You are on page 1of 24

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, di susul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa menggunakan alat pertolongan pada usia kehamilan 30-40 minggu atau lebih dengan berat bayi 2500 gram atau lebih dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang di bantu dengan kekuatan kontraksi uterus dan tenaga mengedan. Sedangkan menurut WHO persalinan normal adalah persalinan yang di mulai dengan cara spontan ( dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), resiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik, persalinan normal disebut juga portus spontan , yang merupakan proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dan tenaga ibu itu sendiri, tanpa bantuan alat-alta serta yang melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

1|Page

BAB II MENOLONG PERSALINAN SESUAI ASUHAN PERSALINAN NORMAL

A. Defenisi Pesalinan Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, di susul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa menggunakan alat pertolongan pada usia kehamilan 30-40 minggu atau lebih dengan berat bayi 2500 gram atau lebih dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang di bantu dengan kekuatan kontraksi uterus dan tenaga mengedan. Sedangkan menurut WHO persalinan normal adalah persalinan yang di mulai dengan cara spontan ( dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), resiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik, persalinan normal disebut juga portus

spontan , yang merupakan proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dan tenaga ibu itu sendiri, tanpa bantuan alat-alta serta yang melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamialan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi kepala belakang yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.

2|Page

B. Tujuan Asuhan Persalinan Normal Tujuan asuhan perrsalinan normal adalah untuk menjaga

kelangsungan hidup dan member ikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya , melalui beberapa upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan

pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang di ingiinkan.dengan demikian setiap intervensi yang akan di aplikasikan dalam asuahn persalinan normal harus mempunyai alas an dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut demi kemajuan dan keberhassilan proses persalinan. Lima benang merah dalam asuhan persalinan dan kelahira bayi: a. Membuat keputusan klinik b. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi c. Pencegahan infeksi d. Pencatatan (rekam medic) asuhan persalinan e. Rujukan a. Membuat keputusan klinik Membuat keputusan klinik merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuahn ayng di perlukan pasien. Keputusan harus akurat, komprehensif dan aman bagi pasien, keluarga maupun petuges yang memberikan pertolongan. Keputusan klinik tersebut di hasilkan melalui serangkaian proses dan metode yang sistematis menggunakan informasi dan hasil olah kognitif dan intiutif serta di paddukan dengan kajian teoridan ientervensi berdasarkan bukti(evidence based), keterampilan dan pengalaman yang di terrangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan di perlukan dalam upaya menyelesaikan masalah dan uan dan keterrampilan berfokus pada pasien. Pengetahuan dan keterampilan saja tida dapat menjamin asuhan yang di berikan dapat memberikan hasil maksimal atau memnuhi standar kualitas pelayanan dan harapan pasien apabila tidak disertai dengan perilaku yang terpuji.
3|Page

Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik: a. Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan. Semua pihak yang terlibat mempunyai peranan penting dalam setiap langkah untuk membuat keputusan klinik. Data utama( misalnya riwayat persalinan), data projektif yang diperoleh dari anamnesis dan data objektif dari pemerriksaan fisik. Di peroleh melalui upaya sistematis dan terfokus. Validitas dan akurassi data akan sangat membantu pemberi pelayanan untuk melakukan analisis dan akhirnya membuat keputusan klinik yang tepat. Pengumpulan data dapat di lakukan dengan cara: 1) Anamnesis dan observasi langsung : berbicara dengan ibu, mengajukan pertanyaaan-pertanyaan mengenai kondisi ibu dan apakah ibu terlihat sehat dan sakit,merasa myaman atau nyeri. 2) Pemeriksaan fisik: inspeksi,palpasi,auskultasi,perkusi. 3) Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan laboraturium,USG,rontgen dsb. 4) Catatan medic b. Interprestasi untuk mendukung diagnosis atau identifikasi masalah Setelah dat di kumpulkan, penolong persalinan dapat melakukan analisis data menuju pembuatan diagnosis. Peralihan dari analisis data menuju pembuatan diagnosis bukanlah suatu proses linier melainkan suatu proses sirkuler yang berlangsung terus menerus. Untuk membuat diagnosis dan identifikasi masalah di perlukan data yang tepat dan akurat, Kemampuan untuk menginterprestasi/ analisa data dan pengetahuan esensial ,instuisi serta pengalaman yang relafan dengan masalah yang ada. Diagnosis di buat sesuai dengan istilah atau momenklatur spesifik kebidan yang mengacu pada data utama, analisis data subjektif dan objektif yang di peroleh. Diagnosis menunjukan variasikondisi yang berkisar antara normal dan patologis yang memerlukan upaya kolektif untuk menyelesaikannya. Masalah dapat merupakan bagian dari diagnosis sehingga selain upaya korektif untuk diagnosis, juga di perlukan upaya penyerta untuk mengatasi masalah.

4|Page

c. Menetapkan diagnosis kerja atau merumuskan masalah. Bagian ini di analogikan dengan proses membuat diagnosis kerja setelah mengembangkan berbagai diagnosis lain(diagnosis

banding.rumusan masalah mungkin saja terkait secara langsung maupn tidak langsung terhadap diagnose tetapi jaga dapat menjadi masalah utama yang saling terkait dengan beberapa massalah penyerta atau faktor lain yang berkontribusi dalam terjadinya masalah utama. d. Menilai seadanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk menghadapi masalah Bidan sebagai petugas dinilai depan tidak hanya di harapkan terampil untuk membuat diagnosis bagi passion atua klien yang di layaninya tetapi juga harus mampu mendeteksi setiap situasi yang dapat menagncam keselamatan jiwa ibu dan bayinya.untuk mengenali situasi terrsebut, para bidan harus pandai membaca situasi klinik dan masyarakat setempat sehingga mereka tanggap dalam mengenali kebutuhan terhadap tindakan segera sebagai langkah penyelamat ibu dan bayinya apabila situasi gawat darurat terjadi. e. Menyusun rencana asuhan atau intervensi Rencana asuhan dan intervensi bagi ibu bersalin di kembangkan melalui kajian data yang di peroleh, diidentifikasikan kebutuhan atau kesiapan asuhan dan intervensi dan mengukur sumber daya untuk

membuat ibu bersalin dapat di tangani secara baik dan melindunginya dari berbagai masalah atau pelayanan, kenyamanan ibu maupun mengancan keselamatan ibu maupun bayinya. Rencana asuhan harus di jelaskan dengan baik kepada ibu dan keluarganyaagar mereka mengerti manfaat yang di harapkan dan upaya penolongan untuk menhindari ibu dan bayinya dari gangguan yang mungkin dapat mengancam keselamatan jiwa atau kwalitas hidup mereka. f. Melaksakan asuahn Setelah rencara asuhan di buat maka laksanakan rencana tersebut dengan tepat waktu dan aman.hal ini akan menghindari terjadinya penyulit dan memastikan bahwa ibu dan bayinya yang baru lahir akan menerima

5|Page

asuhan dan perawatan yang mereka butuhkan. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang beberapa intervensi yang dapat dijaddikan pilihan untuk kondisi yang sesuai dengan apa yang sedang di hadapi sehingga mereka dapat membuat pilihan yang tepat dan benar. Pada beberapa keadaan penolong sering dihadapkan pada pilihan yang sulit karena ibu dan keluarga meminta penolong untuk melakukan intervensi yang baikbagi mereka dan hal ini memerlukan upaya pengertian lebih agar ibu dan keluarga mengerti bahwa hal ini terkait hak klien dan kewajiban petugas untuk memperoleh hasil terbaik. Beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan yaitu: 1. Bukti-bukti ilmiah 2. Rasa percaya ibu terhadap penolong persalinan 3. Pengalaman saudara atau kerabat untuk kasus serupa 4. Tempat dan kelengkapan fasilitas kesehatan 5. Biaya yang di perlukan 6. Akses tempat tujuan 7. Luaran dari sistem dan sumber daya yang ada g. Memantau dan mengevaluasi efektivitass atau intervensi Piata laksanaan yang telah di kerjakan kemudian di evaluasi untuk menilai efektifitasnya. Tentukan apakah perlu di kaji ulang atau di teruskan sesuai dengan rencana kebutuhan saat itu. Jika padda saat evaluasi di temukan bahwa status ibu ddan bayi baru lahir telah berubah, sesuai dengan assuhan yang di berikan untuk memenuhi perubahan kebutuhan terrsebut. Asuhan atau interrvensi di anggap membawa manfaat dan teruji efektif apabila massalah yang di hadapi dapat di selesaikan atau membawa dampak yang menguntung terhadap diagnosis yang telah di tegakkan. Apapun jenisnya dan intervensi yang telah di berikan harus efesien, efektif daan dapat di aplikasikan pada kasus serupa padda masa mendatang.

6|Page

b. Asuhan Sayang Ibu Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya , kepercayaan dan keinginan sang ibu.salah satu prinsip dasar assuahn sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan keluarga selama proses persalina dan kelahiran bayi. Banyak hasil peneliitian menunjukan bahwa jika ibu di perhatikan dan di beri dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai prosses persalinan dan asuhan yang akan di terima mereka, maka ibu akan merasa aman dan keluarga lebih baik, di sebut juga bahwa hal tersebut dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan vacum, cunam dan seksio sesar dan persalinan berlangsung lebih cepat. Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan: a. Panggil ibu sesuai namanya,hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya b. Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum asuahn terrsebut di mulai c. Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarga d. Anjurkan ibu berbicara dan membicarakan rasa takut dan khawatirnya e. Dengakan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu f. Memberikan dukungan, besarka hatinya dan tentramkan persaaan ibu serta anggota keluarganya g. Anjurkan ibu di temani suami atau keluarga selama persalin dan kelahiran bayinya h. Ajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara-ccara bagaiman mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya. i. Secara konsisten lakukan praktik-pratik pencegahan infeksi j. Hargai privasi ibu

7|Page

k. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayinya l. Anjurkan ibu untk minum dan makan makanan ringan selama ia menginginkannya m. Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisonal mengangggu kesehatan ibu n. Hindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan seperti episiotomy, pencukuran klisma o. Anjurkan ibu untuk mememluk byinya sesegera munngkin p. Membantu memulai pemberian asi satu jam pertama kelahiran bayi q. Siapkan rencana rujukan r. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahan-bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang di perlukan. Siap untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi. Asuahn sayang ibu dan bayi passca pesalinan : a. Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya ( rawat gabung ) b. Bantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui pemberian asi sesuai permintaan bayi c. Ajarkan ibu dan keluarga tentang nutrisi dan istirahat yang cukup setelah melahirkan d. Ajarkan suami dan anggota keluarga untuk memeluk bayi dan mensyukuri kelahiran bayi e. Ajakan ibu dan anggota keluarga tentang tanda dan gejala bahaya yang mungkin terjadi dan anjurkan mereka untuk mencari pertolongan jika timbul masalah atau rasa khawatir dan anjurkan selagi tidak

c. pencegahan infeksi Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terlepas dari komponennkomponen lain dalam asuahn selama perssalinan dan kelahira bayi. Tindakan ini harus di terapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu , baik bayi baru lahir, keluarga penolong persalinan dan

8|Page

tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur. Dilakukan juga untuk mengurangi resiko penularan penyakit berbahaya yang hingga kini belum di temukan pengobatanya seperti hepatitis, HIV/AIDS. Tujuan tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuahan kesehatan : Meminimalkan infeksi yang di sebabkan oleh mikroorganisme Menurunkan penularan penyakit yang mengancam jiwa

Defenisi tindakan-tindakan dalam pencegahan infeksi: 1. Asepsis atau teknik aseptik Merupakan semua usaha yang di lakukan dalam mencegah masuknya microorganism dalam tubuh yang mungkin akan menyebabkan infeksi. Caranya adalah menghilangkan dan /menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, jaringan dan benda-benda hingga tingkat aman. 2. Antisepsis Antisepsis adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani sacara aman benda-benda (peralatan medis,sarung tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. 4. Mencuci dan membilas Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah,cairan tubuh atau benda asing (debu, kotoran) dari kulit atau instrument.

9|Page

5. Disinfeksi Disinfeksi adalah tindakan yang di lakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit pada semua bendabenda mati atau instrument. 6. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) Yang merupakan tindakan untuk menghilangkan semua

mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau kimiaw. 7. Steriliasi Dimana tindakan ini di lakuka untuk menghilangkan

mikroorganisme termasuk endospora pada benda mati atau instrumen. Tindakan pencegahan infeksi: a) Cuci tangan seluruh permukaan kedua tangan dicuci dengan sabun selama 1530 detik dan dicuci dengan air yang mengalir. Waktu mencuci tangan : Sebelum dan sesudah melakukan pemerisaan atau setelah kontak langsung Setelah menyentuh darah atau cairan tubuh pasien walaupun telah memakai sarung tangan Setelah melepaskan sarung tangan karna ada kemungkinan kebocoran disarung tangan Selalu mencuci tangan sebelum melakukan tindakan bedah Untukmembudidayakan kebiasaan mencuci tangan

pengelola perlu berusaha membudidayakan sabun dan air bersih secara terus menerus dapat dari keran atau ember serta penggunaan anduk sekali pakai.

10 | P a g e

b) Memakai sarundang tangan dan perlengkapan pelindung lainnya Pemakaain sarung tangan : Apabila melakukan tindakan klinik Apabila memegang alat medik atau sarung tangan Apabila membuang sampah medic (kapas,kassa,dll)

d. Pencatatan Catat semua asuhan telah diberikan kepada ibu dan bayinya. Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karna memungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus memperhatikan kelahirannya. Aspek-aspek penting dalam pencatatan : Tanggal dan waktu asuhan tersebut diberikan Identifekasi penolong persalinan Paraf atau tandatangan penolong perslinan pada semua catatan Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat,dicatat dengan jelas dan dapat dibaca Suatu sistim untuk memilihara catatan pasien sehingga selalu siap sedia Kerasiahan dokumen-dokumen medis yang diberikan slama proses persalinan dan

e. Rujukan Rujukan dalam kondisi optimal yang tepat waktu kefasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana yang lebih

lengkap,diharapkan mampu menyelamatkan jiwa peran bayi dan bayi baru lahir. Setiap penolong pesalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang mampu untuk piatalaksanaan gawat dan darurat obstetri dan bayi baru lahir seperti: Pembedahan termasuk sesar Transfusi darah

11 | P a g e

Persalinan menggunakan ekstraksi vakum atau cuna Pemberian antibiotic intravena Resusitasi bayi baru lahir dan asuhan lanjutan bagi bayi baru lahir. Informasi dan persiapan-persiapan yang harus dimasukan ke dalam

rencana rujukan: Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir Tempat-tempat rujukan mana yang disukai ibu dan keluarga Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mengendarain Orang yang ditunjuk menjadi donor darah jika diperlukan transfuse Uang yang disisihkan untuk asuhan medic,transportasi,obat-obatan dan bahan-bahan Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak dirumah Untuk mengingat hal-hal penting dalam mempersiapkan rujukan, maka singkatan BAKSOKUDA dapat dilakukan: B (bidan): Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir di damping oleh penolong persalinan yang kompeten untuk melaksanakan gawat darurat obstetric dan bayi baru lahir untuk di bawa ke fasilitas rujukan. A (alat): bahwa perlengkapan dan bahan asuhan persalinan.perrlengkapan dan bahan bahan tersebut mungkin di perlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas rujukan.

12 | P a g e

K (keluarga): Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi ibu dan bayi mengapa ibu dan bayi perlu di rujuk. Jelaskan pada mereka alas an dan tujuan rujukan ibu ke fasilitas rujukan tersebut. Suami dan anggota lain harus menemui ibu dan bayi hingga ke fasilitas rujukan. S ( surat ) Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan bayi baru lahir.cantumkan alas an rujukan dan uraikan , hassil pemeriksaan, asuhan dan obat-obatan yang di terima ibu dan bayi baru lahir.sertakan juga partograf yang di pakai untuk membuat keputusan klinik. O (obat) Bawa obat-obatan esensial saat membawa ibu ke fasilitas rujukan. Obat- obatan tersebut mungkin di perlukan selama perjalanan. K (kendaraan) Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi kendaraan yang cukup baik untuk mencapai tujuan pada waktu yang tepat. U (uang) Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan yang diperlukan selama ibu dan bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan. D (darah); Siapkan orang yang akan menjadi pendonor darah jika transfuse diperlukan.

13 | P a g e

58 Langkah asuhan persalinan normal I. MENGENAL TANDA DAN KALA II 1. mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua : ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran ibu merasakan tekan yang semangkin meningkat pada rectum dan vagina perineum tampak menonjol vulva dan sfinger ani membuka

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN 2. Pastikan kelengkapan bahan dan obat-obatan esensial intuk

menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia letakkan tempat datar dan keras 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi. Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set. 3. 4. Pakai celemk plastik Melepas dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering. 5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan di gunakan untuk pemeriksaan dalam. 6. Masukan oksitoksin kedalam tabung suntik( gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril( passtikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)

14 | P a g e

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP JANIN BAIK 7.

DAN KEADAAN

Membersihkan vulva dan perineum , mmenyeka dengan hati-hati dari depan ke belakang Dengan menggunakan kapas dan kain kassa yang di bassahi dengan DTT Jika introitus vagina perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang . Buang kapas atau kassa pembersih (trkontaminasi) dalam wadah yang tersedia . Ganti sarug tangan jika terkontaminasi

8.

Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi

9.

Dekontaminassi sarung tangan

10. Periksa DJJ setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam keadaan batas normal (120160x/menit )

IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN 11. Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginanya. 12. Minta keluarag bantu menyiapkan posisi meneran 13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa adda dorongan kuat untuk meneran 14. Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok atau mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum adda marasa ada dorongan meneran selama 60 menit .

15 | P a g e

V. PERSISAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI 15. Letakan handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut ibu, jika kepal telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. 16. Letak kan kain bersih 17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan 18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI 19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal. 20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara klem tersebut. 21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. 22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. 23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas

16 | P a g e

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).

VII.

PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

25. Lakukan penilaian (selintas): Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernapas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak dengan aktif? Jika bayi tidak bernapas atau megap-megap segera lakukan tindakan resusitasi (Langkah 25 ini berlanjut ke langkah-langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksi). 26. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan Ganti handuk basah dengan handuk kering Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.

27. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal). 28. Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik). 29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin). 30. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama. 31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) di antara 2 klem tersebut
17 | P a g e

Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan benang dengan simpul kunci

Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.

32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu. 33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.

VIII.

PENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA

34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 10 cm dari vulva. 35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat. 36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

18 | P a g e

37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat: 1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM 2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh 3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan 4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya 5. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir 6. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual. 38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jarijari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal. 39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus teraba keras) Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/ masase.

19 | P a g e

IX. MENILAI PERDARAHAN 40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkah plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus. 41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

X. MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN 42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. 43. Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu. 44. Lakukan penimbangan/ pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramuskular di paha kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu bayi. 45. Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah satu jam pemberian Vitamin K1) di paha kanan anterolateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.

20 | P a g e

46. Lanjutkan permantauan kontraksi dan mencegah perdarahan per vaginam 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri. 47. Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi. 48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangann darah. 49. Periksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 2 jam pertama persalinan Periksa temperatur ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal. 50. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/ menit) serta suhu tubuh normal (36,5 37,5). 51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi. 52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai. 53. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering. 54. Pastikan ibu merasa nyaman, Bantu ibu memerikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya. 55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
21 | P a g e

56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk yang kering dan bersih. 58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV.

22 | P a g e

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamialan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi kepala belakang yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. Tujuan asuhan perrsalinan normal adalah untuk menjaga

kelangsungan hidup dan member ikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya , melalui beberapa upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan

pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang di ingiinkan.dengan demikian setiap intervensi yang akan di aplikasikan dalam asuahn persalinan normal harus mempunyai alas an dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut demi kemajuan dan keberhassilan proses persalinan. B. Saran Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan da kurangnya rujukan atau referensi yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna, bagi penulis khususnya dan juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

23 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA Asuhan persalinan normal ( buku acuan refisi ) 2007, Asuhan kebidanan II ( persalinan ) Sujiyatini. Purwaningsih, dewi .

24 | P a g e

You might also like