Professional Documents
Culture Documents
PERTIMBANGAN DAN MANAJEMEN PERAWATAN PROSTODONTI PADA PASIEN LANSIA BERUMUR 87 TAHUN Prosthodontic Treatment Considerations and Management of A Frail 87-Year Old Patient
1. Christiaan Vorster (Registrar), BChD, Department Prosthodontics, University of Pretoria, Pretoria, South Africa 2. Andre W. van Zyl (Head of Department), BChD, MChD, Department Periodontics, University of Pretoria, Pretoria, South Africa
Ariyani, drg.
NIP.19770905 200212 2 002
Mahasiswa,
Simfo Ferawati
(070600095)
PERTIMBANGAN DAN MANAJEMEN PERAWATAN PROSTODONTI PADA PASIEN LANSIA BERUMUR 87 TAHUN
Pendahuluan Populasi lansia di seluruh yang buruk pada diet seimbang. Hal ini tidak hanya meningkatkan penyakit rongga mulut, tetapi juga defisiensi berbagai macam mikro-nutrien yang dapat mengakibatkan gangguan
dunia semakin meningkat. Populasi lansia yang paling banyak di Amerika Serikat adalah 65 tahun keatas, dan diharapkan jumlah orang lanjut usia (80 tahun keatas) semakin meningkat di banyak negara. Peningkatan menunjukkan jumlah lansia
terhadap kekebalan tubuh. Hal ini dapat membuat pasien lebih rentan terkena penyakit/ infeksi dan bahkan kanker. Gigitiruan yang tidak pas akan memperburuk keadaan ini, dan pasien mungkin menghindari aktivitas sosial tertentu karena merasa malu untuk berbicara, tersenyum, atau makan di hadapan orang lain. Pasien geriatrik yang stabil secara medis mungkin dapat dilakukan operasi implan gigi. Perawatan implan gigi dapat meningkatkan fungsi,
adanya
peningkatan
perawatan dan perhatian khusus untuk mempertahankan kualitas hidup dalam mengatasi ketidakmampuan/ kecacatan dan pertumbuhan yang lemah pada kelompok ini. Hasil akhirnya adalah permintaan untuk pelayanan kesehatan dan sosial akan meningkat secara pesat pada seperempat abad berikutnya. Kehilangan gigi mempunyai pengaruh langsung dalam penurunan fungsi pengunyahan dan perubahan
bahwa implan gigi dapat diaplikasikan pada pasien lansia yang lemah secara berhasil. Kurangnya stabilitas
dibandingkan konvensional.
dengan
gigitiruan
Komentar dari editorial terbaru oleh Morton L. Perel menyatakan ... kedokteran gigi geriatrik harus dimulai dengan sehingga kedokteran implan gigi tidak implan, hanya
indikasi untuk pembuatan implant retained overdenture untuk pasien lansia. Overdenture dengan dua
implan sekarang dianggap sebagai standar perawatan utama untuk pasien edentulus di negara-negara maju.
bantuan orang lain dan memerlukan fasilitas hidup dasar, pasien setidaknya harus rongga memiliki mulutnya gigitiruan daripada dalam hanya
Implan memberikan retensi tambahan dan stabilitas ke implant retained overdenture, selain menjadi bagian jaringan pendukung pada perawatan gigitiruan konvensional, juga
dibiarkan dalam gelas air. Ini adalah masalah fungsi. Ini adalah masalah martabat ... '. Sejumlah pasien yang lemah dan tergantung pada orang lain dalam perawatan sehari-hari, semakin banyak menggunakan implant retained
menciptakan kepuasan yang lebih tinggi dalam pemulihan pasien dengan cara perawatan ini. bahwa Pasien juga fungsi
melaporkan
mahal, dan kemungkinan masalah ini akan menambah kesulitan memelihara kesehatan rongga mulut pada pasien lansia. Laporan Kasus Seorang pria sehat berusia 87 tahun datang dengan keluhan utama gigitiruan parsial rahang bawah yang tidak cekat. Dia memiliki karies yang luas dengan sisa akar pada gigi 17, 33 32, 43, 44 dan 47 tanpa rasa sakit yang jelas. Protesanya saat ini adalah gigitiruan penuh rahang atas (Gambar 1) yang sudah dipakai selama 20 tahun, dan modifikasi gigitiruan
Gambar 2. Modifikasi gigitiruan parsial rahang bawah
tidak rahang
kehilangan
retensi
kehilangan gigi, menghasilkan tinggi rata-rata di daerah inter-foraminal rahang bawah sebesar 15mm. Rencana Perawatan Pasien diperiksa secara klinis oleh periodontis dan prostodontis. Gambaran sebelum radiografi perawatan panoramik (Gambar 3)
rahang
atas
yang
baru
dengan
gigitiruan
implant
retained
3. Pembuatan cetakan akhir dan pencatatan oklusal. 4. membuka Passen mukosa gigitiruan yang dan
menutup
follow-up implan Kunjungan Pertama (Fase Bedah Awal) Pasien dianestesi dengan
Tahap
awal
pembedahan
adalah meliputi pencabutan sisa akar, dan setelah periode penyembuhan selama 3 bulan, dua implan
anestesi lokal. Sisa akar dicabut dengan bein dan tang ekstraksi, hindari teknik yang dapat menyebabkan
interforaminal dipasangkan. Pembuatan gigitiruan akhir kemudian dapat dimulai, dan dipasangkan kepada
trauma besar. Soket bekas pencabutan dikuret untuk mengangkat seluruh sisa jaringan yang dapat pasca menginfeksi. pencabutan
pasien setelah periode integrasi 8 minggu dari implan. Jadwal sebagai berikut: 1. Pemeriksaan dan pencabutan sisa akar (fase bedah awal). 2. Pembuatan cetakan pertama dan penempatan implan (fase bedah implan pertama). pertemuan adalah
Instruksi
Kunjungan
Kedua
(Pencetakan
Pasien di-follow up 3 bulan setelah pencabutan sisa akar dan penyembuhan soket ekstraksi dan 5).
Gambar 5. Penilaian klinis rahang bawah setelah pencabutan sisa akar
diperhatikan (Gambar 4
Cawood dan Howell sebagai Kelas IV ( bentuk Knife-edge ridge, memiliki tinggi yang adekuat tetapi lebar tidak adekuat). Klasifikasi restoratif SAC ditujukan pada kasus prostetik.
Gambar 6. Model studi
Pencetakan awal dilakukan dengan menggunakan bahan cetak alginat dan sendok cetak anatomis untuk membuat model studi (Gambar 6). Semua batas anatomi harus jelas tercetak.
bedah kasus
diambil
menempatkan dua implan Straumann Bone-level yang berdekatan. Lebar tulang penempatan memungkinkan dua implan untuk NC
surface
implant,
untuk
Sebuah dihubungkan
oximeter untuk
pasca perawatan operasi diberikan kepada pasien. Kunjungan Ketiga (Kontrol Bedah, Cetakan Oklusal) Sendok cetak individual Akhir dan Pencatatan
memantau saturasi oksigen dan denyut jantung Anestesi konstriksi) selama lokal prosedur (dengan bedah. vasountuk
digunakan
menginfiltrasi daerah interforaminal rahang bawah. Dua insisi minimal pada pertengahan puncak alveolar dibuat di area yang ditujukan untuk implan. Diikuti dengan pengeboran tulang dengan standar Straumann untuk penempatan implan Bone-level. Implan dipasangkan setelah persiapan osteotomi pada posisi gigi 32 dan 42. Insertion torque sebesar 15 Ncm dibuat di daerah 32, dan sebesar 30 Ncm di daerah 42. Sekrup penutup dipasangkan dan insisi dijahit dengan benang Chromic No. 6/0. Selama prosedur operasi,
rahang atas dan rahang bawah dibuat menyatu dengan oklusal rim, dibuat dari model anatomis cetakan pertama sebelum pertemuan dengan pasien (Gambar 7).
Gambar 7. Oklusal rim rahang atas dibuat menyatu dengan sendok cetak individu
penanaman implan. Jaringan lunak sembuh tanpa keluhan, dan jahitan dibuka. Oklusal rim disesuaikan untuk mencatat dimensi vertikal oklusi
saturasi oksigen bervariasi dari 9497% dan denyut nadi meningkat dari 65 sampai maksimal 76. Instruksi
(VDO) yang benar, dukungan bibir, garis senyum dan midline. Idenya adalah untuk menduplikasikan
hubungan rahang dengan gigitiruan yang lama, sehingga pasien lebih mudah beradaptasi dengan gigitiruan yang baru. Border moulding dibuat dengan menggunakan compound
Gambar 9. Pencetakan akhir rahang atas dengan bahan cetak polieter
Kunjungan Keempat (Passen Gigi Tiruan, Fase Bedah Implan Kedua) Pasien di-follow up selama 8 minggu setelah pemasangan implan. Passen gigitiruan dengan wax telah dilakukan, oklusi, dan semua dan parameter estetisnya
fungsional
Gambar 8. Border moulding digabungkan dengan peripheral seal rahang atas sebelum pencetakan akhir dibuat
dievaluasi (Gambar 10). Border seal ditinjau kembali untuk mendapatkan stabilitas dan retensi yang adekuat. Gigitiruan kemudian dikirim ke
Cetakan closed-mouth dibuat dengan bahan cetak polyeter (Gambar 9), dan pasien melakukan gerakan mulut yang normal, untuk memastikan pergerakan otot dalam basis gigitiruan yang adekuat. VDO diperiksa dan disesuaikan cetakan. setelah pengambilan
Pulse oximeter dihubungkan pada pasien untuk memantau saturasi oksigen dan denyut jantung selama prosedur pembedahan. Anestesi lokal (dengan vaso-konstriktor) diinfiltrasikan kedalam mukosa di sekitar
Gambar 11. Locator abutment (2 mm)
implan, dan posisi implan ditinjau kembali. Insisi kecil dibuat, kemudian jaringan berkeratin disingkirkan, untuk memperoleh retensi yang cukup pada mukosa berkeratin di kedua sisi implan yaitu bukal dan lingual.
Gambar 12. Passen trial locator abutment
Osseointegrasi dari implan ditinjau dengan alat Radio Frequency Analysis (Osstell AB, Gothenborg, Sweden), menghasilkan Implant Stability
Gambar 13. Penanaman locator abutment secara implant
Quotient (ISQ) yang adekuat. Penutup sekrup dibuka, dan Locator abutment dengan panjang 2mm, diletakkan pada implan dan diputar dengan kekuatan 35 Ncm (Gambar 11-14).
Gambar 14. Kekuatan putaran 35 Ncm diaplikasikan pada locator abutment.
Selama
prosedur
operasi,
saturasi oksigen bervariasi 98-100% dan denyut nadi meningkat dari awal
68 sampai maksimal 71. Instruksi pasca operasi diberikan kepada pasien. Kunjungan Gigitiruan) Tahap ini dilakukan 2 minggu setelah fase kedua bedah implan. Jaringan lunak sekitar penyangga Akhir (Pema-sangan
permukaan yang tertekan gigitiruan rahang bawah. Lekukan pada daerah ini dibor (Gambar 16) sebagai tempat caps titanium gigitiruan pada locator
attachment (Gambar 17) dan ruang yang adekuat untuk bahan reline.
Gambar 16. Lekukan dibur pada permukaan gigitiruan rahang bawah sebagai caps gigitiruan
Kemudian penempatan caps gigitiruan intraoral diproses dengan prosedur reline, untuk memberikan sifat visko-elastis pada basis gigitiruan yang berkontak dengan mukosa. atas
Gambar 17. Gambaran intraoral dari locator abutment
masuknya bahan reline ke dalam daerah undercut (Gambar 18). Caps gigitiruan dipasangkan di atas
10
penyangga dan kesesuaian gigitiruan cekat diuji melalui caps gigitiruan, untuk memastikan bahwa penyangga tidak mengganggu posisi gigitiruan. Bahan reline dicampur sesuai dengan petunjuk pabrik, dan diaplikasikan pada lekukan di basis gigitiruan. Gigitiruan ditempatkan di atas caps gigitiruan, dan pasien diinstruksikan untuk menggigit pada posisi oklusi sentrik. Gigitiruan dibiarkan tetap pada tempatnya untuk setting bahan reline, setelah itu dikeluarkan dari mulut dan ditempatkan pada wadah polimerisasi untuk pengerasan akhir dari bahan. Kelebihan akrilik dibuang dan gigitiruan dipoles.
Komponen processing male hitam digantikan dengan komponen male biru (retensi ringan- 1,5 lbs) (Gambar 19-21), dan gigitiruan
dipasangkan kepada pasien (Gambar 22). Instruksi pasca perawatan yang diberikan berkaitan dengan pelepasan dan pemasangan gigitiruan, dan
kebersihan gigitiruan.
Gambar 19. Komponen processing male hitam setelah reline dilepaskan dari caps gigitiruan
Gambar 18. Block-out spacer untuk mencegah bahan reline mengalir kedalam undercut
11
Gambar 21. Penyelesaian gigitiruan rahang bawah dengan komponen male biru
overdenture, dengan memanfaatkan protokol minimal invasif. Implan meningkatkan retensi dan stabilitas gigitiruan rahang bawah. Sejak pemakaian protesa, pasien
melaporkan fungsi
adanya
peningkat-an peningkatan
pengunyahan,
berat badan dan hubungan sosial. Perawatan ini juga telah terbukti memberikan rehabilitasi lengkap
konvensional
dalam
beberapa
Kesimpulan Protokol perawatan ini menunjukkan keberhasilan pada pasien lansia dengan integrasi implan yang baik (Gambar 23) implant retained
MI.
Caring
for
Elderly Long-Term Care Patients: Oral HealthRelated Concerns and Issues. Dent Clin N Am. 2005;49:429443.
12
conventional dentures among elderly edentulous patients: satisfaction and quality of life. Gerodontology.
KR. Edentulousness, denture wear and denture needs of Indian elderly a community-based study. J Oral
Rehabil. 2004;31:467476.
4. Awad MA, Lund JP, Shapiro
SH, Locker D, Klemetti E, Chehade A. Oral health status and treatment satisfaction with mandibular implant overdentures and conventional
1988;17:232235. 10. Dawson A, Chen S, Buser D, Cordaro L, Martin W, Belser U. The SAC Classification Berlin: in Implant
MA, Chehade A, Duncan WJ, Gizani S. The McGill consensus statement on overdentures. Mandibular two-implant overdentures as first choice standard of care for edentulous patients.
Dentistry.
Quintessence
Gerodontology. 2002;19:34.
6. Assuncoa WG, Zardo GG,
Delben JA, Bara VAR. Comparing the efficacy retained of mandibular overdentures implantand
13