You are on page 1of 63

1

LAPORAN OBSERVASI
Penerapan Teori Graph untuk Pendistribusian Keripik Apel di Kota Batu
dengan Metode Minimum Cost Flow

Untuk memenuhi tugas matakuliah Penerapan Teori Graph yang dibimbing
oleh Dra. Sapti Wahyuningsih,M.Si



Oleh:
Cindy Meilinda Wijaya (409312417678)
Andrie Kurniawan M. (409312417687)
Tofan Adityawan (409312417690)








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
FEBRUARI 2012




2

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 2
1.3.Tujuan Masalah 3
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Graf 4
2.2. Digraf 4
2.3. Mininimum Cost Flow 6
2.4. Algoritma pada Minimum Cost Flow 8
2.4.1. Algoritma Penghapusan Sikel 9
2.4.2. Algoritma Lintasan Terpendek 9
2.4.3. Algoritma Jaringan Simpleks 9
2.4.4. Algoritma Shortest Augmenting Path 9
2.4.5. Algoritma Cost Scaling 9
2.5. Penelitian yang sudah dilakukan 10
2.6. Daftar Pustaka 19
BAB III METODOLOGI
3.1. Waktu dan tempat pelaksanaan 20
3.1.1. Waktu Pelaksanaan 20
3.1.2. Tempat Pelaksanaan 20
3.1.3. Sumber data 20
3.2. Algoritma yang digunakan 20
3.2.1. . Algoritma Penghapusan Sikel 20
3.2.2. Algoritma Lintasan Terpendek 21
3.2.3. Algoritma Jaringan Simpleks 21
3.3. Alat Bantu Program 21
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Narasi 25
4.2. Penyelesaian Masalah Dengan Algoritma 27
3

4.2.1.Menggunakan Algoritma Penghapusan Sikel 27
4.2.2.Menggunakan Algoritma Jaringan Simpleks 35
4.2.3.Menggunakan Algoritma Lintasan Terpendek Berulang 38
4.3. Penyelesaian dengan Alat Bantu 42
4.4. Analisa Hasil 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 53
5.2. Saran 54
Lampiran 55






















4

ABSTRAK

Kelompok 5.2012.Penerapan Teori Graph Untuk Pendistribusian Keripik Apel Ramayana di
Kota Batu dengan Metode Minimum Cost Flow .Laporan Jurusan Matematika, FMIPA,
Universitas Negeri Malang. Dosen Pembina Penerapan Teori Graph Dra. Sapti
Wahyuningsih M.si.


Kata Kunci: Metode, Algoritma, Lintasan Terpendek Berulang, Jaringan Simplex,
Penghapusan sikel, Distribusi.

Graph merupakan salah satu cabang matematika yang banyak memiliki manfaat terutama
dalam kehidupan sehari hari seperti pendistribusian keripik apel.Distribusi disini adalah suatu
penyelenggaraan kegiatan usaha yang tercakup dalam pengangkutan barang dari tempat
pengolahan ketempat penjualan. Persoalan distribusi menjadi sangatpenting karena merupakan
jalan untuk mencapai keberhasilan penjualan, dan kepuasan pelanggan.
Distribusi produk disini digambarkan sebagai digraph yang memuat sisi berarah dan
titik. Titik dapat diartikan sebagai, sedangkan sisi diartikan arus distribusi. Jaringan terdiri dari
himpunan titik dan himpunan sisi berarah bermuatan yang menghubungkan dua titik tertentu,
dimana masing-masing titik, sisi berarah dan muatan pada sisi berarah mewakili kondisi tertentu.
Masalah arus biaya minimum adalah masalah penentuan arus distribuasi yang tepat agar biaya
yang dikeluarkan minimum.Masalah arus biaya minimum sangat berkaitan dengan masalah
distribusi produk yang membuat biaya untuk pendistribusiannya minimum.
Beberapa teori yang mendukung antara lain: digraph, digraph bermuatan, jarak, lintasan,
jaringan, jaringan berarah, aliran, dan jaringan berarah sisaan. Dan masalah ini dapat
diselesaikan dengan AlgoritmaLintasan Terpendek Berulang,dan Algoritma Jaringan Simplex.
Keadaan distribusi digambarkan dalam bentuk digraph.
Laporan ini membahas terutama masalah pengoptimalisaian pengiriman produk, dengan
mengamati cara pendistribusiannya serta biaya yang diperlukan dan dengan memanfaatkan
algoritma algoritma dalam arus biaya minimum akan didapatkan suatu biaya pendistribusian
yang minimum.
5


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada sekarang ini telah banyak kita jumpai berbagai jenis makanan ringan yang beredar di
pasaran salah satunya adalah keripik apel khas malang. Banyaknya para penjual makanan ringan
yang sejenis dengan keripik apel membuat daya saing produk ini menjadi meningkat. Oleh
karena itu setiap perusahaan menginginkan sebuah pengiriman makanan seperti keripik apel
tersebut dengan waktu yang sesingkat mungkin. Dan hal ini membuat banyak distributor keripik
mengalami masalah dalam hal pengirimannya kepada masing- masing pelanggannya.
Perusahaan keripik apel merupakah sebuah perusahaan yang bekera di bidang makanan,
khususnya makanan ringan. Dalam upaya mencapai keberhasilan penjualan dan kepuasan
pelanggan, persoalan distribusi sangat penting. Keberhasilan penjualan dapat dilihat dari
banyaknya penjualan atau kenaikan angka penjualan. Kepuasan pelanggan dapat disebabkan
cepatnya produk sampai ke pelenggaan dengan aman, tepat waktu dan tidak rusak, sesuai dengan
pesanan pelanggan, dan murahnya harga penjualan. Salah satu faktor yang mendukung
murahnya harga penjualan adalah biaya distribusi yang rendah, sehingga harga penjualan dapat
ditekan menjadi lebih murah.
Teori graph merupakan salah satu cabang matematika yang banyak manfaat karena teori-
teorinya dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Purwanto,
1998:1). Persoalan distribusi menjadi sangat penting karena merupakan jalan untuk mencapai
keberhasilan penjualan, dan kepuasan pelanggan (Woodward, 1982:2). Untuk menekan biaya
pengiriman barang, kita dapat menggunakan graph yaitu dengan menggunakan penerapan teori
graph yaitu dengan menggunakan minimim cost flow. Minimum cost flow adalah penentuan arus
distribusi yang tepat agar biaya yang dikeluarkan minimum. Pada prinsipnya, minimum cost
flow dapat digunakan sebagai unsur perencanaan pengoptimalan distribusi produk. Minimum
cost flow berkorespondensi dengan masalah distribusi produk yang bertujuan untutk
meminimumkan biaya distribusi produknya dalam hal ini yaitu keripik apel.
6

Terdapat beberapa metode atau algoritma yang dapat digunakan untutk menyelesaikan
permasalahan minimum cost flow. Antara lain dengan menggunakan algoritma penghapusan
sikel, algoritma jaringan simplek dan algoritma lintasan terpendek berulang . Dengan metode ini
diharapkan dapat membantu meminimalkan biaya distribusi di perusahaan keripik apel tersebut.
Untuk menyelesaikan masalah Minimum Cost Flow. Contoh laporan PKL yang menerapan
Minimum Cost Flow antara lain:
1. Optimalisasi biaya distribusi dengan menggunakan penerapan Minimum Cost Flow pada
pendistribusian elpiji 3 kg di UD Dwi Tunggal Jaya untuk wilayah Kota Madya Malang.
2. Optimalisasi pendistribusian knalpot di pabrik Fajar Indah Malang dengan
menggunakan metode Minimum Cost Flow.
3. Penerapan teori graph untuk pengoptimalan masalah pendistribusian Brem Candi Mas
di Madiun dengan metode Minimum Cost Flow.
sedangkan buku yang digunakan antaralain:
a. Handbook of Discrete and Combinatorial Mathematics oleh Kenneth H. Rosen.
b. Teori Graph oleh Purwanto.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka adapun rumusan masalahnya
1. Bagaimana mengidentifikasikan permasalahan yang ada dalam pendistribusian
keripik apel?
2. Bagaimana menentukan biaya minimum dalam pendistribusian kripik apel dengan
menerapkan Algoritma Minimum Cost Flow?
3. Bagaimana memberikan solusi alternatif dengan menggunakan alat bantu Giden
pada permasalahan pendistribusian dengan biaya minimum?



7

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pelaksanaan observasi adalah :
o Identifikasi permasalahan yang ada dalam pendistribusian keripik apel.
o Menerapkan algoritma-algoritma Minimum Cost Flow untuk meminimumkan
biaya pendistribusian keripik apel.
o Memberikan solusial alternatif untuk mendapatkan rute pendistribusian keripik
apel dengan biaya minimum.























8

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Graph
Suatu Graph G terdiri atas himpunan tak kosong dari elemen-elemen yang disebut
titik (vertex) dan suatu daftar pasangan tidak terurut elemen itu yang disebut sisi (edge).
Himpunan dari titik-titik pada graph G disebut himpunan titik G, dinotasikan dengan
V(G), dan daftar dari sisi-sisi disebut daftar sisi G, dinotasikan dengan E(G) (Wilson,
1990:10).
Banyaknya titik pada graph G dinotasikan dengan | ) (G V | dan banyaknya sisi pada
graph G dinotasikan dengan |E(G)|.






Dari Gambar 1.1 diatas dapat dilihat bahwa } , , , , { ) ( e d c b a G V = dan
{ }
8 7 6 5 4 3 2 1
, , , , , , , ) ( e e e e e e e e G E = sehingga 5 | ) ( | = G V dan 8 | ) ( | = G E .
Dua sisi atau lebih yang menghubungkan pasangan titik yang sama disebut sisi
rangkap, dan sebuah sisi yang menghubungkan sebuah titik dengan dirinya sendiri
disebut loop (Wilson, 1990:10).
2.2 Digraph
Suatu digraph D terdiri atas suatu himpunan tak kosong yang masing-masing unsurnya
disebut titik (vertex) dan suatu himpunan pasangan berurutan dari titik-titik tersebut yang
disebut sisi berarah (arc). Himpunan dari titik-titik disebut himpunan titik dari D,
dinotasikan dengan V(D), dan daftar dari sisi-sisi berarah disebut daftar sisi-sisi berarah
dari D, dinotasikan dengan A(D).


a
b c
d
e
e
1
e
2
e
3
e
5
e
6
e
7
e
8
Gambar 1.1 Graph
G
9

Contoh:

a. Lintasan (Path)
Lintasan (path) adalah jalan yang sisi dan titiknya tidak boleh berulang.
b. Sikel
Sikel adalah jalan (v
0,
v
0
) = v
0
v
1
v
2
...v
n
v
0
dengan n 0 dan v
i
v
j
, jika i j.
c. Digraph Bermuatan
Suatu digraph D = (V,A) dikatakan digraph bermuatan (weighted digraph)
jika setiap sisi berarah pada digraph D diberikan muatan jika v
1
v
2
adalah sisi
berarah pada digraph
D = (V,A) maka muatan v
1
v
2
dilambangkan dengan ) , (
2 1
v v w = Contoh:

w(a,b) = 2 w(a,e) = 2
w(b,c) = 2 w(b,e) = 3
w(c,d) = 3 w(c,a) = 3
w(c,e) = 2 w(e,d) = 3


b
c
b
c
2
3
3
3
3
2 2
d
e
a
Gambar 2.1 Digraph
d
e a
2
Gambar 2.2Digraph bermuatan D
10

d. Jaringan (Network)
Jaringan (dilambangkan N) adalah digraph sederhana, bermuatan, jika
memenuhi:
Satu titik yang merupakan titik sumber, tidak memiliki sisi masuk.
Satu titik yang merupakan titik tujuan, tidak memiliki sisi keluar.
Muatan sisi (i,j) disebut kapasitas sisi(i,j), dilambangkan c
ij
dengan c
ij
adalah bilangan bulat non negatif. (Johsohnbaugh, 2001:391)
2.3 Minimum Cost Flow
Definisi 2.3.1
Misal ( , ) G V E = adalah jaringan terhubung dengan himpunan titik V dan himpunan
sisi berarah E. Masing-masing sisi ( , ) i j E e mempunyai harga
ij
c dan kapasitas
muatan 0
ij
u > . Misal n V = menyatakan jumlah titik dan m E = menyatakan jumlah
sisi.
Masing-masinh titik i V e mempunyai nilai yang disimbolkan ( ) b i . Jika
( ) 0 b i > , maka i adalah titik pemberi.
( ) 0 b i < , maka i adalah titik penerima. (Rosen: 2000)
Harga adalah bilangan bulat non negatif yang menyatakan besarnya biaya untuk
memindahkan muatan dari satu titik ke titik lain. Kapasitas dari suatu sisi adalah
jumlah maksimum muatan yang dapat dialirkan melalui sisi-sisi. (Rosen, 2000:630)
Definisi 2.3.2
Suatu aliran feasible adalah suatu fungsi ( )
ij
x v = didefinisikan pada sisi berarah
( , ) i j E e , yang memenuhi :
- Batas kesetimbangan umum :
{ ( , ) } { ( , ) }
( ), ,
ij ij
j i j E j j i E
x x b i i E
e e
= e


- Batas kapasitas umum : 0 , ( , ) , dimana ( ) 0.
ij ij
i V
x u i j E b i
e
s s e =


11

Harga dari flow x adalah
( , )
.
ij ij
i j E
c x
e

.
Definisi 2.3.3
Jaringan sisa ( ) G x dalam suatu aliran x didefinisikan sebagai berikut :
Mengganti masing-masing sisi berarah ( , ) i j E e oleh dua sisi berarah ( , ) dan ( , ) i j j i .
Sisi berarah ( , ) i j mempunyai harga
ij
c dan kapasitas sisa
ij ij ij
r u x = , dan sisi
berarah ( , ) j i mempunyai harga
ij
c dan kapasitas sisa
ij ij
r x = .
Definisi 2.3.4
Potensial titik i adalah besarnya ( ) i t yang bersesuaian dengan batas kesetimbangan
umum pada titik i . Untuk himpunan potensial titik yang diberikan, biaya tereduksi
dari suatu sisi ( , ) i j pada jaringan sisaan ( ) G x adalah ( ) ( )
ij ij
c c i j
t
t t = + .
Definisi 2.3.5
Kondisi optimal kendala komplemen :
Misal x adalah solusi spanning tree fesibel dengan potensial titik yang diperlukan
yaitu (1) 0 t = dan 0
ij
c
t
= untuk semua sisi pada pohon. Maka x adalah minimum cost
flow jika :
- 0, ( , ) yang bukan pohon dengan 0
ij ij
c i j E x
t
> e =
- 0, ( , ) yang bukan pohon dengan
ij ij ij
c i j E x u
t
s e =
Definisi 2.3.6
Harga dari lintasan P dalam ( ) G x adalah
( , )
( )
ij
i j P
c P c
e
=

.
Harga dari lintasan adalah jumlah harga pada setiap sisi dalam lintasan P .
12

Definisi 2.3.7
Suatu sikel negatif adalah suatu sikel terhubung W dalam ( ) G x dimana
( , )
( ) 0
ij
i j W
c W c
e
= <

.
Definisi 2.3.8
Kondisi optimal sikel negatif adalah suatu aliran feasibel x yang disebut aliran
berharga minimum jika dan hanya jika jaringan sisa ( ) G x tidak memuat sikel negatif.
2.4 Algoritma Pada Minimum Cost Flow
2.4.1 Algoritma Penghapusan Sikel
Algoritma penghapusan sikel merupakan salah satu metode dalam
menyelesaikan masalah optimasi model jaringan. Algoritma penghapusan sikel
didasarkan dari kondisi optimal sikel yang negatif, yang dimulai dengan aliran
fesibel dan penambahan berturut-turut sikel negatif dalam jaringan sisaan sampai
jaringan sisaan tersebut tidak memuat sikel negatif.
Berikut ini adalah algoritma penghapusan sikel .
1. Tentukan nilai aliran (x
ij
) berdasarkan 0x
ij
u
ij
dan b
i
=x
ij
-x
ji

2. Ganti arc (i,j) dengan dua arc (i,j) dan (j,i). Arc (i,j) memiliki harga cij dan
kapasitas sisaan r
ij
=u
ij
-x
ij
. Sedang arc (j,i) memiliki harga c
ij
dan kapasitas
r
ij
=x
ij
. Jika r
ij
=0 hapus arc yang bersesuaian.
3. Cari sikel negatif. Jika tidak ada maka sikel optimal.
4. Jika ada, tambah aliran sepanjang sikel negatif terpilih dengan rij terkecil pada
sikel tersebut. Kurangi u
ij
disepanjang sikel dan naikkan kapasitas arc
sebaliknya dari sikel tersebut sebesar r
ij
terkecil dalam sikel.
5. Ulangi langkah 3 sampai tidak ada sikel negatif maka solusi optimal.
Pemilihan sikel yang dimaksud adalah sikel sederhana (sikel yang tidak
memuat sisi berulang maupun titik berulang) dan untuk selanjutnya penulisan
sikel mengandung arti sikel sederhana.

13

2.4.2 Algoritma Lintasan Pendek Berulang
Untuk menyelesaikan asalah aliran biaya minimum (Minimum Cost Flow),
digunakan algoritma Succesive Shortest Path atau Lintasan Pendek
Berulang, dengan langkah-lakngkah sebagai berikut :
1. Mencari lintasan dari S ke T pada jaringan kerja
2. Mencari sebarang lintasan terpendek dari S ke T, kita sebut T
3. Mencari min{ ( ), ( ), min{ ( , ) }}
ij
b s b t r I i j P o = e
4. Kurangi
ji
u pada lintasan terpendek P dengan o
5. Ulangi langkah 2 sampai b(s) dan b(t) sama dengan nol.
2.4.3 Algoritma Jaringan Simplek
Berikut ini adalah Algoritma Jaringan Simplek :
a. Pilih sebarang spanning tree (T)
b. Cari aliran x
ij
dan potensial titik
c. Jika ada arc non basis (non tree) melanggar komplementary slackness kondisi
optimal, pilih untuk masuk tree dan keluarkan arc basis dengan x
ij
yang bila
ditambahkan ke kapasitasnya menjadi batas atas.
d. Ulangi langkah 2 sampai tidak ada arc yang melanggar complementary
slackness kondisi optimal.
2.4.4 Algoritma Shorthess Augmenting Path
Algoritma ini tergolong baru. Oleh karena itu, penjelasannya belum terlalu
mendetail. Pada dasarnya algoritma ini mirip dengan algoritma successive
shortest path, hanya saja pencarian lintasan terpendek dalam algoritma ini
menggunakan algoritma dijkstra. Selain itu, keunggulan algoritma ini dapat
menghitung minimum cost dari maksimum flow dari s ke t.
2.4.5 Algoritma Cost-Scaling
Kita mulai dengan fungsi biaya nol dan sebarang maksimum flow. Setiap
tingkatan scaling kita mulai dari residual arc () dari hasil optimalisasi
maksimum flow ke (/2) optimal maksimum flow. Untuk memulai tiap tingkatan
scaling kita akan menjenuhkan semua biaya negatif dari residual arc. Kebaikan
dari algoritma ini adalah bisa digunakan untuk menghitung kapasitas yang bukan
merupakan bilangan bulat.
14

2.5 Penelitian yang Sudah Dilakukan
a. Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh Rina Uktafiya dengan
laporan yang berjudul Optimalisasi Biaya Distribusi dengan Menggunakan
Penerapan Minimum Cost Flow pada Pendistribusian Elpiji 3 Kg di UD Dwi
Tunggal Jaya untuk Wilayah Kota Madya Malang pada tahun 2011 yang
menggunakan alat bantu Giden diperoleh hasil sebagai berikut.
Hasil perhitungan menggunakan algoritma penghapusan sikel dengan bantuan
giden menghasilkan total biaya distribusi dengan rute pendistribusian sesuai
keadaan lapangan adalah sebesar Rp 56.445,-. Sedangkan pada hasil di lapangan
yang dilakukan olehUD Dwi Tunggal Jaya Malang total biaya distribusi sebesar
Rp.140.000,- . UD Dwi Tunggal Jaya Malang Solikim (Jl. Cindelaras No. 7)
Neni (Jl. Tebo Tengah No. 2) Emi (Jl. Bandulan Baru No. 94) Ashari (Jl. IR.
Rais Gang IV) Athena (Jl. Brigjend Katamso No. 16) Sulaiman (Jl. S.
Supriyadi Gang V) Mulyono (Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 18) Salon Lina
(Jl. Kawi No. 3C) Sormin (Jl. Klampok Kasri Gang 2D).
b. Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh Setya Widodo dengan
laporan berjudul Optimalisasi Pendistribusian Knalpot di Pabrik Fajar Indah
Malang dengan Menggunakan Metode Minimum Cost Flow pada tahun 2011
yang menggunakan alat bantu Program Giden V4a diperoleh hasil sebagai
berikut. Hasil perhitungan menggunakan algoritma succesive shortest
pathdengan bantuan giden diperoleh biaya minimum pengiriman knalpot yaitu
Rp 18.425.000,-. Dari hasil pengolahan data diatas didapat pengoptimalan biaya
distribusi dari sebesar Rp 18.425.000,- menjadi Rp 2.039.275,-. Dengan rute
Bandung Jakarta, Malang Solo, Solo Yogyakarta, Malang Yogyakarta,
Malang Surabaya, Semarang Bandung, Yogyakarta Bandung, Solo
Bandung, Surabaya Semarang.
c. Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh Dewi Ratna Ayu
Wulaningrum drengan judul laporan beerjudulPenerapan Teori Graph untuk
Pengoptimalan Masalah Pendistribusian Brem Candi Mas di Madiun dengan
Metode Minimum Cost Flow pada tahun 2011 yang menggunakan alat bantu
giden diperoleh hasil sebagai berikut. Hasil perhitungan menggunakan algoritma
15

lintasan pendek berulang diperoleh Rp 300.000,- menjadi Rp 106.693,-. Dengan
rute Candi Mas Toko Aneka, Candi Mas Toko Mitra, Candi Mas Toko
Metro, Candi Mas Toko Sari Rasa, Toko Sari Rasa Toko Mawar, Toko
Mawar Toko Cahaya, Candi Mas Mirasa, Toko Mirasa Toko Citrarasa,
Toko Citrarasa Toko Amanda, Candi Mas-RM.Duta, Candi Mas Toko
Barokah, Toko Barokah RM. Tlaga Indah.
Contohpenerapan :
Sebuah perusahaan mempunyai 1 pabrik, 2 pusat distribusi, 1 tempat penjualan.
Pabrik tersebut memproduksi 40.000 produk
2 pusat distribusi sebagai tempat penyimpanan sementara, sehingga kapasitasnya
0.
Tempat penjualan mampu menerima produk sebanyak 40.000
Biaya pengangkutan (per unit) adalah
Dari pabrik ke pusat distribusi I : Rp. 20.000,-
Dari pabrik ke pusat distribusi II : Rp. 20.000,-
Dari pusat distribusi I ke pusat distribusi II : Rp. 10.000,-
Dari pusat distribusi I ke pusat penjualan : Rp. 30.000,-
Dari pusat distribusi II ke pusat penjualan : Rp. 10.000,-
Kapasitas armada pengangkutan:
Dari pabrik ke pusat distribusi I : Rp. 40.000,-
Dari pabrik ke pusat distribusi II : Rp. 20.000,-
Dari pusat distribusi I menuju pusat distribusi II : Rp. 20.000,-
Dari pusat distribusi I menuju pusat penjualan : Rp. 30.000,-
Dari pusat distribusi II menuju pusat penjualan : Rp. 50.000,-
Langkah 1
Penggambaran keadaan distribusi produk perusahaan tersebut adalah
16


Karena masing-masing kapasitas maupun biaya dapat disederhanakan
dengan membagi dengan 10.000 dan
- Pabrik diberi indeks 1
- PD I diberi indeks 2
- PD II diberi indeks 3
- Pusat penjualan diberi indeks 4
Maka akan diperoleh keadaan produk dalam bentuk yang lebih sederhana, yaitu:

Langkah 2 :
Nilai Produk yang didistribusikan x
ij
dapat ditentukan dari nilai kemampuan
masing-masing titik untuk memberi atau menerima b(i) dan kapasitas maksimum
pengangkutan u
ij
dengan ketentuan

dan

e e
=
} ) , ( { } ) , ( {
) (
E i j j
ji
E j i j
ij
x x i b
(20000,40000)
(10000,20000)
(10000,50000) (20000,20000)
(30000,30000)
Pabrik
PD I
PD II
TP
0
40000
0
-40000
(2,4)
(1,2)
(1,5) (2,2)
(3,3)
1
2
3
4
0
4
0
-4
17

Penentuan nilai x
ij
-nya adalah dari syarat

, sehingga:
- Untuk , diperoleh


Untuk , diperoleh


Untuk , diperoleh


Untuk , diperoleh


Untuk , diperoleh


Dengan syarat

e e
=
} ) , ( { } ) , ( {
) (
E i j j
ji
E j i j
ij
x x i b , sehingga:
- Untuk diperoleh () (

) , maka

(pers. 1)
Untuk diperoleh () (

, maka (


(pers. 2)
Untuk diperoleh ()

), maka

)
(pers. 3)
Untuk diperoleh () (

), maka (

) (pers.
4)
Misalkan

, maka dari pers. 1,

akan diperoleh

,
maka dari pers. 2, (

akan diperoleh

, dengan
memisalkan

, maka didapat

, maka dari pers. 4,


(

)akan diperoleh

, sehingga nilai

yang mungkin adalah

dan


Gambar dari aliran fisibel tersebut adalah sebagai berikut:

3
0
1
1
3
1
2
3
4
0
4
0
-4
18

Langkah 3 :
Jaringan sisaan diperoleh dari digraph awal yag dimodifikasi dengan cara
mengganti setiap sisi ( i, j) dengan dua sisi ( i, j) dan ( j, i). Sisi ( i , j) punya
harga c
ij
dan kapasitas sisa

sedangkan sisi ( j, i) mempunyai harga


c
ij
dan kapasitas sisa


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi ( ) mempunyai harga

dan


- Sisi () mempunyai harga

dan


- Sisi () mempunyai harga

dan


Gambar jaringan sisaan:

Langkah 4:
Nilai

berarti tidak ada arus distribusi produk dari titik i ke titik j sehingga
penghapusan sisi ini tidak berpengaruh terhadap arus distribusi produk total
dalam jaringan. Penghapusan sisi berkapasitas

bermanfaat untuk
0
(-2,3)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,1)
(1,2)
(-2,1)
(-1,0)
(1,4)
(3, 0)
(-1,1)
(2,1)
(-3,3)
19

memudahkan dalam menentukan sikel-sikel pada jaringan. Penghapusan sisi
berkapasitas

juga dapat dilakukan diantara langkah-langkah yang lain.



Langkah 5:
Menentukan sikel W yang bernilai negatif (() ) dan mereduksinya
sehingga jaringan sisaan tidak memuat sikel negatif.

Iterasi 1
Sikel-sikel yang termuat dalam jaringan sisaan tersebut adalah [1231],
[2342], [13421]. Sikel W = [1231] mempunyai nilai ()

, sehingga W = [1231] bukan sikel negatif. Sikel W = [2342]


mempunyai nilai ()

, sehingga W =
[2342] merupakan sikel negatif. Sikel W = [13421] mempunyai nilai ()
(-2,3)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,1)
(1,2)
(-2,1)
(1,4)
(-1,1)
(2,1)
(-3,3)
0
(-2,3)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,1)
(1,2)
(-2,1)
(1,4)
(-1,1)
(2,1)
(-3,3)
0
20

, sehingga W = [13421]
merupakan sikel negatif.
Pilih sikel W= [2342] dengan *

+ * +
Menambahkan pada aliran yang berlawanan dengan sikel W dan
mengurangkan pada aliran yang searah dengan sikel W, sehingga didapat
G(x) seperti pada gambar berikut:

Iterasi 2:
Berdasarkan iterasi 1 diperoleh sikel yang bernilai negatif adalah sikel
W=[13421] dengan nilai ()


dan sikel W = [1231] dengan nilai ()


Pilih sikel W =[13421] dengan dengan *

+
* +
Tambahkan pada aliran yang berlawanan dengan sikel W dan
mengurangkan pada aliranyang searah dengan sikel W, sehingga didapat
G(x) seperti pada gambar berikut:
(-2,3)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,1)
(-2,1)
(-1,2)
(1,2)
(-3, 1)
(-1,3)
(2,1)
(3,2)
0
21


Karena jaringan tersebut masih memuat nilai

, maka nilai

tersebut
dapat dihilangkan sehingga


(-2,2)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,2)
(-2,2)
(-1,2)
(1,1)
(3,3)
(-1,4)
(2,0)
(-3,0)
0
(-2,2)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,2)
(-2,2)
(-1,2)
(1,1)
(3,3)
(-1,4)
0
(-2,2)
1
2
3
4
0
4 -4
(2,2)
(-2,2)
(-1,2)
(-1,4)
(-3, 0)
(-1,1)
(3,3)
0
22

Jaringan sisaan G(x) yang terbentuk dari iterasi kedua ini sudah tidak memuat
sikel bernilai negatif sehingga sesuai dengan kondisi optimum sikel negatif maka
G(x) tersebut merupakan solusi yang optimum.
Langkah 6:
Masalah arus distribusi produk mempunyai fungsi tujuan, yaitu meminimumkan

( ), sehingga biaya pengangkutan yang diperlukan


minimum. c
ij
menunjukkan harga pengangkutan atau biaya yang diperlukan dari
titik i ke titik j, sedangkan x
ij
didapat dari r
ij
yang mempunyai harga negatif.




Jadi nilai minimum yang dibutuhkan untuk mendistribusikan produk dari
perusahaan ke tempat penjualan pada contoh tersebut adalah Rp (14 x 10000 x
10000) = Rp 1400000000,-. Nilai 10000 x 10000 diperoleh dari penyederhanaan
pada awal langkah dimana biaya dibagi 10000 dan kapasitas pengangkutan juga
dibagi 10000.





(-2,2)
1
2
3
4
0
-4
(2,2)
(-2,2)
(-1,2)
(1,1)
(3, 3)
(-1,4)
0
4
23

2.6 Daftar Pustaka
JohsohnBaugh, R. 2001. Discrete Mathematics. New Jersey : Prentice Hall, Inc.
Purwanto. 1998. Teori Graph. Malang : FPMIPA IKIP MALANG.
Rosen, H., Kenneth. Handbook of Discrete and Combinatorial Mathematics.
Washington, D. C. : CRC Press.
Woodward, H., Frank. 1972. Manajemen Transpor. Terjemahan oleh Ny. P. Hadinoto.
1982. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo
























24

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan survey dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2012 sesuai dengan waktu yang
diberikan oleh instansi.

3.1.2 Tempat Pelaksanaan
Adapun instansi yang ditunjuk sebagai lokasi sebagai objek penelitian adalah Ramayana
(Jenang Apel dan Kripik) Jl. Rahayu No. 6 Bumiaji Batu.

3.1.3 Sumber Data
Data yang digunakan diperoleh dari pimpinan Ramayana. Adapun data-data yang
diperlukan dalam penelitian ini yaitu lokasi pendistribusian, biaya distribusi, jalur
pendistribusian, jumlahpermintaan Keripik Apel Ramayana.
Berikut beberapa objek yang akan kita kaji:
a. Nama- nama agen yang berperan sebagai titik.
b. Jalur pendistribusian yang dilalui berperan sebagai sisi.
c. Biaya pengiriman dan kapasitas muatan sebagai bobot.

3.2 Algoritma yang digunakan:
3.2.1 Algoritma Penghapusan Sikel
Algoritma Penghapusan Sikel merupakan salah satu metode dalam menyelesaikan
masalah optimasi model jaringan.Algoritma Penghapusan Sikel didasarkan dari kondisi optimal
sikel negatif, yang dimulai dengan aliran fisibel dan penambahan berturut-turut sikel negatif
dalam jaringan sisaan sampai jaringan sisaan tersebut tidak memuat sikel negatif.
Berikut ini adalah algoritma penghapusan sikel :
1. Tentukan nilai aliran (x
ij
) berdasarkan 0x
ij
u
ij
dan b
i
=x
ij
-x
ji

2. Ganti arc (i,j) dengan dua arc (i,j) dan (j,i). Arc (i,j) memiliki harga cij dan kapasitas sisaan
r
ij
=u
ij
-x
ij
. Sedang arc (j,i) memiliki harga c
ij
dan kapasitas r
ij
=x
ij
. Jika r
ij
=0 hapus arc yang
bersesuaian.
25

3. Cari sikel negatif. Jika tidak ada maka sikel optimal.
4. Jika ada, tambah aliran sepanjang sikel negative terpilih dengan rij terkecil pada sikel
tersebut. Kurangi u
ij
disepanjang sikel dan naikkan kapasitas arc sebaliknya dari sikel
tersebut sebesar r
ij
terkecil dalam sikel.
5. Ulangi langkah 3 sampai tidak ada sikel negative maka solusi optimal.

3.2.2 Algoritma Lintasan Terpendek Berulang
Algoritma Lintasan Terpendek Berulang merupakan salah satu metode lain dalam
menyelesaikan masalah optimasi model jaringan. Algoritma Lintasan Terpendek Berulang
didasarkan dari kondisi optimal jaringan sisaan, dimulai dengan digraph awal yang telah
disederhanakan dan berturut-turut mencari lintasan terpendek sampai muatan pada titiknya
bernilai nol.
Berikut ini adalahAlgoritma Lintasan Terpendek Berulang:
1. Cari lintasan dari s ke t pada jaringan kerja
2. Cari sebarang lintasan terpendek dari s ke t sebut P
3. Cari =min{b(s),-b(t), min{r
ij
I (i,j) P}}
4. Kurangi u
ij
pada lintasan terpendek P dengan
5. Ulangi langkah 2 sampai b(s) danb(t) sama dengan nol.

3.2.3 Algoritma Jaringan Simplek
Berikut ini adalah Algoritma Jaringan Simplek:
1. Pilih sebarang spanning tree (T)
2. Cari aliran x
ij
dan potensial titik
3. Jika ada arc non basis (non tree) melanggar komplementary slackness kondisi optimal,
pilih untuk masuk tree dan keluarkan arc basis dengan x
ij
yang bila ditambahkan ke
kapasitasnya menjadi batas atas.
4. Ulangi langkah 2 sampai tidak ada arc yang melanggar complementary slackness kondisi
optimal


26

3.3 Alat Bantu Program
Dalam menentukan Minimum Cost Flow dapat digunakan beberapa alat bantu. Alat bantu
yang digunakan adalah Giden. Adapun langkah-langkah menggunakan Giden adalah sebagai
berikut:
a. Pilih menu File-New










27

b. Untuk menggambar titik pilih New Node

c. Untuk menggambar sisi pilih New Edge








28

d. Untuk merubah nama titik dan sisi pilih Edit Value

e. Pilih Solves-Minimum Cost Flow, selanjutnya pilih algoritma yang diperoleh maka
akan muncul hasil yang diinginkan.

















29

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Narasi

Perusahaan keripik apel Ramayana setiap minggunya mendapatkan pesanan dari
pelanggannya yang berbeda beda. Dan setiap minggunya perusahaan tersebut juga
mendistribusikan produknya ke masing-masing pelanggannya dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 1
Lokasi Jumlah Permintaan
Pusat 773
Pujon 189
Batu 170
Beji 142
Singosari 150
Malang 122
Biaya pengangkutan dan kapasitas armada sebagai bobot sisi
- Biaya pengangkutan adalah:
Bumiaji ke Pujon Rp 6.800
Bumiaji ke Batu Rp 1.800
Bumiaji ke Beji Rp 2.900
Bumiaji ke Malang Rp 6.100
Bumiaji ke Singosari Rp 7.700
Pujon ke Batu Rp 5.400
Batu ke Beji Rp2.300
Batu ke Singosari Rp 7.700
Beji ke Singosari Rp 5.900
Beji ke Malang Rp 6.800
Singosari ke Malang Rp 4.100
30



- Kapasitas armada pengangkutan adalah :
Bumiaji ke Pujon 200
Bumiaji ke Batu 200
Bumiaji ke Beji 200
Bumiaji ke Malang 200
Bumiaji ke Singosari 200
Pujon ke Batu 200
Batu ke Beji 200
Batu ke Singosari 200
Beji ke Singosari 200
Beji ke Malang 200
Singosari ke Malang 200

Model graph


31

4.2 Penyelesaian Masalah dengan Algoritma
4.2.1 Menggunakan Algoritma Penghapusan Sikel

Penentuannilaialiranfisibelx
ij

Penentuannilaix
ij
-nyaadalahdarisyarat 0 sx
ij su
ij
sehinggadiperoleh
+ untuk i=1, j=2 diperoleh 0 s x
12 s200
+ untuk i=1, j=3 diperoleh 0 s x
13 s200
+ untuk i=1, j=4 diperoleh 0 s x
14 s200
+ untuk i=1, j=5 diperoleh 0 s x
15 s200
+ untuk i=1, j=6 diperoleh 0 s x
16 s200
+ untuk i=2, j=3diperoleh 0 s x
23 s200
+ untuk i=3, j=4 diperoleh 0 s x
34 s200
+ untuk i=3, j=5diperoleh 0 s x
35 s200
+ untuk i=4, j=5diperoleh 0 s x
45 s200
+ untuk i=4, j=6diperoleh 0 s x
46 s200
+ untuk i=5, j=6 diperoleh 0 s x
56 s200
32

dan syarat b(i) = .
} ) , ( { } ) , ( {

e e

E i j j
ji
E j i j
ij
x x ,
sehingga diperoleh:
- untuk i = 1 diperoleh b(1) = 773 = x
12
+ x
13
+ x
14
+ x
15
+ x
16
..(1)
- untuk i = 2 diperoleh b(2) = - 189 = x
23
- x
12
........................(2)
- untuk i = 3 diperoleh b(3) = - 175 = x
34
+ x
35
(x
23
+ x
13)
.......................(3)
- untuk i = 4 diperoleh b(4) = - 142 = x
45
+ x
46
(x
14
+ x
34
)...............(4)
- untuk i = 5 diperoleh b(5) = - 122 = x
56
( x
45
+ x
35+
x
15
)....................(5)
- untuk i = 6 diperoleh b(6) = - 150 = - (x
56
+x
46
+ x
16
)........(6)
Dari persamaan (1)
misalkan x
12
= 189, x
13
= 182, x
14
= 137, x
15
= 120
maka diperoleh:
x
16
= 145
Dari persamaan (2)
x
23
= 0
Dari persamaan (3)
misalkan x
34
= 12
maka diperoleh:
x
35
= 0
Dari persamaan (4)
misalkan x
46
= 0
maka diperoleh:
x
45
= 7
Dari persamaan (5)
x
35
= 0
Dari persamaan (6)
x
56
=5

33

sehingga diperoleh:
x
12
= 189 x
13
= 182
x
14
= 137 x
15
= 120
x
16
= 145 x
46
= 0
x
23
= 0 x
34
= 12
x
35
= 0 x
45
= 7 x
56
= 5
34

Sehingga gambar aliran fisibel tersebut adalah

Penentuan jaringan sisaan G(x)
Jaringan sisaan G(x) dalam suatu aliran x didefinisikan sebagai mengganti masing-
masing sisi(i,j) dengan dua sisi berarah (i,j) dan (j,i). Sisi berarah (i,j) mempunyai harga
c
ij
dan kapasitas sisa r
ij
= u
ij
- x
ij
, dan sisi berarah (j,i) mempunyai harga -c
ij
dan kapasitas
sisa r
ij
= x
ij
.
- Sisi (1,2) mempunyai harga : c
12
= 68 dan r
12
= 11
- Sisi (2,1) mempunyai harga : c
21
= -68 dan r
21
= 189
- Sisi (1,3) mempunyai harga : c
13
= 18 dan r
13
= 18
- Sisi (3,1) mempunyai harga : c
31
= -18 dan r
31
= 182
- Sisi (1,4) mempunyai harga : c
14
= 29 dan r
14
= 169
- Sisi (4,1) mempunyai harga : c
41
= -29 dan r
41
= 137
- Sisi (1,5) mempunyai harga : c
15
= 77 dan r
15
= 80
- Sisi (5,1) mempunyai harga : c
51
= -77 dan r
51
= 120
- Sisi (1,6) mempunyai harga : c
16
= 61 dan r
16
= 55
- Sisi (6,1) mempunyai harga : c
61
= -61 dan r
61
= 145
35

- Sisi (2,3) mempunyai harga : c
23
= 54 dan r
23
= 200
- Sisi (3,2) mempunyai harga : c
23
= -54 dan r
62
= 0
- Sisi (3,4) mempunyai harga : c
34
= 23 dan r
34
= 188
- Sisi (4,3) mempunyai harga : c
43
= -23 dan r
43
= 12
- Sisi (3,5) mempunyai harga : c
35
= 77 dan r
35
= 200
- Sisi (5,3) mempunyai harga : c
53
= -77 dan r
53
= 0
- Sisi (4,5) mempunyai harga : c
45
= 59 dan r
45
= 193
- Sisi (5,4) mempunyai harga : c
54
= -59 dan r
54
= 7
- Sisi (4,6) mempunyai harga : c
46
= 68 dan r
46
= 200
- Sisi (6,4) mempunyai harga : c
64
= -68 dan r
56
= 0
- Sisi (5,6) mempunyai harga : c
56
= 41 dan r
56
= 195
- Sisi (6,5) mempunyai harga : c
65
= -41 dan r
65
= 5
Diperoleh jaringan sisaan berikut:

Penghapusansisiberkapasitasr
ij
= 0
36


Menentukan sikel w yang negative (c (w) < 0) dan mereduksinya sehingga jaringan
sisaan tidak memuat sikel negative.

Iterasi 1
Jaringan sisaan yang terbentuk masih memuat sikel negative. Salah satu sikel negatifnya
adalah [1 43 1] dengan c(w) = -12.
Sikel negative tersebut mempunyai nilai o = min {163, 12, 182} = 12
Tambahkan o = 12 ke aliran yang berlawanan arah dengan sikel tersebut dankurangkan o
= 12ke aliran yang searah dengan sikel tersebut, kemudian menghapus sisi yang
berkapasitas r
ij
= 0 diperoleh jaringan sisaan sebagai berikut:
37


Iterasi 2
Jaringan sisaan yang terbentuk masih memuat sikel negative. Salah satu sikel negatifnya
adalah [1 65 1] dengan c(w) = -57.
Sikel negative tersebut mempunyai nilai o = min {55, 5, 120} = 5
Tambahkan o = 5 ke aliran yang berlawanan arah dengan sikel tersebut dankurangkan o =
5ke aliran yang searah dengan sikel tersebut, kemudian menghapus sisi yang
berkapasitas r
ij
= 0 diperoleh jaringan sisaan sebagai berikut:


38

Iterasi 3
Jaringan sisaan yang terbentuk masih memuat sikel negative. Salah satu sikel negatifnya
adalah [1 5 4 1] dengan c(w) = -11.
Sikel negative tersebut mempunyai nilai o = min {80, 7, 137} = 7
Tambahkan o = 7 ke aliran yang berlawanan arah dengan sikel tersebut dankurangkan o =
7ke aliran yang searah dengan sikel tersebut, kemudian menghapus sisi yang
berkapasitas r
ij
= 0 diperoleh jaringan sisaan sebagai berikut:

Penentuan nilai optimum
Gambar terakhir merupakan solusi optimum.
Nilai fungsi tujuan dari distribusi produk adalah
Z =
ij ij
c x


= x
12
c
12
+ x
13
c
13
+ x
14
c
14
+ x
15
c
15
+ x
16
c
16

= 189 68 + 18 182 + 61 145 + 29 137 + 77 120
= 38574
Jadi biaya minimum dalam sekali distribusi adalah Rp. 38.574,-.






39


4.2.2 Menggunakan Algoritma Jaringan Simplex :

- Menentukan spanning tree :


40

Iterasi1 :
Selanjutnya menentukan nilai() ()

:
- Nilai () :


- nilai() :
()
()
()
()
()
()
- nilai


()

()

()

()

()

()

()

()

()

()

()

()

()

()


()

()

()

()

()

()

()

()

()

()

Karena semua sisi nilai

sudah memenuhi definisi maka jaringan sudah optimum.


41

- Mencari Nilai Optimum :


) (

) (

) (

) (

)
() () () () ()














42

4.2.3 Menggunakan Algoritma Lintasan Terpendek Berulang
Dengan Penghitungan Manual

- Menetukan Lintasan Terpendek
- Dipilih titik s dan t yaitu titik 1 dan 4
Lintasan terpendek s ke t adalah [1,4]
* () () {

} +
* +
Diperoleh jaringan sisaan yang terbentuk dari lintasan terpendek [1,4]

Menetukan Lintasan Terpendek
- Dipilih titik s dan t yaitu titik 1 dan 3
Lintasan terpendek s ke t adalah [1,3]
43

* () () {

} +
* +
Diperoleh jaringan sisaan yang terbentuk dari lintasan terpendek [1,3]

Menetukan Lintasan Terpendek
- Dipilih titik s dan t yaitu titik 1 dan 6
Lintasan terpendek s ke t adalah [1,6]
* () () {

} +
* +
Diperoleh jaringan sisaan yang terbentuk dari lintasan terpendek [1,6]


44

Menetukan Lintasan Terpendek
- Dipilih titik s dan t yaitu titik 1 dan 5
Lintasan terpendek s ke t adalah [1,5]
* () () {

} +
* +
Diperoleh jaringan sisaan yang terbentuk dari lintasan terpendek [1,5]

Menetukan Lintasan Terpendek
- Dipilih titik s dan t yaitu titik 1 dan 2
Lintasan terpendek s ke t adalah [1,2]
* () () {

} +
* +
Diperoleh jaringan sisaan yang terbentuk dari lintasan terpendek [1,2]
45


Menentukan Nilai Optimum








46

4.3 Penyelesaian dengan Alat Bantu
Dengan menggunakan alat bantu gidden :
- Algoritma Penghapusan Sikel
Iterasi 1

Iterasi 2




47

Iterasi 3

Iterasi 4








48

Iterasi 5

Iterasi 6








49

Iterasi 7

Iterasi 8








50

Iterasi 9


- Algoritma Lintasan Terpendek Berulang
Iterasi 1

Iterasi 2
51


Iterasi 3









52

Iterasi 4

Iterasi 5








53

Iterasi 6

Iterasi 7







54

- Algoritma Jaringan Simplek
Iterasi 1

Iterasi 2

Iterasi 3
55



4.4 Analisis Hasil
Dari ketiga algoritma yang digunakan diperoleh nilai minimum yang diperlukan untuk
pendistribusian Keripik Apel Ramayana sebesar 38574, karena dalam penghitungan
dilakukan penyusutan sebesar 100, maka biaya sebenarnya sebesar Rp 3.857.400
untuk mendstribusikan 773 pack. Di keadaan lapangan setiap 20 pack dikenakan
biaya sebesar Rp 125.000, sehingga dari perhitungan dengan algoritma diperoleh
dalam pengiriman 20 pack dikenakan biaya sebesar Rp 99.800 yaitu dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 2
Aliran distribusi Cost Capacity
Bumiaji ke Pujon Rp. 6.800,- 189
Bumiaji ke Batu Rp. 1.800,- 170
Bumiaji ke Malang Rp. 6.100,- 122
Bumiaji ke Beji Rp. 2.900,- 142
Bumiaji ke Singosari Rp. 20.000,- 150
Pujon ke Batu Rp. 11.000,- 0
Batu ke Beji Rp. 38.000,- 0
Batu ke Singosari Rp. 12.000,- 0
Beji ke Singosari Rp. 35.000,- 0
56

Beji ke Malang Rp. 29.000,- 0
Singosari ke Malang Rp 4.150,- 0



Tabel 3
Algoritma yang
digunakan
Biaya minimum Rute yang ditempuh
Penghapusan sikel Rp 3.857.400,-
Pusat ke malang
Pusat ke beji
Pusat ke singosari
Pusat ke batu
Pusat ke pujon
Lintasan terpendek
berulang
Rp 3.857.400,-
Pusat ke malang
Pusat ke beji
Pusat ke singosari
Pusat ke batu
Pusat ke pujon
Metode simplek Rp 3.857.400,-
Pusat ke malang
Pusat ke beji
Pusat ke singosari
Pusat ke batu
Pusat ke pujon










57

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penyelesaian permasalahan pendistribusian kripik apel, awalnya pendistribusian
tidak perhatikan rute yang ditempuh sehingga biaya distribusi tidak dapat
diminimalisasikan. Namun, dengan penyelesaian pendistribusian menggunakan minimum
cost flow diperoleh rute yang dapat meminimalkan biaya distribusi. Untuk menentukan
biaya minimum yang diperoleh dengan menggunakan algoritma pada minimum cost flow,
yaitu dimulai dengan mencari iterasi pada setiap algoritma yang digunakan berdasarkan
algoritma yang digunakan. Selanjutnya setelah iterasi sudah selesai kita mencari nilai
optimumnya yang digunakan untuk menentukan biaya minimumnya berdasarkan pada hasil
iterasi yang terakhir. Algoritma pada minimum cost flow yang kami gunakan antara lain
algoritma jaringan simplex, algoritma lintasan pendek berulang dan algorima penghapusan
sikel. Untuk algoritma jaringan simplek dan algoritma lintasan pendek berulang lebih cepat
utuk memperoleh solusi optimumnya sedangkan untuk algoritma penghapusan sikel lebih
rumit untuk memperoleh solusi optimumnya.
Dengan menggunakan alat bantu Giden diperoleh hasil sebagai berikut :
Algoritma yang
digunakan
Biaya minimum Rute yang ditempuh
Penghapusan sikel Rp 3.857.400,-
Pusat ke malang
Pusat ke beji
Pusat ke singosari
Pusat ke batu
Pusat ke pujon
Lintasan terpendek
berulang
Rp 3.857.400,-
Pusat ke malang
Pusat ke beji
Pusat ke singosari
Pusat ke batu
Pusat ke pujon
Metode simplek Rp 3.857.400,-
Pusat ke malang
Pusat ke beji
Pusat ke singosari
Pusat ke batu
58

Pusat ke pujon
Sehingga pendistribusian dengan algoritma sebesar Rp 3.857.400,- dalam pengiriman per 20
pack dikenalkan biaya Rp 99.800,-. Sedangkan pada kenyataanya pendistribusiannya sebesar
Rp 4.831.250,- tiap pendistribusian per 20 pack dikenakan biaya Rp 125.000,-. Maka lebih
efektif menggunakan algoritma pada Minimum Cost Flow karena lebih meminimumkan
biaya sebesar Rp 973.850,- sehingga biaya semula sebesar Rp 4.831.250,- menjadi
Rp 3.857.400,-.


5.2 Saran
1. Rute pengiriman Kripik Apel yang telah didapatkan dapat digunakan sebagai
pertimbangan perusahaan sehingga biaya pendistribusian menjadi minimum.
2. Perhitungan biaya distribusi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan
untuk menentukan biaya operasional harian.
3. Program Giden yang digunakan dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menghitung
biaya pendistribusian Kripik Apel.


















59








LAMPIRAN I

Pengalaman Survey:
Kripik apel Ramayana merupakan olahan dari industri rumahan yang terletak di
daerah Batu. Selain itu tempatnya juga strategis yaitu terletak di daerah wisata Batu. Karena
letaknya tersebut maka sangat menunjang untuk pendistribusian hasil olahannya yaitu kripik
apel.
Setelah surat dan proposal sudah selesai, kami melakukan survey ke tempat tersebut
pada hari minggu tanggal 05 februari 2012. Karena salah satu dari teman kami mengenal
tempat produksi pengolahan kripik apel Ramayana maka kami lebih mudah untuk
mendapatkan ijin. Pada mulanya kami ragu apakah kami diperbolehkan untuk survey di
tempat tersebut, karena kami khawatir tidak diterima dan yang lebih kami khawatirkan lagi
data di perusahaan tersebut tidak cocok dengan materi yang kami peroleh. Akhirnya dengan
penuh tekad untuk memenuhi tugas, kami berani untuk melakukan survey di tempat tersebut.
Seteleh sampai di tempat kami di sambut oleh para karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut lalu kami diminta menunggu di ruang tunggu, karena pemilik perusahaan
yaitu bapak Mashudi sedang keluar. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya bapak
Mashudi datang. Kami langsung mewawancarai bapak Mashudi terkait masalah tempat
pendistribusiannya, permintaan dari masing masing pelanggan, armada yang digunakan dan
lain lain yang berkaitan dengan data yang diperlukan untuk minimum cost flow. Dan
akhirnya survey kami di tempat tersebut berjalan lancar dan diberi ijin oleh pemiliknya. Pada
saat kami melakukan survey, kami dibantu oleh pemilik perusahaan yaitu bapak Mashudi
secara langsung serta karyawan disana untuk melihat secara nyata sehingga survey bisa
maksimal sesuai yang kami harapkan.
Setelah memperoleh semua data yang kami inginkan, kami mengucapkan terima kasih
kepada bapak Mashudi selaku pemilik perusahaan serta karyawan karyawan di sana, serta
60

meminta maaf apabila dalam kami melakukan survey, kami melakukan hak yang tidak
berkenan kepada bapak Mashudi serta karyawan karyawan di perusahaan tersebut.
Tujuan dilakukan survey kali ini tidak hanya untuk penyusunan laporan saja, namun
lebih khususnya bertujuan untuk membantu pendistribusian kripik apel yaitu bagaimana cara
melakukan pendistribusian kripik apel dengan biaya paling minimum. Sehingga dapat
meminimumkan pengeluaran dan meningkatkan pendapatan untuk pemilik kripik apel
Ramayana

LAMPIRAN II


Google Map









61









LAMPIRAN III

























62



































63

You might also like