You are on page 1of 24

BAB I PENDAHULUAN

Moluskum kontagiosum dapat ditemukan di seluruh dunia, terutama di negara tropis. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak. Biasanya pada dewasa oleh karena hubungan seksual. Media penularan penyakit ini melalui kontak langsung. Penyakit ini menyebar dengan cepat pada suatu komunitas yang padat dengan higienitas yang kurang. Pada negara tropis, insiden paling tinggi pada anak-anak dengan rentang usia 2 dan 3 tahun. Sedangkan pada negara maju, biasanya pada anak-anak sekolah karena penggunaan kolam renang yang bersama-sama. Moluskum kontagiosum disebabkan oleh suatu virus dari golongan poxvirus. Dalam taksonomi, virus ini termasuk dalam ordo Poxviridae, famili Chordopoxvirinae, genus Molluscipox virus, spesies Molluscum contagiosum virus (MOCV). Virus ini termasuk golongan double strained DNA (dsDNA). Masa inkubasi Moluskum kontagiosum didapatkan satu sampai beberapaminggu hingga 6 bulan.Lesi berupa papulae miliar, asimtomatis, berbentuk kubahdengan delle, bila dipijat mengeluarkan massa putih seperti butiran nasi. Tempat predileksi adalah wajah, badan serta ekstremitas. Lesi jarang didapatkan pada daerah telapak tangan dan telapak kaki. Pada orang dewasa lesi dapat pula ditemui di daerah perigenital dan perianal. Hal ini berkaitan dengan penularan virus melalui hubungan seksual. Lesi moluskum kontagiosum harus dapat dibedakan dengan verucca vulgaris kondiloma akuminata, varisela, herpes simpleks, papiloma, syringoma dan tumoradneksa lain Veruka adalah hiperplasi epidermis disebabkan oleh human papiloma virus tertentu. Tersebarnya kosmopolit dan transmisinya nelalui kontak kulit mauoun autoinokulasi. Bergantungpada jenis kutil yang ditemukan, bisa terdapat pada anak ataupun dewasa. Etiologi penyebabnya tergolong dalam virus papiloma, virus DNA dengan karakteristik replikasi terjadi intranuklear. Penyakit veruka memiliki beberapa bentuk klinis yaitu veruka vulgaris dengan varian veruka filiformis, veruka plana juvenilis, veruka plantaris, veruka akuminatum.

BAB II LAPORAN KASUS Seorang anak laki-laki umur 10 tahun datang berobat diantar oleh ibunya ke rumah sakit dimana saudara kerja dengan keluhan timbul bintik bintik di muka dan di kaki. Pada

pemeriksaan di dapatkan di daerah wajah terdapat 3 papule non inflamasi dengan cekungan di tengah, lentikuler dengan bentukan sperti komedo didalamnya. Pada lengan bawah tampak papule dengan erithema dengan delle dan pustulesoliter dan tanda tanda radang lainnya dan sakit. Pada kaki kanan sepertiga bawah tampak papule verukose soliter tidak ada tanda radang, lentikuler.

BAB III PEMBAHASAN A. INFORMASI LENGKAP PASIEN IDENTITAS PASIEN :

Identitas Nama Umur :: 10 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Agama ::-

B. MASALAH DAN HIPOTESIS Masalah Pasien datang dengan keluhan bintik-bintik pada muka dan kaki. Setelah diperiksa oleh dokter didapatkan kelainan sebagai berikut: Pada wajah ditemukan 3 papul non inflamasi dengan cekungan di tengah. Ukuran papul lentikuler (sebesar biji jagung) seperti komedo. Pada lengan bawah didapatkan papul dengan eritema, delle, dan pustul (vesikel yang berisi nanah) soliter disertai dengan tanda-tanda radang. Pada kaki kanan pasien bagian 1/3 bawah terdapat papul verukosa soliter dengan ukuran lentikuler namun tidak ditemukan adanya tanda-tanda radang.

HIPOTESIS Dari keterangan di atas kelompok kami mengeluarkan hipotesis mengenai penyakit yang diderita pasien sebagai berikut:

1. Infeksi Virus a. Moluskum Kontagiosum Penyakit ini disebabkan oleh pox virus dengan klinis berupa papul-papul dan pada permukaannya terdapat lekukan berisi massa yang mengandung bahan moluskum. Penyakit yang menyerang anak-anak ini menyebabkan kelainan kulit berupa papul lentikular dan berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah yang kemudian di tengahnya terdapat lekukan (delle). Lokalisasi penyakit ini di daerah muka, badan, dan ekstremitas. b. Veruka Plana Juvenilis Veruka ialah hiperplasi epidermis disebabkan oleh human papiloma virus. Pada pasien ini diduga menderita veruka plana juvenilis yang besarnya lentikular dengan permukaan licin dan rata pada kakinya. Warna pada kutilnya sama dengan warna kulit atau agak kecoklatan. c. Veruka Vulgaris Terutama pada anak, berbentuk papul verukosa, lentikuler d. Varicella (Cacar air) Infeksi akut primer oleh virus varicella-zooster ini menyerang kulit dan mukosa dan menyebabkan kelinan kulit polimorf terutama di bagian sentral tubuh. Menyebar secara aerogen dan terutama menyerang anak-anak. Gejala yang timbul dapat berupa demam yang tidak terlalu tinggi disusul dengan timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam dapat berubah menjadi vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel ini kemudian berubah menjadi pustul dan berlanjut menjadi krusta. 2. Infeksi Bakteri Tuberkulosis kutis verukosa Infeksi ini terjadi secara eksogen, jadi kuman langsung masuk ke dalam kulit, oleh karena itu tempat predileksinya pada tungkai bawah dan kaki. Terdapat ruam yang terdiri atas papulpapul lentikular di atas kulit yang eritematosa dan pada bagian yang cekung terdapat sikatriks menjalar secara serpiginosa. C. ANAMNESIS TAMBAHAN
4

Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang Sejak kapan keluhan timbul? Dimana tempat predileksi awal munculnya papul dan bagaimana penyebarannya? Bagaiman progresivitas papul? Apakah pada papul atau disekitar papul ada rasa gatal? Apakah sedang menderita suatu penyakit infeksi? Apakah ada keluhan lain seperti sakit kepala, malaise? Apakah ada demam? Apakah ada faktor yang memperburuk keadaan?

Riwayat Penyakit Dahulu Apakah sebelumnya mengalami trauma? Apakah sebelumnya pernah mengalami hal yang sama? Apakah memiliki riwayat penyakit tertentu?

Riwayat Penyakit Keluarga Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama? Apakah ada keluarga yang menderita suatu penyakit kulit tertentu? Apakah ada keluarga yang sering mengalami jerawat?

Riwayat Pengobatan Telah mengonsumsi obat apa saja untuk mengangani penyakit? Apakah sebelumnya mengonsumsi obat-obatan tertentu?

Riwayat Kebiasaan Bagaimana kebiasaan sehari-hari pasien? Dimana tempat-tempat main yang sering dikunjungi pasien? Bagaimana kebersihan pasien sehari-hari? Bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal?
5

Riwayat Imunisasi Telah mendapatkan imunisasi apa saja?

D. DIAGNOSIS Menurut kelompok kami, pasien ini menderita dua infeksi virus dengan presentasi pada kulit yang berbeda-beda, yakni : Pada wajah : moluskum kontagiosum, karena ditemukan bentuk papul yang yang terdapat cekungan (delle) di tengahnya serta ukurannya yang lentikuler merupakan khas pada penderita moluskum kontagiosum Pada lengan bawah : moluskum kontagiosum disertai infeksi sekunder Karena ditemukan gambaran moluskum konragiosum yaitu papule eritem dengan delle dan pustule soliter serta tanda radang yang menandakan terdapatnya infeksi. Pada kaki kanan sepertiga bawah : veruka vulgaris Karena ditemukan papule verukose (permukaan kasar),soliter tidak ada tanda radang lentikuler yang merupakan gambaran pada veruka vulgaris.

D.PATOFISIOLOGI VERUKA VULGARIS Veruka vulgaris disebabkan oleh infeksi virus Human Papiloma Virus (HPV). HPV menginfeksi epitel skuamosa pada kulit, namun tidak menyebar secara sistemik. Disaat virus menginfeksi kulit manusia HPV, virus ini mengganggu stabilitas DNA pada kulit dan menyebabkan terganggunya proses apoptosis yang memberikan manifestasi berupa replikasi sel meningkat pada stratum korneum(hyperkeratosis), stratum spinosum(achantosis) dan penebalan pada stratum granulosum. Ada sekitar 130 jenis virus HPV namun pada veruka vulgaris HPV yang menyerang yaitu tipe 2 dan 4 (paling sering);dapat juga tipe 1, 3, 26, 29 dan 57

Moluscum kontangiosum Moluscum kontangiosum adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh infeksi dari virus DNA poxvirus dan biasa disebut molluscum contagiosum virus (MCV). Virus ini dapat menyebar lewat kontak fisik dan luka minor pada kulit dapat meningkatkan faktor resiko terserang virus ini. pada pasien ini didapatkan adanya tanda radang dan pustule pada tempat dimana kami curagai adanya infeksi MCV, hal ini disebabkan karena adanya infeksi sekunder yang terjadi pada pasien ini. didasarkan dari sifat penyakit ini tidak memberikan rasa sakit namun mengiritasi dan membuat gatal, kami berpendapat bahwa pasien menggaruk sehingga membuat luka dan menyebabkan mudahnya bakteri masuk dan bermanifestasi menjadi pustule dan radang.

E.PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan non-medikamentosa: Pada pasien anak laki laki berusia 10 tahun tersebut, penatalaksanaan nonmedikamentosa yang bisa kita berikan ada berupa edukasi kepada pasien mengenai beberapa hal yang harus dilakukan dan dihindari. Edukasi dapat berupa: 1. pasien harus menjaga kebersihan pada dirinya, terutama pada luka yang terdapat di tubuhnya. Selain kebersihan pada dirinya, kondisi kebersihan lingkungan pun juga memerlukan perhatian khusus. 2. Pasien disarankan untuk tidak menggaruk luka luka tersebut, karena kalau tergaruk dan pecah kemungkinan penyebaran akan lebih besar dan memperparah kondisi luka. 3. Pasien disarankan untuk beristirahat pada masa pemulihan tersebut, termasuk di dalamnya adalah izin untuk tidak masuk sekolah, dengan alasan agar tidak menularkan penyakit tersebut ke orang-orang yang berada di sekitarnya. 4. Pasien diberi edukasi untuk menghindari terkenanya air pada luka yang ada setelah pemakaian salep. 5. Kalau kondisi pasien sudah membaik dan sembuh, diberitahukan kepada pasien serta orangtua dari pasien supaya lebih memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan serta

menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh untuk menghindari terjadinya penyakit tersebut pada anak ini lagi. Penatalaksanaan Medikamentosa

Penatalaksanaan Veruka Vulgaris : Elektrokauter 1. Informed Consent ditujukan untuk orangtuanya 2. Tenangkan anak 3. Asepsis dengan povidon iodine/ alkohol 4. Anastesi blok 5. tindakan elektrokauter dan alat-alat a. Alat-alat : alat bedah elektroda : i. Bentuk kawat untuk eksisi atau insisi ii. Bentuk lingkaran untuk penyerutan iii. Bentuk batang untuk koagulasi darah 6. Diberikan mupirosin krim untuk mencegah infeksi sekunder setelah tindakan 7. Follow up : datang lagi ke dokter 1 minggu berikutnya

Penatalaksanaan Moluskum Kontagiosum :

1. Informed Consent ditujukan untuk orangtuanya 2. Tenangkan anak 3. Asepsis dengan pvidon iodine/ Alcohol 4. Langkah-langkah kuret: a. Langkah-langkah : i. Setiap papula dikeluarkan isinya dengan jarum suntik, ii. kemudian tempat yang berdarah diolesi tingtura iodium. iii. Untuk mengurangi rasa nyeri pada waktu pengeluaran isi papula tersebut, sebelumnya dapat disemprot dengan kloretil 5. Follow up : dating lagi ke dokter 1 minggu berikutnya

F.KOMPLIKASI
moluskum kontagiosum Komplikasi jarang terjadi pada penyakit ini,karena disebabkan oleh virus, moluskum kontagiosum cenderung dapat sembuh sendiri atau self limited. Dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak atau jarang residif. Penyembuhan spontan bisa terjadi pada orang-orang imunokompetenselama 18 bulan Andaikan terjadi,komplikasi yang sering terjadi pada penyakit ini yaitu infeksi sekunder. Autoinokulasi dapat berasal dari trauma, sepertialatcukur, serta manipulasi lesi oleh pasien. Infeksi sekunder dari Staphylococcus aureus menyebabkan terbentuknya abses,sedangkan Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan selulitis nekrosis. Selulitis juga dapat terjadi pada pasien yang terinfeksioleh HIV. Veruka 1. Efek samping yang bisa terjadi setelah terapi:

Nyeri Iritasi Kulit di sekitar kutil

Terapi biasanya jarang menyebabkan luka maupun infeksi sekunder. 2. Efek Psikologik Biasanya orang yang menderita penyakit ini akan mengalami penurunan kepercayaan diri karena efek kosmetik yang buruk, terutama pada wanita. Apalagi kalau kutil ini meyebar secara luas. 3. Malignancy Kutil biasanya tidak berbahaya bagi pasien dengan sistem imun yang baik, namun pada kasus pasien dengan HIV/AIDS, reiko penyakit ini dapat berkembang menjadi keganasan (malignancy) cenderung lebih tinggi

G.PROGNOSIS Ad Vitam : Ad bonam.

Tanda vital pasien dalam kasus tidak diketahui. Namun pada kasus ini, virus poks maupun human papilloma virus tidak mengancam hidup pasien. Ad Sanationam : Moluskum Kontangiosum Ad bonam. Moluskum kontangiosum hampir tidak terjadi residif dengan menghilangkan semua lesi yang ada yaitu dengan mengeluarkan badan moluskum dari papul. Pada pasien ini, kemungkinan terjadinya kekambuhan sangat kecil jika terapi yang diberikan adekuat pada papul maupun pustule di wajah dan lengannya. Veruka Vulgaris Dubia ad bonam. Dari beberapa literature menyatakan veruka sering residif walau dengan pengobatan adekuat. Pada pasien ini, pengobatan serta dengan menjaga hygiene dirinya merupakan tindak pencegahan terhadap kekambuhan. Ad Functionam : Ad bonam. Walau lesi terdapat pada bagian ekstremitas pasien, tetapi tidak mengganggu daerah pergerakan seperti persendian. Ad Cosmeticum : Ad bonam. Lesi pada kasus ini dapat sembuh sempurna, karena papul merupakan penebalan sel epitel yang jika diterapi secara adekuat maka akan terjadi reepitelisasi sehingga secara estetika akan baik kembali

10

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA 1. MOLUSCUM CONTAGIOSUM Definisi Moluscum contagiosum adalah penyakit yang disebabkan oleh virus pox, klinis berupa papul-papul, pada permukaannya terdapat lekukan, berisi massa yang mengandung bahan moluscum.

Epidemiologi Penyakit ini terutama menyerang anak dan kadamg-kadang juga orang dewasa. Jika pada orang dewasa digolongkan dalam penyakit akibat hubungan seksual. Transmisinya melalui kontak kulit langsung dan otoinokulasi. Gejala Klinis Masa inkubasi berlangsung satu sampai beberapa minggu. Kelainan kulit berupa papul miliar, kadang-kadang lentikular dan berwarna putij seperti lilin, berbentuk kubah yang kemudian di tengahnya terdapat lekukan (delle). Jika dipijat akan tampak ke luar massa yang berwarna putih seperti nasi. Lokalisasi penyakit ini di daerah muka, badan, dan ekstremitas, sedangkan pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna. Kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga timbul supurasi.

Diagnosis
11

Diagnosa dibuat pada penampilan klinis; virus tidak dapat secara rutin dibudidayakan. Diagnosis dapat dikonfirmasi oleh Excisional biopsi . Secara histologi, moluskum kontagiosum ditandai oleh badan moluskum pada epidermis atas basale strata, yang terdiri dari sel-sel besar dengan :

berlimpah granular eosinofilik sitoplasma (virons akumulasi), dan inti perifer kecil.

(Pembesaran tinggi mikrograf Molluscum contagiosum, menunjukkan moluscum tubuh yang khas) Histopatologi Pada pemeriksaan histopatologi di daerah epidermis dapat ditemukan badan moluscum yang mengandung partikel virus. Pengobatan Prinsip pengobatan adalah mengeluarkan massa yang mengandung badan moluscum. Dapat dipakai alat seperti ekstraktor komedo, jarum suntik, atau kuret. Cara lain dapat digunakan elektrokauterisasi atau bedah beku dengan CuO2, N2, dan sebagainya. Pada orang dewasa harus juga dilakukan terapi terhadap pasangan seksualnya. Tata laksana yang dapat dilakukan ;
1. BEDAH BEKU (CRYOTHERAPY) MEKANISME KERJA

Nitrogen cair adalah sumber pembekuan terbaik dan universal karena titik didih yang rendah dan kemudahan penggunaan. Sumber-sumber lain yang digunakan untuk membekukan, seperti freon karbon dioksida dan oksida nitrat, memang ada tetapi mereka tidak efisien dalam menghancurkan lesi karena titik didih yang lebih tinggi

12

Nitrogen cair, yang mendidih pada -196 C (-320,8 F) adalah kriogen paling efektif untuk penggunaan klinis.Hal ini sangat berguna dalam pengobatan lesi ganas.Suhu -25 C sampai -50 C (-13 F hingga -58 F) dapat dicapai dalam waktu 30 detik jika jumlah yang cukup dari nitrogen cair yang diaplikasikan dengan spray atau probe.Umumnya, kerusakan lesi jinak membutuhkan suhu -20 C sampai -30 C (-4 F sampai -22 F).Pengangkatan efektif jaringan ganas sering membutuhkan suhu -40 C (-40 F) sampai -50 C(1). Sebelum pembekuan lesi, pasien harus diberitahu tentang prosedur, dan persetujuan lisan atau tertulis harus diperoleh.Anestesi lokal, seperti lidokain 1% atau anestesi topikal, seperti ELA-Max (Ferndale Farmasi) atau EMLA (Astra Pharmaceuticals), dapat

digunakan.Anak-anak hampir selalu membutuhkan beberapa jenis anestesi sebelum perawatan. 2.1. Mekanisme kerja pada cryotherapy dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu perpindahan panas, cedera sel, dan peradangan(2). 2.1.1. Perpindahan panas Mekanisme cryotherapy menghancurkan sel-sel yang ditargetkan adalah transfer cepat panas dari kulit ke penyerap panas (heat sink). Tingkat perpindahan panas tergantung perbedaan suhu antara kulit dan nitrogen cair.Bila menggunakan teknik semprot cryotherapy, nitrogen cair diaplikasikan langsung pada kulit, dan evaporasi (perpindahan panas mendidih) terjadi saat panas dari kulit dengan cepat ditransfer ke nitrogen cair. Proses ini segera menghasilkan penguapan nitrogen cair (mendidih). Bila menggunakan cryoprobe untuk krioterapi, perpindahan panas konduksi terjadi di mana panas ditransfer melalui probe logam tembaga. 2.1.2. Cedera sel (cell injury) Cedera pada sel terjadi selama proses pencairan, setelah sel tersebut dibekukan. Karena kondisi hiperosmotikpada intraseluler, kristal es tidak terbentuk sampai suhu -5 C sampai -10 C. Transformasi air menjadi es pada cairan ekstraseluler dan hasil dari gradien osmotik melintasi membran sel, menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Pembekuan cepat dan pencairan yang lambat memaksimalkan kerusakan jaringan untuk sel-sel epitel dan paling cocok untuk pengobatan keganasan.Fibroblas memproduksi sedikit kolagen setelah
13

pencairan yang cepat

(3)

.Oleh karena itu, pencairan yang cepat mungkin lebih cocok untuk

pengobatan keloid atau lesi jinak di daerah rawan jaringan parut. Pengrusakan dari proses pembekuan bisa dilihat pada steak (daging) yang dicairkan dari freezer. Jus steak yang terlihat ketika dicairkan sepenuhnya merupakan cairan intraseluler yang telah lolos karena kerusakan dinding sel. Suhu rendah juga memastikan kerusakan maksimum oleh konsentrasi elektrolit intrasel . Keratinosit perlu dibekukan sampai -50 C untuk kehancuran optimal.Melanosit lebih halus dan hanya memerlukan suhu -5 C untuk mengalami kehancuran. Fakta ini adalah alasan pada krioterapi mengakibatkan hipopigmentasi pada orang berkulit gelap. Kanker kulit ganas (maligna) biasanya membutuhkan suhu -50 C, sedangkan lesi jinak hanya memerlukan suhu -20 C sampai -25 C. 2.1.3. Peradangan Respon terakhir pada cryotherapy adalah peradangan, yang biasanya dapat dilihat sebagai eritema dan edema.Peradangan adalah respon terhadap kematian sel dan membantu dalam penghancuran sel secara lokal.Sebuah pengobatan cryotherapy yang menyeluruh menyebabkan pemisahan membran basal, yang dapat menghasilkan pembentukan pelepuhan (blister formation). 2.2. Metode Penggunaan Cryotherapy Berbagai metode telah dirancang dalam penggunaan cryotherapy pada lesi.Metode tersebut termasuk pembekuan mengggunakan teknik semprot (freeze technique), teknik aplikator, metode cryoprobe dan metode termo-coupler. 2.2.1. Teknik Semprot (spray technique) Teknik spray cryotherapymungkin metode yang paling umum digunakan.Metode ini cocok untuk sebagian besar lesi jinak dan beberapa lesi neoplastik superfisial. Sebuah teknik semprot kerucut (cone spray) seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 dan 3. telah dikemukakan di masa lampau dengan menggunakan alat yang 2 ujungnya terbuka, namun, aksesoris tersebut tidak mudah tersedia dan sehingga jarang digunakan. Dengan
14

menggunakan perangkat berbentuk kerucut untuk membatasi semprot nitrogen cair untuk area terbatas pada permukaan kulit (3).Pipa kerucut. berbentuk bulat, paling cocok untuk lesi bulat. Untuk lesi besar berbentuk tidak teratur, pembekuan diperlukan rangkaian pembekuan.

Gambar 2. Teknik Semprot Kerucut

Gambar 3. Penyemprotan nitrogen cair menggunakan teknik pembekuan setempat dan pelindung kerucut terbuka untuk mengarahkan nitrogen cair (perhatikan bahwa tip otoscope dapat digunakan dengan efek serupa).Mulut pipa semprot diposisikan sekitar 1 sampai 1,5 cm di atas lesi target. Untuk teknik standar, mulut pipa (nozzle) dari pistol semprot diposisikan 1 sampai 1,5 cm dari permukaan kulit dan ditujukan pada pusat lesi target (Gambar 3). Pemicu pistol semprot yang tertekan, dan nitrogen cair disemprotkan sampai medan es (atau bola es) meliputi lesi dan margin yang diinginkan (Gambar 4). Bidang es yang ditunjuk mungkin perlu digambarkan terlebih dahulu dengan spidol pada kulit, karena proses pembekuan bisa mengaburkan margin lesi pretreatment. Ukuran margin terutama tergantung pada ketebalan lesi dan apakah lesi jinak atau ganas.
15

Margin untuk lesi jinak yang paling dapat diperluas sedikitnya 1 sampai 2 mm di luar perbatasan patologis yang terlihat. Lesi premaligna perlu margin dari 2 sampai 3 mm, sedangkan lesi ganas memerlukan margin 5 mm dari kulit yang normal yang terlihat secara klinis untuk memastikan pengangkatan yang memadai. Ukuran margin memungkinkan kecukupan kedalaman pembekuan untuk memastikan suhu -50 C sampai kedalaman 4 sampai 5 mm. Setelah medan es telah mengisi margin tertentu, Alat semprot perlu dipertahankan, dengan tekanan tabung semprot, dengan demikian aliran spray nitrogen cair disesuaikan untuk menjaga bidang sasaran membeku pada waktu yang memadai. Waktu ini dapat bervariasi dari lima sampai 30 detik di luar waktu awal untuk membentuk bidang bekuan. Bila lebih dari satu siklus diperlukan untuk penghancuran lesi, Pencairan yang lengkap harus tercapai sebelum siklus berikutnya (biasanya dua sampai tiga menit).

Gambar 4. Jangka waktu pembekuan setempat teknik yang digunakan untuk mengobati keganasan (mungkin kanker sel kecil basal), menunjukkan pembentukan bola beku setempat dan margin pengobatan 5-mm diperlukan untuk mencapai suhu -50 C (-58 F) dan, dengan demikian, kedalaman yang dibutuhkan 4 sampai 5 mm.

Gambar 5. Pola Liquid Nitrogen Spray

16

Gambar 6 : Liquid Nitrogen equipment pistol spray Perangkat aplikator yang paling umum adalah spray .Botol nitrogen cair vakum menyimpan dan melepaskan cairan dengan akurasi yang wajar. 2.2.2. Metode aplikator dipstick (2) Metode aplikator dipstik (gambar 7) adalah metode asli yang digunakan untuk menerapkan nitrogen cair pada lesi.Sebuah aplikator berujung kapas dicelupkan ke dalam nitrogen cair dari cangkir polystyrene.Aplikator dipstik kemudian ditekan dengan kuat pada lesi yang diterapi selama durasi yang diinginkan.Suhu rendah tidak dicapai dalam metode dipstick aplikator seperti pada teknik semprot (freeze technique), metode ini hanya cocok untuk lesi jinak.

Gambar 7.Metode aplikator dipstik Adenovirus mampu bertahan hidup dalam nitrogen cair sehingga sumber yang sama nitrogen cair tidak boleh digunakan pada pasien yang berbeda.Sebelumnya nitrogen cair yang tidak terpakai dapat ditempatkan dalam cangkir plastik dan kemudian segera dibuang setelah digunakan untuk seorang pasien

17

2.2.3. Cryoprobe Sementara teknik semprot terbuka (freeze technique) dapat digunakan untuk lesi yang paling mudah diakses, sebuah cryoprobe yang melekat pada spray nitrogen cair dapat memberikan fleksibilitas , tergantung pada lokasi dan jenis pada lesi. Berbagai ukuran dan jenis cryo yang tersedia (Gambar 6).Produsen telah merancang berbagai logam untuk digunakan sebagai probe penghantar panas untuk cryotherapy. Tembaga memiliki konduktivitas yang tinggi sehingga umumnya digunakan. Sebuah film tipis petrolatum putih dapat digunakan pada tempat pengobatan, dan probe yang dingin ditempelkan dengan kuat pada lesi. Sebuah media gel sering digunakan antara probe dan permukaan kulit.Banyak praktisi tidak menggunakan probe karena rumit dan memakan waktu Cryoprobe sering digunakan dalam pengobatan lesi wajah yang lebih kecil (misalnya pada kelopak mata) di mana penyebaran nitrogen cair tidak diinginkan. Probe juga bermanfaat dalam pengelolaan lesi vaskular dimana tekanan probe dapat digunakan untuk menghilangkan darah dari jaringan sehingga memungkinkan terapi yang lebih adekuat (gambar 5).

Gambar 8. Mini Probe. Probe datang dalam ukuran yang berbeda (1 sampai 6 mm)

3. Sepasang perangkat Thermo (thermo-couple device) Untuk mengobati lesi ganas probe temperatur digabungkan ke termometer digital
18

yang dapat membaca sampai -75 C. Bius lokal disuntikkan ke dalam lesi dan probe temperatur dimasukkan ke dalam lesi dengan memperkirakan kedalaman dari lesi. Biasanya logam atau stirena berbentuk kerucut digunakan untuk memusatkan pembekuan.Nitrogen cair disemprotkan ke kerucut sampai suhu yang diinginkan tercapai, biasanya -50 C sampai -60 C. Proses ini dapat diulang sampai penghancuran yang diinginkan tercapai. 4. Teknik Forsep Sebuah teknik tang seperti yang ditunjukkan di bawah ini juga dapat digunakan.(2)

Forceps atau klem dapat digunakan untuk memusatkan pembekuan dan untuk mencegah kerusakan kolateral

Sebuah penjepit yang digunakan selama terapi pembekuan ditunjukkan di bawah ini.Biasanya aplikasi pembekuan 2 dari 15 detik diperlukan. 2. Enukleasi

19

Merupakan metode yang mudah untuk menghilangkan lesi dengan cara mengeluarkan inti umbilikasi sentral melalui penggunaan instrument seperti scalpel, pinset, dan jarum suntik. Penggunaan metode ini mungkin tidak dapat ditoleransi oleh anak-anak. Cara enukleasi : Lesi kulit dibersihkan dengan alcohol 70% Bila perlu diberi anastesi krim EMLA dioleskan pada setiap lesi, tutup dengan plester, biarkan 1 jam Dengan memakai pinset mata, lesi moluskum dijepit agar isi keluar Luka diolesi dengan salep antibiotic

3. Pengobatan Topikal

Pengolesan dengan tingtur kantaridin 0,7% pada setiap lesi, dilakukan oleh dokter.Lesi tidak boleh dicuci selama 3-4jam setelah pengolesan obat, setelah itu harus dicuci. Dalam satu/ dua hari kemudian akan timbul lepuh yang akan pecah menimbulkan erosi/ekskoriasi, diberikan salap antibiotic untuk mencegah infeksi sekunder. Walaupun penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gatal, pada beberapa orang dapat timbul dermatitis di sekitar papul sehingga dapat menimbulkan rasa gatal.Pengobatan untuk gatal karena dermatitis dapat menggunakan krim atau salep hidrokortison (kortikosteroid). Prognosis Dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak atau jarang residif. Sebagian besar kasus molluscum akan membersihkan secara alami dalam waktu dua tahun (biasanya dalam waktu sembilan bulan). Jadi selama pertumbuhan kulit yang hadir, ada kemungkinan transmisi infeksi ke orang lain. Ketika pertumbuhan hilang, kemungkinan untuk menyebarkan infeksi tersebut ditutup. Tidak seperti herpes virus, yang dapat tetap tidak aktif dalam tubuh untuk bulan atau tahun sebelum muncul kembali, molluscum contagiosum tidak tetap dalam tubuh ketika pertumbuhan hilang dari kulit dan tidak akan muncul kembali pada mereka sendiri. Namun, tidak ada imunitas permanen untuk virus, dan ada kemungkinan untuk menjadi terinfeksi lagi setelah terpapar orang yang terinfeksi.

20

Keuntungan dari pengobatan adalah untuk mempercepat resolusi virus. Hal ini membatasi ukuran bekas luka cacar. Jika tidak diobati, pertumbuhan moluskum dapat mencapai ukuran yang besar sebagai kacang atau kelereng. Resolusi spontan dari lesi yang besar dapat terjadi, tetapi akan meninggalkan kawah yang lebih besar seperti pertumbuhan. Seperti banyak pilihan pengobatan yang tersedia, prognosis untuk minimal jaringan parut lebih baik jika pengobatan dimulai sedangkan lesi yang kecil.

4. VERUKA Penyakit ini dikenal oleh orang awam sebagai kutil. Kutil bisa tumbuh pada usia berapapun, tetapi paling sering ditemukan pada anak-anak dan paling jarang ditemukan pada dewasa. Kutil di kulit mudah menyebar dari suatu bagiantubuh ke bagian tubuh lainnya, tetapi kebanyakan tidak terlalu menular kepada orang lain. Sedangkan kutil genitalis (kutil pada alat kelamin) bisa ditularkan kepada orang lain.Sebagian besar kutil tidak berbahaya dan jenis kutil yang paling banyak ditemukan tidak berubah menjadi keganasan (kanker). Hanya jenis kutil tertentu yang jarang ditemukan dan beberapa kutil yang menginfeksi rahim, leher rahim (serviks) dan penis, yang kadangmenjadi ganas. PENYEBAB Penyebabnya adalah salah satu dari 60 jenis Human Papilloma Virus (HPV) GEJALA Ukuran dan bentuk kutil tergantung kepada virus penyebabnya dan lokasinya di tubuh.Beberapa kutil tidak menimbulkan nyeri; sedangkan kutil yang lainnya menyebabkan nye rikarena mengiritasi saraf. Beberapa kutil tumbuh sendiri dan terpisah, kutil lainnya tumbuh bersama-sama dan membentuk kelompok kutil (kutil mosaik). Veruka vulgaris biasanya memiliki permukaan yang kasar.bentuknya bundar atau tidak beraturan; berwarna keabuan, kuning atau coklat dan biasanya memiliki garis tengah kurang dari 1 cm. Biasanya veruka vulgaris tumbuh di bagian tubuh yang sering mengalami cedera, seperti jari tangan, di sekitar kuku (kutil periungual), lutut,wajah dan kulit kepala. Kutil ini bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya tetapi tidak pernah berubah menjadi keganasan.

21

Veruka plantaris tumbuh di telapak kaki dan bentuknya biasanya mendatar karenamengalami penekanan akibat berjalan dan dikelilingi oleh kulit yang tebal. Berbeda dengan kapalan, veruka plantaris cenderung mengalami perdarahan berupa bintik -bintik kecil jika disayat dengan pisau bedah. Veruka filiformis merupakan kutil yang bentuknya memanjang,y a n g b i a s a n y a d i t e m u k a n d i k e l o p a k m a t a , w a j a h , l e h e r a t a u b i b i r . K u t i l d a t a r s e r i n g ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda, biasanya tumbuh dalam suatu kelompok bintik- bintik halus berwarna kuning-coklat di wajah.Kutil genitalis (kondiloma akuminata) adalah kutil lembab yang ditemukan di daerahkemaluan. Virusnya ditularkan melalui hubungan seksual. Veruka Plana Juvenilis biasanya terdapat pada anak dan usia muda, mengenai muka dan leher, punggung tangandan kaki, pergelangan tangan dan lutut. Besarnya lentikular, permukaannya licin dan rata, berwarna kecoklatan. PENGOBATAN Kutil seringkali menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. B e b e r a p a k u t i l bersifat menetap selama bertahun -tahun dan ada juga kutil yang hilang timbul. Pengobatan tergantung kepada lokasi, jenis, berat dan sudah berapa lama kutil berada. Veruka vulgaris biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 2 tahun.Untuk mempercepat hilangnya kutil bisa dioleskan larutan atau plester yang mengandung a s a m salisilat dan asam laktat. Kutil juga bisa dibekukan dengan cairan n i t r o g e n d a n pembekuan ini biasanya dilakukan berulang-ulang agar seluruh kutil hilang. Elektrodesikasi (pengobatan dengan arus listrik) atau bedah sinar laser bisa menghancurkan kutil, tetapi bisamenyebabkan terbentuknya jaringan parut. Kutil juga bisa diatasi dengan bahan kimia seperti asam trichloroacetat atau kantaridin,tetapi kutil yang baru bisa tumbuh di pinggiran bekas kutil yang terdahulu. Apapun jenis pengobatannya, sekitar sepertiga kasus mengalami kekambuhan.V e r u k a plantaris b i a s a n y a b i s a d i h a l u s k a n d e n g a n l a r u t a n a t a u p l e s t e r y a n g mengandung asam salisilat yang kuat. Lalu kutil diangkat dengan menggunakan pisau bedah, p e m b e k u a n a t a u p e m b e r i a n a s a m l a i n n y a . A t a u s u a t u z a t k i m i a j u g a b i s a d i s u n t i k k a n langsung ke dalam kutil. Veruka plantaris sulit disembuhkan. Kutil datar seringkali diobati dengan pemberian zat pengelupas, misalnya asam retinoat atau asam salisilat

22

BAB V KESIMPULAN Moluskum kontangiosum dan veruka vulgaris merupakan penyakit kulit akibat infeksi virus poks dan HPV yang menyebabkan hiperplasi pada sel epitel. Kedua penyakit ini terjadi terutama pada anak karena transmisi virus ini melalui kontak kulit maupun autoinokulasi. Tindakan yang dilakukan pada pasien anak ini secara pengobatan topical dengan menghilangkan lesi yaitu cara ekstraksi atau bedah kulit, yang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini bertujuan agar penyebaran penyakit ini berkurang dan mencegah penambahan jumlah lesi. Terapi umum pun perlu dilakukan terutama menjaga higienitas.

23

DAFTAR PUSTAKA 1. Mark D, Andrews, M.D. Cryosurgery for Common Skin Conditions. Am Fam Physician. 2004 May 15;69(10):2365-2372 2. Morgan AJ, Cohen PJ, Travers R, Vinson SP, Heymann RR, Elston DM, et al..Cryotherapy.Available at :http://emedicine.medscape.com/article/1125851overview#showall. Accessed : May 2,2010. 3. Torre D. Cryosurgical treatment of epitheliomas using the cone-spray technique. J Dermatol Surg Oncol. Jul-Aug 1977;3(4):432-6. 4. Handoko RP.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Moluskum Kontagiosum. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. p.114-5

24

You might also like