You are on page 1of 3

Perpindahan Panas Secara Konveksi dan Konduksi Panas atau kalor adalah salah satu bentuk energi, yaitu

energi panas. Jika suatu benda melepaskan kalor pada benda lain maka kalor yang diterima benda lain sama dengan kalor yang dilepas benda itu. Pernyataan ini disebut juga sebagai Asas Black, yaitu jumlah kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Panas dapat berpindah melalui radiasi, konveksi dan konduksi. Media yang digunakan dalam perpindahan panas bisa berupa zat padat, cair maupun udara (gas). Manusia juga menghasilkan kalor atau panas, sama halnya dengan peralatan mekanis seperti mesin atau peralatan eletronika. Panas yang dihasilkan adalah berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukannya. Jika panas yang dihasilkan berlebih karena proses aktivitas yang terus menerus maka harus segera didinginkan. Bila ini terjadi pada peralatan mekanis maka pendinginan dapat dilakukan dengan cara pemberian fan atau kipas untuk mengeluarkan panas dengan segera jika tidak maka akan rusaklah peralatan mekanik tersebut.Jika panas yang berlebih terjadi pada tubuh manusia maka hal ini akan mengganggu kenyamanan kita dalam beraktivitas, keseimbangan suhu pada manusia harus dipertahankan atau dikendalikan agar kenyamanan suhu dapat tercapai. Tubuh manusia mempunyai mekanisme alam untuk mempertahankan keseimbangan suhu tersebut, mekanisme itu adalah Berkeringat atau menggigil. Bila laju perpindahan panas tubuh terlalu lambat maka tubuh akan memberi peringatan kepada kita melalui keringat yang berlebih sedangkan bila perpindahan panas terlalu cepat maka yang terjadi adalah menggigil. Konveksi Konveksi adalah perpindahan panas karena terjadinya perpindahan zat. Peristiwa konveksi atau aliran zat terjadi pada perubahan suhu suatu zat. Contohnya adalah air yang sedang direbus. Zat cair dan gas yang terkena panas maka molekul-molekulnya bertambah besar dan beratnya tetap, sehingga akan bergerak ke atas. Gerakan ke atas ini akan diikuti oleh gerakan zat lain secara terus menerus sehingga terjadi aliran zat karena panas. Dari peristiwa aliran inilah, maka panas dapat merambat secara konveksi. Contoh lain yaitu Mengapa kebanyakan orang yang mengendarai sepeda motor biasanya menggunakan jaket ? Tujuannya cuma satu, yaitu mencegah agar kalor tidak kabur dari dalam tubuh. Ketika kita mengendarai sepeda motor, tubuh kita bergerak. Proses konveksi terjadi ketika angin melewati tubuh. Suhu udara yang lebih rendah daripada tubuh membuat kalor yang ada pada tubuh ikut terbawa oleh angin. Untuk meminimalisasi perpindahan panas dari tubuh ke lingkungan, maka dianjurkan untuk memakai jaket. Besarnya konveksi tergantung pada : a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A). b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida ( T). c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada : # viscositas fluida # kecepatan fluida # perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida # kapasitas panas fluida # rapat massa fluida # bentuk permukaan kontak

Konduksi Konduksi adalah perpindahan panas melalui benda padat. Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Pada umumnya, konduktor terbuat dari logam. Benda yang sukar menghantarkan panas disebut isolator. Menurut Wikipedia, pada peristiwa konduksi, panas mengalir melalui molekul-molekul zat tanpa memindahkan atau menggerakkan molekul zat itu. Benda padat memiliki kemampuan merambatkan panas secara konduksi yang berbeda-beda. Manusia menggunakan termometer untuk mengukur suhu zat cair, padat maupun gas. Termometer yang dibuat manusia umumnya berisi air raksa atau alkohol. Cara bekerja termometer berdasarkan proses pemuaian. Jika suhu naik, maka air raksa akan memuai dan permukaan air raksa ikut naik. Sebaliknya, bila suhu turun, maka permukaan air raksa akan turun. Dengan cara ini kita dapat mengukur suhu tubuh seseorang sehingga bisa diketahui sedang sehat atau sakit. Contoh lain yaitu Kenapa keramik terasa lebih sejuk atau lebih dingin daripada keramik? Keramik memiliki konduktivitas termal yang lebih besar daripada karpet. Karenanya Ubin merupakan penghantar kalor yang bagus, sedangkan temannya si karpet merupakan pernghantar kalor yang buruk. Ketika kita menginjak karpet, kalor mengalir dari kaki menuju karpet. Hal ini terjadi karena suhu tubuh kita lebih tinggi dari suhu karpet. Karena si karpet merupakan penghantar kalor yang buruk maka kalor alias panas yang mengalir dari kaki kita menumpuk di permukaan karpet. Akibatnya permukaan karpet menjadi lebih hangat. Kaki kita pun akan terasa hangat. Ketika kita menginjak ubin atau keramik, kalor mengalir dari kaki menuju si ubin atau keramik. Karena si ubin merupakan penghantar kalor yang baik maka kalor alias panas yang mengalir dari kaki kita tidak tertahan di permukaan keramik. Kalor mengalir dengan lancar sehingga kaki kita terasa dingin. Konduktifitas Termal Dapat diartikan sebagai kadar aliran kalor melalui seunit luas sekeping bahan dengan seunit ketebalan dan seunit perbedaan suhu. Konduktifitas termal dipengaruhi oleg beberapa faktor, yaitu. 1. Kandungan uap air 2. Suhu

3. Berat jenis 4. Keadaan pori pori bahan Sebuah objek dengan nilai konduksi yang besar adalah penghantar panas yang baik, sebaliknya apabila memiliki nilai k yang kecil objek tersebut merupakan penghantar panas yang buruk atau merupakan insulator yang baik. Kandungan air pada suatu bahan meningkatkan nilai konduksi termalnya, karena air memiliki konduksi termal kira kira 25 kali lebih besar dari udara bersih. Pengaruh suhu terhadap konduksi termal adalah seiring dengan peningkatan suhu maka akan terjadi peningkatan konduksi termal dari bahan tersebut. Selain itu nilai konduksi termal juga berubah apabila terdapat perubahan berat jenis dan kandungan kelembapan sesuatu bahan. Bahan dengan berat jenis yang tinggi merupakan pengalir panas yang baik, sebaliknya apabila berat jenis semakin rendah, maka semakin rendah pula konduksi termalnya. Aliran kalor dinyatakan dalam watt, satuan konduktivitas termal ialah watt per meter derajat celcius atau (W/m.oC). Nilai angka konduktivitas termal itu menunjukkan berapa cepat kalor mengalir dalam bahan tertentu. Tahanan Termal Para insinyur biasanya menggunakan konsep tahanan termal (R = resistansi termal) untuk menyatakan kemampuan suatu bahan dalam menghambat aliran kalor. Tahanan termal merupakan perbandingan antara ketebalan suatu bahan dengan konduktivitas termal bahan tersebut. Secara matematis bisa dirumuskan sebagai berikut : perpindahan-kalor-f Keterangan : R = tahanan alias hambatan termal l = ketebalan bahan k = konduktivitas termal Tambahan : Pada umumnya zat padat merupakan konduktor termal yang baik, sedangkan zat cair dan zat gas merupakan konduktor termal yang buruk. Konduktor termal = penghantar panas alias kalor. Zat cair dan zat gas bisa disebut juga sebagai isolator termal terbaik. Isolator termal = penghambat panas alias kalor. Tahanan Kontak Termal Pada pemasangan beberapa benda menjadi satu (contoh dinding komposit) akan terjadi bidang kontak antara keduanya yang akan menyebabkan penurunan temperature secara tiba-tiba pada persinggungannya. Hal ini terjadi karena adanya tahanan kontak termal (thermal contact resistance), dimana nilai kekasaran permukaan bidang kontak akan mempengaruhi laju perpindahan kalor. Ada dua unsur pokok yang menentukan perpindahan kalor pada sambungan, yaitu : Konduksi antara zat-padat dengan zat padat pada titiktitik persinggungan (contact spot) Konduksi pada gas yang terkurung pada ruang-ruang lorong yang terbentuk pada persinggungan (air gap).

You might also like