You are on page 1of 4

Hari/ tanggal : Rabu/ 14 Desember 2011 Materi Tujuan Dasar teori Sedikit setelah disinggung BOD, bahwa COD

adalah oksigen yang dibutuhkan untuk oksidasi oleh bahan bahan kimia reduktor (terutama zat organik). Pemeriksaan ini didasarkan atas pengoksidasian zat organik dalam air sampel oleh kalium dikromat ( K2Cr2O7) dalam suasana panas (mendidih) asam kuat dan dengan adanya Ag2SO4 sebagai katalisator, kemudian kelebihan kalium dikromat ditetapkan dengan Eerro Ammonium Sulfat (FAS). Dengan indikator ferroin yang dalam keadaan bebas berwarna biru hijau, sedangkan dalam keadaan terikat secara kompleks dengan ion Fe2+ berwarna coklat kemerahan. Zat organik yang teroksidasi dihitung sebagai oksigen. Reaksi redoks yang terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut : CnHaOb + c Cr2O72- + 8cH + (Ag2SO4 + H2SO4) n CO2
( )

: Pemeriksaan COD ( kebutuhan kimiawi akan oksigen) : Untuk mengetahui kebutuhan kimiawi oksigen pada suatu limbah cair.

H20 + 2c Cr3+

Dimana : C = ion klorida dan nitrit yang tinggi akan mengganggu pemeriksaan ini. Adanya ion klorida, aktivitas Ag2SO4 sebagai katalisator akan berkurang karena karena membentuk endapan AgCl. Akibat lebih lanjut adanya ion klorida dan nitrit masing- masing akan ikut jiga teroksidasi oleh kalium dikromat. Dalam hal ini, ion klorida dapat dihilangkan dengan penambahan HgSO4, sedang NO2 dihilangkan dengan penambahan asam sulfamat (HSO3.NH2) sebelum reaksi dimulai (10 mg tiap mg NO2/L) Alat dan bahan Alat : Buret asam 50 ml (1 buah) Mikropipet 10,00 ml (1 buah) Reaktor COD (1 buah) Tabung reaksi dengan tutup (2 buah) Gelas ukur 10 ml (1 buah) Sendok penyu (1 buah) - Statif (1 buah) - Pipet tetes - Rak tabung (1 buah) - Lbu Erlenmeyer 100 ml (2 buah) - Corong (1 buah)

Bahan : Sampel limbah K2Cr2O7 (kalium dikromat) 0,25 N Indikator ferroin Akuades - H2SO4 pro COD - HgSO4 kristal - FAS 0,1 N

Cara kerja : 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, cuci alat alat yang terbuat dari kaca dengan akuades hingga bersih. 2. Siapkan dua tabung reaksi yang tertutup, beri tanda blanko pada tabung yang satu dan tanda sampel pada tabung yang lain. 3. Pada tabung blanko tambahkan 2 ml akuades dan 3 ml H2SO4 pro COD dengan gelas ukur 10 ml. Tambahkan 1,00 ml K2Cr2O7 dengan mikropipet dan sepucuk sendok HgSO4 kristal. Gojok hingga tercampur homogen. 4. Pada tabung sampel tambahkan 2 ml sampel dan 3 ml H2SO4 pro COD dengan gelas ukur 10 ml. Tambahkan 1,00 ml K2Cr2O7 dengan mikropipet dan sepucuk sendok HgSO4 kristal. Gojok hingga tercampur homogen. 5. Panaskan tabung blanko dan sampel pada reaktor COD selama 2 jam. 6. Siapkan dua labu erlenmeyer bertanda blanko pada labu yang satu dan tanda sampel pada labu yang lain. 7. Siapkan titran FAS 0,1 N ke dalam buret asam 50 ml. 8. Dinginkan tabung sampel dan blanko hingga benar- benar dingin kemudian pindahkan ke labu erlenmeyer sesuai tandanya. Bilas masing- masing tabung 10 ml akuades kemudian isikan pada labu. 9. Tambahkan 3-5 tetes indikator ferroin pada masing- masing labu. 10. Lakukan titrasi dengan titran FAS pada masing- masing labu. 11. Catat volume awal, volume akhir, dan volume titrasi. 12. Lakukan penghitungan untuk menentukan kadar COD. 13. Cuci alat- alat yang digunakan dan kembalikan pada tempatnya.

Data Praktikum Hasil titrasi blanko dan sampel dengan titran FAS 0,1 N No 1 2 kode Blanko Simpel V. awal 0 ml 2,8 ml V. akhir 2.8 ml 3.1 ml V. titrasi 2.8 ml 0,3 ml

Kadar COD ( ( ) ) O2

Pembahasan : Pemeriksaan COD (Chemical Oxygen Demand) merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui jumlah oksigen yang dibituhkan untuk mengoksidasi air limbah. Pada pemeriksaan ini digunakan sampel air limbah sabun. Pada pemeriksaan ini digunakan dua buah tabung reaksi betutup yang diisi dengan akuadesdan air sampel. Hal ini digunakan untuk mengetahui kadar COD yang dibituhkan dalam mengoksidasi air limbah sabun. Sebelum melalui pemeriksaan, persiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan dan bersihkan pula alat- alat yang terbuat dari kaca dengan akuades. Tabung reaksi diberi label blanko dan sampel untuk membedakan antara akuades (blanko) dan sampel. Pada tabung blanko isikan 2 ml akuades, 3 ml H2SO4 pro COD , 1,00 K2Cr2O7 dan sepucuk sendok HgSO4. Kemudian gojok hingga homogen dan akan berwarna kuning. Pada tabung sampel bahan yang dicampurkan sama, kecuali akuades dan diganti dengan 2 ml sampel. Gojok hingga homogen kemudian akan berwarna biru kehijauan. Kemudian, kedua tabung tersebut dipanaskan dengan reaktor COD selama 30 menit, pastikan tabung telah tertutup dengan kuat. Pemanasan ini seharusnya dilakukan selama 2 jam, tetapi karena digunakan untuk keperluan praktikum saja maka hanya 30 menit. Pemanasan ini bertujuan agar terjadi pengoksidasian zat organik oleh K2Cr2O7 karena harus dalam keadaan asam dan panas.

Setelah itu merupakan tahapan titrasi setelah pemanasan. Sebelum dititrasi, tabung didinginkan terlebih dahulu hingga suhu kamar. Kemudian masing- masing larutan dipindahkan pada labu erlenmeyer. Penuangan ke dalam labu tidak boleh mengenai dinding labu harus langsung ke dasar labu erlenmeyer agar volume larutan tidak berkurang. Pada masing- masing labu diisikan lagi 10 ml akuades untuk digojok dan dituangkan ke labu, hal ini dilakukan agar tidak ada larutan yang tersisa di dalam tabung. Sebelum dititrasi, tambahkan 3-5 tetes indikator ferroin untuk masing- masing labu, maka pada labu berisi blanko akan berwarna kuning dan labu sampel akan berwarna kecoklatan. Titrasi dengan larutan FAS 0,1 sebagai titrannya. Titrasi dihentikan ketika warna tepat berubah menjadi merah bata atau coklat. Dengan demikian didapatkan data- data titrasi. Kadar COD dapat dihitung dengan rumus : ( V. Titrasi blanko V.titrasi sampel) BE O2 (V=

volume, F= faktor koreksi, BE= berat ekuivalen), sehingga setelah data dimasukkan rumus didapat kadar COD 1000 mg/L atau dalam mengoksidasi air limbah dibutuhkan 1000 mg oksegen setiap liter limbah.

Kesimpulan : 1. 2. Diketahui cara menghitung kadar COD dalam limbah Kebutuhan oksigen kimiawi untuk mengoksidasi sampel air limbah sebanyak 1000 mg/L

You might also like