You are on page 1of 9

NAMA KELOMPOK : 1. Emha Aenul F 2. Endro Julianto 3. Fella Oktavianisa S 4. Iman Muttaqin 5. Ligar Hervian 6. Maria Ulfah 7.

Musapik 8. Nindyaning Puspa M 9. Siti Nurjanah KELAS : X11 IPA 4 (10) (11) (12) (19) (22) (23) (25) (29) (35)

PUISI KONTEMPORER PENGERTIAN PUISI KONTEMPORER Istilah puisi kontemporer di padankan dengan istilah puisi inkonvensional, puisi masa kini, puisi mutakhir, istilah kontemporer di dalam puisi kontemporer tidak menunjuk kepada waktu walaupun di dalam kamus istilah itu berarti dewasa ini. Masa kini atau mutakhir , pengenaan atau penerapan istilah kontemporer pada puisi kontemporer lebih mengarah kepada kehendak menunjukkan pada kondisi kreatif seniman di dalam mengolah dan menemukan idiom-idiom baru. Oleh karena itu, puisi kontemporer tidak menunjuk pada waktu. Didalam puisi kontemporer salah satu wajah yang penting adalah wajah eksplorasi dan sejumlah kemungkinan baru. Kemugkinan baru itu antara lain lahirnya eksperimen berupa penjungkirbalikan kata. Penciptaan kata-kata baru. Penciptaan idiom-idiom baru, percobaan semantik dan sintaksis. Puisi kontemporer tidak hanya terikat pada tema, tetapi juga terikat pada struktur fisik puisi. Berdasarkan keberadaan puisi kontemporer ini, maka pengertiannya, puisi yang muncul pada masa kini yang bentuk dan gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi pada umumnya, puisi yang lahir di dalam kurun waktu tertentu yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lainnya. PENGERTIAN PUISI INDONESIA KONTEMPORER Jika pengertian puisi kontemporer itu di kaitkan dengan puisi Indonesia, maka puisi Indonesia kontemporer adalah puisi Indonesia yang lahir di dalam waktu tertentu yang berbentuk dan bergaya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi lama pada umumnya. Atau puisi Indonsia kontemporer adalah puisi Indonesia yang memiliki ciri-ciri nilai dan estetika yang berbeda dengan puisi-puisi sebelumnya

atau pada umumnya

CIRI-CIRI PUISI KONTEMPORER :


Bentuknya itu pasti tidak seperti puisi biasa Pada umumnya bertemakan kritikan Maknanya sangat sulit ditangkap Sering sekali mempermainkan kata di dalamnya Puisi bergaya mantra dengan sarana kepuitisan berupa pengulangan kata, frasa, atau kalimat. Gaya bahasa paralelisme dikombinasi dengan gaya bahasa hiperbola dan enumerasi dipergunakan penyair untuk memperoleh efek pengucapan maksimal.

Tipografi puisi dieksploitasi secara sugestif dan kata-kata nonsens dipergunakan dan diberi makna baru.

Kata-kata dari bahasa daerah banyak dipergunakan untuk memberi efek kedaerahan dan efek ekspresif.

Asosiasi bunyi banyak digunakan untuk memeroleh makna baru Banyak digunakan gaya penulisan prosais Banyak menggunakan kata-kata tabu Banyak ditulis puisi lugu untuk mengungkapkan gagasan secara polos.

MACAM-MACAM PUISI BARU / PUISI KONTEMPORER : 1. DISTIKON Distikon adalah sanjak 2 seuntai, biasanya bersajak sama. Contoh : Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal Berkali-kali kita jatuh Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank)

2. TERZINA Terzina adalah sanjak 3 seuntai. Contoh : Dalam ribaan bahagia datang Tersenyum bagai kencana Mengharum bagai cendana Dalam bahgia cinta tiba melayang Bersinar bagai matahari Mewarna bagaikan sari Dari ; Madah Kelana Karya : Sanusi Pane 3. QUATRAIN Quatrain adalah sanjak 4 seuntai Contoh : Mendatang-datang jua Kenangan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau Membayang rupa jua Adi kanda lama lalu Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala) 4. QUINT Quint adalah sanjak 5 seuntai Contoh : Hanya Kepada Tuan Satu-satu perasaan Hanya dapat saya katakan Kepada tuan Yang pernah merasakan Satu-satu kegelisahan Yang saya serahkan Hanya dapat saya kisahkan

Kepada tuan Yang pernah diresah gelisahkan Satu-satu kenyataan Yang bisa dirasakan Hanya dapat saya nyatakan Kepada tuan Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank) 5. SEXTET Sextet adalah sanjak 6 seuntai. Contoh : Merindu Bagia Jika harilah tengah malam Angin berhenti dari bernafas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih (Ipih) 6. SEPTIMA Septima adalah sanjak 7 seuntai. Contoh : Indonesia Tumpah Darahku Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung gemunung bagus rupanya Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya (Muhammad Yamin) 7. STANZA ( OCTAV ) Octav adalah sanjak 8 seuntai Contoh : Awan Awan datang melayang perlahan Serasa bermimpi, serasa berangan

Bertambah lama, lupa di diri Bertambah halus akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang Dalam kehidupan teguh tenang (Sanusi Pane) 8. SONETA Soneta adalah bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance. Contoh : Gembala Perasaan siapa ta kan nyala ( a ) Melihat anak berelagu dendang ( b ) Seorang saja di tengah padang ( b ) Tiada berbaju buka kepala ( a ) Beginilah nasib anak gembala ( a )` Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) Pulang ke rumah di senja kala ( a ) Jauh sedikit sesayup sampai ( a ) Terdengar olehku bunyi serunai ( a ) Melagukan alam nan molek permai ( a ) Wahai gembala di segara hijau ( c ) Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c ) Maulah aku menurutkan dikau ( c ) (Muhammad Yamin) JENIS PUISI KONTEMPORER : 1. Puisi Tanpa Kata Yaitu puisi yang sama sekali tidak menggunakan kata sebagai alat ekspresinya. Sebagai gantinya di gunakan titik-titik, garis, huruf, atau simbol-simbol lain. 2. Puisi Mini Kata Yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata dalam jumlah yang sangat sedikit, dilengkapi dengan symbol lain yang berupa huruf, garis, titik, atau tanda baca lain.

3. Puisi Multi Lingual Yaitu Puisi kontemporer yang menggunakan kata atau kalimat dari berbagai bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. 4. Puisi Tipografi Yaitu puisi kontemporer yang memandang bentuk atau wujud fisik puisi mampu memperkuat ekspresi puisi. Bahkan wujud fisik puisi dipandangg sebagai salahh satu unsure puisi, sebagai suatu tanda yang memiliki makna tertentu, yang tidak terlepas dari keseluruhan makna puisi. 5. Puisi Supra Kata Yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata-kata konvensional yang dijungkir-balikkan atau penciptaan kata-kata baru yang belum pernah ada dalam kosakata bahasa Indonesia. Puisi macam ini lebih mementingkan aspek bunyi dan ritme, sehingga merangsang timbulnya suasana magis (cenderung sebagai puisi mantra). 6. Puisi Idiom Baru Puisi macam ini dibedakan dengan puisi konvensional terutama oleh penggunaan idiom-idiom baru yang terdapat didalamnya. Puisi idiom baru tetap menggunakan kata sebagai alat ekspresinya, tetapi kata tersebut dibentuk dan diungkapkan dengan cara baru, diberi nyawa baru. Digunakan idiom-idiom baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya. 7. Puisi Mbeling Puisi mbeling pada umumnya mengandung unsure humor, bercorak kelakar. Dalam puisi ini sering terdapat unsure kritik, terutama kritik sosial. Puisi mbeling tidak mengharamkan penggunaan suatu kata. Semua kata mempunyai hak yang sama dalam penulisan puisi ini. PERBEDAAN PUISI LAMA DAN PUISI MODERN Puisi Lama terikat pada aturan tata bahasa sedangkan puisi baru tidak terikat pada aturan apapun Puisi Lama tidak menyebutkan nama pengarang sedngkan puisi baru nama perngarang disebutkan Puisi Lama dibicarakan dari mulut ke mulut sedangkan puisi baru didistribusikan dalam sebuah buku Puisi Lama udayax berasaL dari arab dan india sedngkan puisi baru berasal dari barat. Puisi baru lebih bebas dari pd puisi Lama, karena puisi Lama biasanya menggunakan pola 444

Puisi Lama terikat pada rima sedangkan puisi baru tidak

CONTOH PUISI KONTEMPORER Contoh 1 Ping di atas pong pong di atas ping ping ping bilang pong pong pong bilang ping mau pong? bilang ping mau mau bilang pong mau ping? bilang pong mau mau bilang ping ya pong ya ping ya ping ya pong tak ya pong tak ya ping ya tak ping ya tak pong kutakpunya ping kutakpunya pong pinggir ping kumau pong tak tak bilang ping pinggir pong kumau ping tak tak bilang pong (Sutarji Calzoum Bakhri)

Contoh 2 hai Kau dengar manteraku kau dengar kucing memanggilMu izukalizu mapakazaba itazatali tutulita papaliko arukabazaku kodega zuzukalibu tutukaliba dekodega zamzam lagotokoco zukuzangga zegezegeze zukuzangga zege zegeze zukuzangga zegezegeze zukuzang ga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zu ku zangga zegezegeze aahh....!

nama nama kalian bebas carilah tuhan semaumu (Sutarji Calzoum Bakhri)

Contoh 3 batu risau batu pukau batu Kau-ku batu sepi batu ngilu batu bisu kaukah itu teka teki yang tak menepati janji ? (Sutardji Calzoum Bahri)

Contoh 4 O dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau siakalian siasia waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswaswaswas duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai oku okau okosong orindu okalian obolong o risau o Kau O... (Sutardji Calzoum Bachri)

Contoh 5 AMUK Ngiau! Kucing dalam darah dia menderas Lewat dia mengalir ngilu ngiau dia ber Gegas lewat dalam aortaku dalam rimba Darahku dia besar dia bukan hariamau bu

Kan singa bukan hiena bukan leopar dia Macam kucing bukan kucing tapi kucing Ngiau dia lapar dia menambah rimba af Rikaku dengan cakarnya dengan amuknya Dia meraung dia mengerang jangan beri Daging dia tak mau daging jesus jangan Beri roti dia tak mau roti ngiau.

You might also like