Professional Documents
Culture Documents
Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 53/M-DAG/PER/10/2009 Tentang Pengawasan Mutu Bokor SIR yang Diperdagangkan
Peraturan Menteri Perdagangan RI No 53/MDAG/PER/10/2009 Tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor (Bokor SIR) yang Diperdagangkan merupakan revisi Kepmenperindag No 616/MPP/Kep/ 10/1999 tentang Pengawasan Secara Wajib SNI Crumb Rubber Standard Indonesia Rubber yang mengatur pengawasan mutu bahan olah karet (Bokar) yang diperdagangkan wajib memenuhi SNI 06-2047-1998 dan revisi-revisinya.
SKEMA MEKANISME PENGAWASAN BOKOR SIR SECARA TERUS MENERUS DI LOKASI PEMBELIAN INDUSTRI CRUMB RUBBER
BOKOR SIR DILARANG UNTUK DIPERDAGANGKAN
Dikembalikan
UPPB, PELAKU USAHA DAN PEDAGANG INFORMAL (TERDAFTAR)
Petugas Penguji menerbitkan laporan hasil pemeriksaan kepada Industri Crumb Rubber
ada
Ada
BOKOR SIR
PEMBELAHAN
Tidak ada
Pemeriksaan : Kontaminan berat Kontaminan ringan > 5% Bahan penggumpal yang dilarang
Tidak ada
KETERANGAN : BOKOR SIR (Bahan Olah Komoditi Ekspor Standard Indonesian Rubber) UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar)
SKEMA MEKANISME PENGAWASAN BOKOR SIR SECARA BERKALA DI INDUSTRI CRUMB RUBBER, uppb, pelaku usaha dan pedagang informal
Pemberitahuan pengawasan berkala ke Industri crumb rubber, UPPB, Pelaku usaha dan pedagang informal
KETERANGAN : *) Dilakukan di industri crumb rubber, UPPB, Pelaku usaha dan pedagang informal **) Dilakukan di Industri crumb rubber ***) Tembusan hasil pengawasan berkala disampaikan kepada : 1.Ka. Dinas Perindag di Provinsi 2. Ka. Dinas Perindag di Kabupaten/Kota 3. Ka. Dinas Perkebunan di Kabupaten/Kota 4. Ka. Instansi teknis terkait
Pelanggaran pertama
1. Rekomendasi pencabutan SPPT SNI industri crumb rubber oleh LS Pro penerbit 2. Rekomendasi pemberian peringatan tertulis ke UPPB oleh Disbun Kabupaten/Kota 3. Rekomendasi pemberian peringatan tertulis ke pelaku usaha/pedagang informal oleh Disperindag Kabupaten/Kota 4. Pencabutan penunjukan sebagai petugas penguji oleh Kepala PPMB
SKEMA MEKANISME PENGAWASAN BOKOR SIR SECARA SEWAKTU-WAKTU DI INDUSTRI CRUMB RUBBER, uppb, pelaku usaha dan pedagang informal
Pengaduan terjadinya dugaan pelanggaran persyaratan teknis
Pemberitahuan pengawasan sewaktuwaktu ke Industri crumb rubber, UPPB, Pelaku usaha dan pedagang informal
Maks. 5 hari kerja Pelanggaran pertama 1) 1. Rekomendasi pencabutan SPPT SNI industri crumb rubber oleh LS Pro penerbit 2. Rekomendasi pemberian peringatan tertulis ke UPPB oleh Disbun Kabupaten/Kota 3. Rekomendasi pemberian peringatan tertulis ke pelaku usaha/pedagang informal oleh Disperindag Kabupaten/Kota 4. Pencabutan penunjukan sebagai petugas penguji oleh Kepala PPMB PPMB
KETERANGAN : *) Dilakukan di industri crumb rubber, UPPB, Pelaku usaha dan pedagang informal **) Dilakukan di Industri crumb rubber ***) Tembusan hasil pengawasan berkala disampaikan kepada : 1.Ka. Dinas Perindag di Provinsi 2. Ka. Dinas Perindag di Kabupaten/Kota 3. Ka. Dinas Perkebunan di Kabupaten/Kota 4. Ka. Instansi teknis terkait 1) Hasil analisis dan evaluasi pengawasan sewaktu-waktu sebagai hasil dari pengaduan dari masyarakat 2) Hasil analisi dan evaluasi pengawasan sewaktu-waktu sebagai tindak lanjut hasil pengawasan berkala
Rekomendasi pencabutan : 1. STR-UPPB oleh Disbun Kabupaten/Kota 2. STPP-Bokor SIR dan/atau SIUP oleh Disperindag Kabupaten/Kota untuk Pelaku usaha 3. STPP-Bokor SIR oleh Disperindag Kabupaten/Kota untuk Pedagang informal
Pelanggaran kedua 2)
Tanda terima
Melakukan permohonan Dengan melampirkan: 1. Surat Pernyataan 1) 2. Legalisir fotokopi STPP-Bokor SIR lama 2) 3. Dokumen pendukung lain: a. Fotokopi KTP bagi pedagang Informal Bokor SIR b. Fotokopi SIUP bagi Pelaku usaha c. Pas photo
Tolak
Pernyataan: a. Tidak memperdagangkan dan menyimpan Bokor SIR yang mengandung kontaminan vulkanisat karet dan menggunakan bahan penggumpal yang direkomendasikan oleh Lembaga Penelitian Karet yang Kredibel serta tidak mencemari dengan kontaminan lain ; b. Bersedia mengikuti pemeriksaan mutu Bokor SIR sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 2 )STPP-Bokor SIR kantor cabang/perwakilan
Lanjutan...
Dalam implementasi Kepmenperindag tersebut terdapat ketidakefektifan, yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Petani, pedagang Bahan Olah Karet (Bokar) rakyat masih memperjualbelikan Bokar dengan mutu yang tidak memenuhi SNI.
- Industri crumb rubber tetap membeli jenis Bokar yang dijual oleh pedagang dengan mutu yang bervariasi karena kurangnya pasokan Bokar.
8
Lanjutan...
Masih dijumpainya kontaminan yang ditambahkan pada saat pembekuan lateks (antara lain: kaolin, pupuk, dll) serta penambahan kontaminan vulkanisat karet oleh petani atau pedagang pengumpul dengan tujuan menambah berat Bokar.
Pengawasan Bokar di tingkat pedagang belum ditetapkan.
Tujuan penyusunan Permendag No 53/M-DAG/PER/10/2009 tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor Standard Indonesian Rubber yang Diperdagangkan adalah sebagai upaya penyediaan bahan olah komoditi ekspor Standard Indonesian Rubber (SIR) yang bermutu baik dan konsisten guna peningkatan ekspor produk SIR yang dihasilkan industri crumb rubber sehingga mendorong peningkatan daya saing, terciptanya persaingan usaha yang sehat, terjaminnya perlindungan konsumen dan masyarakat dalam aspek kesehatan, keamanan dan keselamatan serta kelestarian fungsi lingkungan;
10
DEFINISI Bokor SIR adalah karet yang berasal dari lateks kebun dari pohon karet ( hevea brazilliensis m ) berupa slab, lump, slab-lump, ojol, sit angin (unsmoked sheet), dan sit asalan ( smoked sheet ), cutting, crepe, blocked sheets dan blanket.
11
Permendag No 53/M-DAG/PER/10/2009
1. Persyaratan teknis Bahan Olah Komoditi Ekspor Standard Indonesian Rubber (Bokor SIR) yang meliputi : Tidak mengandung kontaminan vulkanisat karet; Tidak mengandung kontaminan berat; Mengandung kontaminan ringan maksimum 5%; dan Penggumpalan secara alami atau menggunakan bahan penggumpal. Bahan penggumpal dapat berupa asam semut (formic acid) dan/atau bahan penggumpal lain. Bahan penggumpal lain dapat digunakan setelah mendapat rekomendasi dari Lembaga Penelitian Karet yang kredibel.
12
Lanjutan...
2. Perdagangan Bokor SIR hanya dapat dilakukan oleh : Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)-UPPB dari Dinas yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perkebunan di kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pedoman pengolahan dan pemasaran Bokar. Pelaku usaha dan pedagang informal yang telah memiliki Surat Tanda Pendaftaran Pedagang (STPP)-Bokor SIR dari Dinas yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perdagangan di kabupaten/kota.
13
Lanjutan...
3. Pengawasan Mutu Bokor SIR Tata cara pengawasan mutu Bokor SIR melalui pengawasan secara:
Pengawasan Secara Terus menerus Pengawasan Secara Berkala dan Pengawasan Sewaktu-waktu.
14
Lanjutan...
Pengawasan secara terus-menerus dilakukan oleh petugas penguji terhadap industri crumb rubber pada saat pembelian Bokor SIR dari UPPB, pelaku usaha dan/atau pedagang informal serta pengawasan terhadap penyimpanan Bokor SIR. Pengawasan secara berkala dilakukan oleh personil verifikasi melalui pemeriksaan mutu sesudah pembelian Bokor SIR di industri crumb rubber, UPPB, pelaku usaha, dan pedagang informal. Pengawasan sewaktu-waktu dilakukan pula oleh personil verifikasi sebagai tindak lanjut dari pengawasan berkala jika terdapat pelanggaran atau adanya pengaduan dugaan terjadi pelanggaran di industri crumb rubber, UPPB, pelaku usaha, dan pedagang informal.
15
Lanjutan...
4. Sanksi a. Sanksi terhadap UPPB, pelaku usaha, dan pedagang informal yang memperdagangkan dan menyimpan Bokor SIR yang tidak memenuhi persyaratan teknis : peringatan tertulis, pencabutan pendaftaran (untuk UPPB, pelaku usaha dan pedagang informal) dan larangan memperdagangkan Bokor SIR bagi UPPB dan pedagang informal serta pencabutan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) bagi pelaku usaha.
16
Lanjutan...
b. Sanksi terhadap industri crumb rubber yang melakukan pembelian dan penyimpanan Bokor SIR yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan sanksi bagi penanggung jawab industri crumb rubber yang bekerjasama dengan petugas penguji dalam hal melakukan pelanggaran yaitu berupa pencabutan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI oleh LSPro penerbit berdasarkan rekomendasi dari Direktur Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang (PPMB) dengan tembusan kepada Komite Akreditasi Nasional (KAN).
17
Lanjutan...
c. Sanksi bagi petugas penguji dan personil verifikasi yang melanggar ketentuan dalam pemeriksaan mutu Bokor SIR yaitu berupa pencabutan penunjukannya oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dalam hal ini Direktur Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang.
18