Professional Documents
Culture Documents
8/1/12
Praktek Kerja Profesi Apoteker Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jatinangor
8/1/12
Drug Oriented
Patient Oriented
8/1/12
PT Kimia Farma Apotek memiliki: 34 unit bisnis > 396 apotek yang tersebar di seluruh Indonesia. PT. Kimia Farma Trading & Distribution memiliki: 3 wilayah pasar (Sumatra, DKI & Jateng, dan Jatim, Kalimantan dan Indonesia wilayah timur), dan 42 cabang PBF (Pedagang Besar Farmasi).
8/1/12
Melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintah: di bidang ekonomi dan pembangunan nasional kegiatan usaha di bidang industri kimia, farmasi, biologi, dan kesehatan serta industri makanan dan minuman Menjadi salah satu pemimpin pasar (market leader) di bidang farmasi yang tangguh
8/1/12
8/1/12
Motto
8/1/12
BM & APP
KF 289Sriwijaya KF 10Braga
KFA BM BANDUNG
KF 11Diponegoro KF 12Dago
BM BDG
KF 14 Cihampelas
KF Garut
8/1/12
BM JAKARTA
Unit Bisnis Jaya I Jakarta Barat & Jakarta Selatan
Unit Bisnis Jaya II Jakarta Timur, Jakarta pusat, Jakarta Utara, & Bekasi
BM JAK ART A
8/1/12
Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan pharmaceutical care 8/1/12 apotek. di
8/1/12
Apotek sebagai badan usaha retail bertujuan untuk menjual komoditinya, dalam hal ini obat dan alat kesehatan, sebanyakbanyaknya untuk mendapatkan profit.
Profit bukan tujuan utama dan satu-satunya dari tugas keprofesian apoteker, tetapi tanpa profit apotek Click to edit Master subtitle style sebagai badan usaha retail tidak dapat bertahan.
Oleh karena itu sebagai seorang retailer, apoteker berkewajiban mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, menstimulasi kebutuhan pelanggan agar menjadi permintaan, dan memenuhi permintaan tersebut sesuai bahkan melebihi harapan pelanggan.
8/1/12
Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Apoteker Di Apotek Click to edit Master subtitle style
8/1/12
3.
4.
5.
Membuat visi dan misi Membuat strategi, tujuan, sasaran dan program kerja Membuat dan menetapkan peraturan atau Standar Prosedur Operasional (SPO) pada setiap fungsi kegiatan di apotek. Membuat dan menentukan indicator form record pada setiap fungsi kegiatan di apotek. Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SPO dan program kerja pada setiap fungsi kegiatan di apotek.
8/1/12
2.
3.
4.
Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan Menentukan sistem atau peraturan yang akan digunakan Mengawasi pelaksanaan SPO dan program kerja Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh.
8/1/12
Penanggung Jawab Teknis Pelayanan Kefarmasian Pelayanan Resep Promosi dan Edukasi Pelayanan Residensial (Home Care) Manager di Apotek Eight Stars Pharmacist"
Decision maker
Care giver
Communicator
Long-life learner
8/1/12
Kegiatan PKPA
Apoteker Pendamping
SUPERVISOR LAYANAN FARMASI (AA)
AA NON JABATAN
8/1/12
8/1/12
8/1/12
PEMESANAN NARKOTIKA
Ke PBF PT. Kimia Farma Trading and Distribution Petugas apotek membuat surat pesanan (SP) narkotik dengan SP model N.9 rangkap 4. Berdasarkan SP tersebut, PBF mengirimkan barang narkotika beserta faktur ke apotek. SP: nama, alamat apotek, nama dan tanda tangan APA, nomor SIK, nomor SIA, stempel apotek, serta nama dan alamat distributor. Surat pesanan narkotika yang berwarna putih, kuning dan biru untuk PBF, 1 lembar salinan berwarna merah 8/1/12 sebagai arsip.
PEMESANAN PSIKOTROPIKA
Sama seperti pemesanan narkotika, namun: Form dua rangkap satu untuk PBF dan satu lagi sebagai arsip apotek Satu form bisa untuk pemesanan beberapa item psikotropika, tapi ditujukan ke PBF yang sama
8/1/12
8/1/12
PENYIMPANAN
Penyimpanan dilakukan di dalam lemari khusus dan terpisah antara narkotika dan psikotropika
Peraturan membuat persyaratan sebagai berikut:
ukuran lemari: 40 x 80 x 100 cm; bahan terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat; lemari dibagi menjadi dua fungsi dengan kunci yang berlainan. Fungsi pertama adalah perbekalan dan bahan baku morfin, petidin, dan bentuk garamnya. Fungsi kedua merupakan perbekalan dan bahan baku narkotika lainnya yang digunakan sehari-hari, seperti kodein. Lemari tersebut harus terkunci rapat dan kunci dipegang oleh penanggung jawab yang dipercayai APA
8/1/12
Pelayanan Resep
Berdasarkan resep Untuk resep yang baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep, tetapi salinan resep tersebut hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep aslinya. Iter tidak boleh dilayani Resep harus tercantumkan tanggal, nama obat yang digaris bawah merah, jumlah obat, nama dan alamat praktek dokter (harus jelas) serta pasien.
8/1/12
PELAPORAN
Pelaporan Pemakaian laporan surat pengantar,
penggunaan, ditandatangani oleh APA (SIK, SIA, nama jelas, stempel apt) Laporan penggunaan diserahkan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya yang ditandatangani APA.
register yang berisi persediaan awal dan akhir bulan, penambahan yang berasal dari pembelian, dan pengurangan yang disebabkan penyerahan atas resep dokter dan pemusnahan.
Laporan tersebut dibuat rangkap lima yang ditujukan kepada: Kepala DinKes Tk II dengan tembusan kepada Kepala DinKes Tingkat I Jabar dan Kepala BPOM Provinsi Jabar. Penanggung jawab narkotika PT Kimia Farma (Persero) Tbk. pusat. Sebagai arsip apotek.
8/1/12
8/1/12
8/1/12
PEMUSNAHAN
Apotek mengumpulkan bukti fisik perbekalan narkotikanya Membuat panitia pemusnahan narkotika dan mengundang Dinas Kesehatan Dati II/kodya, Kepala Balai POM untuk menyaksikan pemusnahan tersebut Membuat berita acara pemusnahan (BAP) Dirjen rangkap 3 POM, Din Kes Tk. II/Kotamadya, dan Penanggung jawab narkotika PT Kimia Farma Tbk. Arsip apotek
8/1/12
Membuat berita acara rangkap tiga yang berisi: Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan. Nama APA. Nama seorang saksi dari pemerintahan dan satu saksi dari pihak apotek. Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan. Cara pemusnahan (dibakar, dihancurkan, dipendam). Tanda tangan APA.
8/1/12
Pelayanan Resep
Proses pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter, dokter gigi dan dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Protap: Skrining Resep: Pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep; pemeriksaan kesesuaian farmasetik, mengkaji aspek klinis Penyiapan sediaan farmasi: menyiapkan sediaan farmasi, menghitung kesesuaian dosis, mengambil obat, meracik, menyiapkan etiket Penyerahan: pemeriksaan akhir, memanggil nama dan no urut pasien, memeriksa kembali identitas pasien, PIO, salinan resep.
8/1/12
8/1/12
Proses sistematis dan menyesuaikan masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat. Dilakukan pada: Pasien dengan penyakit kronik: TB, DM, asma Pasien dengan sejarah ketidakpatuhan dlm pengobatan Pasien yang menerima obat dengan indeks terapi sempit yang memerlukan pemantauan Pasien dengan multirejimen obat Pasien lansia Pasien pediatrik melalui OT/pengasuhnya Pasien dengan DRP
8/1/12
8/1/12
8/1/12
8/1/12
Kriteria obat yang dapat diberikan tanpa resep dokter adalah : a. Tidak dikontraindikasikan untuk wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. b. Pengobatan sendiri dengan obat yang dimaksudkan tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit. c. Penggunaan tidak memerlukan alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. e. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan 8/1/12 untuk pengobatan sendiri.
Menggali informasi dari pasien meliputi: 1. tempat timbulnya gejala penyakit 2. seperti apa rasanya gejala penyakit 3. kapan mulai timbul gejala dan apa yang menjadi pencetusnya 4. sudah berapa lama gejala dirasakan 5. ada tidaknya gejala penyerta 6. pengobatan yang sebelumnya sudah dilakukan 7. Memilihkan obat sesuai dengan kerasionalan dan kemampuan ekonomi pasien dengan menggunakan obat bebas, bebas terbatas, dan obat wajib apotek 8. Informasikan harga kepada pelanggan 9. Jika pelanggan setuju, diminta bantuan kepada petugas untuk disiapkan obatnya
8/1/12
Informasi Obat
Menganalisa resep dan menyiapkan obat Memanggil pasien Menanyakan apa yang telah dijelaskan oleh dokter Memberikan PIO Meminta pasien untuk mengulangi kembali
8/1/12
Waktu Pelayanan
Resep nonracikan: 15 menit Resep racikan: 30 menit Penolakan resep 2,5% Kesalahan pemberian obat 0%
8/1/12
Penolakan Resep
Tidak ada persediaan barang di apotek Resep tidak terbaca Tidak pernah adanya persediaan barang di apotek Tidak adanya persediaan barang di distributor
8/1/12
Penggantian/substitusi obat Pembelian ke Apotek terdekat atau ke Apotek KF lainnya Perjanjian dengan konsumen
8/1/12
ETIKET PIO
8/1/12
Home Care
Merupakan pelayanan apoteker sebagai care giver dalam pelayanan kefarmasian di rumahrumah khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan terapi kronis lainnya
Tujuan: 1. Membina hubungan komunikasi yang baik antara apoteker dengan pasien 2. Memberikan informasi yang sesuai dengan kondisi dan masalah penyakit pasien 3. Membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan terapi dengan memberikan cara yang memudahkan pasien untuk menggunakan obat sesuai dengan tujuan terapi 4. Meminimalkan terjadinya efek samping 5. Mengatasi ketidakpatuhan 6. Meningkatkan kemampuan pasien untuk mengatasi 8/1/12 masalah dalam pengobatannya
8/1/12
Jenis Layanan Home Care: Informasi Penggunaan Obat Konseling pasien Memantau kondisi pasien saat menggunakan obat dan setelah, serta kepatuhan pasien dalam minum obat Dilakukan dengan 2 cara: 1. Kunjungan langsung ke rumah 2. Melalui telepon Apoteker membuat PMR
8/1/12
v v v
mereview kembali CARA PAKAI dan INTERVAL pemakaian obat menginformasikan tentang KEGUNAAN obat CARA PENYIMPANAN obat INTERAKSI obat
8/1/12
Riwayat Pasien Nama : Ny. N. (38 th) Riwayat Penyakit Penyakit yang diderita: Tekanan darah tinggi kurang lebih 1 tahun Resep yang diberikan: R/ Amlodipin 5 mg LX S 1 dd tab 1 pc pagi R/ Cefadroxil 500 mg XX S 2 dd caps 1 pc R/ Sumagesic tab XX S 3 dd tab 1
8/1/12
Outcomes Pasien
Awal: sakit kepala yang berkepanjangan, sudah minum obat sakit kepala dan beristirahat namun tidak sembuh tekanan darahnya tinggi. Sekitar 2 bulan, ia mengkonsumsi terus obat itu. Namun sempat ia menghentikan kembali rutinitas meminum obatnya, namun tekanan darahnya kembali meninggi, dan pasien sudah cukup tergantung dengan obat ini dan harus rutin meminumnya. Pasien juga mengaku bahwa dari dulu pasien sulit tidur.
8/1/12
Memberi informasi kepada pasien tentang obat yang digunakan dan cara penggunaannya. Meminum obat dengan menggunakan air putih, tidak dengan susu atau teh karena akan timbul interaksi antara susu/teh dengan obat, sehingga obat tidak memberikan efek Berolahraga secara teratur serta Latihan aktivitas sedang selama 30 menit 3-4x/minggu. Pengaturan pola makan Belajar untuk hidup santai dengan mengurangi faktor-faktor penyebab stres. Melakukan pemeriksaan secara teratur (Pemeriksaan tekanan darah, fungsi hati dan ginjal, dan pemeriksaan rutin lainnya).
8/1/12
8/1/12
8/1/12
CONTOH BLANKO KARTU STOK, KARTU RETURN, COPY RESEP, DAN KUITANSI
8/1/12
8/1/12
TERIMA KASIH
8/1/12
8/1/12
8/1/12
Perencanaan
Analisis pareto Pareto A Barang-barang dengan kuantitas 15-20% dari total jenis produk yang disediakan, yang bernilai 80% terhadap omzet. Pareto B Barang-barang dengan kuantitas 20-25% dari total jenis produk yang disediakan, yang bernilai 15% terhadap omzet. Pareto C Barang-barang dengan kuantitas 50-60% dari total jenis produk yang disediakan, yang bernilai 5% terhadap omzet. Defekta
8/1/12
PENERIMAAN
Barang yg diterima harus dengan faktur dan surat pesanan (SP)
Tidak sesuai Barang dikembalikan ke PBF, dibuat nota pengembalian barang/retur, dalam faktur diberi keterangan
Sesu ai
Faktur diserahkan kepada asisten apoteker bagian tata usaha untuk kemudian datanya dimasukkan ke dalam komputer
Penyimpanan obat di apotek Kimia Farma dilakukan secara alfabetis berdasarkan penggolongan sebagai berikut: a. Berdasarkan Bentuk Sediaan b. Berdasarkan Jenis obat c. Berdasarkan kecepatan perputaran barang d. Berdasarkan sifat fisika dan kimia obat e. Berdasarkan kelompok terapinya f. Obat loss product g. Obat Narkotik dan Psikotropik
8/1/12
DISTRIBUSI
Pelayanan Swalayan Farmasi Pelayanan Obat Tanpa Resep Dokter (OTC, UPDS)
8/1/12
Tahapan Pemesanan
8/1/12
8/1/12
Pengadaan
Pengadaan rutin Pengadaan mendesak Pengadaan Cito Dropping Antar-Outlet Apotek Kimia Farma Konsinyasi
8/1/12
Pengadaan Rutin
Hari Senin untuk barang apotek Hari Kamis untuk barang swalayan
Pembuatan BPBA dilakukan hari Minggu Diserahkan kepada BM hari Senin Biasanya, barang dari BM akan datang pada hari Rabu
8/1/12
Pengadaan Mendesak
Kebutuhan untuk menutupi kekurangan barang atau memenuhi satu R/, bukan untuk stok Pembelian melalui apotek terdekat lain
8/1/12
Pengadaan Cito
Pemesanan barang apotek ke BM, namun di luar jadwal pemesanan Memenuhi stok obat yang penggunaannya mendadak tinggi (tidak sesuai sistem pareto)
8/1/12
Barang yang diminta tidak ada dalam persediaan dan dilakukan untuk menghindari penolakan permintaan obat Meminta ke Apotek Kimia Farma lain BPBA dropping
8/1/12
Konsinyasi
8/1/12
Bentuk kerjasama dengan distributor yang menitipkan produknya di apotek untuk dijual Setiap bulan dilakukan pengecekan dari pihak perusahaan atau distributor untuk mengetahui jumlah dari produknya yang telah terjual. Apotek memberikan kontrak bon kepada distributor seharga produk yang telah terjual Pembayaran dilakukan oleh BM sesuai dengan jumlah produk yang terjual
Penerimaan
8/1/12
Penerimaan barang disertai faktur Pemeriksaan barang dan kelengkapannya Petugas memberikan nomor urut pada faktur pengiriman barang, membubuhkan cap apotek, dan menandatangani faktur asli Faktur asli dikembalikan ke PBF, dua lembar salinannya diambil oleh Apotek Kimia Farma 43. Satu lembar salinan dikirim ke BM Barang didata di kartu stok dan disimpan pada wadah sesuai dengan label yang tertera Salinan faktur dikumpulkan setiap hari, lalu dimasukkan ke dalam komputer sebagai data stok barang.
Penyimpanan
8/1/12
FIFO Berdasarkan bentuk sediaan Berdasarkan efek farmakologi/kelas terapi Sifat Termolabil Kulkas Narkotika dan psikotropika Obat Generik Produk Kimia Farma Produk Fast Moving Produk tidak/kurang laku Obat Baru Produk Swalyan Alat kesehatan
Penyalur an
Pelayanan resep tunai dan kredit Penjualan obat-obat bebas Pelayanan obat berdasarkan permintaan pasien untuk Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) Penjualan alat-alat kesehatan dan barang-barang swalayan Setiap penyaluran barang dicatat dalam kartu stok dan dibuat tanda buktinya
8/1/12
Pemusnahan
Pemusnahan sediaan farmasi dengan ditanam, dibakar atau cara lain yang ditetapkan Pemusnahan tersebut dilaporkan dalam Berita Acara Pemusnahan kepada DinKes Tk. II Kotamadya dan tembusan kepada DinKes Tk. I Provinsi dan BPOM (Narkotika dan Psikotropika) Komoditi nonfarmasi seperti makanan dan minuman yang rusak atau kadaluarsa harus 8/1/12 segera dibuang
Pengendalian
Seluruh barang yang masuk dan keluar ditulis pada kartu stok. Apabila ada barang yang kosong atau jumlahnya tersisa sedikit, karyawan yang melayani resep harus menulis di buku defekta Setiap satu bulan sekali dilakukan stock opname, yaitu pemeriksaan terhadap persediaan barang yang bertujuan untuk: mengetahui modal yang berbentuk barang; menghitung harga pokok penjualan (HPP); mengetahui adanya barang yang hilang, rusak, dan sudah daluarsa; 8/1/12 serta