Professional Documents
Culture Documents
KOMPLEKS ITB
Kompleks ITB membentuk huruf U dimana kompleks ini membentuk sumbu lurus SelatanUtara yang menerus sampai dengan gunung Tankuban Perahu. Tarikan sumbu ini merupakan bentuk penerapan konsepsi kosmis Jawa.
Bentuk atap aula barat ITB memiliki keserupaan dengan bentuk atap rumah di kampung-kampung di kabupaten Garut dan Tasikmalaya pada tahun 1900an.
Atap aula barat ITB juga dikatakan memiliki keserupaan dengan atap rumah Gadang Minangkabau. Tapi setelah atap rumah gadang dan atap aula barat ITB diurai konstruksinya secara mendetail, karakter yang yang ditemukan pada keduanya sangat berbeda.
Konstruksi atap Minangkabau berbentuk pelana dengan kuda-kuda miring pada bagian ujungnya. Atap aula ITB berbentuk perisai dengan kuda-kuda gabungan lamella dengan atap sunda sederhana. Konstruksi lamella dari bahan kayu (konstruksi dari Belanda) dengan bentang lebar sebagai bentuk ekspresi arsitektur Eropa. Penutup atap aula barat ITB adalah sirap.
UMPAK
Dasar kolom diberi umpak, identik dengan perletakan tiang-tiang pada arsitektur joglo. Dalam gambar ini terlihat bagian dari kolom yang disusun dari lapisan multiplex dan diklem dengan baja.
Penempatan kolom bulat di sepanjang bagian luar bangunan. Penggunaan material dari batu kali pada bagian dasar bangunan dan kolom-kolom bulat bangunan.
Pengaruh arsitektur modern juga tampak pada penggunaan kaca ornamen yang dekoratif pada bangunan. Respon terhadap iklim tropis terlihat dari ventlasi-ventilasi dan sirkulasi udara yang didesain sedemikian rupa agar udara dapat mengalir dan melakukan pergantian dengan lancar serta atap miring dengan adanya teritis sebagai respon terhadap hujan. Letak jendela yang diletakkan pada bagian utara dan selatan bangunan, dimaksudkan untuk menghindari sinar matahari secara langsung