Professional Documents
Culture Documents
-
-
-
-
-
-
2. Supervisi Akademik 2.1. Memahami konsep, prinsip, teori
dasar, karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI
2.2. Memahami konsep, prinsip,
teori/teknologi, karakteristik dan
kecenderungan perkembangan proses
pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI
2.3. Membimbing guru dalam menyusun
silabus tiap bidang pengembangan di
TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI
-
-
-
Wahyono Saputro Page 8/4/2012
22
berlandaskan standar isi, standar
kompetensi dan kompetensi dasar, dan
prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
2.4. Membimbing guru dalam memilih dan
menggunakan strategi dan metode/teknik
pembelajaran/bimbingan yang dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa
melalui bidang pengembangan di TK/RA
atau mata pelajaran di SD/MI
2.5. Membimbing guru dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
untuk setiap bidang pengembangan di
TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI
2.6. Membimbing guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran/bimbingan (di
kelas, laboraturium, dan/atau di
lapangan) untuk mengembangkan potensi
siswa pada tiap bidang pengembangan di
TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI
2.7. Membimbing guru dalam mengelola,
merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan
fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap
bidang pengembangan di TK/RA atau
mata pelajaran di SD/MI.
2.8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan
teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI
-
-
-
E. EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN
Wahyono Saputro Page 8/4/2012
23
Keberadaan pengawas pada lembaga pendidikan adalah memberikan dorongan dan
bantuan kepada guru-guru dalam menyelesaikan segala jenis dan bentuk persoalan yang
muncul dalam pelaksanaan pengajaran. Pengawas adalah mitra kerja guru dalam
pelaksanaan peningkatan mutu guru. Namun ada asumsi yang berkembang bahwa
keberadaan pengawas adalah untuk mencari kesalahan yang dilakukan guru. Asumsi ini
merupakan asumsi yang keliru dan tidak berdasar sama sekali, kalaupun terdapat perilaku
pengawas yang hanya mencari-cari kesalahan tenaga kependidikan itu, bukanlah watak
seorang pengawas. Karakter atau fungsi pengawas tindakan itu terjadi bersifat individual
dari seorang pengawas, dan diyakini hanya bersifat kasuistik (Rivai, 2009: 820).
Pada saat yang bersamaan, dalam pelaksanaan tugasnya pengawas, mereka juga
berhadapan dengan kenyataan yang sulit untuk dihindari. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa hal, seperti banyaknya jumlah guru yang harus diawasi, dikenali dan dibina agar
dapat meningkatkan mutu kinerjanya. Rasio inilah pengawas dengan jumlah guru
sepatutnya dalam kondisi keseimbangan yang ideal, tujuannya agar sistem pengawasan
dapat berjalan secara efektif. Rasio ideal memang sulit untuk ditemukan dalam konteks
pembinaan tenaga kependidikan oleh pengawas pendidikan dan pengajaran.
Efektivitas pelaksanaan tugas merupakan indikator keberhasilan para pengawas dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, jumlah orang diawasi harus dalam batas spent
of control (rentang jumlah pengawas dengan jumlah yang diawasi) yang seimbang
(Rivai, 2009: 821). Dalam hal ini, diperlukan pengawas yang handaal dan memiliki
kompetensi dalam melakukan tugasnya sebagai pengawas, sehingga guru dapat dibina dan
melakukan tugas sebagaimana mestinya.
Efektif tidaknya pelaksanaan supervisi dalam pendidikan dapat dilihat dari kinerja
supervisor/pengawas. Kinerja tugas seorang pengawas adalah memberi bantuan atau
layanan pemecahan masalah terhadap tenaga kependidikan yang memerlukannya. Para
pengawas dalam melaksanakan tugasnya mengacu kepada tugas-tugas yang telah baku.
Wahyono Saputro Page 8/4/2012
24
Kinerja tugas-tugas tersebut kemudian dijabarkan secara teknis sehingga memungkinkan
terlaksana. Kinerja tugas para pengawas tersebut secara singkat sebagai berikjut:
1. Menyusun dan Melaksanakan Pedoman Kegiatan Tahunan.
Pedoman kegiatan tahunan adalah kegiatan yang dirancang sedemikian rupa
sehingga para pengawas memiliki program yang memungkinkan mereka dapat
mengontrol programnya secara berkesinambungan. Kegiatan tahunan ini bertujuan
agar setiap pengawas dapat terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan.
2. Memandu Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum merupakan inti dari kegiatan pembelajaran di setiap
sekolah. Kurikulum yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajarannya
akan menjamin terjadinya proses alih ilmu pengetahuan dari guru kepada murid.
Namun, dalam penyampaian materi bahan ajar, masih ditemukan guru yang tidak
dapat menyampaikannya secara sempurna sesuai dengan tuntutan kurikulum.
3. Membimbing Tenaga Teknis
Tenaga teknis di lingkungan sekolah adalah mereka yang tidak secara langsung
melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Namun demikian, tugas
mereka adalah untuk mendukung agar tercipta proses pembelajaran yang kondusif.
Tenaga teknis yang dimaksud di sini adalah mereka yang bertugas sebagai tenaga
administrasi, pustakawan, laboran, penjaga sekolah, dan lain sebagainya. Mereka
ini merupakan tenaga teknis yang akan mendukung situasi atau suasana yang
kondusif disetiap sekolah.
4. Membimbing Administrasi
Administrasi sekolah adalah dapur organisasi yang berperan melakukan
pengelolaan terhadap administrasi sekolah. Tata usaha ini dijalankan oleh tenaga
administrasi yang jumlahnya sangat terbatas di setiap sekolah. Keterbatasan
jumlah mereka ini mempengaruhi pengelolaan administrasi sekolah. Dengan
Wahyono Saputro Page 8/4/2012
25
adanya bantuan layanan pengawas, tenaga administrasi yang bertugas sebagai tata
usaha dapat lebih efektif melaksanakan tugas-tugas ketata usahaan.
5. Memandu Penggunaan dan Merawat Aset Sekolah
Penggunaan dan pemeliharaan sarana belajar serta menjaga kuantitas sarana
sekolah adalah bagian terpenting dalam menjaga fasilitas sekolah. Fasilitas sekolah
pada umumnya merupakan materiil yang jarang dan sulit untuk diganti jika
mengalami kerusakan atau hilang. Materiil dan fasilitas sekolah sebaiknya selalu
mendapatkan perhatian khusus, dijaga dan terpelihara agar dapat digunakan untuk
waktu yang lama.
6. Memelihara Hubungan Kerjasama dengan Stakholder
Setelah reformasi pendidikan bergulir, dunia pendidikan tidak lagi dapat dikatakan
sebagai organisasi yang bekegrja secara sendirian tanpa adanya kerja sama dengan
sektor-sektor lainnya. Salah satu keluhan masyarakat terhadap dunia pendidikan
sebelum reformasi adalah sekolah cenderung menutup diri dengan masyarakatnya
sehingga masyarakat tidak memiliki akses yang luas terhadap kebijakan sekolah.
7. Penyampaian Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas.
Salah satu kinerja pengawas yang tidak boleh diabaikan dan merupakan kewajiban
dari setiap pengawas adalah memberikan laporan tertulis tentang prestasi kerjanya.
Pemberian laporan merupakan kontrol yang dilakukan oleh satuan atasan kepada
pengawas yang telah melaksanakan tugas secara periodik.
Berdasarkan deskripsi pada poin D. Aplikasi Supervisi dalam tulisan ini, aplikasi
supervisi di SDN 10 Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin yang dilakukan baik oleh
pengawas akademik maupun secara khusus oleh kepala sekolah yang melaksanakan
fungsi supervisi dapat disimpulkan bahwa dari delapan (8) item aspek supervisi manajerial
yang diamati enam (6) diantaranya telah muncul/ dilaksanakan oleh supervisor/pengawas,
Wahyono Saputro Page 8/4/2012
26
sementara dari delapan item aspek supervisi akademik yang diamati lima (5) di antaranya
telah muncul/dilaksanakan oleh supervisor/ pengawas. Sedangkan fungsi supervisi/
pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, yakni dua (2) dari tiga (3) aspek yang
diamati, telah muncu / telah diaplikasikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
aplikasi/pelaksanaan supervisi di SDN 10 Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin yang
dilaksanakan oleh Supervisor/pengawas sekolah dan fungsi supervisi kepala sekolah
sudah efektif.
Wahyono Saputro Page 8/4/2012
27
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N (et. al), 1996. Sistem Pengendalian Manajemen (diterjemahkan oleh Agus
Maulana). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Aqib, Zainal, 2008. Standar Kualifikasi- Kompetensi- Sertifikasi Guru- Kepala Sekolah-
Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi, 2004. Dasar- Dasar Supervisi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dahlan, Taufi dan Adhim, Abd, 2005. Kepengawasan Pendidikan, Jakarta: DEPAG RI,
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
DEPAG RI, 2006. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen Serta Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Offline, http://ebsoft.web.id. Versi 1.
2.
Elisna Hanah, Victoria dan Thayib BR, Amin, 2003. Standar Supervisi dan Evaluasi
Pendidikan; Supervisi Akademi dan Evaluasi Program, Jakarta: DEPAG RI, Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
Hidayat, Komaruddin, 1998. TRAGEDI RAJA MIDAS, Moralitas Agama dan Krisis
Modernisme, Jakarta: PARAMADINA.
Hidayat, Komaruddi dan Nafis, Muhammad Wahyuni, 2003. Agama Masa Depan Perspektif
Filsafat Perennial, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kast, Fremont E, dan Rosenzweig, James E, 1985. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara.
Neusner, Jacob (ed), 2006. RELIGIOUS FOUNDATIONS OF WESTERN CIVILIZATION,
Judaism, Christianity, and Islam. USA: Abingdon Press.
Pawlash, george. E. and Olivia, Peterr F, 2008. Supervision for Todays School. Danvers MA:
John and Son Inc.
Shihab, M. Quraish, 2009. TAFSIR AL-MISHBAH, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran.
Jakarta: Penerbit Lentera Hati.
Ramayulius, 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008, Cet. Ke-6
Rifai, Rusydy A, 2004. Manajemen. Palembang: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Rivai, Veithzal dan Murni, Sylviana, 2009. Education Management, Jakarta: Rajawali Pers.
Rohiat, 2010. Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik. Bandung: PT. Refika Aditama.
Wahyono Saputro Page 8/4/2012
28
St. Vembriarto, et.al, (ed.),1994. Kamus Pendidikan, Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, Cet. Ke- 1, Entri strata satu(S1)-sumber pengendali perilaku, hlm. 62.
Stoner, James A.F., 1994. Management (diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait), Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Sutoyo (et. al), 2010. RELIGIOUSITAS SAINS, Meretas Jalan Menuju Peradaban Zaman.
Malang: Universitas Brawijaya Press (UBP)
Umiarso dan Gojali, Imam, 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan;
Menjual Mutu Pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Pelaku Lembaga
Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.
Wahyudin, Din (et. al), 2007. MATERI Pokok Pengantar Pendidikan, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wiles, J. and Bondi, J. 1980. Supervision: a guide to practice. Columbus: Charles E. Merrill.
Badiali, Bernard J, Teaching Supervision, www.units.muohio.edu/eduleadership/
http://lunnblog-luna.blogspot.com/2012/03/definisi-dan-rasional-suoervisi.html
Bunda Smart. Definition of Supervision, http://bunda-smart.com/pendidikan/definition-of-
supervision/
Wahyono Saputro Page 8/4/2012
29