You are on page 1of 26

BAB II

LISTRIK STATIK
2.1. Muatan listrik
Mistar yang digosok-gosok dengan kain wool atau rambut menyebabkan mistar
mampu menarik potongan-potongan kertas kecil atau benda ringan lainnya. Proses
menggosok-gosok menyebabkan kedua benda bermuatan listrik. Apakah muatan
tercipta selama proses menggosok? Sesungguhnya tiap benda tersusun atas atom-atom.
Tiap atom tersusun atas partikel proton yang bermuatan positif, netron yang tak
bermuatan, dan elektron yang bermuatan negatif. Atom bermuatan pisitif bila jumlah
muatan positif daripada muatan negatif, begitu juga sebaliknya. Atom netral jika
jumlah muatan positif = jumlah muatan negatif. Jadi atom dikatakan bermuatan jika
jumlah muatan lebih dari jenis muatan lain.
Proton bersifat masif, susah bergerak, sedang elektron relatif mudah bergerak.
Oleh karena itu pada peristiwa menggosok-gosok mistar elektronlah yang berpindah
dari benda satu ke benda lain. Benda yang ditinggalkan elektron, jumlah muatan positif
> jumlah muatan negatif sehingga disebut bermuatan positif. Jumlah total sebelum
peristiwa gosokan dan sesudahnya adalah tetap, yang berarti muatan itu kekal.
2.2. Hukum Coulomb
Antara benda-benda bermuatan yang berdekatan terjadi gaya interaksi yaitu
saling tarik bila kedua jenis muatan berbeda, dan saling tolak jika kedua jenis muatan
sama. Gaya interaksi antara dua muatan titik dirumuskan oleh Coulomb:
12
3
12
2 1
12
r F
r
q q
C
(2.1)
dengan r
12
= r
1
r
2
r
1
dan r
2
adalah vektor posisi q
1
dan q
2
.
F
12
adalah gaya yang dialami q
1
oleh kehadiran q
2
.
.q
1
r
12
q
2
.r
1
.r
2
Berdasarkan hukum III Newton gaya yang dirasakan q
2
oleh kehadiran q
1
adalah
F
21
= -F
12
. Pelajaran di sekolah menengah telah kita ketahui bahwa interaksi antara
muatan sejenis adalah gaya tolak-menolak, sedangkan interaksi muatan tak sejenis
adalah tarik-menarik. Apakah hukum Coulomb masih perlu penjelasan tentang jenis
gaya interaksi ? Bila dua jenis muatan sama, maka gaya pada q
1
, F
12
searah dengan r
12
sedang gaya yang dirasakan q
2
, F
21
berlawanan arah dengan r
12
, sehingga interaksi
gaya tolak-menolak. Sebaliknya kedua muatan tak sejenis,
2.3. Medan Listrik
Hukum Coulomb menunjukkan bahwa antara dua muatan yang terpisah
mengalami interaksi gaya. Bagaimana antara dua muatan yang terpisah dapat
mengalami interaksi? Kita belum dapat mengetahui sesungguhnya bagaimana
mekanisme terjadinya interaksi tersebut, yang pasti kehadiran sebuah muatan
mengubah kondisi lingkungannya sedemikian rupa, sehingga perubahan kondisi ini
memberikan reaksi setiap muatan yang berada dalam daerah tersebut. Partikel apa yang
berubah tersebut, dan bagaimana mekanismenya kita belum tahu. Kondisi lingkungan
yang memberikan reaksi terhadap muatan listrik tersebut kita sebut medan listrik.
Medan listrik ditentukan berdasarkan gaya yang dialami suatu muatan uji yang
diletakkan dalam daerah tersebut. Muatan uji dipilih sekecil mungkin, sehingga medan
yang dihasilkan oleh muatan uji dapat diabaikan terhadap medan listrik yang diukur
tersebut. Medan listrik adalah suatu kuantitas kontinu yang didefinisikan:
q
q
q
F
E
0
lim

(2.2)
dE

dE
a
7
7
Medan listrik adalah besaran vektor dengan besar
q
F
q
dan arah sama dengan arah gaya
listrik (muatan uji positif).
Medan listrik disuatu titik dengan vektor posisi r yang ditimbulkan oleh satu
muatan titik di r adalah :
'
4
1
r r
r' r
q

E
3
o

(2.3)
q + r-r E
r r
Bila sistem merupakan distribusi muatan titik: q
1,
q
2
, ...q
n
, yang terpisah masing-masing
berjarak r
1
, r
2
, ..., r
n
dari Q ,maka:
E F F F Q r
r
Q q
r
r
Q q
o o
o

,
_

+ + + + ...
4
1
...
2
2
2
2
1
2
1
1
2 1

Medan listrik E di titik P (x,y,z) yang ditempati Q:


( )
oi
n
i
i
i
o
r
r
q
P
4
1
1
2

E
(2.4)
Medan listrik E merupakan besaran vektor yang brubah dari titik ke titik dalam ruang,
bergantung pada konfigurasi atau bentuk muatan sumber.
Menurut pengertian fisika, E(P) adalah gaya persatuan muatan yang timbul pada
muatan uji, bila muatan uji diletakkan di titik P
( )
Q
F
E P
(2.5)
Muatan listrik pada benda ternyata merupakan kelipatan bulat 1,6 .10
-19
C. Ukuran
muatan demikian kecilnya sehingga penyebarannya pada benda tidak lagi tampak
terpisah antara muatan satu dengan lainnya atau dengan kata lain distribusi muatan
pada benda dapat dianggap kontinu.
dE

dE
a
8
8
Menurut dimensinya, muatan dapat terdistribusi dalam satu, dua, dan tiga
dimensi. Oleh karena muatan terdistribusi maka diperlukan suatu definisi kuantitas
rapat muatan untuk masing distribusi:
1. rapat muatan garis : = muatan/satuan panjang
2. rapat muatan permukaan : = muatan/satuan luas
3. rapat muatan volum : = muatan/satuan volum
Penjumlahan muatan yang terdistribusi kontinu dilakukan dengan pengintegralan,
sehingga secara umum medan listrik yang dihasilkan oleh distribusi muatan diskrit dan
kontinu:
( ) ( )
( ) ( ) ' '
4
1
' '
4
1
' '
4
1
4
1
3
0
3
0
3
0
3
1 0
dv r da r
dl r q r
v s
c
i
i
n
i
i

+
+ +

r' - r
r' - r
r' - r
r' - r
r' - r
r' - r
r - r
r - r
E
(2.6)
Contoh
Tentukan medan listrik di titik berjarak a dari kawat panjang bermuatan seragam
dengan rapat muatan .
kuat medan listrik oleh elemen kawat dx

2 2
cos
tan ,
cos
,
ad
dx a x
a
r
r
dx
k dE
r
dx

x = 0
dE

dE
a
x

dq = dx
9
9
Resultan
2
0
0

4
1
r
dx r
d


E E
, karena simetri , maka


dE E
o
r
a
d
a r
dx
dE E
2
cos
4
1 cos
4
1
cos
0
2 /
2 / 0
2
0


2.4. Hukum Gauss
Medan listrik di P yang ditimbulkan oleh muatan q di O:
( )
0
2
0

4
1
r
r
q
r

E
(2.7)
Untuk menunjukkan adanya medan, maka digambarkan beberapa vektor medan E yang
arahnya ke luar secara radial dan medan E makin kecil bila letaknya makin jauh,
2
1
r
E (2.8)
Arah medan E yang dihubung-hubungkan diperoleh garis medan
Gambar 2.2 Garis medan antara dua muatan positif dan negatif
Kekuatan medan sebanding dengan jumlah garis medan persatuan luas yang tegak lurus
arah medan, atau fluks =
s
a E. d
melalui permukaan S sebanding dengan jumlah garis
medan yang melewati S.
Muatan q di (0,0,0), fluks E melalui permukaan bola berjari-jari r:
q + q
10
10
( )
0 0
2
2
0
/ 4 sin .

q kq r d d r
r
r
q k d
S

,
_


a E.
(2.9)
Bila muatan banyak, belaku superposisi:

n
i
i
1
E E
dan jumlah fluks yang melewati
permukaan tertutup:
0
1 0 1
/ .

Q
q
d d
n
i
i
n
i
i




a E a E.
S
(2.10)
Q jumlah muatan yang tertutup S, (2.10) dikenal sebagai hukum Gauss
Bila muatan berada dalam permukaan /selimut Gauss:
E E. a E. arah da proyeksi luas da Eda da n d
n n

d
r
da
sedangkan da
r
q
k d
n
n
2 2
, a E.
0 0
4 .
4

q q
kqd d

a E.
(2.11)
q
n
E
da d
S
r
E

11
11
Bila muatan q berada di luar selimut Gauss
0 .
4
. ,
4
.
0
1
0
2

a E a E a E
1 2
d d
q
d d
q
d

Jadi untuk muatan yang terletak di luar selimut Gauss berlaku
0 .

a Ed (2.12)
Hukum Gauss dalam bentuk diferensial
Hukum Gauss untuk distribusi muatan titik
0
/ . q d

a E
, dan bila distribusi
muatan kontinu

dv q
, sehingga
( )
0
0
/ .
1

q dV dV d

E .E a E.
V
(2.13)
Berdasarkan hukum Gauss, sifat medan elektrostatik pada konduktor:
1. Bagian dalam konduktor bebas medan, E = 0
2. Garis medan tepat di luar konduktor selalu tegak lurus pada permukaannya.
Contoh penerapan hukum Gauss
1. Tentukan medan listrik di luar bola bermuatan listrik seragam. Jejari bola R,
dan rapat muatan = konstan.
n
2
E
2
E
1
n
1
d
q
S
r
E

12
12
Hukum Gauss:
0
/ . Q d

a E
[ ]
( )
3
0
2
3
0
3
4
4
3 / 4
1
R r E
R d

a E.
( ) r R
r
R

2
3
0
3

E
Bagaimana medan listrik di dalam bola? Jawab E = 0
2. Silinder panjang bermuatan, = kr, k = konstanta, r jarak titik dalam silinder diukur
dari sumbu silinder. Jejari silinder R dan panjangnya L. Tentukan medan listrik di
dalam silinder!
R
r
E

S
13
13
R
E
a
l
L
Muatan yang berada di dalam permukaan S, dengan jari-jari a, panjang l :
( ) ( )
3
3
2
kla dz d dr r kr dv Q


Arah E radial dan selubung silinder, sehingga di permukaan S berlaku:
al da da d 2 . E E E a E

3
0 0
3
2
2 kla
Q
al

E
0
2
0

3
1
r a k

E
(k konstanta, bukan
0
4
1

)
Pada permukaan silinder dengan jejari R
0
2
0

3
1
r R k

E
3. Suatu bidang datar tipis, dengan rapat muatan permukaan yang seragam. Tentukan
kuat medan listrik di sekitar bidang tersebut!
Bila permukaan S dengan luas A


0
/ Q dA E.
Karena bidang tipis, maka muatan di dalam S adalah
A Q
(dianggap satu lapisan
permukaan saja dengan luas A), sedang
A
E
E
14
14

A d E A E. 2
(diperhartikan 2 permukaan untuk E
n
A
A
2 2
2
0 0

E E
3. Dua pelat sejajar, masing-masing bermuatan berbeda, dengan rapat muatan .
Tentukan medan listrik di daerah I, II, dan III
Pelat A dengan rapat muatan + menghasilkan medan listrik ke luar pelat sebesar
.
2
0


Jadi di daerah I arah medan ke kiri, II dan III arah ke kanan.
Sedangkan pelat B dengan rapat muatan - menghasilkan medan listrik masuk pelat
sebesar
.
2
0

Jadi di daerah I dan II arah medan ke kanan, dan III arah ke kiri.
Kesimpulan
Medan listrik di I dan III = 0, sedang di daerah II
.
0

E
5. Medan E pada lempeng tipis rata dengan luas tak hingga
Untuk luas lempeng tak hingga maka E hanya mempunyai arah ke luar dari
permukaan dan pada jarak yang sama (misal D) dari lempeng, besar medan tetap sama.
+ -
I II III
E
E
E
E
A
B
15
15
Maka dipilih luasan Gauss berupa silinder panjang 2D dengan luas tutup Sa dan luas
dasar Sb. Muatan dalam silinder
a d
S Q
. Berdasar hukum Gauss:
0
. . . .

d
Sb Sa Silinde
Q
d d d d + +

a E a E a E a E
r

0
0

Sa
Sb E Sa E + +
0
2

E
Medan listrik di luar luasan:
z
2
0

E
(di atas permukaan)
z
2
0

E
(di bawah permukaan)
2.5. Potensial elektrostatik
Rotasi medan listrik :
( )
( ) ( ) '
'
1
'
' '
'
3 3 3
r r
r r
kq r r
r r
kq
r r
r r q
k
1
1
]
1

,
_


( )
( )
5 3
'
'
3
'
1
, 0 '
r r
r r
r r
r r


, maka
( )
0
'
'
3

,
_


r r
r r q
k E
Bila rotasi suatu medan vektor = 0, maka medan vektor tersebut dapat dungkapkan
sebagai gradien fungsi skalar. Gradien fungsi skalar dalam hal ini menghasilkan
medan listrik:
( ) ( ) r r E (2.14)
Perlu diperhatikan bahwa tanda minus lazim dimasukkan persamaan (2.14), dan
merupakan potensial elektrostatik.
16
16
Bagaimana pengertian potensial elektrostatik?
0 .

C
d d l E. a E
ini berarti integral

b
a
dl E.
tidak bergantung pada pilihan lintasan a ke b.


b
a
b
a
b
a
l
d dl E dl E l E. cos
r
r
r q
k

,
_



b a
r
r
b
a
r r
kq
r
dr
kq d
b
a
1 1
.
2
l E
Integral garis hanya bergantung kepada jarak radial r
a
dan r
b
, dan bukan kepada bentuk
lintasan sepanjang integral yang dievaluasi. Jadi
0

C
dl E
, maka didefinisikan
potensial listrik di P sebagai:
( ) ,
0


P
d P l E
dengan 0 sebagai titik acuan dan (P) hanya bergantung pada
posisi P. Sehingga beda potensial antara dua titik a dan b menjadi:
Q+

E
s
E
a
b
17
17
( ) ( )

+
b
a
b a
d d d a b l E l E l E . . .
0 0

(2.15)
atau dapat dinyatakan:
( ) ( ) ( )


b
a
d a b l
(2.16)
Dari (2.15) dan (2.16) diperoleh:
E
Catatan khusus potensial
1) Tentang nama
Sesungguhnya potensial dan energi potensial merupakan dua besaran fisika
penting, tetapi berbeda sekali konsep dan pengertiannya walaupun terdapat
hubungan.
2) Keuntungan perumusan potensial
Bila potensial diketahui, maka dengan mudah dapat ditentukan E dengan rumus
E
. Perlu diingat bahwa E besaran vektor dengan tiga komponen yang tidak
saling bebas dan besaran skalar dengan satu kompnen. Jadi keuntungannya adlah
bahwa masalah medan vektor dapat diselesaikan menjadi masalah skalar.
3) Titik acuan
Pemilihan titik acuan adalah sebarang, sehingga bila terdapat titik acuan O dan O,
maka:
( ) ( ) P K d d d P
P
O
O
O
P
O
+

l E l E l E
' '
dengan


O
O
d K
'
l E
merupakan tambahan konstanta yang diperlukan, dan harga
ini tidak mempengaruhi beda potensial antara dua titik a dan b, yakni:
( ) ( ) ( ) ( ) a b a b ' '
selain itu dapat diperoleh:
'
18
18
Karena itu semua potensial yang memenuhi hubungan
E
: untuk
mengacu pada medan E yang sama, maka harga bergantung kepada pemilihan
titik acuan. Sesungguhnya potensial tidak mempunyai arti nyata secara fisis, dan
yang lebih berarti adalah pengertian beda potensial.
4) Prinsip superposisi
Medan listrik pada suatu titik merupakan penjumlahan vektor medan listrik yang
dihasilkan oleh sekumpulan muatan:
...
2 1
+ + E E E dan integralnya
...
2 1
+ +

l E l E l E d d d
menghasilkan ...
2 1
+ + , yang merupakan penjumlah skalar
5) Satuan potensial
Sistem satuan SI untuk gaya adalah newton (N), muatan listrik coulomb (C), medan
listrik dalam newton per coulomb (N/C), maka potensial dinyatakan dalam newton-
meter per coulomb atau joule per coulomb, dan disebut volt. Demikian juga medan
listrik dinyatakan dalam volt per meter (V/m).
Potensial yang dibangkitkan oleh distribusi muatan diskrit dan kontinu di titik P:
( ) dv
r
da
r
dl
r r
q
P
volum surface
n
i i
i

+ + +

0 0 0 1 0
4
1
4
1
4
1
4
1
(2.17)
Contoh:
1. Tentukan potensial di dalam dan di luar kulit bola berjari-jari R. Bola ini
mengandung rapat muatan seragam, dan diambil titik acuan di tempat jauh tak
hingga.
Berdasarkan hukum Gauss medan listrik di luar bola o
r
r
q

4
1
2
0

E
, jadi potensial
di luar bola ( r > R)
19
19
( )
r
r r
r
q
dr
r
q
d r



0
2
0
4
1
4
1

l E
( ) ,
4
0
r
q
r


untuk r > R
Sedangkan medan di dalam bola, E = 0 (tunjukkan), dan potensialnya di titik dalam
bola, r < R:
( ) ( )
R
q
r
q
dr
r
q
d r
R r
r
R
R r
0 0
2
0
4
1
4
1
0
4
1



l E
Ternyata , meskipun medan listrik dalam bola adalah nol, tetapi potensialnya tidak
nol.
2. Tentukan potensial dari suatu bola berjari-jari R, dengan muatan terbagi seragam
dan sama di semua titik di dalam bola (r < R). Rapat muatan persatuan volum
adalah . Tentukan potensial untuk r < R!
Penyelesaian: Medan listrik di dalam bola berdasarkan hukum Gauss:
( ) r r E
0
3

,
dan medan di luar bola
( )
2
0
3
3 r
R
r E

Potensial di P dalam bola:


( )
( )
0
2
0
2
0
2
0
3
6 3
3 3

r R
P
rdr
r
dr R
Edr Edr d P
r
R
R r
R
R r

,
_

,
_




l E
Bagaimana potensial di kulit bola, dan potensial di titik luar bola??
2. 6. Usaha dan energi potensial
Bila kita memindahkan muatan dalam medan listrik, maka kita berhadapan dengan
gaya listrik, yakni F = q E.
20
20
Usaha yang kita lakukan untuk memindahkan muatan q, dalam medan listrik E,
dari titik a ke titik b, adalah:
( ) ( ) [ ] a b q d q W
b
a

l E
(2.18)
Tampak bahwa usaha tersebut tidak bergantung pada lintasan, ini berarti bahwa
gaya listrik F adalah konservatif.
Usaha kita melawan gaya listrik tersimpan sebagai energi potensial sistem. Setiap
energi potensial dapat diungkapkan dalam bentuk:
( ) ( ) r F d r r E
r
ref
P

(2.19)
Beda potensial
( ) ( )
q
W
a b
(2.20)
Persamaan (2.20) menunjukkan hubungan beda potensial dan energi potensial.
Energi potensial elektrostatik dapat kita pahami dengan ilustrasi sebagai berikut:
Bila kita memindahkan muatan dari tempat jauh tak hingga ke titik P, maka usaha
yang kita lakukan:
( ) ( ) [ ] ( ) P q P q W (2.21)
Potensial di sebarang titik dalam sebuah medan listrik sebagai energi potensial per
satuan muatan di titik tersebut.
( )
q
E
P
P
(2.22)
Dalam hal terdapat distribusi muatan titik, maka untuk mengumpulkannya sejumlah
muatan titik tersebut pada tempatnya, diperlukan usaha. Hal ini berarti pula bahwa
sekumpulan muatan titik memiliki energi potensial. Berapakah besar energi
potensial tersebut?
Untuk membentuk kumpulan muatan, misal kita lakukan pemindahan muatan satu-
demi satu dari tempat jauh tak hingga ke titik P. Mula-mula dibawa muatan q
1
dan
ditempatkan di P
1
. Untuk menempatkan q
1
ini tidak diperlukan usaha, karena di P
1
21
21
dan sekitarnya tidak ada medan listrik. Selanjutnya untuk menempatkan q
2
di P
2
,
diperlukan usaha:
( )
1
]
1


12
1
0
2 2 1 2 2
4
1
r
q
q P q W

, dengan r
12
adalah jarak antara q
1
dan q
2
.
Selanjutnya usaha untuk menempatkan q
3
di P
3
, adalah:
( )
1
]
1

,
_

+
23
2
13
1
0
3 3 12 3 3
4
1
r
q
r
q
q P q W

Usaha menempatkan q
4
di P
4
:
1
]
1

,
_

+ +
34
3
24
2
14
1
0
4 4
4
1
r
q
r
q
r
q
q W

Sehingga usaha keseluruhan untuk menempatkan ke empat muatan tersebut:

,
_

+ + + + +
34
4 3
24
4 2
23
3 2
14
4 1
13
3 1
12
2 1
0
4
1
r
q q
r
q q
r
q q
r
q q
r
q q
r
q q
W

Secara umum dapat dituliskan:

>

n
i
n
j ij
j i
r
q q
W
1 1 0
4
1

(2.23)
Ketentuan j > 1 meninginkan agar setiap pasangan yang sama tidak dihitung dua
kali. Tetapi bila setiap pasangan ingin dikemukakan dua kali, maka perumusannya:
( )

>

n
i
i i
n
i
n
i j
j ij
j i
P q
r
q q
W
1 1 1 0
2
1
4
1

(2.24)
Ini merupakan energi yang disimpan dan dinamakan energi potensial.
Energi potensial dari suatu distribusi muatan kontinu dengan rapat muatan volum ,
adalah:

dv W
2
1
(2.25)
Sama halnya untuk rapat muatan garis, rapat muatan permukaan:
22
22

da W
2
1
(2.26)

dl W
2
1
(2.27)
Dengan hukum Gauss dalam bentuk diferensial
E
0

, energi potensial:
( ) dv W

E
2
0
(2.28)
( ) ( ) ( ) + E E E , maka
( ) [ ] dv E dv W

+
2 0
2

E (2.29)
Karena adanya teorema Stokes, maka integral pertama dapat diganti, sehingga
1
]
1

+

S Vol
dv E d W
2 0
2
a E

(2.30)
Bila permukaan S semakin membesr luasnya, dengan akibat volume mencakup seluruh
ruangan, maka integral pertama yang hasinya sebanding dengan 1/r , bila r membesar
hasil integral menjadi kecil.
Catatan: sebanding 1/r, E sebanding 1/r
2
, luas da sebanding r
2
, maka
da E
S

sebanding 1/r dan


0
1
lim

r r
it
Energi potensial distribusi muatan kontinu menjadi:
dv E W
ruang seluruh
2
0
2


Hal khusus
Konduktor
Suatu bahan konduktor diketahui mempunyai sejumlah besar elektron yang
bebas bergerak. Beberapa sifat kelistrikan khusus yang merupakan konsekuensi hukum
Gauss pada konduktor yakni:
1) Di dalam konduktor, medan listrik E = 0
23
23
2) Di dalam konduktor, rapat muatan = 0
3) Muatan yang terdapat pada konduktor, terbagi letaknya tepat di bawah
permukaan.
4) Di seluruh volume konduktor, potensialnya sama atau konstan.
5) Tepat di luar permukaan konduktor, arah medan listrik E selalu tegak lurus
permukaan.
Dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan isolator atau dielektrik dan diberi muatan
+Q dan Q membentuk suatu kapasitor. Beda potensial antara dua konduktor tersebut:
( )
( )
l d E

+

secara kuantitatif E sebanding dengan Q ataupun , sehingga faktor pembandingnya,
yaitu C = Q/ disebut kapasitansi kapasitor.
Kapasitansi merupakan besaran geometris murni dari kedua konduktor (besarnya
ditentukan oleh ukuran dan bentuk serta jark pisah, selain bahan dielektriknya).
Contoh soal:
1. tentukan energi suatu bola kulit bermuatan q yang terbagi seragam pada
permukaannya. Diketahui jari-jari bola tipis adalah R.
Jawab;
Cara pertama

da W
2
1
2
4 R
q


Potensial dipermukaan bola
R
q
0
4

= konstan
3
0
2
2
16 R
q


= konstan
Sehingga


R
q
da
R
q
W
0
2
3
0
2
2
8 32
Cara ke dua:
24
24

diluar
dv E W
2 0
2

medan di dalam bola E = 0, sedang di luar bola


2
0
4 r
q
E

( )
( )

d d dr r
r
q
W
luar di
sin
1
4 2
2
4 2
0
2
0

( )
R
q
dr
q
W
R
2
0
2
0
2
2
0
8
1
4
32

2. Tentukan kapasitansi dari dua bola logam tipis yang sepusat. Tiap bola berturut-turut
mempunyai jari-jari a dan b, dengan a < b.
Jawab.
Misal bola sebelah dalam diberi muatan +q dan bola sebelah luar q. Medan listrik di
ruang antara kedua bola tersebut:
2
4

r
r q
o
o

E
sehingga beda potensial kedua bola menjadi:
( ) ( )
1
]
1



b a
q
r
dr q
d b a
a
b o
a
b
1 1
4 4
0
2

l E
Kapasitansinya: C = q/
( ) a b
ab

0
4
2.7. Dipol listrik
Dua buah muatan yang sama tetapi berlawanan tanda yang dipisahkan oleh
jarak yang pendek membentuk dipol listrik. Sebagaimana muatan yang kita bicarakan
sebelumnya, dipol membangkitkan medan dan potensial listrik. Misalkan muatan q
terletak di r dan muatan q terletak di r +l, seperti tampak pada gambar:
25
25
r-r -q

r q
r
r+l
o
medan listrik di titik r adalah:
( )
1
1
]
1

3 3
r' r
r' r
l r' r
l r' r
r E
o
q
4
(2.30)
Medan listrik (2.30) berlaku umum untuk dua muatan sama berlawanan tanda terpisah
sejauh l, tetapi pengertian dipol di sini jarak pisah l sangat kecil dibandingkan r-r.
Sehingga kita dapat menguraikan (2.30) dalam deret, dan mengabaikan suku-suku yang
sangat kecil. Penyebut suku pertama dapat dinyatakan sebagai :
( ) ( ) [ ]
2
3

+
2 2 3
l .l r' r 2 r' r l r' r
(2.31)
( )
2
3
2
2
2
3
' '
. ' 2
1 '


1
1
]
1


r r
l
r r
l r r
r r
3
l r' r
(2.32)
Selanjutnya gunakan deret binomial untuk faktor dalam kurung siku:
( )
( )
...
! 2
1
2 1
+

+ + +
n n n n
x
n n
y nx x y x
( )

'

+

...
r' r
.l r' r 3
r' r l r' r
2
3 3
1
(2.33)
substitusi (2.33) ke (2.30) dihasilkan :
( )
( )
( ) ...
4
+

'

3 5
o r' r
l
r' r
r' r
.l r' r 3 q
r E

(2.34)
Kita telah memotong deret sampai suku linear. Bila (2.34) dinyatakan dalam momen
dipol :
26
26
( )
( )
( ) ...
r' r
p
r' r
r' r
.p r' r 3
4
1
r E
3 5
+

'

(2.35)
Potensial dipol sama halnya potensial yang dihasilkan oleh distribusi muatan titik,
yaitu :
( )
1
1
]
1



'
1
'
1
4 r r l r r
q
r
o

(2.36)
Dengan menguraikan suku pertama, seperti telah dilakukan sebelumnya dan
mempertahankan suku linear dalam l , maka (2.36) menjadi:
( )
( )
3
r r
.l r' r
r


o
q
4
(2.37)
atau dalam bentuk momen dipol :
( )
( )
3
4
.
r r
p
o


r' r
r

(2.38)
Energi potensial dipol dalam medan listrik
Misal dua muatan sama berlainan tanda : -q di r dan q di r, dalam medan listrik yang
dinyatakan oleh potensial (r), energi potensial dapat dinyatakan sebagai:
( ) ( ) l r r + +
eks eks
q q U
(2.39)
Jika l sangat kecil dibandingkan r , maka
eks
(r + l) dapat diuraikan dalam deret
pangkat dalam l dan hanya dua suku pertama yang dipertahankan, dihasilkan :
( ) ( )
eks eks eks
+ + . l r l r
(2.40)
Persamaan (2.39) menjadi:
( )
ekst
q U . l r
(2.41)
Bila (2.41) dinyatakan dalam momen dipol dan medan listrik, energi potensial listrik
statik :
( )
ekst
U E . p r
(2.42)
2.8. Potensial listrik statik oleh muatan kontinu
27
27
Potensial yang dibicarakan terdahulu dibangkitkan oleh muatan titik tunggal
dan oleh dipol listrik. Selanjutnya akan kita bicarakan potensial listrik yang
dibangkitkan oleh distribusi muatan kontinu dalam volum. Suatu titik sebarang dalam
distribusi muatan terletak di r , dengan rapat muatan volume (r), menimbulkan
potensial di titik r. :
( )
( )
'
'
'
4
1
dv
r r
r
r
v o



(2.43)
dv r
r
o
dengan V adalah volume benda bermuatan, sedang dv adalah elemen volum yang
ditinjau.
Titik pengamatan relatif jauh dari titik asal, yang berarti pula r << r, maka jarak
pengamatan terhadap elemen yang ditinjau dapat diuraikan sebagi berikut:
( )
2
1
2 2
1
' ' 2

+ r r r.r r' r (2.44)

'

+
1
]
1

+ +
1
]
1

+ ...
' 2
2
3
2
1
2
1 ' 2
2
1
1
1
2
2
2
2 2
2
2
r
r
r r
r
r r
r.r r.r
(2.45)
Dengan mengambil sampai suku r
2
, potensial listrik (2.43) menjadi:
( )
( )
( )

'

+
1
]
1

+ +
v
2
r'
r.r r.r'
r ' ...
' ' 3
2
1 1
4
1
2
2
5
2
dv
r
r
r r r
o

(2.46)
Pengintegralan hanya terhadap variabel r, sehingga (2.46) menjadi:
( ) ( ) ( ) ( ) ( )

'

+ +


v
ij j i
i j
j i
v o
dv r x x
r
x x
dv
r
dv
r
' 3
2
1
' '
1
4
1
2 ' '
3
1
3
1
5 3
r' r' r'
r
r' r

(2.47)
28
28
x
i,
x
j
adalah komponen kartesius dari r dan x
i
, x
j
adalah komponen kartesius dari r.
Integral suku pertama (2.47) adalah muatan total, secara keseluruhan suku pertama
adalah potensial yang dihasilkan muatan total yang terletak di pusat koordinat yang
diamati di r. Suku pertama disebut potensial listrik oleh monopol listrik. Suku ke-dua
adalah potensial yang dihasilkan oleh dipol listrik (dipol secara konsep , bukan berarti
dipol fisik). Suku ke-tiga merupakan potensial listrik oleh kuadropol. Perlu dicatat
bahwa benda yang muatan totalnya nol boleh jadi menghasilkan potensial listrik. Untuk
kasus tersebut suku monopol = nol, tetapi potensial oleh dipol atau kodropol belum
tentu nol.
2.9. Fungsi Delta Dirac
Fungsi Delta Dirac (r)

adalah fungsi yang luar biasa, karena hanya
mempunyai nilai disatu titik, dan nol ditempat lain, dan hasil integralnya = 1.
( )
( ) , 0 0
0


r untuk r
r untuk r

( ) 1 ' '

dv r

( ) 6 2 . 3 2 ' ' 3
3
0

r r
0 r 0
( ) karena r r , 0 4 ' ' 3
3
0


di luar batas integral.
Fungsi delta merupakan fungsi yang benar-benar singular memiliki nilai takhingga
disatu titik, dan nol di tempat lain. Integral fungsi delta adalah satu, sedang integral
dengan fungsi lain menghasilkan nilai fungsi di tempat tersebut atau bersifat mencuplik
fungsi.
( ) ( ) ( )

0 ' ' ' F dr r r F


(2.48)
( ) ( ) ( )


o o
r F dr r r r F ' ' '
(2.49)
29
29
Jadi, jika
( ) ( )
i i
r r q r ' '
maka untuk muatan titik q
i
di r
i,
menghasilkan

potensial di
r:
( )
( )
' 4
1
'
'
4
1
r r
q
r r
dv q
i
o
i
o

i
r r'
r
(2.50)
Berdasarkan hukum Gauss dalam bentuk diferensial:

o
1
E .
(2.51)
untuk muatan titik q di r = 0
( ) r
r


q
r
q
o o
1
4
.
3

( ) r
r
4 .
3

r
(2.52)
juga karena
3
1 . 1
.
r r dr
d
r r
r r

,
_


, maka
( ) r 4
1
2

,
_

r
(2.53)
Persamaan (2.52) dan (2.53) adalah fungsi delta yang diperoleh dari hukum Gauss,
pendeferensialan seacara langsung diperoleh :
0 , 0
3
.
3
.
1
.
1
.
3 4
3 3 3
+
+
,
_


r
r r r
r r r
r
r

r r
r
(2.54)
di r = 0 , perhitungan menghasilkan -, + .
Teorema divergensi yang diterapkan pada suatu bola berjari-jari R, yang terletak di titik
asal, menghasilkan :
4
1
.
2 3 3


v s s
da
R
da
r
dv
r
r.n r
Karena integral volum adalah 4, integran dapat dinyatakan sebagai 4(r), sesuai
(2.52). Dengan kata lain, fungsi delta memungkinkan penggunaan teorema divergensi
pada r/r
3
, sekalipun dalam daerah yang mengandung kesingularan di titik asal. Fungsi
delta sangat berguna bila kita jumpai integral pada divergensi dari r/r
3
atau pada
operator Laplace dari 1/r.
30
30
31
31

You might also like