You are on page 1of 45

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari banyak permasalahan yang dapat diselesaikan menggunakan bantuan Matematika. Teori Graph merupakan salah satu cabang dari ilmu Matematika yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu terapan Teori Graph adalah Network Flow. Dalam hal ini lebih khusus lagi, yaitu penjadwalan proyek. Penjadwalan proyek adalah usaha untuk membuat penentuan mengenai apa yang harus dicapai dalam proyek, kapan dan bagaimana proyek tersebut ilaksanakan. Penjadwalan proyek merupakan bagian yang paling penting dari sebuah perencanaan proyek, yaitu untuk menentukan kapan sebuah proyek dilaksanakan berdasarkan urutan tertentu dari awal sampai akhir proyek. Jadi penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan dan waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas dalam proyek. Perencanaan kegiatan-kegiatan proyek merupakan masalah yang sangat penting karena perencanaan kegiatan merupakan dasar untuk proyek bisa berjalan dan agar proyek yang dilaksanakan dapat selesai dengan waktu yang optimal. Pada tahapan perencanaan proyek, diperlukan adanya estimasi durasi waktu pelaksanaan proyek. Realita di lapangan menunjukkan bahwa waktu penyelesaian sebuah proyek bervariasi, akibatnya perkiraan waktu penyelesaian suatu proyek tidak bisa dipastikan akan dapat ditepati. Tingkat ketepatan estimasi waktu penyelesaian proyek ditentukan oleh tingkat ketepatan perkiraan durasi setiap kegiatan di dalam proyek. Selain ketepatan perkiraan waktu, penegasan hubungan antar kegiatan suatu proyek juga diperlukan untuk perencanaan suatu proyek. Dalam mengestimasi waktu dan biaya di sebuah proyek maka diperlukan optimalisasi. Optimalisasi biasanya dilakukan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada serta meminimalkan risiko namun tetap mendapatkan hasil yang optimal. Network flow dalam teori graph dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah-masalah di atas, diantaranya adalah dengan menggunakan metode Gantt

Chart, metode PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method - Metode Jalur Kritis). Sehingga dapat diketahui berapa lama suatu proyek tersebut diselesaikan dan mencari adanya kemungkinan percepatan waktu pelaksanaan. Inilah yang mendasari penyusunan proposal kami yang berjudul Optimalisasi Penjadwalan Proyek Pembangunan dengan Metode Network Flow

1.2

Hasil Penelitian yang Mendukung Contoh laporan PKL yang menerapkan Network Flow untuk proyek pembangunan antara lain: 1. Schedulling Menggunakan Algoritma Network Analysis pada Proyek Perumahan Taman Mulyorejo oleh Moch. Afiq Dwi tahun 2010. 2. Schedulling Menggunakan Network Analysis pada Proyek Renovasi dan Pembangunan Gedung Madrasah Aliyah Khairudin Gondanglegi oleh Miftahus Solihah,Sikky El Walida dan Wahyu Dwi Jayanti tahun 2006. Contoh skripsi yang membahas masalah network Flow untuk penjadwalan proyek antara lain: 1. Optimalisasi pelaksanaan proyek dengan metode PERT dan CPM (Studi Kasus Twin Tower Building Pasca Sarjana Undip) oleh Eka Dannyanti tahun 2010

1.3

Tujuan Penulisan Tujuan khusus dari pelaksanaan observasi kami adalah: 1. Identifikasi permasalahan yang ada dalam penjadwalan proses produksi. 2. Menerapkan algoritma-algoritma Network Flow untuk

mengoptimalkan penjadwalan proyek. 3. Memberikan solusi alternatif yaitu jalur kritis dari diagram proses produksi untuk mengetahui waktu yang optimal dan memperkirakan persentase selesainya produksi pada waktu tertentu dengan

menggunakan alat bantu POM for windows.

1.4

Batasan Masalah Batasan Masalah dalam proposal ini hanya memperhitungkan masalah waktu penyelesaian proses produksi tercepat,tanpa dipengaruhi adanya keterbatasan sumber daya.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Graph Suatu Graph G terdiri atas himpunan tak kosong dari elemen-elemen yang disebut titik (vertex) dan suatu daftar pasangan tidak terurut elemen itu yang disebut sisi (edge). Himpunan dari titik-titik pada graph G disebut himpunan titik G, dinotasikan dengan V(G), dan daftar dari sisi-sisi disebut daftar sisi G, dinotasikan dengan E(G) (Wilson, 1990:10). Banyaknya titik pada graph G dinotasikan dengan | V (G) | dan banyaknya sisi pada graph G dinotasikan dengan |E(G)|. c b e1 e2 e6 e7 e8 e3 a e5
Gambar 1.1 Graph G

Dari Gambar 2.1 diatas dapat dilihat bahwa V (G) {a, b, c, d , e} dan
E (G) e1 , e2 , e3 , e4 , e5 , e6 , e7 , e8 sehingga | V (G) | 5 dan | E (G) | 8 .

Dua sisi atau lebih yang menghubungkan pasangan titik yang sama disebut sisi rangkap, dan sebuah sisi yang menghubungkan sebuah titik dengan dirinya sendiri disebut loop (Wilson, 1990:10). 2.2 Digraph Suatu digraph D terdiri atas suatu himpunan tak kosong yang masingmasing unsurnya disebut titik (vertex) dan suatu himpunan pasangan berurutan dari titik-titik tersebut yang disebut sisi berarah (arc). Himpunan dari titik-titik disebut himpunan titik dari D, dinotasikan dengan V(D), dan daftar dari sisisisi berarah disebut daftar sisi-sisi berarah dari D, dinotasikan dengan A(D). Contoh:

c d

e
Gambar 2.1 Digraph D

2.3 Lintasan (Path) Lintasan (path) adalah jalan yang sisi dan titiknya tidak boleh berulang. 2.4 Digraph Berbobot Suatu digraph D = (V,A) dikatakan digraph berbobot (weighted digraph) jika setiap sisi berarah pada digraph D diberikan muatan jika v1v2 adalah sisi berarah pada digraph D = (V,A) maka muatan v1v2 dilambangkan dengan w (v1 , v2 ) . Contoh: b 2 3 a 2 e 2 3 2 3 c 3 d

Gambar 2.3 Digraph berbobot D

w(a,b) = 2 w(b,c) = 2 w(c,d) = 3` w(c,e) = 2 2.5 Jaringan (Network)

w(a,e) = 2 w(b,e) = 3 w(c,a) = 3 w(e,d) = 3

Jaringan (dilambangkan N) adalah digraph sederhana, bermuatan, jika memenuhi:

o Satu titik yang merupakan titik sumber, tidak memiliki sisi masuk. o Satu titik yang merupakan titik tujuan, tidak memiliki sisi keluar. o Muatan sisi (i,j) disebut kapasitas sisi(i,j), dilambangkan cij dengan cij adalah bilangan bulat non negatif. (Johsohnbaugh, 2001:391)
2.6 Aliran (flow) Jika N=(V,E,w) merupakan sebuah jaringan , maka suatu fungsi f:ER+ atau fungsi f mengawankan edge e dengan sebuah biangan riil tak negatif r, dikatakan aliran (flow) bila: i. untuk setiap edge e tujuan z, beraku maka f(u,v)=0. E, berlaku f(e) ( ) w(e), dan ( )Jika tidak ada edge (u,v)

ii. untuk setiap verteks u V, selain verteks sumber a dan selain verteks

2.7 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatankegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya dilakukan dalam periode tertentu (temporer). Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang hanya terjadi sekali, dimana pelaksanaannya sejak awal sampai akhir dibatasi oleh kurun waktu tertentu). 2.8 Jaringan Kerja Network planning (Jaringan Kerja) pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan yang digambarkan atau divisualisasikan dalam diagram network. Dengan demikian dapat dikemukakan bagian-bagian pekerjaan yang harus didahulukan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan pekerjaan selanjutnya dan dapat dilihat pula bahwa suatu pekerjaan belum dapat dimulai apabila kegiatan sebelumnya belum selesai dikerjakan. Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu network adalah sebagai berikut (Hayun, 2005) :

a.

(anak panah/busur), mewakili sebuah kegiatan atau aktivitas yaitu tugas yang dibutuhkan oleh proyek. Kegiatan di sini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan duration (jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah resources (sumber tenaga, peralatan, material, biaya).

b.

( lingkaran kecil/simpul/node), mewakili sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian (event) didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. Sebuah kejadian mewakili satu titik dalam waktu yang menyatakan penyelesaian beberapa kegiatan dan awal beberapa kegiatan baru.

c.

(anak panah terputus-putus), menyatakan kegiatan semu atau dummy activity. Setiap anak panah memiliki peranan ganda dalam mewakili kegiatan dan membantu untuk menunjukkan hubungan utama antara berbagai kegiatan

d. kritis.

(anak panah tebal), merupakan kegiatan pada lintasan

Dalam penggunaannya, simbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut: a. Di antara dua kejadian (event) yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah. b. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor kejadian. c. Aktivitas harus mengalir dari kejadian bernomor rendah ke kejadian bernomor tinggi. d. Diagram hanya memiliki sebuah saat paling cepat dimulainya kejadian (initial event) dan sebuah saat paling cepat diselesaikannya kejadian (terminal event). Visualisasi gambar ada 2 macam yaitu : 1. Activity On Arrow (AOA) : Kegiatan ditulis pada anak panah. Anak panah menghubungkan dua lingkaran yang

mewakili dua peristiwa. Nama dan kurun waktu ditulis diatas anak panah. 2. Activity On Node (AON) : Kegiatan ditulis dalam kotak atau lingkaran. Adapun logika ketergantungan kegiatan-kegiatan itu dapat dinyatakan sebagai berikut : a. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai dan kegiatan C dimulai setelah kegiatan B selesai, maka hubungan antara kegiatan tersebut dapat di lihat pada gambar berikut

Kegiatan A pendahulu kegiatan B & kegiatan B pendahulu kegiatan C b. Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, maka dapat di lihat pada gambar berikut

Kegiatan A dan B merupakan pendahulu kegiatan C c. Jika kegiatan A dan B harus dimulai sebelum kegiatan C dan D maka dapat dilihat pada gambar berikut

Kegiatan A dan B merupakan pendahulu kegiatan C dan D

d. Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, tetapi D sudah dapat dimulai bila kegiatan B sudah selesai, maka dapat dilihat pada gambar berikut

Kegiatan B merupakan pendahulu kegiatan C dan D Fungsi dummy ( ) di atas adalah memindahkan

seketika itu juga (sesuai dengan arah panah) keterangan tentang selesainya kegiatan B. 2.9 Lintasan Kritis Lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, digambar dengan anak panah tebal.lintasan kritis terdiri dari rangkaian kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek. Disebut kegiatan kritis bila penundaan waktu aktivitas akan mempengaruhi waktu penyelesaian keseluruhan proyek. Heizer dan Render menjelaskan bahwa dalam dalam melakukan analisis jalur kritis, digunakan dua proses two-pass, terdiri atas forward pass dan backward pass. ES dan EF ditentukan selama forward pass, LS dan LF ditentukan selama backward pass. ES (earliest start) adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai. EF(earliest finish) merupakan waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai. LS(latest start) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. LF (latest finish) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. ES = Max {EF semua pendahulu langsung}. (2.1)

EF = ES + Waktu kegiatan ... (2.2) LF = Min {LS dari seluruh kegiatan yang langsung mengikutinya} (2.3) LS = LF Waktu kegiatan ... (2.4) Setelah waktu terdahulu dan waktu terakhir dari semua kegiatan dihitung, kemudian jumlah waktu slack (slack time) dapat ditentukan. Slack adalah waktu yang dimiliki oleh sebuah kegiatan untuk bisa diundur, tanpa menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan. Slack = LS ES ... (2.5) atau Slack = LF EF ... (2.6) manfaat yang didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut : a. Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh pekerjaan proyek tertunda penyelesaiannya. b. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaanpekerjaan yang ada pada lintasan kritis dapat dipercepat. c. Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis yang tepat dalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade off (pertukaran waktu dengan biaya yang efisien) dan crash program (diselesaikan dengan waktu yang optimum dipercepat dengan biaya yang bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya lembur. d. Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi

manajer/pimpro untuk memindahkan tenaga kerja, alat, dan biaya ke pekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis agar efektif dan efisien. 2.10 Algoritma-Algoritma Network Flow (Network Planning) 2.10.1 Gantt (menggunakan bar/chart/gantt chart) Bar charts adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang (Ervianto, 2002:162). LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN BAGAN BALOK 1. Pecah proyek menjadi sejumlah kegiatan yang jadwal pelaksanaannya akan ditentukan (urutan kegiatan) 2. Tentukan perkiraan waktu permulaan dan akhir bagi pelaksanaan masing-masing kegiatan dan kegiatan pendahuluan 3. Susun koordinat X dan Y: Pada sumbu X (vertical) dicatat pekerjaan atau elemen/paket kerja dari hasil penguraian lingkup sutau proyek, dan dilukiskan sebagai balok. Pada sumbu Y (horizontal) ditulis satuan waktu (hari/minggu/bulan) Perhatikan urutan kegiatan (point 2) untuk menentukan letak balok. 4. Pada saat pelaporan, beri tanda sejauh mana penyelesaian masingmasing kegiatan 2.10.2 CPM (CRITICAL PATH METHOD) CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan. Langkah langkah metode CPM:

1. Membuat diagram network dari proyek 2. Menghitung saat paling cepat terjadinya event, saat paling cepat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE,ES, dan EF) dengan forward pass (perhitungan maju) ES=max{EF semua pendahulu langsung} EF=ES+t 3. Menghitung saat paling lambat terjadinya event,saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL,LS, dan LF) dengan backward pass (perhitungan mundur) LF=min{LS dari seluruh kegiatan yang langsung mengikutinya} LS=LF- t 4. Menghitung kelonggaran waktu (float/slack) dari aktivitas S=LF-ES=LF-EF 5. Menetukan jalur kritis yang terdiri dari aktivitas-aktivitas kritis. Aktivitas kritis mempunyai S=0

2.10.3 PERT (PROJECT EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE) PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai aktivitas suatu proyek secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan. Dalam PERT digunakan distribusi peluang berdasarkan tiga perkiraan waktu untuk setiap kegiatan, yaitu waktu optimis,waktu pesimis dan waktu realistis Langkah-langkah metode PERT: 1. Membuat diagram network dari proyek 2. Mempekirakan durasi setiap kegiatan dengan memperkirakan: a= waktu pesimistis (waktu tercepat)

b=waktu pesimistis (waktu terlama) m=waktu realistis (waktu yang paling mungkin terjadi 3. Menghitung nilai rata-rata (ekspektasi) durasi dari setiap kegiatan

4. Menghitung variansi dari durasi ( )

5. Menghitung saat paling cepat terjadinya event, saat paling cepat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE,ES, dan EF) dengan forward pass (perhitungan maju) 6. Menghitung saat paling lambat terjadinya event,saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL,LS, dan LF) dengan backward pass (perhitungan mundur) 7. Menghitung kelonggaran waktu (float/slack) dari aktivitas 8. Menetukan jalur kritis yang terdiri dari aktivitas-aktivitas kritis. Aktivitas kritis mempunyai S=0 9. Menghitung probabilitas selesainya proyek

Dimana: =waktu diharapkan selesainya proyek =waktu jalur kritis selesainya proyek = penyimpangan standar jalur kritis 2.10.4 PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi Activity On Node (AON). Disini kegiatan dituliskan dalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Pada PDM juga dikenal adanya konstrain. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki dua

ujung yaitu ujung awal atau mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai = (F). Maka disini terdapat empat macam konstrain [13], yaitu: 1. Konstrain selesai ke mulai Finish to Start (FS) Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a yang berarti kegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai. Proyek selalu menginginkan besar angka a sama dengan 0 kecuali bila dijumpai hal-hal tertentu, misalnya : 1) Akibat iklim yang tak dapat dicegah 2) Proses kimia atau fisika seperti waktu pengeringan adukan semen 3) Mengurus perizinan

2. Konstrain mulai ke mulai Start to Start (SS) Memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Atau SS (i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain semacam ini terjadi bila sebelum kegiatan terdahulu selesai 100 % maka kegiatan (j) boleh mulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b tidak boleh melebihi angka waktu kegiatan terdahulu. Karena per definisi b adalah sebagian kurun waktu kegiatan terdahulu. Jadi disini terjadi kegiatan tumpang tindih. SS(i-j) = b

Konstrain SS

3. Konstrain selesai ke selesai Finish to Finish (FF) Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF (i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah selesainya suatu kegiatan mencapai 100% sebelum kegiatan yang terdahulu telah sekian (=c) hari selesai. Angka c tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan yang bersangkutan (j). FF(i-j) = c Konstrain FF

4. Konstrain mulai ke selesai Start to Finish (SF) Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Dituliskan dengan SF (i-j) = d, yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan (i)

terdahulu mulai. Jadi dalam hal ini sebagian dari porsi kegiatan terdahulu harus selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan. FS(i-j) = a Konstrain SF

2.11 1.

Penelitian yang sudah dilakukan Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh Moch. Afiq Dwi dengan laporan yang berjudul Schedulling Menggunakan Algoritma Network Analysis pada Proyek Perumahan Taman Mulyorejo, pada tahun 2010 dengan menggunkan alat bantu POM diperoleh hasil sebagai berikut. Hasil perhitungan diperoleh total hari kerja dalam penyelesaian proyek renovasi dan pembangunan perumahan taman Mulyorejo kecamatan Sukun Kodya Malang adalah 88 hari. Sedangkan hasil dilapangn total hari kerja dalam penyelesaian proyek renovasi dan pembangunan perumahan taman Mulyorejo kecamatan Sukun Kodya Malang adalah sekitar 95 hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain factor alam, keterlambatan bahan bangunan, kurang terjadwalnya tenaga kerja dengan baik dan adanya masalah keuangan.

2.

Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh Miftahus Solihah,Sikky El Walida dan Wahyu Dwi Jayanti dengan laporan yang berjudul Schedulling Menggunakan Network Analysis pada Proyek

Renovasi dan Pembangunan Gedung Madrasah Aliyah Khairudin Gondanglegi, pada tahun 2006. Diperoleh hasil sebagai berikut. Dengan penghitungan manual diperoleh totah hari kerja penyelesaian proyek tersebut adalah 1099 jam atau 138 hari. Dengan menggunakan alat bantu POM diperoleh totah hari kerja penyelesaian proyek tersebut adalah 1099 jam atau 138 hari. Dengan menggunakan alat bantu Microsoft Project didapatkan hasil bahwa proyek tersebut akan selesai dalam kurang lebih 161 hari. Sedangakan total hari kerja adalah 147 hari. Perbedaan mengenai total hari kerja tersebut terkait tentang perbedaan penentuan lag time atau lead time sehingga lintasan kritis yang terbentuk dengan menggunakan POM dan manual berbeda dengan Microsoft project. 2.12 1. Daftar Pustaka : Dwi , Moch. Afiq. 2010. Schedulling Menggunakan Algoritma Network Analysis pada Proyek Perumahan Taman Mulyorejo. Malang : FMIPA UM 2. Solihah, Miftahus , dkk . 2006 Schedulling Menggunakan Network Analysis pada Proyek Renovasi dan Pembangunan Gedung Madrasah Aliyah Khairudin Gondanglegi. Malang : FMIPA UM 3. Aldous, Joan M. and Wilson, Robin J,(2004), GRAPH AND

APLICATIONS An Introductory Approach, Springer, Great Britain. 4. Rosen, K. 2000. Handbook of Discrete and Combinatorial Mathematics . Newyork : CRC Prees 5. Dannyanti, Eka.2010. Optimalisasi Pelaksanaan proyek dengan Metode PERT dan CPM (Studi Kasus Twin Tower Building Pasca Sarjana Undip). Semarang:UNDIP 6. Maharesi,Retno.Penjadwalan Proyek dengan Menggabungkan Metode PERT dan CPM

BAB III METODOLOGI 3.1 Data yang diperlukan


Berikut beberapa objek yang akan kita kaji: a. Nama- nama kejadian (event) yang berperan sebagai titik (node). b. Nama-nama kegiatan yang dibutuhkan dalam proses produksi berperan sebagai sisi (anak panah). c. Waktu atau durasi yang dibutuhkan setiap kegiatan dalam proses produksi sebagai bobot d. Hubungan antar kegiatan 3.2 Metode yang digunakan: CPM (CRITICAL PATH METHOD) CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan. Langkah langkah metode CPM: 1. Membuat diagram network dari proyek 2. Menghitung saat paling cepat terjadinya event, saat paling cepat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE,ES, dan EF) dengan forward pass (perhitungan maju) 3. Menghitung saat paling lambat terjadinya event,saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL,LS, dan LF) dengan backward pass (perhitungan mundur) 4. Menghitung kelonggaran waktu (float/slack) dari aktivitas 5. Menetukan jalur kritis yang terdiri dari aktivitas-aktivitas kritis. Aktivitas kritis mempunyai S=0 PERT (PROJECT EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE) PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan

berbagai aktivitas suatu proyek secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan. Dalam PERT digunakan distribusi peluang berdasarkan tiga perkiraan waktu untuk setiap kegiatan, yaitu waktu optimis,waktu pesimis dan waktu realistis. Langkah-langkah metode PERT: 1. Membuat diagram network dari proyek 2. Mempekirakan durasi setiap kegiatan dengan memperkirakan: a= waktu pesimistis (waktu tercepat) b=waktu pesimistis (waktu terlama) m=waktu realistis (waktu yang paling mungkin terjadi 3. Menghitung nilai rata-rata (ekspektasi) durasi dari setiap kegiatan

4. Menghitung variansi dari durasi ( )

5. Menghitung saat paling cepat terjadinya event, saat paling cepat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE,ES, dan EF) dengan forward pass (perhitungan maju) 6. Menghitung saat paling lambat terjadinya event,saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL,LS, dan LF) dengan backward pass (perhitungan mundur) 7. Menghitung kelonggaran waktu (float/slack) dari aktivitas 8. Menetukan jalur kritis yang terdiri dari aktivitas-aktivitas kritis. Aktivitas kritis mempunyai S=0 9. Menghitung probabilitas selesainya proyek

Dimana: =waktu diharapkan selesainya proyek =waktu jalur kritis selesainya proyek = penyimpangan standar jalur kritis contoh penerapan dan alat bantu program Dalam menentukan solusi analisis network dapat digunakan beberapa alat bantu seperti POM. Contoh penerapan dan langkah langkah penyelesaian dengan menggunakan alat bantu POM. Contoh kasus pada pembangunan rumah. Berikut adalah tabel kegiatan pembangunan rumah: Kegiatan
A B C D E F G H I

Nama Kegiatan Menyiapkan bahan Membangun fondasi Membuat tembok


Membuat pintu+jendela Membuat atap

Pendahulu
A C D B,E F G B,G

Durasi
9 6 5 4 3 1 2 6 4

Memasang genteng Memasang pintu dan jendela Pekerjaan lantai


finishing

Langkah-langkah menggunakan alat bantu : 1. Klik Start All Programs POM for Windows POM for Windows

2. Akan muncul tampilan :

3. Klik Module Project management (PERT/CPM) New Pilih salah satu antara; Single time estimate,Triple time estimate,Crashing (to the limit),Cost Budgeting. Misal dipilih Single time estimate,maka kemudian o o o Isi identitas ke dalam format creating a new data sheet.

Identitas data terdiri dari: Title (judul masalah): isi dengan Pembuatan Gula Number Task (jumlah aktivitas)- menunjukkan jumlah baris/row pada tabel masalah : isi dengan 8 Pilih salah satu dari Row name options (name can be changed) untuk nama tertentu sesuai dengan persoalan yang dibahas. : pilih A, B,C, . o Pilih Percedence list atau Start/end node numbers pada Tabel Structures

4. Klik Ok

5.

Lengkapi identitas tabel masalah.masukkan nilai setiap data dengan metode yang dipilih.

6. Klik solve untuk mengetahui solusi/penyelesaian masalah.

Dari penyelesaian di atas diperoleh jalur kitis : A-C-D-E-F-G-H

7. Klik window untuk mengetahui semua jenis graf. Misal pilih : Charts Klik Graph Precedence Graph

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Narasi Permasalahan TIME SCHEDULE PENGADAAN KONSTRUKSI/PEMBELIAN GEDUNG LABORATORIUM BAHASA SMA NEGERI 9 MALANG 1. Tabel kegiatan dan simbol kegiatan
No. I 1 II 1 2 III 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 NAMA KEGIATAN PEKERJAAN PASANGAN Pasangan bata merah tebal 1/2 bata, 1 Pc : 4 Ps PEKERJAAN PLESTERAN Plesteran 1 Pc : 4 Ps tebal 15 mm Benangan PEKERJAAN BETON X M SIMBOL

Balok konsol/Vote
Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk balok Pembesian dengan besi polos R T S C A B P N O W U V G E F D

Kolom 20/40 (bawah)


Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk kolom Pembesian dengan besi polos

Kolom 20/40 (atas)


Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk kolom Pembesian dengan besi polos

Balok 15/20
Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk balok Pembesian dengan besi polos

plat 8 cm
Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk plat Pembesian dengan besi polos Kolom Praktis 11x11

5 IV 1 2 3 4 5 6 7 8 V 1 VI 1 2 3 4 5 6 7 VII 1 2 3 VIII 1 2 3 4 5

Ringbalk 10/15 PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP, ALUMINIUM DAN KAYU Pasang kusen aluminium coklat Pasang pintu panel kayu meranti Pasang pintu dan jendela kaca rangka aluminium Pasang konstruksi kuda-kuda Kayu Kruing Pasang kaso 5/7 + reng 3/5 genteng karangpilang kayu meranti Pasang atap genteng karangpilang ex.trenggalek Langit-langit asbes (1,00 x 1,00) m x 3,5 mm + rangka kayu meranti Pasang Lisplank 3/30 Kayu meranti PEKERJAAN PENUTUP LANTAI Pasang lantai keramik ukuran 30 x 30 cm putih PEKERJAAN KUNCI DAN KACA Pasang kunci tanam biasa Pasang kunci selot Pasang engsel pintu Pasang engsel jendela Pasang grendel jendela Pasang hak angin Pasang kaca polos, tebal 5 mm PEKERJAAN PENGECATAN Pengecatan tembok baru (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup) Pengecatan plafon (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup) Pengecatan kayu baru PEKERJAAN LISTRIK Pemasangan Saklar Ganda Pemasangan Saklar Tunggal Pemasangan titik lampu TL 20 Watt (komplit) Pemasangan titik lampu XL 18 Watt Pemasangan Stop Kontak

Q AB AD AC Y Z AA AE AF H

AH

AG

J K L

2. Tabel kegiatan dan hubungan kegiatan


No. I 1 II 1 2 III 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 IV 1 2 3 4 NAMA KEGIATAN PEKERJAAN PASANGAN Pasangan bata merah tebal 1/2 bata, 1 Pc : 4 Ps PEKERJAAN PLESTERAN Plesteran 1 Pc : 4 Ps tebal 15 mm Benangan PEKERJAAN BETON M C KEGIATAN PENDAHULU

Balok konsol/Vote
Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk balok Pembesian dengan besi polos S P T B A O C O V P U F R, Q, dan D E C P X AB AB X

Kolom 20/40 (bawah)


Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk kolom Pembesian dengan besi polos

Kolom 20/40 (atas)


Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk kolom Pembesian dengan besi polos

Balok 15/20
Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk balok Pembesian dengan besi polos

plat 8 cm
Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk plat Pembesian dengan besi polos Kolom Praktis 11x11 Ringbalk 10/15 PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP, ALUMINIUM DAN KAYU Pasang kusen aluminium coklat Pasang pintu panel kayu meranti Pasang pintu dan jendela kaca rangka aluminium Pasang konstruksi kuda-kuda Kayu Kruing

5 6 7 8 V 1 VI 1 2 3 4 5 6 7 VII 1 2 3 VIII 1 2 3 4 5

Pasang kaso 5/7 + reng 3/5 genteng karangpilang kayu meranti Pasang atap genteng karangpilang ex.trenggalek Langit-langit asbes (1,00 x 1,00) m x 3,5 mm + rangka kayu meranti Pasang Lisplank 3/30 Kayu meranti PEKERJAAN PENUTUP LANTAI Pasang lantai keramik ukuran 30 x 30 cm putih PEKERJAAN KUNCI DAN KACA Pasang kunci tanam biasa Pasang kunci selot Pasang engsel pintu Pasang engsel jendela Pasang grendel jendela Pasang hak angin Pasang kaca polos, tebal 5 mm PEKERJAAN PENGECATAN Pengecatan tembok baru (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup) Pengecatan plafon (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup) Pengecatan kayu baru PEKERJAAN LISTRIK Pemasangan Saklar Ganda Pemasangan Saklar Tunggal Pemasangan titik lampu TL 20 Watt (komplit) Pemasangan titik lampu XL 18 Watt Pemasangan Stop Kontak

Y Z AA AD dan AE G dan W

AG

AF

I J K

H dan AH

3. Tabel kegiatan dan durasi


No. I 1 II 1 2 III 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 IV 1 2 3 4 NAMA KEGIATAN PEKERJAAN PASANGAN Pasangan bata merah tebal 1/2 bata, 1 Pc : 4 Ps PEKERJAAN PLESTERAN Plesteran 1 Pc : 4 Ps tebal 15 mm Benangan PEKERJAAN BETON 12 21 DURASI

Balok konsol/Vote
Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk balok Pembesian dengan besi polos 6 5 5 12 5 5 6 5 5 13 5 5 17 5 5 17 7 5 2 4 5

Kolom 20/40 (bawah)


Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk kolom Pembesian dengan besi polos

Kolom 20/40 (atas)


Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk kolom Pembesian dengan besi polos

Balok 15/20
Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk balok Pembesian dengan besi polos

plat 8 cm
Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 2) cm, w/c = 0,58 Pasang bekisting untuk plat Pembesian dengan besi polos Kolom Praktis 11x11 Ringbalk 10/15 PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP, ALUMINIUM DAN KAYU Pasang kusen aluminium coklat Pasang pintu panel kayu meranti Pasang pintu dan jendela kaca rangka aluminium Pasang konstruksi kuda-kuda Kayu Kruing

5 6 7 8 V 1 VI 1 2 3 4 5 6 7 VII 1 2 3 VIII 1 2 3 4 5

Pasang kaso 5/7 + reng 3/5 genteng karangpilang kayu meranti Pasang atap genteng karangpilang ex.trenggalek Langit-langit asbes (1,00 x 1,00) m x 3,5 mm + rangka kayu meranti Pasang Lisplank 3/30 Kayu meranti PEKERJAAN PENUTUP LANTAI Pasang lantai keramik ukuran 30 x 30 cm putih PEKERJAAN KUNCI DAN KACA Pasang kunci tanam biasa Pasang kunci selot Pasang engsel pintu Pasang engsel jendela Pasang grendel jendela Pasang hak angin Pasang kaca polos, tebal 5 mm PEKERJAAN PENGECATAN Pengecatan tembok baru (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup) Pengecatan plafon (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup) Pengecatan kayu baru PEKERJAAN LISTRIK Pemasangan Saklar Ganda Pemasangan Saklar Tunggal Pemasangan titik lampu TL 20 Watt (komplit) Pemasangan titik lampu XL 18 Watt Pemasangan Stop Kontak

5 3 4 6 6

13 3 3

Pihak CV Tirta Kencana menginginkan pembangunan berjalan secara optimal, dalam artian tidak jauh melebihi perkiraan waktu pembangunan sehingga diperlukan penjadwalan proyek yang tepat.

4.2

Penyelesaian dengan Algoritma

1. Algoritma CPM-AOA (activity on arc) a. Penghitungan maju Menghitung ES (early start) ES A = 0 ES B = ES A + W(A) = 0 + 5 = 5 ES C = ES B + W(B) = 5 + 5 = 10 ES D = ES C + W(C) = 10 + 12 = 22 ES N = ES C + W(C) = 10 + 12 = 22 ES M = ES C + W(C) = 10 + 12 = 22 ES O = ES N + W(N) = 22 + 5 = 27 ES P = ES O + W(O) = 27 + 5 = 32 ES Q = ES P + W(P) = 32 + 6 = 38 ES T = ES P + W(P) = 32 + 6 = 38 ES U = ES P + W(P) = 32 + 6 = 38 ES S = ES T + W(T) = 38 + 5 = 43 ES K = ES S + W(S) = 43 + 5 = 48 ES E = MAX{ (ES D + W(D) ),( ES R + W(R) )}= MAX {39, 54} = 54 ES F = ES E + W(E) = 54 + 5 = 59 ES G = ES F + W(F) = 59 + 5 = 64 ES V = ES U + W(U) = 38 + 5 = 43 ES W = ES V + W(V) = 43 + 5 = 48 ES H = MAX{( ES G + W(G)), ( ES W + W(W))}= MAX { 81, 61} = 81 ES X = ES M + W(M) = 22 + 21 = 43 ES Y = ES X + W(X) = 43 + 12 = 55 ES AB = ES X + W(X) = 43 + 12 = 55 ES Z = ES Y + W(Y) = 55 + 5 = 60 ES V = ES U + W(U) = 38 + 5 = 43 ES AA = ES Z + W(Z) =60 + 5 = 65 ES AC = ES AB + W(AB) = 55 + 5 = 60

ES AE = MAX{( ES AA + W(AA)) , (ES AC + W(AC)) = MAX { 68, 64} = 68 ES AD = ES AB + W(AB) = 55 + 5 = 60 ES AF = MAX( ES AE + W(AE) = 68 +4 = 72, ES AD + W(AD) = 60 +2 = 62) = 62 ES AG = ES AF + W(AF) = 72 + 6 = 78 ES AH = ES AG + W(AG) =78 + 3 = 81 ES I = MAX( ES H + W(H) = 81 + 16 = 97, ES AH + W(AH) = 81 +5 = 86) = 97 ES J = ES I + W(I) = 97 + 6 = 103 ES K = ES J + W(J) =103 + 13 = 116 ES L = ES K + W(K) = 116 + 3 = 119

b. Penghitungan mundur LF L = 122 LF K = LF L W(L) = 122 3 = 119 LF J = LF K W(K) = 119 3 = 116 LF I = LF J W(J) = 116 13 = 103 LF H = LF I W(I) = 103 6 = 97 LF AH = LF I W(I) = 103 6 = 97 LF AG = LF AH W(AH) = 97 5 = 92 LF AF = LF AG W(AG) = 92 3 = 89 LF AE = LF AF W(AF) = 89 6 = 83 LF AD = LF AF W(AF) = 89 6 = 83 LF AA = LF AE W(AE) = 83 4 = 79 LF AC = LF AE W(AE) = 83 4 = 79 LF Z = LF AA W(AA) = 79 3 = 76 LF Y = LF Z W(Z) = 76 5 = 71 LF AB = MIN (LF AC W(AC) = 79 4 = 75, LF AD W(AD) = 83 2 = 81) = 75

LF X = MIN (LF Y W(Y) = 71 5 = 66, LF AB W(AB) = 75 5 = 70) = 66 LF M = LF X W(X) = 66 12 = 54 LF G = LF H W(H) = 97 16 = 81 LF F = LF G W(G) = 81 17 = 64 LF E = LF F W(F) = 64 5 = 59 LF W = LF H W(H) = 97 16 = 81 LF V = LF W W(W) = 81 13 = 68 LF U = LF V W(V) = 68 5 = 63 LF D = LF E W(E) = 59 5 = 54 LF Q = LF E W(E) = 59 5 = 54 LF S = LF R W(R) = 54 6 = 58 LF T = LF S W(S) = 48 5 = 43 LF P = MIN (LF Q W(Q) = 54 7 = 44, LF T W(T) = 43 5 = 38, LF U W(U) = 63 5 = 58) = 38 LF O = LF P W(P) = 38 6 = 32 LF N = LF O W(O) = 32 5 = 27 LF C = MIN (LF D W(D) = 54 17 = 37, LF N W(N) = 27 15 = 22, LF M W(M) = 54 21 = 33) = 22 LF B = LF C W(C) = 22 12 = 10 LF A = LF B W(B) = 10 5 = 5

Dari penghitungan maju dan mundur diperoleh durasi pembangunan adalah selama 122 hari.

c. Penghitungan Slack dan pencarian jalur kritis KEGIATAN WAKTU A 5 B 5 C 12 D 17 E 5 F 5 G 17 H 6 I 6 J 13 K 3 L 3 M 21 N 5 O 5 P 6 Q 7 R 6 S 5 T 5 U 5 V 5 W 13 X 12 Y 5 Z 5 AA 3 AB 5 AC 4 AD 2 AE 4 AF 6 AG 3 AH 5 Finish Keterangan : ES 0 5 10 22 54 59 64 81 97 103 116 119 22 22 27 32 38 48 43 38 38 43 48 43 55 60 65 55 60 60 68 72 78 81 122 LF 5 10 22 54 59 64 81 97 103 116 119 122 54 27 32 38 54 54 48 43 63 68 81 66 71 76 79 75 79 83 83 89 92 97 122 LS 0 5 10 37 54 59 64 81 97 103 116 119 33 22 27 32 47 48 43 38 58 63 68 54 66 71 76 70 75 81 79 83 89 92 122 EF 5 10 22 39 59 64 81 97 103 116 119 122 43 27 32 38 45 54 48 43 43 48 61 55 60 65 68 60 64 62 72 78 81 86 122 SLACK 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 9 0 0 0 20 20 20 11 11 11 11 15 15 21 11 11 11 11

LS = LF waktu; EF = ES + waktu; SLACK = EF LF atau SLACK = LS ES

Dari table tersebut diperoleh jalur kritis, yaitu kegiatan dengan slack 0, adalah A-BC-N-O-P-T-S-R-E-F-G-H-I-J-K-L.

2. Dengan Algoritma PERT Menggunakan tiga perkiraan waktu : 1. ai : waktu optimis kegiatan 2. bi : waktu pesimis kegiatan 3. mi : waktu yang paling mungkin terjadi KEGIATAN A B C D E F G H I J K L M N O P Q ai 4 3 9 15 4 2 14 5 3 11 1 2 19 3 4 4 4 mi 5 5 12 17 5 5 17 6 6 13 3 3 21 5 5 6 7 bi 6 7 15 19 6 8 20 7 6 15 5 4 23 7 6 8 10 ti 5 5 12 17 5 5 17 6 6 13 3 3 21 5 5 6 7 i 0,3 0,6 1 0,5 0,3 1 1 0,3 1 0,6 0,6 0,3 0,6 0,6 0,3 0,6 1 (i)^2 0,09 0,36 1 0,25 0,09 1 1 0,09 1 0,36 0,36 0,9 0,36 0,36 0,09 0,36 1

R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH Keterangan :

3 3 2 4 2 10 10 3 4 1 3 3 1 2 4 1 3
( ( )

6 5 5 5 5 13 12 5 5 3 5 4 2 4 6 3 5
)

9 7 8 6 8 16 14 7 6 5 7 5 3 6 8 5 7

6 5 5 5 5 13 12 5 5 3 5 4 2 4 6 3 5

1 0,6 1 0,3 1 1 0,6 0,6 0,3 0,6 0,6 0,3 0,3 0,6 0,6 0,6 0,6

1 0,36 1 0,09 1 1 0,36 0,36 0,09 0,36 0,36 0,09 0,09 0,36 0,36 0,36 0,36

Dari algoritma CPM diperoleh jalur kritis A B C N O P T S R E F GHIJKL Menghitung Probabilitas selesainya proyek

Waktu total jalur kritis :

Jika proyek diharapkan selesai dalam waktu 135 hari maka probabilitasnya dihitung

: waktu diharapkan selesainya proyek dalam hal ini 135 hari : waktu jalur kritis selesainya proyek, yaitu 112 hari

Sehingga diperoleh :

Dengan menggunakan table kurva normal didapat Jadi, presentase selesainya proyek dalam waktu 135 hari adalah 99,77% 4.3 Penyelesaian dengan alat bantu 1. POM

Dari lat bantu diperoleh jalur kritis A B C N O P T S R E F G HIJKL

4.4 Analisis Hasil Dalam permasalahan penjadwalan di atas menggunakan algoritma CPM model AOA dan PERT. Pada algoritma CPM model AOA bertujuan untuk mencari jalur kritis yaitu kegiatan yang tidak memiliki waktu penundaan. Slack diperoleh dari LF EF = 0 atau LS ES = 0. ES diperoleh dari penghitungan maju dan LF diperoleh dari perhitungan mundur sedangkan LS diperoleh dari LF-durasi dan EF adalah ES +durasi. Juga algoritma CPM model AOA menentukan durasi total dari pengerjan proyek. Perbandingan manual dengan alat bantuan dari perhitungan di atas dan menggunakan program POM diperoleh hasil yang sama. Sedangkan pada perhitungan menggunakan algoritma PERT, adalah menentukan probabilitas selesainya waktu dengan menggunakan 3 perkiraan waktu yaitu optimis waktu kegiatan, waktu pesimis kegiatan, dan waktu yang paling mungkin kegiatan dan juga menggunakan jalur kritis yang diperoleh dari algoritma CPM, maka bila suatu proyek ditargetkan dalam waktu tertentu akan diperoleh prosentase peluang keberhasilan dari perkiraan penjadwalan proyek tersebut.

BAB V KESIMPULAN 1. Berdasarkan laporan survey ini diperoleh informasi bahwa graph dapat digunakan untuk memberikan alternatif penyelesaian masalah perencanaan penjadwalan proyek pembangunan agar hasil penjadwalan yang didapatkan optimal. Dimana permasalahan tersebut dapat dipresentasikan dalam bentuk graph , yakni banyaknya kegiatan sebagai titik serta keterhubungan antar kegiatan sebagai sisi 2. Berdasarkan pembahasan diketahui bahwa optimalisasi penjadwalan proyek pembangunan Laboratorium Bahasa SMAN 9 Malang dengan algoritma CPM diperoleh durasi total sebesar 122 hari dan dengan menggunakan algoritma PERT diperoleh peluang keberhasilan penjadwalan proyek sebesat 99,77% dengan perkiraan waktu selesainya proyek selama 135 hari. 3. Penyelesaian dengan alat bantu POM diperoleh hasil yang sama dengan penghitungan penyelesaian dengan cara manual, yaitu diperoleh lintasan kritis A-B-C-N-O-P-T-S-R-E-F-G-H-I-J-K-L dengan durasi total sebesar 122 hari.

Jadi penghitungan dengan menggunakan algoritma CPM dan PERT lebih optimal daripada hasil di lapangan, karena diperoleh perencanaan penjadwalan pembangunan dengan durasi waktu yang lebih sedikt, yaitu 13 hari lebih awal daripada hasil di lapangan.

Pengalaman survey Dalam mata kuliah terapan graph ini kami mendapatkan tugas tentang Network Flow. Tidak tahunya yang mendapatkan tugas tentang Network Flow ini ada 2 kelompok. Network Flow itu kan ada 2 yaitu penjadwalan proyek atau penjadwalan produksi dan penugasan. Kami tidak tahu kelompok kami atau kelompok satunya memakai yang mana. Kita rundingan apa yang akan kita bahas nantinya. Kami merencanakan untuk membahas tentang penjadwalan proyek. Pada awalnya kami

akan melakukan survei ke daerah arjosari. Pada saat itu kan terminal arjosari dalam proses perbaikan. Akhirnya kami tidak jadi karena proses perbaikan itu berhenti. Selanjutnya setelah kami rundingan kita mencoba merencanakan untuk melakukan survei ke daerah gadang. Siapa tahu disana ada pembangunan yang sekiranya bisa dibuat untuk bahan tugas kami. Dan pada akhirnya kami pun tidak jadi kesana. Kami bingung mau survei kemana lagi. Waktu semakin dekat dengan batas pengumpulan hasil observasi kami. Salah seorang teman kami menawarkan untuk melakukan survei ke perumahan Dwiga. Karena pada saat itu perumahan Dwiga masih dalam proses pembangunan.Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan survei kesana. Kami diberitahu bahwa kami nantinya disuruh menemui bapak Didik. Sesampai disana kami kami ber-3 masuk ke dalam kantor dan langsung bertanya apa bisa bertemu dengan bapak Didik. Kami disuruh duduk dan tak lama kemudian bapak Didik pun keluar menemui kami.Pertama kami memperkenalkan diri kami, berasal dari mana kami dan menceritakan apa maksud kedatangan kami kesitu.Bapak Didik pun mengerti apa tujuan kami. Bapak Didik meminta kami untuk memberikan proposal karena bapak Didik juga bukan atasan perumahan Dwiga. Beliau tidak punya wewenang untuk menerima atau tidak. Pada saat itu kami tidak membawa proposal karena tujuan awal kami kesitu itu melihat-lihat dulu keadaan perumahan Dwiga. Kami pun minta maaf karena tidak adanya proposal. Kami punya pikiran untuk bertanya kepada kelompok satunya, mereka membahas apa. Ternyata mereka pun juga membahas tentang penjadwalan proyek. Kami bingung karena kami sudah melakukan survei dan mau menyerahkan proposal. Mereka pun juga tidak mau mengalah, katanya mereka sudah melakukan survei dan sudah menyerahkan proposal. Lha itu kan masih katanya. . . .kenyataannya kan kita tidak tahu mereka sudah menyerahkan proposal apa belum!!!!! Setelah kami merundingkan dengan kelompok satunya, akhirnya kita menyetujui kalau kita melakukan suit. Siapa yang menang dia yang berhak memilih. Salah seorang kelompok kami melakukan suit dengan salah seorang kelompok mereka. Suit itu dimenangkan olah kelompok kami. Kelompok mereka tidak terima

atas kekalahannya. Mereka juga bilang kalau kami itu curang. Padahal benar-benar mereka tahu kalau mereka itu kalah dalam suit. Apa itu yang dinamakan menerima kekalahan?????. Kami juga tahu kalau orang yang kalah itu pasti bilang seenaknya sendiri. Kelompok kami yang menang, ya apapun yang terjadi kelompok kami yang berhak memilih untuk membahas apa. Lama kelamaan mereka pun mengakui kalau mereka kalah dalam suit. Apa mungkin mereka sadar ya kalau mereka kalah. Memang siapa yang benar itulah yang menang. Akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan penjadwalan produksi. Ya kami diam saja memang dia yang kalah. Ya terserah mereka mau ganti apa. Setelah itu salah seorang kelompok kami punya kenalan di CV Tirta Kencana. Kami mencoba untuk melakukan survei kesana. Disana kami langsung menemui bapak Febi. Setelah berbincang-bincang sama bapak Febi, ternyata beliau sudah tahu apa maksud kedatangan kami. Bapak Febi mengatakan bahwa pada saat ini proses pembangunan Laboratorium Bahasa SMAN 9 Malang. Tidak lama kemudian bapak Febi langsung memberikan data kepada kami tentang jadwal-jadwal proses pemabangunan Laboratorium Bahasa tersebut. Akhirnya dari data tersebut kami olah sebagai bahan tugas kami tentang Network Flow akhirnya tugas observasi telah selesai dan laporan selesai.

Berikut merupakan dokumentasi observasi kami dalam pembangunan Laboratorium Bahasa SMAN 9 Malang :

You might also like