Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
Kota Palembang, sebagai salah satu kota besar dan penting di Indonesia, memiliki potensi pendidikan yang tinggi. Menurut data dari BAPEDDA Palembang tahun 2011, Palembang kini memiliki jumlah total pendidikan dasar (SD,SMP,SMA) sebanyak 668 sekolah, dengan rincian SD 348 sekolah, SMP 191 sekolah, dan SMA 129 sekolah. Namun dari jumlah yang sebesar itu hanya sedikit sekolah yang bertarafkan Internasional, seperti Paramount School , International Harapan School, dan Singapore International School. Rencana pengembangan sarana pendidikan di Palembang dilakukan terutama di wilayah pengembangan perumahan baru dan daerah yang belum terjangkau pelayanannya dengan skala pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan serta diikuti oleh profesional dan jumlah guru di setiap sekolah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Distribusi fasilitas pendidikan disesuaikan dengan struktur hirarki pelayanan yang didasari jenjang pendidikannya. Untuk fasilitas pendidikan yang pelayanan berskala regional ditempatkan pada kawasan tertentu yang berhubungan dengan transportasi lalu lintas regional. Untuk fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang pelayanannya berskala kota didistribusikan dibagian wilayah kota/kecamatan, kelurahan hingga lingkungan, khusus untuk fasilitas pendidikan menengah lanjutan atas diarahkan ke pusat-pusat bagian wilayah kota dan untuk akademi dan perguruan tinggi pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan. Terkait dengan rencana pengembangan Kawasan Jakabaring sebagai pusat regional yang akan menjadi pusat pertumbuhan baru, dengan berbagai fungsi yang diembannya. Maka untuk mendukung salah satu fungsinya sebagai pusat kegiatan olahraga regional perlu dialokasikan beberapa jenis sekolah khusus baik itu berupa diklat (pendidikan dan pelatihan) untuk pembinaan atlit dan sekolah seni maupun sekolah yang menggabungkan antara kemampuan intelektualitas dengan olahraga atau seni. Kebutuhan Pendidikan Dasar Terpadu dan profesional yang terus meningkat tidak sebanding dengan keberadaaan sekolah yang berkualitas tinggi. Berangkat dari hal tersebut,
perlu adanya tindak lanjut konkret yang berupa pendirian sekolah yang mempunyai fasilitas yang baik dan berkualitas tinggi untuk menampung kebutuhan pendidikan dasar yang profesional dan bertanggung jawab kepada masyarakat yang ada disekitarnya. Fasilitas yang dimaksud terdiri atas laboratarium (bahasa, komputer, teknologi, kimia, biologi, dan desain), sanggar kreativitas/pusat belajar, asosiasi orang tua dan guru, perpustakaan, lapangan olahraga dan ruang komunal (open space). Fasilitas sanggar kreativitas atau pusat belajar disediakan untuk mencari bibit anak kreatif dan berbakat, mengembangkan potensi dengan lebih profesional dan strategis serta menjadi proses studi bagi praktisi, guru psikologi, masyarakat atau siapa saja yang mandalami pendidikan anak berbakat. Fasilitas tersebut diharapkan dapat menampung kebutuhan masyarakat modern, terutama mereka yang mempunyai visi-misi serta kepedulian terhadap pendidikan anak yang profesional, betangggung jawab dan berdaya saing yang sehat. Kurikulum yang dipakai pada Pendidikan Dasar Terpadu Bertaraf Internasional ini adalah menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan ditambahkan dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah luar negeri. Dalam merancang Sekolah Terpadu Bertaraf Internasional penulis menggunakan kurikulum pendidikan yang diterapkan di Inggris, hal ini dikarenakan kurikulum yang diterapkan di Inggris memiliki nilai lebih yaitu : memiliki inovasi dan kreasi yang tinggi terhadap ilmu pendidikan, pelajaran tidak hanya sebatas teori, namun juga diterapkan praktek dilapangan untuk memperdalam teori tersebut, pelajar turut ambil besar dalam pemilihan mata pelajaran yang akan diambil, sistem kelas yang menggunakan sistem moving class membuat siswa menjadi lebih mandiri dan tidak cepat bosan dengan suasana kelas, dan masih banyak yang lainnya. Pendekatan arsitektural yang akan diterapkan pada desain Sekolah Terpadu Bertaraf Internasional adalah pendekatan yang bersifat membangun dan menunjang dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di sekolah nantinya, seperti : pembedaan
zona antara SD dan SMP-SMA mengingat sifat dan sikap belajar yang berbeda antara SD dan SMP-SMA, konsep pembelajaran yang menggunakan sistem moving class membuat desain per kelas dibuat sesuai dengan kebutuhan kelas tersebut, penekanan arsitektural pada luar maupun dalam bangunan mengingat kegiatan belajar mengajar nantinya tidak hanya di lakukan di dalam kelas tapi juga di luar kelas.
I.3 Tujuan
Mewujudkan perencanaan dan perancangan sebuah gedung Sekolah Terpadu bertarafkan Internasional dengan menggunakan konsep arsitektur postmodern dan arsitektur vernakular sehingga nantinya diharapkan dapat mengoptimalkan kegiatan dalam belajar mengajar di dalam sekolah.
observasi lapangan.
BAB III
METODOLOGI PENULISAN Berisikan uraian tentang metodologi penulisan yang digunakan, antara lain berisi teknik pengumpulan data, baik primer maupun sekunder sehingga dapat digunakan sebagai panduan dalam penyusunan skripsi nanti.
BAB IV
PENUTUP Berisikan tentang hal-hal yang dihasilkan dari kegiatan studio tugas akhir
Permasalahan Bagaimana menampung semua aktivitas dan kegiatan Sekolah Terpadu di Palembang dalam satu kawasan. Bagaimana membuat bangunan Sekolah Terpadu di Palembang yang memenuhi tingkat bertarafkan
Tujuan
Mewujudkan perencanaan dan perancangan sebuah gedung Sekolah Terpadu dengan
Internasional
menggunakan konsep arsitektur postmodern dan arsitektur vernakular sehingga nantinya diharapkan dapat mengoptimalkan kegiatan dalam belajar mengajar di dalam sekolah.
kenyamanan ruang belajar, kelengkapan fasilitas, kemudahan kebisingan. Bagaimana arsitektural menunjang menerapkan yang dalam mampu pendekatan membangun gaya dan sirkulasi, dan pengendalian
menjalankan
kegiatan-
Konsep Perencanaan & Perancangan Perencanaan dan Perancangan Sekolah Terpadu Bertarafkan Internasional di Palembang
keinternasionalan. Di samping itu, Sekolah Terpadu diharapkan mampu mengembangkan budaya sekolah dan lingkungan sekolah yang mendukung ketercapaian standar internasional dari berbagai aspek tersebut.
II.1.2 Konsep dan Model Sekolah Terpadu Sekolah terpadu mengedepankan prinsip seamless education yaitu pendidikan yang saling berkesinambungan dan terpadu. Building image menjadi satu, sehingga SD, SMP, dan SMA merupakan satu bagian yang utuh. Seperti guru, staf, lab, ruang kelas, gedung atau sumber daya sekolah lainnya merupakan milik bersama (resources sharing). Ada beberapa keunggulan dari sekolah
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 8
terpadu diantaranya, (1) adanya keterpaduan dan proses yang berkesinambungan antara pelaksanaan pembelajaran antara SD, SMP, dan SMA; (2) saranaprasarana yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara bersama-sama, sehingga penggunaannya lebih efisien dan efektif; (3) Guru dan staf dapat saling memperkuat dan mensinkronkan isi dan model pembelajaran, sehingga prosesnya menjadi berkelanjutan atau tidak terputus pada jenjang yang berikutnya; dan (4) siswa setelah lulus dapat melanjutkan pendidikannya sampai jenjang berikutnya di satu sekolah yang sama tanpa khawatir memerlukan proses adaptasi lagi, sehingga gairah bersekolah dan kompetensi yang dikembangkan menjadi berkelanjutan. Untuk membangun sekolah terpadu yang berbasis keunggulan, maka seluruh proses kegiatan belajar mengajar perlu dibangun secara terpadu, stimulatif, fasilitatif dan motivatif.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Agama dan Akhlak 1 Mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran Kewarganegaraan 2 dan Kepribadian negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan 3 dan Teknologi untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
10
mandiri.Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja. Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan 4 Estetika keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan Jasmani, Olahraga 5 dan Kesehatan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah. kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan
11
Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar kurikulum, perlu dikemukakan prinsip pengembangan kurikulum. 2. Prinsip Pengembangan Kurikulum Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut. a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. b. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
12
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. c. Terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangatdan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti danmemanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. e. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. f. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan
13
tuntutan
lingkungan
yang
selalu
berkembang
serta
arah
pengembangan manusia seutuhnya. g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut. a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
14
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan
15
dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
II.1.3.2 Struktur Kurikulum Pendidikan Umum Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
1. Struktur Kurikulum SD/MI Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut. a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
16
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA Terpadu dan IPS Terpadu. c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit. f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 3438 minggu.
17
II
III
IV, V, dan VI
3 2 5 5 4 3 4
2 2*) 26 27 28 32
2. Struktur Kurikulum SMP/MTs Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut. a. Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 18
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan IPA Terpadu dan IPS Terpadu. c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit. e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
19
VIII
IX
2 2 4 4 4 4 4 2
2 2 4 4 4 4 4 2
2 2 4 4 4 4 4 2
2 2*) 32
2 2*) 32
2 2*) 32
3. Struktur Kurikulum SMA/MA Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X sampai dengan Kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 20
Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program: (1) Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan, khusus untuk MA.
a. Kurikulum SMA/MA Kelas X 1) Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
21
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. 2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimanatertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. 3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit. 4) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
22
14. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 Kesehatan 15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 16. Keterampilan / Bahasa Asing B. Muatan Lokal C. Pengembangan Diri Jumlah *) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 2.4 Struktur Kurikulum SMA Kelas X Sumber : http://litbang.kemdikbud.go.id/content/Buku%20Standar%2 0Isi%20SMP(1).pdf
2 2 2 2*) 38
2 2 2 2*) 38
b. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII 1) Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA dan Program IPS yang terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang
23
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. 2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. 3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit. 4) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
24
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 Kesehatan 12. Teknologi Informasi dan 2 Komunikasi 13. Keterampilan / Bahasa Asing B. Muatan Lokal C. Pengembangan Diri Jumlah *) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 2.5 Struktur Kurikulum SMA Kelas XI dan XII Program IPA Sumber : http://litbang.kemdikbud.go.id/content/Buku%20Standar%20Isi% 20SMP(1).pdf
25
12. Teknologi Informasi dan 2 Komunikasi 13. Keterampilan / Bahasa Asing B. Muatan Lokal C. Pengembangan Diri Jumlah *) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 2.6 Struktur Kurikulum SMA Kelas XI dan XII Program IPS Sumber : http://litbang.kemdikbud.go.id/content/Buku%20Standar%20Isi% 20SMP(1).pdf
Di mana SNP adalah standar nasional pendidikan (SNP) yang meliputi : kompetensi llulusan, isi proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana, pengelolaan, dan penilaian; dan X merupakan penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman melalui adapsi atau adopsi terhadap standar pendidikan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional. Lulusan SBI diharapkan, selain menguasai SNP di Indonesia, juga menguasai kemampuan-kemampuan kunci global agar setara dengan rekannya dari negara-negara
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 26
maju. Untuk itu pengakraban peserta didik terhadap nilai-nilai progresif yang diunggulkan dalam era global perlu digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan SBI. Nilai-nilai progresif tersebut akan dapat mempersempit kesenjangan antara Indonesia dengan negara-negara maju, khususnya dalam bidang ekonomi dan teknologi. Perkembangan ekonomi dan teknologi sangat tergantung pada penguasaan disiplin ilmu keras ( hard science ) dan disiplin ilmu lunak ( soft science ). Disiplin ilmu keras ( hard science ) meliputi matematika, fisika,kimia, biologi, astronomi, dan terapannya yaitu teknologi komunikasi, transportasi, manufaktur, konstruksi, bio energi, dan bahan. Disiplin ilmu lunak ( soft science )meliputi sosiologi, ekonomi, bahasa asing ( Inggris utamanya), dan etika global.
pembangunan sekolah bertaraf internasional untuk meningkatkan daya saing bangsa. Dalam hal ini, pemerintah perlu mengembangan SBI pada tingkat kabupaten/kota melalui kerja sama yang konsisten antara Pemerintah dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan untuk
27
mengembangkan SD, SMP, SMA, dan SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia. c) Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik.
28
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, mulai dari kurikulum, guru, proses belajar mengajar, sarana dan prasarana, hingga sampai penilainya.
2. SNP + X (OECD) Rumusan SNP + X (OECD) maksudnya adalah SNP singkatan dari Standar Nasional Pendidikan plus X. Sedangkan OECD singkatan dari Organization for Economic Co-operation and Development atau sebuah organisasi kerjasama antar negara dalam bidang ekonomi dan pengembangan. Anggota organisasi ini biasanya memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan yang telah diakui standarnya secara internasional. Yang termasuk anggota OECD ialah: Australia, Austria, Belgium, Canada, Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Japan, Korea, Luxembourg, Mexico, Netherlands, New Zealand, Norway, Poland, Portugal, Slovak Republic, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, United Kingdom, United States dan Negara maju lainnya seperti Chile, Estonia, Israel, Russia, Slovenia, Singapore, dan Hongkong. Sebagaimana dalam Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2007, bahwa sekolah/madarasah internasional adalah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasioanl Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu Negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan /atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum Internasional.
29
Jadi, SNP+X di atas artinya bahwa dalam penyelenggaraan SBI, sekolah/madrasah harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan (Indonesia) dan ditambah dengan indikator X, maksudnya ditambah atau diperkaya/dikembangkan/diperluas/diperdalam dengan standar anggota OECD di atas atau dengan pusat-pusat pelatihan, industri, lembaga-lembaga tes/sertifikasi internasional, seperti Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, pusat-pusat studi dan organisasi-organisasi multilateral seperti UNESCO, UNICEF, SEAMEO, dan sebagainya. Ada dua cara yang dapat dilakukan sekolah/madrasah untuk memenuhi karakteristik (konsep) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), yaitu sekolah yang telah melaksanakan dan memenuhi delapan unsur SNP sebagai indikator kinerja minimal ditambah dengan (X) sebagai indikator kinerja kunci tambahan. Dua cara itu adalah: (1) adaptasi, yaitu penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam SNP dengan mengacu (setara/sama) dengan standar pendidikan salah satu anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional; dan (2) adopsi, yaitu penambahan atau pengayaan/ pendalaman/ penguatan/ perluasan dari unsur-unsur tertentu yang belum ada diantara delapan unsure SNP dengan tetap mengacu pada standar pendidikan salah satu anggota OECD/negara maju lainnya.
30
2) Telah menerapkan kurikulum nasional diperkaya dengan kurikulum bertaraf internasional 3) Pembelajaran dilakukan dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa asing (bilingual) 4) Melakukan kerja sama (sister school) dengan Negara OECD atau negara maju lainnya.
2. Sekolah Menengah Pertama Bertaraf Internasional 1) Kurikulum bertaraf internasional (kurikulum SNP yang diperkaya dari negara maju) 2) Proses pembelajaran: berbasis TIK, menggunakan berbagai model pembelajaran (CTL, PAKEM, CBSA, dll), menggunakan bahasa asing (inggris secara bertahap); 3) Kelulusan: memperoleh prestasi kejuaraan internasional/nasional, baik akademik maupun non akademik; 4) Pendidik dan tenaga kependidikan: Kepala Sekolah minimal S2, 20% guru S2, kemampuan bahasa Inggris memenuhi syarat (TOEFL minimal 450), sesuai bidang studinya; 5) Sarpras: SNP yang diperkaya dengan standar sarpras negara maju, yaitu memiliki: perpustakaan, laboratorium (IPA, IPS, Matematika,
TIK/Komputer, Bahasa, Pendidikan Teknologi Dasar), ruang kelas, dan sarpras pokok lainnya 6) Manajemen: berbasis TIK (cyber school), telah bersertifikasi ISO 9001:2008 dan 14000, memiliki sister school, melaksanakan MBS, mampu kerjasama dengan stakeholder lain;
31
7) Pembiayaan: sesuai Permendiknas No 69 th 2009 tentang Standar Pembiayaan yang diperluas sesuai dengan tuntutan kurikulum SBI; 8) Penilaian: menggunakan model-model penilaian sesuai tuntutan kurikulum SBI dan sertifikasi internasional bagi lulusan.
3. Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional 1) Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan, yang diwujudkan dengan adanya: a. Dokumen kriteria input siswa (misal: rapot, tes seleksi dsb) minimal 7,5; b. Dokumen SK Kepala Sekolah tentang nilai KKM minimal 7,5 untuk seluruh mata pelajaran; c. Dokumen nilai rata-rata UN lulusan minimal 7,5; d. Dokumen meraih kejuaraan nasional, regional, dan internasional pada bidang; Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer, Astronomi, Kebumian, Ekonomi, Debat Bahasa Inggris, Olimpiade Penelitian Siswa, Olimpiade Olah raga Siswa Nasional (O2SN), Festival dan Lomba Seni Nasinal (FLS2N), selama mengikuti program Rintisan SMA Bertaraf Internasional.
2) Pemenuhan Standar Isi, yaitu dengan menunjukkan dokumen adopsi, adaptasi materi pelajaran berstandar internasional 3) Pemenuhan Standar Proses, dengan menunjukkan adanya :
32
a. Dokumen
proses
pembelajaran
berbasis
TIK
dan
siswa
menggunakan fasilitas pembelajaran berbasis TIK sebagai sumber belajar; b. Dokumen penyelenggaraan pembinaan kesiswaan untuk meraih prestasi bertaraf internasional;
4) Pemenuhan Standar Pendidik yaitu dengan menunjukkan: a. Foto copy ijazah guru yang berpendidikan S2/S3 minimal 30 %; b. Data kesesuaian mengajar antara ijazah S2 atau S3 bagi pendidik dengan mata pelajaran yang diampu. c. Foto copy sertifikat skor TOEFL 7,5 (computer based) bagi pendidik
5) Pemenuhan Standar Tenaga Kependidikan yaitu dengan menunjukkan : a. Foto copy ijazah Kepala Sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi atau dari perguruan tinggi negara lain yang diakui setara S2 di Indonesia b. Kepala Sekolah mampu berbahasa Inggris, dan/atau bahasa asing lainnya secara aktif; c. Foto copy sertifikat skor TOEFL 7,5 (computer based) bagi Kepala Sekolah; d. Data Kepala Sekolah mengirimkan guru dalam kolaborasi internasional secara mandiri; e. Dokumen penghargaan atas prestasi yang diraih Kepala Sekolah atau tenaga kependidikan pada tingkat nasional atau internasional;
33
f. Dokumen Kepala Sekolah menunjukkan data bahwa dirinya melakukan jejaring internasional.
6) Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana yang diwujudkan dengan adanya: a. Data jumlah ruang kelas yang dilengkapi dengan jaringan dan perangkat TIK; b. Data keadaan ruang perpustakaan digital (dilengkapi jaringan internet) yang berfungsi sebagai sumber belajar; c. Data keadaan ruang dan fasilitas untuk sumber belajar guru (TRRC) yang mendukung pengembangan profesionalisme guru; d. Data keadaan lab kimia, fisika, dan biologi yang berfungsi sebagai sarana belajar siswa; e. Data keadaan lab bahasa, dan lab komputer yang berfungsi sebagai sarana belajar siswa.
7) Pemenuhan
Standar
Pengelolaan
yang
diwujudkan
dengan
memperlihatkan: a. Dokumen RKJM, RKT, dan RKAS sebagai penjabaran dari visi dan misi sekolah; b. Bukti fisik penerapan PAS; c. Foto copy sertifikasi ISO 9001; d. Lingkungan sekolah yang bersih, tertib, indah, rindang, aman, sehat, dan bebas asap rokok;
34
e. Dokumen guru mata pelajaran melaksanakan lesson studi atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK); f. Dokumen sekolah melaksanakan seleksi penerimaan siswa baru sesuai persyaratan standar nasional; g. Dokumen kegiatan sekolah yang menggunakan bahasa Inggris seperti majalah dinding, web sekolah, diskusi siswa, seminar, dsb; h. Dokumen sekolah melaksanakan kegiatan pertukaran
siswa/berkolaborasi dalam pengembangan jejaring internasional; i. Dokumen/bukti sekolah mendayagunakan TIK dalam aktivitas kesiswaan berkolaborasi dalam pengembangan jejaring
8) Pemenuhan Standar Pembiayaan yang diwujudkan dengan adanya: a. Dokumen Dokumen pengumuman pengalokasian anggaran dana block grant pada papan pengumuman di sekolah; b. Dokumen penerimaan pembiayaan pemerintah provinsi; c. Dokumen penerimaan pembiayaan pemerintah kabupaten/kota; d. Dokumen penerimaan pembiayaan masyarakat atau sumber lainnya; e. Dokumen laporan penggunaan alokasi anggaran sesuai dengan rencana; f. Laporan pertanggung jawaban keuangan dalam musyawarah pendidik, tenaga kependidikan, dan komite sekolah;Dokumen kegiatan sekolah yang menggunakan bahasa Inggris seperti majalah dinding, web sekolah, diskusi siswa, seminar, dsb;
35
g. Dokumen alokasi minimum 20% dari seluruh dana block grant untuk bea siswa bagi siswa memiliki potensi akademik tinggi tetapi kurang mampu secara ekonomi, seperti bukti penerima beasiswa.
10) Ruang serbaguna 11) Kantin 12) Klinik 13) Ruang ibadah 14) Ruang kepala sekolah dan administrasi
36
15)
Fasilitas internet di setiap ruang kelas dan WiFi di seluruh sekolah untuk memudahkan akses internet. Setiap siswa tingkatan SMA /SMK menggunakan laptop secara individu dalam mengerjakan tugas sekolah.
16) Ruang terapi untuk special needs 17) Toilet 18) Ruang khusus lainnya sesuai dengan kebutuhan
II.2.5 Kurikulum Yang Digunakan Pada Sekolah Bertaraf Internasional (Kurikulum Inggris)
Pendidikan di Inggris diawasi oleh Departemen Pendidikan dan Departemen untuk Bisnis, Inovasi dan Keterampilan. Pemerintah setempat (LA) mengambil tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan untuk sekolah pendidikan dan negara publik di tingkat regional. Sistem pendidikan dibagi menjadi pendidikan usia dini (usia 3-4), pendidikan dasar (usia 4-11), pendidikan menengah (usia 11-18) dan pendidikan tinggi (usia 18 +).
Tahun Ajaran Tabel di bawah menjelaskan pola-pola yang paling umum untuk sektor sekolah negara di Inggris. Dalam kebanyakan kasus kemajuan dari satu tahun kelompok lain adalah murni didasarkan pada usia, meskipun mungkin dalam beberapa keadaan bagi siswa untuk mengulangi atau melewatkan satu tahun. Pengulangan mungkin karena kurangnya kehadiran, misalnya dari penyakit yang panjang, dan terutama dalam tahun yang memerlukan tes standar. Secara signifikan lebih maju daripada teman-teman sekelas mereka mungkin diteruskan satu tahun lebih.
37
Ages on 31 Agust Year (before school year) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nursery Reception Year 1 Key Stage 1 Year 2 Primary Year 3 School Year 4 Key Stage 2 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10 Year 11 Year 12 16 (lowwer sixth) Key Stage 4/GCSE Sixth Form A / Level, international baccalaureate, Year 13 17 (upper sixth) U, etc cambridge pre College/Sixth Form Secondary School with sixth form Upper School or High School Key Stage 3 Senior School Middle School Junior School Firts School Foundation Stage Infant School Nursery school
Dalam sebagian besar kasus, kemajuan siswa dari sekolah dasar ke tingkat menengah yaitu pada usia 11tahun, di beberapa daerah dibagi menjadi salah satu atau
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 38
dua tingkat dasar dan menengah. Beberapa daerah memiliki tiga tingkat sistem pendidikan dengan tingkat menengah yaitu dari umur 9 sampai 13 tahun. Pendidikan yang didanai negara yaitu dari usia 3 tahun, penuh atau paruh waktu, meskipun hal ini tidak wajib. Jika sekolah terdaftar pada negara, absensi kehadiran menjadi sangat penting ketika anak berusia 5 tahun. Anak-anak dapat terdaftar dalam penerimaan tahun September tahun sekolah itu, jadi mulai sekolah pada usia 4 atau 4,5 tahun. Kecuali siswa memilih untuk tetap berada dalam sistem pendidikan, sekolah wajib berakhir pada hari Jumat terakhir bulan Juni selama tahun akademik di mana siswa mencapai usia 16 tahun.
Kurikulum
Semua sekolah di Inggris diharuskan untuk mengikuti Kurikulum Nasional yang wajib diambil oleh siswa berusia 5-16 tahun yang terdiri dari dua belas mata pelajaran, yaitu bahasa Inggris, matematika, science. Berbagai mata pelajaran lain yang wajib diambil dari ketentuan sekolah yaitu : 1. Seni dan desain (art and design) 2. Kewarganegaraan (citizenship) 3. Desain dan teknologi (design and technology) 4. Geografi (geography) 5. Sejarah (history) 6. Informasi dan komunikasi teknologi (Information and communication technology) 7. Bahasa asing (Modern foreign leanguages) 8. Musik (Music) 10. Pendidikan jasmani (Phisycal education)
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 39
Selain itu, mata pelajaran lain dengan program non-reguler studi dalam kurikulum nasional juga diajarkan, termasuk pendidikan agama, Pendidikan seks, pendidikan Karir dan Pekerjaan yang berhubungan dengan pembelajaran. Pendidikan agama di sekolah untuk individu dengan izin dari orang tua murid tersebut. Demikian pula, orang tua dari anak-anak di sekolah dapat memilih untuk anak mereka keluar dari beberapa atau semua pelajaran pendidikan seks.
II.3.1.1 Kondisi Geografis Kota Palembang merupakan ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis wilayah Kota Palembang berada antara 2 52 - 3 5 LS dan 104 3710452 BT dengan luas wilayah 400,61 Km dengan batas-batas sebagai berikut : Batas Utara : Kabupaten Banyuasin Batas Selatan : Kabupaten Ogan Komering Ilir
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 40
II.3.1.2 Luas Wilayah Kota Palembang terdiri dari 14 kecamatan seluas 400,61 km2 Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu kecamatan Sukarami (98,56 km2), sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu kecamatan 6,5 km2.
Tabel 2.2 Tabel Pembagian Luas Wilayah Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011
khusus untuk fasilitas pendidikan menengah lanjutan atas diarahkan ke pusat-pusat bagian wilayah kota dan untuk akademi dan perguruan tinggi pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan. Rencana kebutuhan fasilitas pendidikan di Wilayah Pengembangan (WP) Palembang Tahun 2004-2014, dibagi kedalam tiga hirarki tingkat pelayanan yaitu pusat primer, pusat sekunder dan pusat tersier. Dimana Kawasan Jaka Baring merupakan pusat sekunder pelayanan fasilitas pendidikan di Kota Palembang. Kawasan di wilayah Jaka Baring berkembang fasilitas pendidikan yang berada di jalan Jend. A. Yani (kelurahan 9 Ulu ).
Lokasi Perencanaan Sekolah Terpadu Bertaraf Internasional nantinya direncanakan di Jln. A. Yani.
II.3.2.1 Tinjauan Peraturan Tapak Rencana Intensitas Bangunan Penetapan besarnya KDB dan KLB RDTRK Wilayah Pengembangan Jaka Baring dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
42
1. Rencana kepadatan penduduk dan rencana kepadatan bangunan yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam Kebijakan Tata Ruang Kota dan Kawasan seperti RTRW, RDTRK yang telah ada. 2. Nilai lahan, semakin tinggi nilai lahan semakin tinggi intensitas penggunaan ruang yang diinginkan. Sehubungan dengan harga atau sewa lahan yang relatif tinggi disana, nilai lahan ini berbeda antara berbagai lokasi dalam kota. 3. Faktor keamanan, yaitu dengan melihat karakteristik fisik lingkungan termasuk konstruksi teknis dan sebagainya, maka KDB dan KLB ditetapkan untuk menjaga keamanan dari penghuni dari kegiatan yang berlangsung dalam bangunan yang bersangkutan. 4. Faktor estetika dan kenyamanan lingkungan KDB dan KLB ini banyak mempengaruhi kerapatan bangunan, tinggi bangunan dan lain-lain yang pada gilirannya menetukan juga garis langit bangunan/ skyline, banyak penyinaran matahari, sirkulasi udara/angin antara bangunan, dan lain-lain.
43
III.1.1 Data yang dikumpulkan Adapun data yang dibutuhkan untuk penulisan laporan ini meliputi data primer dan data sekunder sebagaimana yang dijelaskan di bawah ini : a. Data Primer - Terdiri dari data tentang eksisting tapak/batasan tapak, dan karakteristik sekitar tapak. Untuk perancangan Sekolah Terpadu Bertaraf Internasional rencananya nanti akan didirikan di daerah Plaju di Jln. A. Yani .
- Data tentang kegiatan di Sekolah Terpadu Bertaraf Internasional Kegiatan di STBI a. Kegiatan belajar mengajar
44
- Data pelaku di Sekolah Terpadu Bertaraf Internasional Adapun kelompok pelakunya yaitu : a. Kelompok administrasi sekolah b. Kelompok pengajar c. Kelompok pelajar
b. Data Sekunder - Terdiri dari standar kebutuhan ruang / fasilitas - Data standar RTRWK - Studi terhadap bangunan yang telah ada
III.1.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara memperoleh data primer dan data sekunder. Berikut ini adalah metode pengumpulan data yang digunakan : 1. Studi Literatur Studi literatur merupakan panduan terhadap laporan melalui data-data dari instansi-instansi tertentu maupun melalui buku-buku umum, jurnal, serta sumber dari internet. 2. Wawancara Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan penulisan laporan ini
45
3. Studi Banding Studi banding dilakukan dengan menganalisa bangunan yang memiliki fungsi sejenis baik melalui observasi langsung maupun melalui buku dan internet.
2.
Analisa aspek manusia Analisa terhadap manusia sebagai pengguna objek perancangan dilakukan pada halhal berikut : Jenis dan jumlah pelaku Aktivitas pelaku dan karakter pelaku Pengelompokkan aktivitas
46
Kebutuhan ruang
3.
Analisa aspek bangunan dan teknologi Analisa ini dilakukan pada aspek arsitetur dan struktur. Segi arsitektur yang dianalisa meliputi : Besaran ruang Perhitungan parkir Penataan ruang dan pola perletakan masa bangunan Sirkulasi bangunan Penampilan dan citra bangunan Gubahan massa Adapun segi stuktur yang dianalisa meliputi : Struktur yang digunakan pada bangunan mulai dari pondasi, badan bangunan serta atap bangunan Modul ruang yang digunakan dengan pertimbangan struktur maupun arsitektur Bahan bangunan yang digunakan Utilitas dan kelengkapan bangunan
antar ruang yang menghasilkan organisasi ruang dan sirkulasi yang baik dan karakter pemakai bangunan dan macam kegiatan yang dilakukan. Dasar perancangan pada aspek manusia pada Sekolah Terpadu ini adalah : a. Sekolah Terpadu dapat mewadahi aktivitas pendidikan di dalamnya sehingga dapat diketahui kapasitas kegiatan pemakai bangunan dan luasan ruang yang dibutuhkan sesuai kapasitas pemakainya. b. Menciptakan kesatuan dan keterpaduan yang selaras antara kegiatan tiap unit pendidikan Sekolah Terpadu yang bertarafkan Internasional pada penerapan konsepnya.
2) Aspek Bangunan Aspek yang membatasi segi-segi yang berkaitan dengan penataan massa bangunan seperti bentuk fisik bangunan yang dapat mengekspresikan sekolah yang bertarafkan internasional dan pemakaian struktur dan material yang mempengaruhi tampilan bangunan. Dasar perancangan Sekoalh Terpadu bertaraf Internasional berdasarkan aspek banguna adalah : a) Menentukan bentuk yang dapat memberikan identitas dari Sekolah Terpadu tersebut sehingga memiliki karakteristik dunia pendidikan dan mengekspresikan kegiatan pendidikan di dalamnya. b) Penentuan sistem struktur pada tapak yang terletak di kota Palembang dimana tanahnya cenderung lunak dan berawa berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. c) Menentukan sistem utilitas dan perlengkapan banguna yang sesuai sehingga dapat menunjang keamanan dan kenyamanan para penggunanya dalam belajar mengajar karena kegiatan utama pada bangunan ini adalah pendidikan.
48
3) Aspek Lingkungan Aspek yang membahas segi-segi yang menyangkut bentuk fisik bangunan, sistem persyaratan pada bangunan tapak, kondisi eksisting lingkungan dan juga penggunaan lahan secara maksimal. Dasar perancangan pada aspek lingkungan adalah : a. Memilih lokasi yang tepat dan sesuai dengan fungsi bangunan serta kriteria-kriteria yang ada sebagai tempat pendidikan Sekolah Terpadu yang bertarafkan Internasional. b. Penataan penzoningan antara kegiatan yang sama sehingga mudah dicapai dengan sirkulasi yang jelas pada penerapan konsep.
Kemudian, perlunya meninjau standar perencanaan dan perancangan Sekolah Terpadu bertaraf Internasional dari aspek pendidikan, seperti : 1. Penentuan kurikulum yang akan dipergunakan nantinya 2. Pemenuhan kebutuhan akan ruang kelas berdasarkan rasio jumlah peserta didik 3. Pemenuhan sarana dan prasarana yang bertarafkan internasional yang akan menunjang kegiatan belajar mengajar di Sekolah terpadu nantinya.
49
Penyusunan program adalah penyelusuran masalah dan perancangan adalah pemecahan masalah. Penyusunan program adalah menyelusuri dan menemukan masalah keseluruhan sehingga pemecahan perancangan dapat menyeluruh. Dalam metode perancangan terdapat architecture programming. Menurut Donna P. Duerk dalam buku Architectural Programming pengertian architecture programming adalah the process of managing information so that the right kind of information is available at the right stage of the design process and the best possible. Berdasarkan pengertian diatas maka arsitektur programing adalah rencana, prosedur, dan proses dalam memanage informasi yang dibutuhkan dalam perancangan sehingga mendapatkan informasi yang sesuai sehingga dapat digunakan dalam proses desain. Programming menghasilkan konsep bukan suatu desain. Terdapat 2 hal penting yang dalam arsitektur programming, yaitu 1. exiting state, sesuatu yang ada saat ini seperti peraturan, site, pengguna, iklim dan lain- lain. 2. future state, bagaimana kedepannya rancangan yang kita buat.
Didalam exiting state terdapat 4 hal yang harus diperhatikan yaitu : 1. 2. 3. 4. Mission,merupakan semua tujuan dan arah dalam suatu rancangan. Goal, kualitas yang diinginkan dalam suatu desain. Performance Requirement, merupakan level fungsi. Concept, merupakan fisik antara element desain untuk memenuhi performance requirement.
Programming Pemrograman (programming) adalah suatu proses yang terorganisasikan dan didasarkan pada tatacara yang baku yang dapat dipergunakan pada proyek-proyek besar
50
dan kecil, tipe bangunan yang sederhana dan rumit dan dengan klien tunggal atau banyak. Penyusunan program berguna pada proyek-proyek yang besar, rumit dan tidak terbiasa bagi kelompok-kelompok klien besar. Penyusunan program tidak sekedar mangajukan pertanyaan-pertanyaan, melainkan pemrosesan data mentah menjadi informasi yang berguna dan merangsang klien untuk membuat keputusan-keputusan.
Nilai dari Programming Sasaran dari proses programming adalah menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk disain. Sebagai salah satu alat disain, bantuan program dapat memastikan bahwa kebutuhan dan keinginan klien diharapkan cukup dan baik sesuai kebutuhan yang didinginkan serta memuaskan. Untuk mengorganisasi sejumlah informasi yang akan dianalisis, seorang pemprogram harus diperlengkap dengan suatu kerangka rasional untuk memperjelas situasi dan untuk meningkatkan keteraturan. Kerangka tersebut terdiri dari suatu proses, ada lima langkah yaitu : 1. Goals ( Tetapkan Sasaran ) adalah tujuan akhir dan Konsep adalah alat untuk mencapai tujuan akhir 2. Facts ( Kumpulkan dan analisis Fakta ) adalah menyangkut data dan Analisis; jumlah, tapak, karakteristik pemakai. 3. 4. 5. Concepts ( Ungkapkan dan uji Konsep ) yaitu bagaimana mencapai goals Needs ( Tentukan Kebutuhan ) Apa yang dibutuhkan ( ruang, kualitas dan biaya) Problem ( Nyatakan Masalah ) Kondisi apa yang penting dan menjadi acuan umum yang harus diperhatikan dalam desain Faktor-faktor penentu perancangan berhubungan timbal balik dengan empat pertimbangan utama yaitu : Fungsi Bentuk Ekonomi - Waktu. Keempat
51
pertimbangan yang saling berkaitan tersebut bersama dengan perangkat-perangkatnya menyediakan jaminan akan suatu pendekatan yang menyeluruh kearah perumusan masalah keseluruhan. Ke lima langkah tersebut juga berkaitan secara timbal balik. Langkah-langkah tersebut dirancang bertujuan sebagai berikut : 1. Menguji kesesuaian antara sasaran dengan konsep (yaitu apa yang harus dicapai dan bagaimana caranya). 2. 3. 4. 5. Mengenali hubungan fakta-fakta. Menganalisis kondisi-kondisi yang ada dan yang diproyeksikan. Membuktikan kelayakan proyeknya. Membentuk intisari, kejelasan dan keamungan suatu proyek. Produk terakhir dari penyusunan program (programming) adalah pernyataan permasalahan yang berguna sebagai langkah pertama pada perancangan. Pernyataan masalah haruslah jelas dan ringkas, menurut kata-kata perancang sendiri sehingga tidak ada keraguan bahwa ia mengerti. Pernyataan masalah harus memusat pada hal-hal jelas yang sering terlewat. Pernyataan-pernyataan tersebut mendahului suatu pemecahan yang menyeluruh terhadap masalah keseluruhan bukan mengedampingkan informasi pada langkah sebelumnya tetapi dengan memecakan kambali kerumitan awal dari masalah perancangan menjadi pernyataan-pernyataan yang sederhana dan jelas.
52
Data II
Standar-standar bangunan Perguruan Tinggi, Kriteria dasar, peraturanperaturan bangunan, tinjauan gedung Sekolah Terpadu Bertaraf Internasional
Issue Merupakan hal yang ingin diangkat dalam perencanaan yang kemudian dijadikan misi yang lalu dianalisa untuk mendapatkan konsep bangunan (bangunan, struktur, tapak, utilitas, teknologi dan material).
Mission Yang diharapkan adalah penerapan bangunan dengan menggunakan Arsitektur Postmodern dan Arsitektur Vernakular dalam perancangan gedung Sekolah Terpadu Bertaraf Internasional
PR Yang terukur sesuai dengan goal yang ingin dicapai alam perencanaan Sekolah Internasional Terpadu Bertaraf Merupakan
KONSEP PERANCANGAN
53
Untuk menjalankan metode diatas yang dipergunakan untuk perancangan gedung Sekolah Terpadu Bertaraf Internasional diperlukan informasi dan pengumpulan fakta yaitu ini didapat dari : 1. Studi literatur berupa pencarian data, RTBL kawasan, filosofi perguruan tinggi islam, persyaratan teknis bangunan pendidikan perguruan tinggi negeri, konsep Arsitektur Postmodern dan Arsitektur Vernakular, standarisasi ruang dan material yang didapat dari buku dan internet. 2. Studi observasi lapangan berupa survei lokasi yang sekaligus merupakan lokasi perancangan serta pencarian data berupa bangunan sejenis. 3. Dokumentasi berupa foto- foto yang didapat bersamaan dengan studi observasi.
54
BAB IV KELUARAN
2. Laporan Konseptual (skripsi) Berupa laporan yang memuat penyajian data, analisis perancangan dan studi kawasan yang meliputi kegiatan kajian terhadap literatur, tinjauan eksisting lapangan, analisa karakter kawasan, potensi dan kendala terhadap tapak dan bangunan serta konsep dalam perencanaan dan perancangan.
3. Gambar Kerja a. Site plan dan blok plan b. Denah, tampak, potongan c. Perspektif interior dan eksterior
55
d. Detail arsitektural e. Sistem struktur dan utilitas bangunan serta gambar detailnya
4. Maket Bangunan Selain gambar kerja perancangan, keluaran yang dihasilkan ialah maket bangunan objek perancangan sehingga memperjelas hasil karya objek perancangan.
5. Animasi Desain dalam bentuk video animasi sebagai pelengkap dalam presentasi objek perancangan
56
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/docs/Kebijakan-SBI.pdf http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf http://en.wikipedia.org/wiki/Education_in_England#Curriculum http://maps.google.co.id/maps?hl=id&tab=wl http://www.sisedu.net/home.html Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun 20082013 Duerk, Donna P. Architectural Programming. Van Nostrand Reinhold. New York : 1993
57