You are on page 1of 6

How To Increasing Omzet

Pernah kah pertanyaan diatas muncul melayang2 dipikiran Anda? Kalo pernah berarti sama dengan saya, pernah ada rekan saya mengeluhkan :

Waduh gimana ni kok semakin banyak saingan gini! Lahan bisnis kita kerebut sama competitor dong, omset triwulan kelima pasti turun deh! Dulu aja cuma kita yg berani buka usaha di kawasan ini, setelah rame eh pada nimbrung kesini, huft!..............

Hal semacam ini sudah menjadi makanan sehari2 bagi pebisnis berkarakter patriot/ spartanik kawan. Saingan bukanlah halangan tapi motivasi dan peluang untuk menciptakan standar kualitas produk yang semakin meninggi atau memperbaiki kualitas produk dan jasa yg kita jual. Jika takut bersaing maka secara tidak sadar kualitas kita pun menurun. Lalu bagaimana bisa bertahan? Sedangkan konsumen kita sudah semakin cerdas dalam membeli, ada harga ada rupa.

Mottonya : Temukan sesuatu yg lain, karna yg lain akan mengikuti sesuatu yg kamu temukan.

Saya kasih contoh surabi notosuman, dengan begitu banyaknya yg berjualan surabi tapi coba amati, mereka hanya mempertahankan keorisinilan dengan bentuk dan bahan baku yg begitu sederhana namun mampu mencapai omset yg tinggi. Karna apakah gerangan? Karna mereka berani bersaing, bersaing dengan caranya sendiri. Tentu saja apalagi kalo bukan menjaga standar kualitas bahan yg dipakai. Setelah kita berusaha menjaga kualitas selanjutnya serahkan semuanya pada Tuhan (hehehe) dan yang paling penting adalah penilaian ada ditangan konsumen. Dari situ kita bisa control dengan survey tingkat kepuasan konsumen, bisa dengan angket, wawancara, atau dokumentasi (hehehe kayak ngerjain skripsi aja neh). Jika mereka puas maka branding produk kita akan berjalan dengan sendirinya (bisa hemat dana promosi kan..). Jadi, standar kualitas produk ditentukan oleh seberapa tingginya omset dong? Yup, thats right. Sebagai gambaran dari proses berkembangnya sebuah produk adalah dimulai dari kreativitas daripada otak2 manajemennya, sejauh manakah kapasitas kreativitas mereka, yg sebetulnya tidak ditentukan oleh kepandaian/ IQ seseorang. Semua orang bisa kok, asalkan ada niat, kemauan dan tentu saja motivasi untuk bersaing (secara sehat).

Konsepnya : Kreativitas terhadap produk penyajian dan servis berkualitas penetapan standar harga yg relative tinggi branding berjalan omset naik.

Lalu logikanya bagaimana? Masa dengan bersaing kita malah jadi semakin maju, bukannya malah menurunkan omset kita tuh? Eit jangan salah kawan, justru dengan semangat bersaing kita akan semakin terpacu untuk terus berpikir bagaimana caranya meningkatkan kualitas produk kita/ memuaskan konsumen. Ingat kan konsep yg saya jelaskan diatas tadi? Jika konsumen puas maka kita bisa kok menaikkan standar harga, dan secara otomatis omset kita jadi naik kan..

Dalam persaingan semacam ini tidak ada yg menang ataupun kalah, yang ada malah kita berlomba2 menaingkatkan kualitas kita, ini efeknya bagus sekali buat branding, dan sekali lagi kita jadi bebas untuk memainkan standar harga. Mari kita bersaing secara sehat kawan!! Dan harapan kita semua berkembang dari pedagang kaki lima sampai menjadi pemilik sebuah restoran.

Ilustrasi

kaki lima

warung makan

booth

kios

restoran

Sumber :

https://www.facebook.com/notes/amri-f-handitya/bagaimana-cara-menaikkanomset/10150509093817594

You might also like