Professional Documents
Culture Documents
berkembang pada usia middlehood anak mulai mampu mengintegrasikan karakteristik tertentu dari diri ke dalam konsep umum multidimensional dan mulai mengembangkan self worth. Misalnya saya berbakat di matematika tetapi buruk di kimia
Understanding Emotions
Tahapan perkembangan emosi terbagi menjadi 5 tahapan yaitu: Level 0 Anak anak tidak mengerti bhw ada 2 perasaan yang dapat berjalan bersama, anak hanya mempunyai satu representasi. Misalnya bahagia dan lega dapat dirasakan pada saat yang sama Level 1 Anak mulai dapat melakukan kategorisasi antara emosi positif dan emosi negatif dan anak mulai dapat membandingkan masing-masing kategori misalnya marah dan sedih Level 2 Anak mampu merepresentasikan dua perasaan yang sama pada objek yang berbeda. Contoh: saya senang akan pergi ke bandung dan bahagia bertemu dengan kakek dan nenek saya. Akan tetapi pada level ini anak masih belum mampu mengenali perasaan yang berlawanan pada saat yang sama. Contoh: merasa bahagia dan takut pada saat yang sama
Understanding Emotions
Level 3 Pada level ini anak mulai dapat mengintegrasikan perasaan yang positif dan negatif. Anak dapat mengerti bahwa ada 2 perasaan pada saat yang sama dengan objek yang berbeda. Misalnya: Saya marah pada ayah karena tidak dibelikan mainan (emosi negatif), tapi saya senang karena ibu mengajak saya ke supermarket nanti malam (emosi positif) Level 4 Anak dapat mendeskripsikan perasaan yang berlawanan atau situasi konflik pada objek yang sama. Contoh: Saya bersemangat pergi ke sekolah yang baru tetapi saya sedikit takut
Gender
Gender identity kesadaran pada diri sesorang apakah dirinya laki-laki atau perempuan di lingkungan sosialnya dan ini penting dalam perkembangan konsep diri seseorang Gender differences adalah psychological atau perbedaan tingkah laku yang nampak antara laki-laki dan perempuan Sebelum usia 3 tahun anak laki-laki cenderung terlihat sama dibandingkan terlihat berbeda. Kalaupun ada perbedaan yang utama adalah anak laki-laki cenderung lebih agresif sedangkan anak perempuan cenderung lebih empati dan helpful Pada usia early childhood- adolescence anak perempuan cenderung lebih responsif terhadap segala hal Perbedaan gender juga nampak dari skor inteligensi, dimana laki-laki lebih baik dalam hal kemampuan spatial, penalaran matematika dan penalaran scientific dan anak perempuan lebih baik dalam hal verbal, hitungan matematika, kemampuan motorik halus dan perseptual
PARENTING
Form of dicipline Dicipline adalah metode untuk mengajarkan karakter pada anak, kontrol diri, dan tingkah laku yang dapat diterima dan merupakan alat untuk bersosialisasi Disiplin pada anak dapat dibentuk dengan pemberian Reinforcement maupun Punishment, yaitu anak akan diberikan hukuman untuk tingkah laku yang tidak diinginkan dan akan diberikan penguatan untuk tingkah laku yang baik Reinforcement dapat dibedakan menjadi External reinforcement dan internal reinforcement Punishment yang diberikan diharapkan disesuaikan dengan ketidakpatuhan anak dan konsisten agar efektif Dalam menerapkan disiplin perlu juga menerapkan Power assertion(kekuatan ketegasan), inductive technique (teknik induksi), dan withdrawal of love. Pilihan dan efektivitas strategi disipliner tergantung pada kepribadian orang tua, kepribadaian dan usia anak, kulitas hubungan ortu-anak, dan kebiasan serta kultur
Parenting Style
Terdapat 3 tipe pola asuh menurut Baumrindss model Authoritarian pola asuh yang menekankan pada kontrol dan kepatuhan tanpa syarat Permissive pola asuh yang menekankan pada ekspresi dan regulasi diri. Orang tua mungkin membuat beberapa peraturn dan mengizibkan anak untuk memonitor aktivitas mereka sendiri Authoritative pola asuh yang menggabungkan antara nilainilai individual pada anak tetapi juga menekankan batasan sosial Eleanor Maccoby dan John Martin menambahkan gaya pengasuhan yang ke4 yaitu Neglectful or uninvolved dideskripsikan segai orang tua yang kadang-kadang mengalami stres dan depresi dan lebih berfokus pada kebutuhannya daripada kebutuhan anak
Sumber Agresi
Temperamen anak: emosional, kontrol diri rendah sehingga mengekspresikan marah dalam bentuk agresi Hubungan awal yang negatif dengan Ibu dan anak yang berkorelasi dengan status sosial ekonomi rendah Orang tua tunggal Insecure Lack of attachment Pemberian reinforcement dan punishment yang tidak konsisten Kultur/budaya Media
Fearfulness
Rasa takut adalah hal yang umum pada anak prasekolah Banyak anak usia 2-4 tahun yang takut pada binatang terutama anjing Pada usia 6 tahun anak lebih takut kepada kegelapan Rasa takut yang lain bisa ditujukan pada petir, dokter dan makhluk imajiner. Rasa takut anak bersumber pada kehidupan fantasinya yang intens dan kecenderungannya untuk mencampurkan antara realitas dan imajinasi Rasa takut terkadang dapat berasal dari pengalaman pribadi atau mendengar pengalaman dari orang lain
TUGAS
Carilah suatu kasus anak yang mengalami gangguan secara kognitif dan analisa dampak yang ditimbulkan dalam perkembangannya