Professional Documents
Culture Documents
KETAHANAN PANGAN:
BERAS
Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Jakarta, 11 Maret 2011
1
PERTANYAAN WARTAWAN
1. Katanya produksi 2010 >kebutuhan, tapi harus impor. Produksi surplus kok harga tinggi sekali.Sebetulnya kondisi ketahanan pangan kita seperti apa? 2. Statement Menko: kebutuhan 33 juta ton, produksi 37 juta ton. Tanggapan:
1. Produksi padi tahun 2010 (ARAM III) adalah sebesar 65,98 juta ton GKG (37,38 juta beras), naik sebesar 1,58 juta ton (2,46%) dibanding 2009. Peningkatan terjadi karena peningkatan luas panen (1,82%), produktivitas (0,62%). Kebutuhan /konsumsi setiap tahun 33,4 juta ton beras, sehingga secara total akan terjadi surplus sebesar 4 juta ton. Data caption 6.
2. Tentang data tersebut dapat dijelaskan:
a. Angka masih harus diwaspadai karena angka ARAM III adalah angka ramalan dan belum angka tetap (ATAP), sehingga surplus riil baru dapat diketahui setelah ATAP terjadi.
b. Peningkatan harga tidak terjadi sepanjang waktu (12 bulan) namun pada saat musim tanam (paceklik) yaitu sejak puasa sampai saat ini. c. Angka surplus yang terjadi adalah angka total, sedangkan inflasi tidak hanya tergantung pada angka total namun juga pada: (i) persebaran produksi setiap bulannya (antar waktu); (ii) lokasi (daerah defisit atau daerah surplus). Dengan demikian, terdapat 2 faktor yang dapat mendorong produksi: (i) kelebihan produksi pada waktu surplus tercarry over ke waktu defisit atau tidak (manajemen stok); (ii) kelebihan produksi di daerah surplus terangkut ke daerah defisit atau tidak (masalah
PERTANYAAN (LANJUTAN)
d. Dengan demikian, patokan total tidak menjamin bahwa akan tidak terjadi kenaikan harga pada waktu-waktu tertentu, terutama apabila masalah logistik dan distribusi sedemikian buruk. e. Artinya untuk ketahanan pangan yang didefinisikan sebagai: ketersediaan pangan pada jumlah, kualitas dan harga yang terjangkau pada tingkat rumah tangga tidak hanya tergantung pada produksi (ketersediaan) namun juga pada aspek harga yang tidak hanya tergantung pada jumlah produksi total namun juga kemampuan untuk menyebarkan produksi ke daerah-daerah defisit beras (non produksi) dan waktu-waktu defisit (masa paceklik).
f. Kenaikan harga pada kuartal 4 sampai dengan awal tahun adalah pola fluktuasi harga yang memang belum berhasil dikelola dengan baik (periode ini sebetulnya adalah masuk periode 2010/2011 bukan produksi 2010). Namun tahun-tahun sebelumnya kenaikan tidak sebesar tahun 2010/2011 ini, karena tahun ini terdapat dorongan cuaca yang buruk yang berakibat pada: (i) penurunan kelancaran distribusi stok beras , dan (ii) produksi terjadi namun diperkirakan kualitas juga kurang baik sehingga mempertipis jumlah stok yang dapat disimpan dan dipasarkan (tradeable stock). 3. Secara lengkap penjelasan tentang kondisi ketahanan pangan 2010 dan
11 MARET
2011
UMUM
1. Setiap akhir tahun sampai dengan triwulan I tahun berikutnya, kondisi perberasan selalu menjadi topik hangat, karena beberapa hal: a. Pada akhir tahun sejak awal puasa sampai hari raya Natal dan tahun baru, selalu terjadi inflasi karena pada masa tersebut permintaan beras selalu meningkat sementara masa tersebut adalah awal tanam musim III (tahun 2010/2011 misalnya), sehingga produksi sangat rendah. b. Kekhawatiran paceklik akan terus berlanjut terutama apabila stok beras pemerintah dan masyarakat tidak mencukupi yang biasanya ditunjukkan oleh terus meningkatnya harga beras di pasar. Sementara masyarakat sedang rendah pendapatannya (paceklik). 2. Pada tahun 2010/2011 ini produksi Musim III diiringi pula dengan curah hujan tinggi secara kontinyu yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor di berbagai tempat. 3. Kondisi ini mengkhawatirkan pemerintah, mengingat pada bulan 5 Januari 2011 inflasi sudah mencapai 7,02 persen (yoy) lebih tinggi
UMUM (3)
4.
Untuk itu, kondisi produksi dalam negeri dalam jangka sangat pendek (immediate) perlu diperkuat untuk menyelamatkan produksi tahun 2011. Kebiasaan mengimpor beras sebagai jalan darurat dapat dicegah, karena dengan adanya impor:
a. Akan mengganggu psikologi dan dorongan petani untuk berpoduksi (harga tinggi adalah ekspektasi untuk produksi)
b. Impor melemahkan posisi kemandirian pangan, dan apabila dibiasakan untuk mengimpor akan lebih mengurangi animo petani untuk berproduksi, yang secara jangka menengah dan panjang akan membahayakan.
c. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan berbagai langkah pengamanan produksi padi domestik dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional.
5. Konsentrasi upaya: pada 14 sentra produksi padi. 6. Pengamanan produksi padi dilakukan dalam 3 tahap:
a. Tahap I: immediate yaitu menyelamatkan produksi tahun 2011 dan panen raya 2012.
b. Tahap II: tahap jangka pendek-menengah sampai dengan tahun 2014/15.
6
Pola pertanaman (paceklik) terbesar terjadi pada OktMar (Musim I) dan April-Sep (Musim II)
2,600 2,400 2,200 2,000 1,800
Dalam Ha
858
862 1059
1,887
1,491 1669
2,237
2,082 2074
1,299
1,659
814
922
1,114
1,077
1,306
1,340
999
1,249
931
973
628
619
499
628
527
774
MT.10/11
Pola defisit beras 2011: produksi puncak Maret-April dan defisit beras pada bulan Agustus-Januari tahun berikutnya
Defisit beras bulan Januari yg diiringi stok terbatas telah mendorong inflasi. Apabila tidak ada penanganan secara khusus maka defisit akan terjadi pada bulan Agustus Januari
TAHAP I. PENGAMANAN PRODUKSI 2011 DAN PANEN RAYA 2012 (immediate action)
2. Musim II:
a. Percepatan tanam, peningkatan produksi dengan perluasan areal dan peningkatan produktivitas b. Pengamanan stok dari produksi dalam negeri. 3. Percepatan tanam Musim III untuk mengamankan produksi 2012. 4. 1,2,3, dilakukan dengan dukungan:
11
SUMBAR: 3,3% 2,19 juta ton SUMSEL: 4,9% 3,25 juta ton LAMPUNG:4,1 % 2,70 juta ton BANTEN: 3,1% 2,05 juta ton JABAR: 17,7% 11,65 juta ton JATIM: 17,2% 11,38 juta ton JATENG: 15,3% 10,08 juta ton
SUMBAR: 4,9 ton/ha SUMSEL: 4,2 ton/ha LAMPUNG: 4,7 ton/ha BANTEN: 5,1 ton/ha JABAR: 5,8 ton/ha JATIM: 5,9 ton/ha JATENG: 5,6 ton/ha NTB: 4,7 ton/ha
Improved
Lama
16
SEKENARIO DENGAN UPAYA KHUSUS : PROGNOSA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS TAHUN 2011
Perlu upaya khusus, agar bulan defisit bergeser dari Agustus ke September, Disertai dengan penurunan volume defisit pada bulan Okt-Des 2011
Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Tahun 2011 sebesar 3,5 juta ton beras (2,5 juta ton beras kualitas medium dan 1 juta ton beras kualitas premium) dalam rangka menghadapi Dampak Perubahan Iklim (DPI) dan Stabilisasi Harga Beras.
Konsentrasi Area produksi 2011 untuk mendukung penambahan produksi pendukung stok DN (mendukung pengadaan gabah/beras oleh Perum Bulog)
ACEH: 30 ribu ha
KALSEL: 230 ribu ha
SUMSEL: 320 ribu ha LAMPUNG: 330 ribu ha BANTEN: 115 ribu ha JABAR: 450 ribu ha JATIM: 417 ribu ha DIY: 33 ribu ha JATENG: 445 ribu ha NTB: 160 ribu ha
a.
b.
2. a. b. c. d. e.
Membuka lahan baru perluasan sawah pada tanah bera/terlantar dan bukan konversi hutan th 2011 target perluasan sawah 70 rb ha. Menambah lahan baku sawah sebagian dari target perluasan sudah realisasi. Perlu mobilisasi tidak saja input produksi namun juga mempertimbangkan petani baru. Pada lokasi tertentu (terutama di L Jawa) apabila masyarakat tidak terbiasa bersawah akan sulit dilakukan pengalaman, di daerah non transmigrasi sulit mengembangkan kultivasi/pertanaman sawah. Langkah-langkah dalam Perpres dan Inpres ang sedang disusun sudah dapat diterapkan: MOU dengan Pemda Percepatan tanam. Pengamanan input dan pengawalan penyuluh. Dukungan K/L sesuai penugasan dalam Inpres ditingkatkan koordinasinya terutama pada daerah-daerah sentra produksi. Fasilitasi dan Rintis kerjasama dengan swasta atau kemungkinan BUMD/N khusus padi untuk menanam di luar siklus mengatasi bulan defisit dan mengantisipasi anomali iklim serta memperkuat stok20 beras dari DN.
12.883,6
13.244,2
13.258,7
49,99
50,14
50,76
64,39
66,41
67,30
21
LAMPIRAN
22
70.599.317
74.129.000 77.836.000 81.728.000
SASARAN LUAS TANAM, PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PADI TAHUN 2011 2015 (SETELAH RETREAT PANGAN)
LUAS TANAM (Ha) TAHUN MT I 7.915.502 8.247.860 8.544.268 8.840.677 9.137.085 MT II 5.497.498 5.665.140 5.868.732 6.072.323 6.275.915 TOTAL LUAS TANAM (Ha) 13.413.000 13.913.000 14.413.000 14.913.000 15.413.000 LUAS PANEN (Ha) 13.129.720 13.634.740 14.124.740 14.614.740 15.104.740 PROVITAS (Ku/Ha) 53,77 54,37 55,11 55,92 56,81 PRODUKSI (Ton) 70.599.317 74.129.000 77.836.000 81.728.000 85.815.000
PERLU DIPIKIRKAN SAMPAI KAPAN PRODUKSI AKAN TERUS MENINGKAT SECARA DERET UKUR?
SUBSIDI PERTANIAN
KURANG PANGAN
LONJAKAN HARGA
PENDAPATAN RENDAH/MISKIN
INSENTIF PRODUKSI:
BENCANA
RASKIN
25
SUBSIDI NAIK TERUS APA AKAN DIBIARKAN DENGAN POLA PENGGUNAAN SEPERTI INI? HPP AKAN DINAIKKAN TERUS SAMPAI BERAPA?
POS BELANJA 2009 APBN-P 8,17 2010 2011 RAPBN 16,72
APBN
8,04
APBN-P
8,89
13,0
11,4
13,9
15,3
*) Terdapat realokasi dana subsidi benih (Cadangan Benih Nasional dan Bantuan Langsung Benih Unggul) ke dalam alokasi anggaran K/L (Kementan) sebesar Rp 1,7 T
26
TERIMA KASIH
27