You are on page 1of 5

Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) Kecelakaan adalah serangkaian peristiwa dari kejadian yang tidak diduga sebelumnya, dan

selalu mengakibatkan kerusakan benda, luka, atau kematian. Kecelakaan lalu lintas adalah setiap kecelakaan kendaraan bermotor yang terjadi di jalan raya. Pengertian ini diambil dari definisi A Motor vehicle traffic accident. Non Motor vehicle traffic accident adalah setiap kecelakaan yang terjadi di jalan raya, yang melibatkan pemakaian jalan untuk transportasi atau untuk mengadakan perjalanan dengan kendaraan yang bukan kendaraan bermotor Dengan demikian kecelakaan yang terjadi bukan dijalan raya (jalan umum) seperti kecelakaan dalam kompleks bukanlah termasuk kategori kecelakaan lalu lintas. Demikian pula dengan kendaraan yang berjalan diatas rel tidak dimasukan kedalam pengertian kendaraan bermotor pada kecelakaan lalu lintas. Tujuan utama dalam penyidikan kasus kecelakaan lalu lintas adalah untuk pencegahan terjadinya kecelakaan dimasa datang. Masalah hukuman seperti dimaksud dalam K.U.H.P Bab XXI perihal menyebabkan masalah lain/sekunder Walaupun yang menjadi tujuan utama dalam penyidikan lalu lintas adalah untuk maksud pencegahan, kemungkinan kasus pembunuhan harus tetap selalu difikirkan. Dengan demikian sebagai konsentrasinya penyidikan harus dilakukan dengan sebaik baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan utama tadi, maka tindakan yang harus dilakukan dalam melakukan penyidikan kasus kecelakaan lalu lintas adalah : Identifikasi korban yang akurat Pemeriksaan mayat harus dilakukan dengan sebaik-baiknya yakni meliputi: o Bedah mayat o Pemeriksaan mikroskopis o Pemeriksaan toksikologis Pembedahan mayat pada kecelakaan lalu lintas berguna untuk mengetahui sebab kematian, mengetahui sebab kecelakaan yang dengan demikian dapat diketahui cara-cara pencegahannya (misalnya larangan membawa kendaraan dalam keadaan mabuk, SIM hanya diberikan kepada mereka yang benar-benar baik kondisi fisik dan mentalnya dan lain

sebagainya ) dan pembedahan mayat juga berguna untuk mengetahui pola dari luka yang sering terjadi, dengan demikian dapat diambil tindakan pencegahan yang tepat untuk menghindari kecelakaan yang berakibat fatal (misalnya persyaratan kelengkapan dari kendaraan itu sendiri) Pemeriksaan mayat pada korban kecelakaan lalu lintas dilakukan terhadap : 1. Pejalan kaki 2. Pengemudi kendaraan 3. Penumpang kendaraan Hasil pemeriksaan mayat pada pejalan kaki (Pedestrian). Khususnya jika korban ditubruk oleh mobil, tergantung dari berbagai faktor, diantaranya : 1. Faktor dari korban sendiri : posisi, keadaan fisik, pakaian yang dikenakan 2. Faktor dari kendaraan : jenis, kecepatan, jarak antara jalan dengan bagian terendah dari kendaraan 3. Faktor keadaan jalan : permukaan jalan Luka luka pada pejalan kaki dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Luka luka karena impak primer (Primary Impact Injuries) 2. Luka luka karena impak sekunder (Secondary Impact Injuries) 3. Luka luka yang sekunder (Secondary Injuries) Luka luka pada tungkai merupakan kelainan yang terpenting di dalam bagian mana dari kendaraan, yang mengenai tubuh korban. 1. Pada korban dewasa kebanyakan di tabrak dari belakang atau dari samping. Luka yang khas biasanya terdapat pada tungkai bawah, pada satu tungkai atau kedua tungkai 2. Jika korban berdiri pada kedua tungkainya sewaktu terjadi tubrukan luka yang hebat dapat dilihat pada tungkai dimana sering terjadi patah tulang, yang mana ujung dari tulang yang patah tersebut dapat merusak, dan keluar pada tempat yang berlawanan dengan tempat impaknya (Primary Impact Injuries), dengan demikian adanya kelainan tersebut (patah tulang) dapat ditentukan bagaimana posisi korban sewaktu kecelakaan terjadi, dalam arti dari daerah mana kendaraan yang bersangkutan menubruk korban

3. Pada saat yang bersamaan dengan terjadinya impak pada tungkai bawah (Bumper injuries, bumper fractures), maka bagian bokong dan bagian punggung korban akan terkena oleh radiator atau kap mobil, lampu atau kaca depan (Secondary impact injuries) 4. Sebagai kelanjutan dari 2 dan 3 maka tubuh korban dapat terjatuh dari kendaraan tersebut ke jalan, hal ini akan menimbulkan luka luka sebagai akibat benturan atau persentuhan antara korban dengan jalanan (Secondary Injuries) 5. Lokasi dari luka luka yang terdapat pada tubuh korban tergantung dari posisi korban ditabrak dari belakang ataukah dari samping 6. Pada saat korban telah tergeletak dijalan, maka dapat terjadi roda kendaraan menggilas korban, dan ini sering dikenail dengan adanya jejas ban (tyremarks), yang tidak lain merupakan luka memar (disebutkan sebagai marginal haemorrhages), ini dapat membantu dalam menentukan kendaraan yang bertanggung jawab pada kasus tabrak lari (Hit & Run) 7. Jika kendaraan yang menabrak korban bukan mobil sedan tetapi truki atau kendaraan besar lainnya, maka kejadian seperti yang diuraikan pada 3 tidak akan terjadi. Korban akan terdorong dan terbawa yang kemudian akan jatuh kedepan, pada keadaan seperti ini tubuh korban dapat tergilas, dan terdapat kelainan yang dikenal dengan nama : crush injuries atau compression injuries 8. Kompresi terutama terjadi pada daerah kepala,leher,dada dengan demikian organorgan dalam misalnya jantung dapat hancur oleh karena tergencet diantara tulang punggung dan tulang dada 9. Jika bagian bawah dari kendaraan cukup rendah jaraknya dengan permukaan jalan, maka ini dapat memungkinkan tubuh korban dapat berputar (rolling injuries), hal ini dapat dikenal dari adanya luas diseluruh tubuh, dan beberapa bagian dari kulit dapat terkelupas 10. Pada daerah daerah tertentu dari tubuh, yaitu dimana terdapat banyak lipatan kulit, seperti didaerah lipat paha, maka juka daerah tersebut terlindas oleh roda, akan didapat kelainan yang agak khas, yang dengan adanya regangan (striae like tears) 11. Pemeriksaan toksikologis pada korban perlu pula dikerjakan untuk memperoleh gambaran rekonstruksi terjadinya kecelakaan yang tepat, demikian pula dengan pemeriksaan mikroskopis.

Pemeriksaan mikroskopis dari jaringan paru-paru, yaitu untuk menentukan ada tidaknya emboli lemak, bermanfaat dalam hal memastikan apakah korban langsung mati ataukah dapat bertahan untuk beberapa lama (ini sering dipertanyakan oleh pihak pembela, didalam kerangka membagi pertanggungjawab sebab kematian dari korban, misalnya kematian dikarenakan keterlambatan di dalam melakukan pertolongan) Hasil pemeriksaan mayat pada pengemudi mobil Dimana terjadi penghentian kendaraan yang mendadak maka akan dapat diketemukan kelainan luka-luka pada diri pengemudi yang agak khas, sebagai berikut : 1. Luka-luka didaerah kepala disebabkan oleh karena benturan dengan bagian depan dari kendaraan, misalnya kaca depan dan ini akan tampak sebagai luka terbuka kecil-kecil (jika kaca depannya pecah), ataupun dapat berupa luka lecet tekan, luka memar, bahkan kompresi fraktur jika kepala korban mengenai bagian yang keras 2. Luka-luka pada daderah dada merupakan akibat dari benturan antara dada korban dengan setir yang mana sering tampak jelas jejaknya dan pada bagian dalam dari dada, tulang dada, dapat patah, jantung serta paru-paru dapat pula hancur (langsung akibat dari benturan itu sendiri, maupun tidak langsung oleh karena terkena patahan tulang dada atau tulang iga 3. Seatbelt injuries, selain sebagai alat pelindung maka sabuk pengaman dapat pula merupakan sumber dari luka yang terdapat pada pengemudi itu sendiri khususnya pada peristiwa kecelakaan dimana kendaraannya dijalankan dengan kecepatan tinggi. Tergantung dari letak sabuk pengaman tersebut, dapat pada daerah dada dapat pula pada daerah perut, dimana organ-organ dalam pada daerah tersebut dapat mengalami kerusakan berat. Oleh karena bagian tubuh atas terfiksasi, daerah mata kaki, pergelangan kaki dapat patah disebabkan benturan dengan pada pedal, hal yang sama dapat pula terjadi pada daerah kepala oleh karena benturan dengan kaca depan dari kendaraannya. Seat belt injury dapat dikenal dengan adanya luka lecet tekan ataupun adanya luka memar (marginal haemorhages), pada daerah dimana terdapat sabuk pengaman seperti halnya dengan korban pejalan kaki, maka pemeriksaan toksikologis serta pemeriksaan mikroskop pada diri pengemudi harus dilakukan secara rutin Hasil pemeriksaan mayat pada penumpan mobil, adalah sebagai berikut :

1. Pada penumpang kendaraan yang duduk didepan, akan ditemukan kelainan yang lebih sering di daerah kepala. Adanya sabuk pengaman turut pula memberikan warna variasi dari kelainan yang ditemukan pada pembedahan mayat 2. Pada penumpang kendaraan yang duduk dibelakang, maka kelainan terutama akan ditemukan pada daerah panggul dan perut Hal-hal lain yang perlu diketahui, di dalam melakukan penyidikan kasus kecelakaan lalu lintas adalah : 1. Kemungkinan terjadinya kebakaran pada setiap kecelakaan perlu diketahui, dan hal ini akan mnejadi lebih penting lagi jika kasus yang dihadapi mengarah kepada kasus pembunuhan 2. Trace evidence Adanya pecahan kaca,metak,cat,bercak darah, sobekan pakaian ataupun fragmen dari tubuh yang melekat pada kendaraan perlu diteliti dan ditentukan didalam melakukan pemeriksaan/penyelidikan pada kasus kecelakaan lalu lintas 3. Untuk dapat memperoleh gambaran serta hasil yang lebih jelas, maka perlu dilakukan pemeriksaan pada tempat kejadian, khususnya untuk dapat melakukan rekonstruksi dengan tepat 4. Bedah mayat pada korban kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh kendaraan roda dua, pada umumnya pola kelainanya (luka-luka), adalah sebagai berikut : 5. Pada kecelakaan yang terjadi pada pengemudi kendaraan bermotor roda dua, pemakaian helm tidak banyak bermanfaat jika kecelakaan terjadi dengan kecepatan tinggi, dan jika ternyata pada kepala tidak ditemukan kelainan (oleh karena terlindung helm), maka hasil bedah mayat pada korban akan memperlihatkan kelainan pada daerah leher (fraktur), atau fraktur pada tungkai maupun tulang-tulang iga yang disertai dengan kerusakan pada organ-organ dalam.

You might also like