Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ketika akan melakukan analisis terhadap suatu sisitem kerja, terdapat beberapa alternatif metode kerja yang dapat digunakan. Dari beberapa metode tersebut dipilih satu alternatif terbaik dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yaitu waktu, biaya, beban fisiologis, dan sebagainya. Waktu merupakan salah satu kriteria yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan kriteria lainnya. Setelah proses pemilihan alternatif perancangan sistem kerja dilakukan, tahap berikutnya adalah melakukan pengukuran waktu kerja. Pengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operatoratau pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Pengukuran waktu kerja berhubungan dengan usaha-usaha untuk menentukan waktu baku yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tujuan pengukuran waktu kerja adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai oleh pekerja dakam menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku dapat dipergunakan untuk menentukan insentif, perencanaan pengalokasian jumlah tenaga kerja, menghitung output, penjadwalan produksi, dsb. Proses pengukuran waktu baku dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan Pengukuran Jam Henti (Stopwatch Time Study) dan Sampling Kerja (Work Sampling). Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan Data Waktu Baku (Standard Data) dan Data Waktu Gerakan (Predetermined Time System). Dalam suatu proses produksi yang berurutan, e=waktu yang dibutuhkan dari setiap stasiun kerja perlu diperhatikan. Apabila stasiun kerja yang ada sudah berada pada posisi seimbang, maka fasilitas kerja yang tersedia akan dapat bekerja secara optimal sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Sebaliknya, apabila waktu proses tidak seimbang dalam salah satu stasiun kerja, maka proses produksinya belum optimal dan dapat menimbulkan bottle neck problem. Oleh karena itu dalam suatu proses KELOMPOK 7
produksi yang berurutan, masalah keseimbangan lintasan juga perlu dikaji ulang karena perannya yang sangat penting dalam aktivitas tersebut. 1.2 Tujuan Pengamatan Tujuan dari pengamatan ini adalah: 1. Mampu melakukan pengukuran kerja dengan metode Stopwatch Time Study dan Work Sampling 2. Mampu menghitung waktu normal dan waktu baku sesuai dengan waktu observasi yang diperoleh. 3. Mampu melakukan perbaikan kerja dalam metode perancangan dan pengukuran kerja Membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia di suatu bidang pekerjaan. 4. Dapat menghitung presentasi jam operasi pekerja dan jam menganggur (idle) pekerja dalam suatu lingkungan kerja. 5. Dapat memahami dan menerapkan sistem kerja yang efektif dan efisien.
1.3 Manfaat Pengamatan Manfaat yang diperoleh dari pengamatan ini adalah: 1. 2. 3. 4. Mahasiswa dapat menganalisa sistem nyata dari sudut pandang Teknik Industri. Terciptanya sistem kerja yang efektif dan efisien. Dapat mengidentifikasi adanya kekurangan dalam desain pekerjaan. Dapat menerapkan teori secara nyata.
1.4 Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan dibahas pada pengamatan ini adalah: 1. 2. 3. Bagaimana cara mengetahui berapa tingkat performa rating seorang petugas dalam bekerja? Menghitung uji kecukupan data dalam pengamatan kinerja? Memperhatikan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja operator tersebut? 1.5 Batasan dan Asumsi
KELOMPOK 7
1.5.1 Batasan Batasan-batasan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah: 1. 2. Pengamatan dilakukan pada petugas parkir pintu keluar mobil parkiran Olympic Garden Data yang dibutuhkan dalam pengamatan diambil dari aktivitas produktif (working) dan aktivitas non produktif (not working) yang dilakukan petugas tersebut dalam waktu tertentu. 3. Pengambilan data hanya dilakukan pada akhir pekan (weekend) Mall
1.5.2 Asumsi Asumsi yang digunakan dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Petugas yang akan diamati untuk pengukuran waktu baku diasumsikan memiliki tingkat keterampilan dan kemampuan yang sama untuk pekerjaan tersebut. Kondisi lingkungan fisik pada saat pengamatan tidak berbeda jauh dengan kondisi fisik lingkungan pada saat bekerja normal (diluar pengamatan). Performance kerja mampu dikendalikan pada tingkat yang sesuai untuk seluruh periode kerja yang ada. Metode dan fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan harus sama dan distandarisasi terlebih dahulu sebelum kita mengaplikasikan waktu baku untuk pekerjaan yang serupa.
KELOMPOK 7
kerja yang ada, sehingga memberikan keuntungan pembacaan yang lebih mudah dan lebih teliti. Kerugiannya membutuhkan waktu dan biaya yang mahal, pekerjaan yang melelahkan karena melakukan pengamatan secara keseluruhan, memerlukan alat ukur khusus seperti stopwatch, dan memerlukan ketelitian lebih saat pengamatan dilakukan. Prosedur Pelaksanaan dan Peralatan yang Digunakan Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam henti ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada. 2. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan dan lain-lain. 3. 4. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya. Amati, ukur, dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut. Beberapa metode umum yang digunakan untuk mengukur waktu pada elemen-elemen kerja dengan menggunakan stopwatch yaitu a. Continuous timing Tombol stop-watch ditekan pada saat awal elemen kerja dan terus dibiarkan berjalan selama periode studi. Pengamat terus melihat jalannya jarum stop-watch dan setiap awal/akhir dari sebuah elemen kerja yang ada mencatat dan menuliskannya di lembar pengamatan. Waktu setiap elemen kerja akan diperoleh dengan cara pengurangan dan dilakukan setelah studi pengukuran kerja selesai dilaksanakan. b. Repetitive (Snap-Back Method) Jarum penunjuk stop-watch selalu dikembalikan ke posisi nol setiap kali satu elemen kegiatan selesai dilaksanakan. Waktu yang diamati dan dicatat akan merupakan waktu yang sebenarnya. Time study analyst akan bisa
KELOMPOK 7
mendeteksi dengan mudah adanya variasi perbedaan waktu dari setiap elemen kegiatan. c. Accumulative timing Merupakan kombinasi cara pengukuran dengan metoda continuous dan snap-back (pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan dua atau lebih stopwatch yang bekerja secara bergantian). 5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak? Tes pula keseragaman data yang diperoleh. a. Uji Keseragaman Data Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari sistem yang sama dan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik berbeda. Untuk melakukan uji keseragaman data dapat dilakakukan dengan rumus: BKA = X + k BKB = X - k Dengan : BKA = batas 6tatist atas BKB = batas 6tatist bawah X k b. = nilai rata-rata = standar deviasi =Tingkat keyakinan dimana; ( ) (2.1)
Uji Kecukupan Data Tes kecukupan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan telah cukup secara obyektif, dengan konsep 6tatistic (derajat ketelitian dan tingkat keyakinan/kepercayaan yang diinginkan). Adapun untuk menguji kecukupan data dapat menggunakan rumus: * ( ) (2.2) +
KELOMPOK 7
confidence level = 95% ; k = 2 confidence level = 90% ; k = 1,65 s N N = derajat ketelitian = jumlah data pengamatan = jumlah data yang seharusnya dilakukan
Apabila N<N, maka data dianggap cukup. 6. Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performance operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh dilakukan oleh mesin maka performance dianggap normal (100%). Adapun metode penentuan performance factor yang dapat digunakan sebagai berikut. a. The Westing House System Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric Corporation dengan memepertimbangkan empat faktor yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari operator yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi.
Gambar 2.1 Westing House Performance Rating Table Sumber : Tim penyusun. 2012. Stopwatch Time Study.pdf b. Synthetic Rating Dikembangkan oleh Morrow, synthetic rating mengevaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
KELOMPOK 7
c.
Speed rating / Performance Rating Sistem ini mengevaluasi performansi dengan mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan waktu saja.
7. 8.
Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performanceyang ditunjukkan oleh operator tersebut sehinggga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal. Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang akan diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi sepeti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan, keterlambatan material, dan lain-lainnya. Allowance dibagi dalam 3 kelompok kategori yaitu: a. Personal allowances : mengantisipasi adanya kebutuhan waktu yang bersifat personal. Dapat ditentukan melalui time study (full day) atau samppling kerja. Untuk kegiatan ringan diberikan sekitar 2-5% (10-25 menit), sedangkan untuk aktivitas manual berat bisa lebih besar dari 5%. b. Fatigue allowances : memeberi kesempatan kepada pekerja melepas lelah akibat kerja berat yang harus dilakukan bisa karena beban fisik maupun beban mental. Besaran waktu yang diperlukan tergantung individu, interval waktu dari sikls kegiatan dan kondisi lingkungan fisik kerja yang ada. c. Delay allowances : Delay allowance dikatakan sebagai allowance yang tidak dapat dihindari mengingat ini di luar kendali pekerja. Sesuatu terjadi sehingga membuat pekerja tidak dapat bekerja. Penyebab delay allowance ini perlu untuk diketahui dan dihitung biayanya sehingga ke depannya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan biaya. Beberapa contoh dari delay allowance adalah menunggu instruksi atau penugasan, menunggu datangnya material atau peralatan untuk mengolah material adanya aktifitas perawatan yang tidak terjadwal. (2-3)
9.
Tetapkan waktu kerja baku (standard time) yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar. Waktu normal + allowance = waktu standard Atau dapat menggunakan rumus :
KELOMPOK 7
( Dimana : WB RF
(2-4)
ALL = kelonggaran / allowance Berikut ini adalah diagram alir prosedur pengerjaan metode jam henti:
Gambar 2.1 Langkah-langkah sistematis dalam kegiatan (stopwatch time study) Sumber: Wignjosoebroto, 1995:176
KELOMPOK 7
10
2.2 Pre-Work Sampling Pre-work sampling merupakan tahapan untuk melakukan pengamatan secara acak sebanyak N amatan guna memperoleh informasi jumlah data yang dibutuhkan. Adapun langkah-langkah Pre-work Sampling adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Mencatat segala informasi dari semua fasilitas yang ingin diamati. Merencanakan jadwal waktu pengamatan berdasarkan prinsip randomisasi (aplikasi tabel angka random). Melaksanakan pengamatan awal sejumlah pengamatan tertentu secara acak (N pengamatan). Menghitung pengamatan awal (%) untuk N pengamatan tersebut.
2.3 Work Sampling atau Ratio Delay Sampling kerjak atau sering disebut sebagai work samplingration delay study, atau random observation method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti (Sritomo, 1989). Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas atau sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan secara mengambil sampel pengamatan yang diambil secara acak (randomi) (Sritomo, 1989). Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: 1. Tingkat kepercayaan (confidence factor) 2. Tingkat ketelitian (degree of accuracy) Dengan asumsi bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah fasiliitas yang akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola distribusi normal, maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan dapat dicari didasarkan formulasi seabagai berikut (Sritomo, 1989):
KELOMPOK 7
11
( Dimana : p (1-p) k
= Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan = Jumlah Pengamatan yang telah dilakukan = Prosentase kejadian aktivitas produktif = Prosentase kejadian aktivitas tidak produktif = Indeks tingkat kepercayaan ( confidence level ) k=3 k=2 k = 1,65 s tingkat kepercayaan 99 % tingkat kepercayaan 95 % tingkat kepercayaan 90 %
Apabila N > N maka data dinyatakan cukup. Secara garis besar metode sampling kerja ini dapat digunakan untuk: 1. Mengukur ratio delay dari sejumlah mesin, operator/karyawan atau fasilitas kerja lainnya. Sebagai conntoh untuk menentukan persentase dari jam atau hari dimana mesin atau orang benar-benar terlibat dalam aktivitas kerja, dan persentase dimana sama sekali tidak ada aktivitas kerja yang dilakukan. Prosentase kerja tidak produktif total =
2. 3.
Menetapkan performance level dari seseorang selama waktu kerja berdasarkan waktu manual Menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi kerja Total jam pengamatan = ... hari x ... jam x ... operator Waktu Normal =
( ) ( ) ( )
KELOMPOK 7
12
Berikut adalah perbedaan dari metode work sampling dan metode jam henti. Tabel 2.1 Perbandingan Work Sampling dan Metode Jam Henti Work Sampling Metode Jam Henti Untuk pekerjaan yang bervariasi Untuk pekerjaan rutin dan monoton dan tidak rutin Mengamati beberapa orang Umumnya mengamatai satu orang Perhitungan berdasarkan proporsi Perhitungan berdsarkan waktu Siklus pekerjaan tidak jelas Siklus pekerjaan pendek dan jelas Pengamatan diskrit Pengmatan kontinyu Sumber: http://blogspot.com/mtdelangsung.html
KELOMPOK 7
13
KELOMPOK 7
14
Gambar 3.2 Pintu keluar Mall Olympic Garden 3.4 Alasan Pemilihan Lokasi Mall Olympic Garden adalah salah satu pusat perbelanjaan besar yang ada di Malang dan memiliki jumlah pengunjung yang banyak sehingga merupakan lokasi yang tepat untuk melakukan pengamatan. Banyaknya pengunjung pusat perbelanjaan mengakibatkan intensitas kerja atau produktivitas para operator palang pintu keluar mobil pun tinggi dan persentase idle lebih kecil sehingga akan membutuhakan jumlah data yang tidak terlalu banyak. 3.5 Stopwatch Time Study Pengamatan untuk Stopwatch Time Study dilakukan dengan mengamati gerakan kerja operator dan menghitung berapa waktu yang dibutuhkan dalam melakukan setiap elemen pekerjaannya. Berikut adalah data awal dari data stopwatch time study yang berjumlah 10 data:
KELOMPOK 7
15
1 2,84 2,21 2,18 2,47 2,39 3,56 3,55 2,29 3,4 3,22
Elemen Kerja 2 3 1,63 2,59 2,99 3,21 1 3,26 1,8 2,58 1,19 2,12 2,93 2,74 1,42 2,55 2,2 2,2 3,52 3,56 2,45 2,45
Elemen kerja yang dilakukan oleh operator palang pintu keluar mobil di MOG adalah sebagai berikut : 1. Menerima karcis parkir mobil dari pelanggan 2. Menerima biaya parkir 3. Melakukan pengecekan nomor plat mobil dan biaya parkir dengan komputer 4. Memberikan uang kembalian
3.5.2 Pengukuran Stopwatch Time Study
Pengukuran stopwatch time study dilakukan untuk mengetahui berapa waktu standar dan waktu normal dari operator palang pintu tersebut. berikut adalah 60 data hasil pengamatan stopwatch time study yang diambil dalam waktu 1,5 jam :
Sebelum menghitung waktu normal dan waktu standar terlebih dahulu dilakukan pengujian kecukupan dan keseragaman data untuk mengetahui apakah data yang diambil sudah cukup dan seragam. 1. Uji keseragaman data Diketahui : k=2 Bka =
KELOMPOK 7
s = 0,05
16
Bkb Dimana :
= rata-rata data tiap elemen kerja = standar deviasi tiap elemen kerja dianggap seragam jika masih dalam rentang Bka dan Bkb (Bkb < Xi < Bka) Tabel 3.2 Tabulasi perhitungan keseragaman data stopwatch time study
Perhitungan Rata-rata St.Deviasi BKA BKB UJI Aktivitas 1 1,9975 0,814801 3,627101 0,367899 SERAGAM 2 1,8892 0,818206 3,525611 0,252789 SERAGAM 3 3,020714 0,740858 4,50243 1,538999 SERAGAM 4 1,65881 0,421288 2,501386 0,816233 SERAGAM
2.
KELOMPOK 7
17
N = jumlah pengamatan yang dilakukan x = data pengamatan k = tingkat kepercayaan = 2 karena tingkat kepercayaan 95% dan s = 5%=0,05 Uji kecukupan data tiap elemen kerja : a. Elemen kerja 1 ( ( ) ( ) )
b. Elemen kerja 2 ( ( ) ( ) )
c. Elemen kerja 3 ( ( ) ( ) )
d. Elemen kerja 4 ( ( ) ( ) )
104,28 94,46 171,06 82,92 10874,32 8922,692 29261,52 6875,726 258,0836 211,2574 651,0482 155,771 17,28193 17,14974 13,4143 14,57452 CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP
Rumus perhitungan waktu normal adalah : Waktu Normal (WN) = Tobs (PR) Dimana : Tobs = waktu pengamatan
KELOMPOK 7
18
PR = peforma rating operator Dengan menggunakan metode Westing House Rating System dapat ditentukan performa rating (PR) operator sebagai berikut Tabel 3.4 Klasifikasi Performance Rating Elemen kerja 1 2 3 4 Skill +0,00 = D +0,06 = C1 +0,11 = B1 +0,11 = B1 Effort +0,00 = D +0,05 = C1 +0,05 = C1 +0,05 = C1 Conditions +0,02 = C +0,02 = C +0,02 = C +0,02 = C Consistency +0,03 = B +0,03 = B +0,01 = C1 +0,01 = C1 Jumlah +0,05 +0,16 +0,19 +0,19 PR 1 + 0,05 = 1,05 1 + 0,16 = 1,16 1 + 0,19 = 1,19 1 + 0,19 = 1,19
3.5.5 Perhitungan Waktu Standar Perhitungan waktu standar tiap elemen adalah sebagai berikut. Menghitung allowance
Perhitungan WS WN ALL PR WB
Aktivitas 1 1,9975 2,292131 22,24 1,1475 2,9477 2 1,89625 2,175947 22,24 1,1475 2,798286 3 3,020714 3,46627 22,24 1,1475 4,457651 4 1,65881 1,903484 22,24 1,1475 2,447896
KELOMPOK 7
19
Pengamatan untuk work sampling dilakukan dengan mengamati kegiatan operator pada waktu-waktu tertentu yang telah dirandom dengan Ms.Excel.
3.6.1 Pre-Work Sampling
3.6.1.1 Tabel Pengamatan Untuk pengujian pre-work sampling dilakukan pengambilan data sebanyak 100 data dalam waktu 2 jam tabel pengamatan pre-work sampling terlampir pada tabel lampiran.
3.6.1.2 Perhitungan
Tabel 3.6 Rekapan data work sampling Jumlah Aktivitas No Produktif Jumlah Non Produktif Personal time 1 Menerima karcis 14 Waiting 2 Menerima biaya parkir 3 3 pengecekan nomor plat 11 Fatigue mobil dan biaya parkir 4 Memberikan uang 8 Not available kembalian 5 Other 32 Jumlah total 68
Jumlah 7 25 0 0
32
Diketahui : (
s = 5% = 0,05 ) ( ( )
KELOMPOK 7
20
3.6.2 Work Sampling Dari perhitungan data pre-work sampling diperoleh hasil 752,94 yang belum memenuhi jumlah data yang diperlukan, sehingga dilakukan pengambilan data lagi. 3.6.3.1 Tabel pengamatan Pengambilan data worksampling pertama diambil sebanyak 100 data pada tanggal 17 Mei 2012 pada jam 10.00 s/d 12.00, Pengambilan data worksampling yang kedua diambil sebanyak 240 data pada tanggal 20 Mei 2012 pada jam 19.00 s/d 21.00, sehingga total data yang didapat sebanyak 340 data yang disajikan dalam tabel 3.x terlampir. Pada pengambilan data worksampling ketiga diambil sebanyak 240 data pada tanggal 25 Mei 2012 pada jam 16.00 s/d 18.00, sehingga total data sebanyak 580 data yang disajikan dalam tabel 3.x terlampir. 3.6.3.2 Uji kecukupan data
PENGAMATAN Pre-Work Sampling Hari ke-1 Hari ke-2 Tabel 3.7 Uji Kecukupan Data Work Sampling N N KETERANGAN 100 753 N < N, maka data tidak cukup Pre-WS + WS H1 658 N < N, maka data tidak cukup = 100 + 240 = 340 Pre-WS + WS H1 + WS H1 458 N > N, maka data sudah = 100 + 240 + 240 = 580 cukup
KELOMPOK 7
21
3.6.3.3 Perhitungan
Tabel 3.8 Jumlah Aktivitas Produktif dan Non Produktif Jumlah Aktivitas No Produktif Jumlah Non Produktif Jumlah Personal time 1 Menerima karcis 101 10 Waiting 2 Menerima biaya parker 36 115 3 pengecekan nomor plat 108 4 Fatigue mobil dan biaya parker 4 Memberikan uang 53 0 Not available kembalian 5 Other 153 Jumlah total 451 129
1.
Allowance/ idle Pre WS WS 1 WS 2 Total % Allowance/ idle = = Total jam pengamatan = 5 jam ( ) = 22,24 %
Jumlah 32 36 61 129
( ( )
= 0,01021 jam/mobil
KELOMPOK 7
22
2.
Perhitungan Waktu Standar Waktu standar = Waktu normal x = 0,01021 x Output standar = = = 76,16 mobil /jam = 0,319 x 1,67 = 0,01313 jam/mobil
3. Derajat Ketelitian Derajat ketelitian dari data pengamatan yang diperoleh dapat dihitung sebagai berikut. ( ) adalah lebih kecil dari 0,05 (merupakan derajat
Karena nilai S = 0,
ketelitian yang dikehendaki) maka jumlah 580 kali pengamatan acak yang telah dilakukan memenuhi syarat ketelitian yang ditetapkan. 5. Rasio Produktif dan Tidak Produktif
Rasio Produktif =
= 0,77759 = 0,22241
KELOMPOK 7
23
0,01021 jam/mobil, waktu standar sebesar 0,01313 jam/mobil dan output standar
sebesar 76,16 mobil/ jam. Dari output tersebut dapat disimpulkan bahwa pada waktu normalnya satu operator dapat mengeluarkan satu mobil dengan waktu
0,01021 jam pada waktu standarnya satu operator dapat mengeluarkan satu mobil
dengan waktu 0,01313 jam. Sehingga satu operator dapat mengeluarkan 76,16 atau 77 mobil dalam waktu satu jam.
KELOMPOK 7
24
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengamatan work measurement yang telah dilakukan, makan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. 2. Work Measurement adalah sebuah teknik yang dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh operator dalam melakukan pekerjaannya Ada dua macam teknik untuk melakukan work measurement, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Work measurement secara langsung adalah melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan atau operator yang akan diukur. Sedangkan work measurement secara tidak langsung adalah pengukuran dimana pengamat tidak harus berada ditempat pekerjaan yang diukur. 3. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Waktu siklus merupakan jumlah waktu tiap-tiap elemen job. 4. 5. Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaik saat itu. 6. 7. Pada pengamatan kali ini menggunakan metode pengukuran langsung yaitu stopwatch time study dan work sampling. Setelah dilakukan pengamatan stopwatch timestudy dan work sampling dapat dketahui waktu baku yang dibutuhkan oleh seorang operator palang pintu keluar MOG dalam menjalankan aktivitasnya. Selain itu juga dapat diketahui berapa mobil yang dapat dikeluarkan oleh seorang operator dal satu jam. 5.2 Saran Dalam pelaksanaan pengamatan ini disarankan untuk: 1. 2. Memahami materi lebih dulu tentang work measurement sehingga dapat melakukan analisis dan pembahasan laporan dengan tepat dan cepat Pengamat lebih teliti pada saat melakukan pengamatan. KELOMPOK 7