efek samping yang muncul adalah resiko pendarahan dan gangguan saluran pencernaan. Tidak dapat digunakan pada pasien yang mengalami stroke hemorrhage (stroke pendarahan). Obat Asam Urat Minumlah obat sesuai dengan anjuran penggunaannya. Untuk obat pengurang rasa nyeri diberikan apabila muncul nyeri saja. Pengobatan asam urat perlu dikombinasikan dengan pengurangan konsumsi makanan yang banyak mengandung purin seperti hati (jeroan) daging ayam, kacang merah. Anda dianjurkan benyak minum air putih ketika mengkonsumsi obat-obat ini untuk melarutkan kristal asam urat yang terbentuk dalam tubuh. Efek samping dari obat asam urat yang sering muncul adalah gangguan pada saluran pencernaan sehingga sebaiknya digunakan setelah makan. Pengaturan dosis diperlukan pada pasien dengan gangguan ginjal. Konsultasikan pengaturan dosis dengan apotek Anda. Penggunaan Obat yang Benar Minumlah obat sesuai petunjuknya. Obat harus digunakan dalam jumlah cara pemakaian dan waktu yang tepat untuk memaksimalkan efek terapi dan meminimalkan efek samping yang mungkin terjadi. Penggunaan obat tanpa petunjuk langsung dari dokter, hanya boleh untuk penggunaan obat bebas dan bebas terbatas serta untuk keadaan atau masalah kesehatan yang ringan. Jika Anda menggunakan obat bebas atau obat bebas terbatas, ikutilah aturan yang tercantum pada kemasan kecuali disarankan lain oleh tenaga kesehatan. Penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas tidak dimaksudkan untuk penggunaan secara terusmenerus. Jika Anda merasa obat yang digunakan tidak memberikan manfaat atau menimbulkan efek yang tidak diinginkan, hubungi segera dokter atau apoteker terdekat. Etiket pada wadah obat jangan dibuang karena pada etiket tersebut tertera cara penggunaan dan

informasi penggunaan obat yang penting. Efek Samping Beberapa obat menimbulkan efek samping tertentu. Efek samping tersebut tidak perlu ditakuti, namun perlu dikenali sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat dalam penanganannya. Makanan, minuman, dan obat-obat tertentu dapat mempengaruhi kinerja suatu obat, sehingga waktu minum obat harus diperhatikan (sebelum makan, bersama makan, atau sesudah makan). Konsultasikan obat-obat rutin yang Anda konsumsi ketika mendapat obat baru atau akan menggunakan obat bebas dan bebas terbatas kepada dokter atau apoteker.

Kolesterol

Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood). Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke. Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lainlain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.

Penyebab kolesterol konsumsi makanan yang tinggi lemak dan sumber kolesterol (seperti makanan berminyak, bersantan, makanan fast food) , alkohol dan gula yang berlebihan. Penanganan hiperkolesterol Makanlah makanan tinggi serat, gunakan minyak mufa (mono-unsaturated fatty acid) dan pufa (poly-unsaturated fatty acid), suplementasi minyak ikan, vitamin antioksidan dan pertahankan berat badan ideal. Apabila pengatura gaya hidup tidak mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, maka pasien harus mengkonsumsi obat. Obat yang dapat digunakan yaitu :

a.

Golongan asam fibrat Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate. Fibrate menurunkan produksi LDl dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas penumpukkan itu.

b.

Golongan resin Kolestiramin (Chlolestyramine) Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.

c.

Golongan Penghambat HMGCoa reduktase Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin. Menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang ada di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu molekul kecil yang digunakan untuk mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate. Selain itu meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.

d.

Golongan Asam nikotinat niasin Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah

e.

Golongan Ezetimibe Menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus.

You might also like