You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian negara. Berkembangnya sektor pertanian semakin meningkatkan kebutuhan akan pupuk, sementara negara Indonesia juga mempunyai sumber daya alam melimpah berupa bahanbahan yang dapat diolah menjadi pupuk. Salah satu produk tersebut adalah pupuk Amonium Sulfat (ZA). Amonium Sulfat atau yang biasa disebut ZA merupakan salah satu jenis pupuk buatan yang berguna bagi tanaman. Pupuk ZA adalah pupuk yang sekaligus mengandung 2 (dua) unsur hara yaitu Nitrogen (N2) dan unsur hara Sulfur (S). Saat ini pabrik yang memproduksi pupuk ini baru ada satu yaitu PT. Petrokimia Gresik, sedangkan pertumbuhan konsumsi kebutuhan akan pupuk ini terus meningkat. Untuk mengatasi peningkatan kebutuhan akan pupuk ZA dan mengurangi kebutuhan impor ZA serta mengurangi ketergantungan terhadap negara lain disamping membuka lapangan kerja baru dalam rangka turut memberikan kesempatan kerja sehingga jelaslah bahwa pendirian pabrik ZA di Indonesia perlu dilakukan. Hal ini jika dilihat dari perkembangan jenis industri pengkonsumsinya yang kian beragam, dari hanya sebagai pupuk untuk lahan pertanian, meningkat menjadi katalis untuk membuat makanan menjadi berwarna gelap coklat kemerahan, electroplating dan lain-lain. Pabrik pupuk yang berdiri di Indonesia antara lain PT. Pusri,PT. Kujang, PT. Petrokimia dan Pupuk Kaltim. Pabrik di Indonesia yangmenghasilkan produk Amonium Sulfat hanya di PT. Petrokimia, Gresik.Selain memproduksi Amonium Sulfat juga memproduksi pupuk phonska dan urea. PT. Pusri dan PT. Kujang memproduksi pupuk urea. Sedangkan pupuk Kaltim memproduksi kompos.

I.2 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk a) Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku Amoniak Sifat fisik Amoniak: Rumus molekul Berat molekul Fase Warna Bau Titik didih oC Titik lebur oC Titik kritis, K gas cair Solubilitas dalam air (g/100ml) Kemurnian : NH3 H2O : NH3 : 17,03 g/mol : gas : tidak berwarna : khas : -33,34 : -77,73 : 405,6 : 0,6813 g/lt (0oC) : 0,639 g/cm3 (0oC) : 89,9 (0oC) : 99,5 % : 0,5 % (PT. Pupuk Kujang) Sifat kimia Amoniak : Amoniak bersifat basa Penerima proton Dalam air amoniak dapat terkonversi menjadi kation ammonium (NH4+) Lebih ringan daripada udara Oksida NH3 pada suhu tinggi akan menghasilkan nitrogen dan air

2NHy + 2KMnO4 2KOH + MnO2 + 2H2O + N2 Amoniak dengan klorin dapat dianggap reaksi oksidasi 2NH3 + 2Cl2N2 + 6NH4Cl Asam Sulfat Sifat fisik Asam Sulfat : Rumus molekul Berat molekul Fase Warna Bau : H2SO4 : 98,08 g/mol : cair : tidak berwarna : khas

Titik didih Density, cair pada 0 oC Solubilitas dalam air (g/100ml) Kemurnian : H2SO4 : 98 % , H2O: 2 % (PT. Timur Raya) Sifat kimia Asam Sulfat :

: 338 oC : 1,84 g/cm3 : 70,6 (0oC)

Asam sulfat dapat bereaksi dengan air

Reaksi hidrasi pada asam sulfat bersifat eksotermis. Reaksinya membentuk ion hidronium H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4 HSO4- + H2O H3O+ + SO42 Dapat bereaksi dengan basa membentuk sulfat CuO + H2SO4CuSO4 + H2O Dapat menggantikan asam dari garamnya H2SO4 + CH3COONa NaHSO4 + CH3COOH a. Sifat Fisis dan Kimia Produk

Amonium Sulfat Sifat fisis Amonium Sulfat : Rumus molekul Berat molekul Fase Warna Titik lebur Density Solubilitas dalam air (g/100ml) Kemurnian : (NH4)2SO4 Sifat kimia Amonium Sulfat: Tidak larut dalam alkohol Higroskopis Secara spontan menyerap air dari udara pada kelembaban relative > 81% : (NH4)2SO4 : 132,14 : padat : putih : 513oC : 1,77 g/cm3 : terlarut sempurna dalam air : 99,75 % , H2SO4 : 0,15 % , H2O : 0,1 %

I.3 Kegunaan Amonium Sulfat Kegunaan Amonium Sulfat antara lain : a) Sebagai pupuk yang mengandung 2 unsur hara yang di butuhkan tanaman yaitu Nitrogen dan Belerang. b) Digunakan sebagai katalis untuk mempercepat reaksi pada pewarnaan makanan supaya warna gelap coklat kemerah merahan. I.4 Harga Ammonium Sulfat
Nomor produk Jumlah/ Pk

Kemasan

Harga

101217 0100 plastik

Botol

100 g

Rp 566

101217 1000 plastik

Botol

1 kg

Rp 667

101217 5000 plastik

Botol

5 kg

Rp 1,746,000

101217 9025 fiber

Karton

25 kg

Rp 8,443,000

101217 9050 fiber

Karton

50 kg

Rp 15,130,000

BAB II ISI

II.1 Mekanisme Reaksi Dasar reaksi yang digunakan adalah reaksi Netralisasi, dalam reaksi ini terjadi proses reaksi antara amonia dan asam sulfat. proses pembentukan ammonium sulfat merupakan reaksi netralisasi yang terjadi antara gas ammonia dan asam sulfat cair. Reasi yang terjadi adalah : 2NH3 (g) + H2SO4 (l) (NH4)2SO4 (s) + Q

Mekanisme reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : H2SO4 + 2NH3 + 2H+ 2NH4+ + SO42NH3 + H2SO4 2H+ + SO42NH4+ (NH4)2SO4 (NH4)2SO4

Mekanisme ini adalah berdasarkan teori Bronsted Lowry dimana asam merupakan proton donor dan basa merupakan proton akseptor. Asam sulfat ( H2SO4 ) akan terurai menjadi 2 proton ( H+ ) dan sebuah basa konjugat ( SO4- ). Proton yang terbentuk akan bereaksi dengan basa ( NH3 ) membentuk asam konjugat NH4+. NH4+ ini akan bereaksi dengan basa konjugat SO4- membentuk ammonium sulfat ( (NH4)2SO4 ). Reaksi berjalan di dalam reakstor pada suhu 105 106 oC dan tekanan 1 atm. Uap ammonia dan asam sulfat cair masuk ke dalam reaktor dengan perbandingan mol 2:1. Mol asam sulfat di buat berlebih untuk menangkap semua gas ammoniayang masuk reaktor dan mencegah kebocoran ammonia karena konversi reaksi yang hanya 98% mengakibatkan tidak semua ammonia bereaksi pada perbandingan mol reaktan secara stoikiometris.

II.2 Tinjauan Thermodinamika Untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan secara eksotermis atau endotermis, maka perlu pembuktian dengan menggunakan panas pembentukan standar ( Hof ) pada tekanan 1 atm dan suhu 298,15 K dari reaktan dan produk. 2NH3 (g) + H2SO4 (l ) (NH4)2SO4 (s) + Q

H0f reaksi = H0f produk - H0f reaktan H0f (NH4)2SO4 H0f NH3 H0f H2SO4 H0f reaksi = -65,4 kkal/mol Dari perhitungan H0f reaksi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa reaksi pembentukan amonium sulfat bersifat eksotermis. Reaksi bersifat dapat balik (reversible) atau searah (irreversible) dapat ditentukan secara termodinamika, yaitu berdasarkan persamaan Vant Hoff

= -282,23 kkal/mol = -11,02 kkal/mol = -194,55 kkal/mol = ( -282,23 )- ( -11,02 )-(-194,55 )

( 2.1 )

dengan, G0 = -RT ln K sehingga, ( 2.2 )

( 2.4 )

Jika H0 merupakan perubahan enthalpy standar ( panas reaksi ) dan dapat diasumsikan konstan terhadap suhu, maka persamaan ( 2.3 ) dapat di integralkan menjadi :

ln

Data- data energi bebas Gibbs ( Gibbs Heat of Formation ) : G0f (NH4)2SO4 G0f NH3 G0f ( l ) H2SO4 G0f total = -215,56 kkal/mol = -3,94 kkal/mol = -164,93 kkal/mol = ( -215560 )-(-3940 x 2 )-(-164930) = - 42750 kal/mol K standar pada suhu 298,15 K = e (-G/RT) = e ( 42750/(1,987 x 298,16)) = 2,18 x 1031 Harga K yang sangat besar menunjukkan bahwa reaksi pembentukan ammonium sulfat bersifat searah ( irreversible )

II.3 Tinjauan Kinetika Reaksi Secara umum derajad kelangsungan reaksi ditentukan oleh konstanta kecepatan reaksi ( k ), orde reaksi dan konsentrasi reaktan. Persamaan kecepatan reaksi pembentukan ammonium sulfat adalah sebagai berikut : e (-1878/RT )

kc =

pada T Kc Kb h K G = 378 0C = Konstanta kecepatan reaksi = Konstanta Boltzman = 2,04666 kal/mol = konstanta planck = 9,8204391 x 10-11 kal.s/gmol = Probabilitas reaksi, asumsi = 1 = Energi bebas Gibbs = -42750 kal/gmol

k = 3,126 x 1010 m3/kg mol detik untuk reaksi yang bersifat eksotermis, maka kenaikan suhu akan menaikkan kecepatan reaksi dari segi termodinamik. Temperatur tertinggi yang dipilih mempertimbangkan pembentukan produk kristal yang terjadi

II.4 Langkah Proses dan Diagram Alir 1. Tahapan Penyiapan Bahan Baku Bahan baku Amonia dalam keadaan cair jenuh tekanan 11,59 atm dan temperatur 300C dimasukan dalam tangki dari supplyer. Bahan baku asam sulfat dimasukan dalam tangki penyimpanan pada tekanan 1 atm dan suhu 300C.

2. Tahapan reparasi bahan baku Di karenakan pada reaktor dalam hal ini yaitu saturator kondisi operasi 1050C maka kedua komponen yaitu ammonia dan asam sulfat perlu dinaikan suhunya terlebih dahulu,apabila ammonia perlu di rubah fasenya menjadi uap dengan reboiler selanjutnya heat exchanger, kemudian di masukan ke dalam saturator sedangkan asam sulfat dinaikan suhunya terlebih dahulu menggunakan heat exchanger sebelum dimasukan kedalam saturator tanpa melalui perubahan fasa.

3. Tahap Reaksi Netralisasi dan Pembentukan Kristal Reaksi pembentukan ammonium sulfat berlangsung dalam saturator. Reaksi yang terjadi dalam hal ini adalah reaksi antara asam sulfat yang bersifat asam dan amoniak yang bersifat basa sehingga terbentuklah ammonium sulfat. Asam sulfat cair dan gas ammonia masuk secara kontinyu dan bereaksi dalam saturator. Reaksi Netralisasi sekaligus kristalisasi dilakukan pada saturator yang berjumlah 4 buah. Jumlah saturator yang digunakan tergantung pada kapasitas produksi yang diinginkan. Pada saturator telah terisi mother liquor yang berupa cairan jenuh ammonium sulfat. Uap jenuh NH3 dari pabrik amoniak masuk ke bagian atas saturator melalui sparger di tengah. Asam sulfat cair dimasukan ke dalam saturator melalui pipa outlet di dalam saturator pada bagian atas. Asam sulfat cair didistribusikan oleh pipa yang sedikit terendam di dalam larutan, hal ini dimaksudkan agar asam sulfat cair, yang bersifat korosif tidak mengenai dinding saturator secara langsung, sehingga mengakinatkan kosrositas pada saturator. Asam sulfat cair akan cenderung dipermukaan larutan mother liquor karena densitasnya lebih kecil dari mother liquor. Sementara itu uap amoniak yang didistribusikan oleh sparger bagian bawah saturator. Terjadilah reaksi netralisasi antara asam sulfat dengan penglepasan panas(eksotermis). Larutan ammonium sulfat dalam keadaan lewat jenuh akan menghasilkan Kristal. Kristal ini akan turun mengendap di dasar saturator. Mother liquor hasil sentrifugasi pada centrifuge separator yang disimpan pada tangki mother liquor di recycle dan masuk ke dalam saturator, mother liquor ini didistribusikan melalui sparger pada bagian dalam. Mother liquor selain akan dijenuhkan kembali juga berfungsi menahan kan level dalam saturator. Kristal yang terbentuk pada proses netralisasi dan kristalisasi bersama-sama dengan larutan induknya keluar dari saturator melalui bagian bawah bertemperatur 105oC.

4. Pemisahan Kristal Pada tahap ini bertujuan memisahkan Kristal dari larutan induknya, alat yang digunakan adalah centrifuge separator. Cake ammonium sulfat masih dalam bentuk Kristal basah sehingga perlu dikeringkan, sedangkan filtratnya yaitu mother liquor ditampung dalam tangki untuk direcycle kembali ke saturator.

5. Pengeringan produk Pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam ammonium sulfat sehingga kandungan air dalam Kristal maksimal 0,15% berat. Alat yang digunakan adalah rotary dryer.

6. Penampungan produk Penampunga produk ditujukan untuk menyimpan sementara Kristal ammonium sulfat sebelum dikantongi atau dibegging pada suhu dan tekanan atsmofir.

BAB IV PENUTUP IV.1 Kesimpulan Ammonium Sulfat memiliki beberapa kegunaan diantaranya sebagai pupuk yang mengandung 2 unsur hara yang di butuhkan tanaman yaitu Nitrogen dan Belerang, digunakan sebagai katalis untuk mempercepat reaksi pada pewarnaan makanan supaya warna gelap coklat kemerah merahan. Pembuatan Ammonium Sulfat secara Netralisasi dapat dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu : Tahapan Penyiapan Bahan Baku, Tahapan reparasi bahan baku, Tahap Reaksi Netralisasi dan Pembentukan Kristal, Pemisahan Kristal, Pengeringan produk, Penampungan produk.

IV.2 Saran Dalam pemilihan metode pembuatan ammonium sulfat yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan baku, kemudahan proses, kemurnian produk dan dan yang terpenting adalah sisi ekonomis.

PROSES INDUSTRI PEMBUATAN AMMONIUM SULFAT

Disusun Oleh : Roqy Heydar 2103011030085


Herlina Sukmawati 21030110141031

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

DAFTAR PUSTAKA

http://www.merckmillipore.com/indonesia/amonium-sulfat/MDA_CHEM101217/p_MYib.s1L_mMAAAEWs.EfVhTl

www.wikipedia/asam sulfat-amonium sulfat.org http://teknikkimiausu.blogspot.com/2009/04/ammoniumsulfat.html http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-16874-2308030047-Presentation.pdf http://www.artikelkimia.info/pembuatan-ammoniums-sulfat-49391503092011

You might also like