You are on page 1of 10

PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES KOTA SUKABUMI

Nama Mahasiswa NIM No 1

TINDAKAN SUNTIK INSULIN : . : . KOMPONEN PENILAIAN YA TIDAK KET

PERSIAPAN ALAT a. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat. b. Obat dalam tempatnya. c. Spuit sesuai ukuran d. Kapas alkohol dalam tempatnya. e. Bak injeksi. f. Bengkok. g. Alas dan perlak PERSIAPAN KLIEN 1. Klien diberitahu tentang hal-hal yang akan dilakukan 2. Lingkungan disiapkan , tabir/scerm dipasang. 3. Klien disiapkan dalam posisi yang sesuai dengan lokasi : a. Jika kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah perut. b. Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah dari perut, lengan atas dan paha. PROSEDUR KERJA 1. Siapkan peralatan dan cuci tangan. 2. Periksa kembali order pengobatan ( 5B + 2 B ) 3. Cuci tangan 4. Pasang sarung tangan 5. Siapkan obat dari ampul / vial 6. Untuk semua insulin, kecuali insulin kerja cepat, harus digulung-gulung secara perlahan-lahan dengan kedua telapak tangan. Hal ini bertujuan untuk melarutkan kembali suspensi. (JANGAN DIKOCOK). 7. Mengambil obat dengan tepat :

Membersihkan bagian atas botol dengan kapas alcohol dan membiarkannya kering sendiri. Membuang kapas alcohol ke bengkok. Menyiapkan spuit dengan tepat, terapkan prinsip one hand. Memasukan jarum melalui karet penutup botol kedalam vial Mendorong udara dalam spuit kedalam vial Memegang vial dengan tangan tidak dominan dan tarik obat sejumlah yang diperlukan. Memeriksa adanya udara dalam spuit, bila ada keluarkan dengan posisi tepat Mengecek ulang volume obat dengan tepat Melepas jarum dari spuit dan ganti dengan yang baru. 8. Pilih lokasi penusukan 9. Bantu klien untuk mendapatkan posisi yg nyaman sesuai tempat yg dipilih. 10. Pasang alas + perlak dibawah lokasi penyuntikan. 11. Dekatkan bengkok 12. Bersihkan lokasi injeksi dengan kapas alkohol. Desinfekasi dengan arah memutar dari dalam keluar. 13. Buka tutup jarum 14. Tarik kulit atau regangkan kulit disekitar area penusukan dengan tangan tidak dominan 15. Dengan tangan yang dominan masukan jarum dengan sudut : Sudut 45 0 pada pasien yang kurus atau pada saat dipegang jaringan yang terkumpul 2,5 cm Sudut 90 0 pada pasien gemuk atau pada saat dipegang jaringan yang terkumpul 5 cm 16. Masukan obat secara perlahan. 17. Tarik jarum dengan sudut yg sama pada saat penusukan. 18. Jika terdapat darah usap dengan kapas kering. 19. Buang jarum pada tempat yang tepat 20. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan

dikembalikan ke tempat semula. 21. Mencuci tangan (Lihat Intruksi Kerja cuci tangan 22. Dokumentasikan : Nama obat, dosis, waktu pelaksanaan, teknik penyuntikan, setiap keluhan klien dan nama & paraf Petugas yang melakukan tindakan ). EVALUASI Melihat respon klien dan reaksi pemberian obat Mengkaji daerah injeksi (edema, phlebitis ) SIKAP 1. Tidak ragu-ragu dalam bekerja 2. Menjaga kebersihan dan kerapihan selama bekerja 3. Tidak buru-buru dan berhati-hati saat bekerja DOKUMENTASI 1. Waktu pelaksanaan 2. Dosis dan nama obat yang akan diberikan 3. Teknik injeksi yang dilakukan 4. Nama perawat yang melakukan dan paraf

Catatan :

Sukabumi, Penguji

Nilai :

( .. )

PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES KOTA SUKABUMI

Nama Mahasiswa NIM No 1

TINDAKAN PERAWATAN LUKA GANGREN : . : . KOMPONEN PENILAIAN YA TIDAK KET

PERSIAPAN ALAT 1. Sarung tangan steril 2. Sarung tangan sekali pakai 3. Set balutan ( gunting, pinset, forsep, l klem arteri, gunting nekrotomi), nierbekken 4. Duk steril, Kassa, kassa gulung 5. Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pernbersih 6. Salep yang diresepkan dokter 7. Larutan pembersih yang diresepkan dokter 8. Plester 9. Kantung plastik untuk sampah 10. Selimut mandi, Bantalan tahan air,terpal plastic PERSIAPAN KLIEN a. Klien diberitahu tentang hal-hal yang akan dilakukan b. Lingkungan disiapkan , tabir/scerm dipasang. c. Klien disiapkan dalam posisi yang nyaman PROSEDUR KERJA 1. Jelaskan prosedur kepada klien 2. Siapkan peralatan yang diperlukan di meja (jangan membuka peralatan) 3. Ambil kantung plastik dan buat lipatan diatasnya. Letakkan kantung plastik agar mudah terjangkau oleh anda 4. Tutup ruangan dengan tirai, tutup semua jendela yang terbuka 5. Bantu klien pada posisi nyaman. Selimut mandi hanya untuk memajankan area luka. Instruksikan klien agar tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.

6. Cuci tangan secara menyeluruh 7. Letakkan bantalan tahan air dibawah klien 8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester 9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan(bila masih terdapat plester pada kulit, dapat dibersihkan dengan aseton) atau gunting bagian tengah balutan pada balutan yang digulung. 10. Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan forsep atau pinset 11. Jika balutan lengket pada luka, dibasahi dengan memakai larutan NaCl, perlahan lepaskan balutan dan eksudat yang mengering. Beritahukan klien tentang penarikan dan ketidaknyamanan 12. Observasi karakteristik dan jumlah drainase pada balutan 13. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain, dan karakteristik drainase. (palpasi bila perlu, dengan bagian tangan non dominan. 14. Buang balutan kotor pada nierbekken atau kantung plastik, hindari kontaminasi permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar. Buang pada nierbekken 15. Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting, pinset dan forsep harus tetap pada nampan steril. Buka botol larutan antiseptik lalu tuang ke dalam kom steril atau kasa steril dan masukan spuit steril pada bak instrumen. 16. Pakai sarung tangan steril 17. Pasang duk steril dekat luka sebagai penanda area tempat steril 18. Letakan kom yg berisi kassa lembab dan cairan steril diatas duk steril. 19. Bersihkan luka dengan larutan yang diinstruksikan, kemudian lakukan nekrotomi, angkat jaringan yang sudah mati dengan menggunakan gunting, lakukan secara terus menerus, setelah jaringan yang mati habis, lalu bersihkan dengan larutan

20.

21. 22.

23.

24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.

antiseptik atau larutan NaCl. Pegang kasa yang dibasahi dalam larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk setiap usapan membersihkan. Bersihkan dari daerah yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi. Jika pada luka terdapat terowongan. Hisap larutan kedalam spuit Saat memegang ujung spuit tepat diatas Iuka, irigasi dengan peralatan tapi secara kontinu dengan tekanan yang cukup untuk mendorong drainase dan debris. Hindari menyemburkan atau menyemprotkan larutan. Irigasi tepat diatas luka. Lanjutkan irigasi sampai larutan yang mengalir kedalam bengkok berwarna jernih Dengan kasa steril, keringkan tepi luka. Bersihkan dari yang kurang terkontaminasi sampai ke Area yang terkontaminasi. Bergerak secara progresif menekan dari garis insisi atau tepi luka. Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan buat kasa seperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan forsep. Secara perlahan masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah Pasang kasa steril kering di atas kasa basah Tutup dengan kasa gulung. Pasang plester diatas balutan atau lakukan pengikatan. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan Sisihkan semua alat dan bantu klien kembali pada posisi nyaman Cuci tangan Catat pada catatan perawat

EVALUASI 1. Melihat respon klien 2. Mengkaji tanda-tanda infeksi dan tahapan penyembuhan luka SIKAP 1. Tidak ragu-ragu dalam bekerja

2. Menjaga kebersihan dan kerapihan selama bekerja 3. Tidak buru-buru dan berhati-hati saat bekerja DOKUMENTASI 1. Waktu pelaksanaan 2. Kondisi luka 3. Jenis larutan untuk membersihkan luka 4. Nama perawat yang melakukan dan paraf

Catatan :

Sukabumi, Penguji

Nilai :

( .. )

PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES KOTA SUKABUMI Nama Mahasiswa NIM No 1. PEMERIKSAAN FISIK SISTEM ENDOKRIN : . : . KOMPONEN PERSIAPAN ALAT 1. Sarung tangan 2. Alat pemeriksaan TTV 3. Hammer 4. Garputala 5. Botol berisi air panas dan dingin 6. Jarum 7. Kapas PERSIAPAN KLIEN 1. Klien diberitahu tentang hal-hal yang akan dilakukan 2. Lingkungan disiapkan , tabir/scerm dipasang. 3. Klien disiapkan dalam posisi yang nyaman. PROSEDUR KERJA 1. Kaji TTV klien 2. Kulit, kuku dan rambut : Inspeksi warna kulit Palpasi (tekstur, kelembaban dan adanya lesi) Inspeksi Kuku dan Rambut (Peningkatan atau penurunan pigmentasi pada kulit dan kuku diperhatikan) 3. Muka Inspeksi bentuk dan kesimetrisan wajah Inspeksi posisi mata : adanya edema periorbital, exopthalamus, Abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi, rahang dan bibir Ekspresi wajah datar/tumpul 4. Leher Adanya peningkatan JVP Adanya penumpukan massa pada leher bagian belakang Kelenjar Thyroid Palpasi kelenjar tyroid terhadap ukuran dan konsistensinya. PENILAIAN YA TIDAK KET

2.

3.

4. 5.

Auskultasi : adanya bunyi bruit pada area leher 5. Payudara (pada wanita) Inspeksi : Pada wanita : Adanya bentuk payudara yang tidak berkembang Pertumbuhan bulu pada area dada Adanya striae pada payudara Pada pria : Adanya pembesaran ukuran payudara 6. Fungsi Motorik Mengkaji tendon dalam-tendon refleks 7. Fungsi sensorik Mengkaji fungsi sensorik ; Tes sensitivitas klien terhadap nyeri, temperature, vibrasi, sentuhan, lembut. Bandingkan kesimetrisan area pada kedua sisi dan tubuh. Bandingkan bagian distal dan proksimal dan ekstremitas. Minta klien untuk menutup mata. Untuk mengetes nyeri gunakan jarum yang tajam dan tumpul. Untuk tes temperature. gunakan botol yang berisi air hangat dan dingin. Untuk mengetes rasa getar gunakan penala garpu tala. Untuk mengetes stereognosis, tempatkan objek (bola kapas, pembalut karet) pada tangan klien : Minta klien mengidentifikasi objek tersebut. 8. Struktur Muskuloskeletal Inspeksi ukuran dan proporsional : struktur tubuh klien. Tulang yang sangat besar, bisa merupakan indikasi akromegali. Adanya lesi pada bagian ekstermitas bawah. 9. Hipokalsemi Tetani Pengkajian tanda trousseaus dan tanda Chvoteks : Peningkatan kadar kalsium tangan dan jari-jari klien kontraksi (spasme karpal) 10. Testis (pada pria) Inspeksi dan palpasi bentuk dan ukuran testis. EVALUASI Melihat respon klien SIKAP Tidak ragu-ragu dalam bekerja Tidak buru-buru dan berhati-hati saat bekerja.

6.

DOKUMENTASI Waktu pelaksanaan Hasil temuan pada saat melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan endokrin Nama perawat yang melakukan dan paraf Sukabumi, Penguji,

Catatan :

Nilai :

( .. )

You might also like