You are on page 1of 6

Deksametason Sebagai Obat Dewa Memiliki Banyak Efek Samping

Deksametason adalah glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan dan anti-inflamasi. Sebagai

imunosupresan, deksametason bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap stimulasi rangsangan. Aktivitas anti-inflamasi deksametason dengan jalan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi. Deksametason merupakan obat golongan kortikostseroid. Kortikosteroid adalah suatu hormon yang dibuat oleh bagian korteks (luar) dari kelenjar adrenal. Kortikosteroid terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok glukokortikoid dan mineralokortikoid. Glukokortikoid berperan mengendalikan metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein, juga bertindak sebagai anti-inflamasi dengan cara menghambat pelepasan fosfolipid serta dapat pula menurunkan kinerja eosinofil. Sedangkan mineralokortikoid berfungsi mengatur kadar elektrolit dan air dengan cara penahanan garam di ginjal. Berdasarkan mekanisme kerjanya, deksametason digolongkan ke dalam kelompok glukokortikoid. Di era yang secanggih ini, kebanyakan orang memilih hal yang serba instan dan serba cepat terlebih mengenai obat. Oleh karena itu, dalam dunia

farmasi banyak obat yang disintetis agar efek terapinya lebih cepat. Padahal senyawa yang alami tidak memiliki efek samping sedangkan senyawa sintetis banyak efek sampingnya. Begitu pula dengan deksametason, hasil dari sintetis deksametason memiliki dua derivat yaitu deksametason asetat dan deksametason natrium fosfat. Untuk efek yang lebih cepat lagi, deksametason dibuat dalam sediaan dengan efek sistemik yaitu injeksi. Deksametason injeksi banyak digunakan untuk pasien-pasien darurat di rumah sakit dan untuk menghilangkan efek samping dari obat kemoterapi seperti merkaptopurin yang mengakibatkan mual. Obat golongan kortikosteroid ini utamanya digunakan untuk mengatasi radang, apapun penyebab radangnya dan di manapun lokasinya. Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata dan lain-lain. Deksametason juga digunakan untuk anafilaktik dan untuk mendiagnosis syndrome cushing. Selain itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis alergi, dan lupus. Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan, kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan. Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi juga pada terapi kanker itu sendiri sebagai terapi pendukung kemoterapi. Kortikosteroid juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan prematur, yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir

prematur paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik namun penggunaan bagi ibu hamil dengan pemantauan dan resep dari dokter. Penggunaannya tidak dalam jangka waktu yang lama, karena akan mengakibatkan kecacatan pada bayi. Obat golongan kortikosteroid termasuk golongan obat yang penting dalam dunia pengobatan, karena memiliki efek farmakologi yang luas, sehingga sering digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit, sehingga ada yang menyebutnya sebagai obat dewa atau obat segala penyakit. Dokter sering meresepkan deksametason untuk berbagai pasien dengan keluhan yang berbeda.

Penggunaannya di rumah sakit sangat sering

terlebih dalam bentuk sediaan

injeksi atau tablet. Injeksi deksametason sering digunakan untuk proses lifesaving pada kondisi darurat. Deksametason yang digunakan di pasaran adalah deksametason sintetis sehingga efek terapi yang ditimbulkan cepat berbeda dengan senyawa alaminya. Kondisi seperti ini mengakibatkan terdapat banyak penyalahgunaan

deksametason. Deksametason ditambahkan ke dalam obat tradisional agar efek yang ditimbulkan lebih cepat, padahal penggunaan deksametason memiliki

batasan kadar atau sering disebut dengan dosis maksimal. Penggunaan yang melebihi dosis maksimalnya dapat berakibat fatal dan jika digunakan dalam rentang waktu tertentu dapat mengakibatkan kerusakan organ vital yaitu ginjal. Deksametason merupakan obat keras sehingga penggunaannya harus berdasarkan pengawasan dan resep dokter.

Penggunaan deksametason pada pasien usia lanjut dapat menyebabkan pengeroposan tulang yang cepat sehingga pasien menjadi sulit untuk berjalan karena terdapat gangguan pada persendian khususnya lutut. Oleh karena itu, penggunaan deksametason pada pasien usia lanjut sangat tidak dianjurkan. Obat ini juga dapat mengurangi pembengkakan dan mengurangi tekanan dalam tengkorak. Namun, penggunaan obat ini harus hati-hati, karena dapat menyebabkan iritasi lambung, euforia atau depresi. Efek samping dari deksametason dan kortikosteroid lainnya seperti prednison adalah pengeroposan tulang, peningkatan berat badan, moon face/ muka tembem, buffaow hum atau penggemukan punggung atau punggung tebal seperti kerbau, selulit dan stretmark di berbagai tempat, gangguan hati dan gangguan ginjal, serta pertumbuhan rambut yang tidak pada tempatnya. Dan yang berbahaya bila terjadi cushing syndrome. Cushing sindrom merupakan kumpulan gejala berupa penebalan punggung, muka tembem, pada abdomen, hipertensi , penurunan toleransi terhadap karbohidrat, katabolisme protein, gangguan psikiatri, hirsutisme pada wanita. Sindrom ini dapat terjadi akibat steroid sistemik yang dikonsumsi sembarangan. Ada beberapa efek yang umum terjadi dari glukokortikoid , yang pertama meningkatkan glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa dari protein,

sehingga beresiko meningkatkan kadar gula darah. Oleh karena itu, penggunaan glukokortikoid bagi penderita diabetes mellitus tidak dianjurkan. Yang kedua

adalah efek katabolik. Efek katabolik yaitu mengurai protein sehingga mengurangi pembentukan protein, termasuk protein yang diperlukan untuk pembentukan tulang. Berdasarkan efek katabolik tersebut, penggunaan

glukokortikoid dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan pengeroposan pada tulang atau osteoporosis karena komponen matriks protein tulang menyusut. Pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan khususnya pada tulang. Efek yang ketiga, glukokortikoid mempengaruhi metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga menyebabkan pertambahan lemak di bagian-bagian tertentu tubuh, seperti di wajah (jadi membulat), bahu, dan perut. Yang keempat menurunkan fungsi jaringan limfa sehingga menyebabkan berkurangnya dan mengecilnya sel limfosit. Efek ini menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh atau

imunosupresan. Sedangkan efek mineralokortikoid utamanya adalah mengatur keseimbangan garam mineral dan air dalam tubuh. Efek yang paling menonjol dari glukokortikoid adalah efek anti-inflamasinya yang mengurangi dan menghambat proses peradangan sehingga menjadi obat pilihan berbagai penyakit peradangan. Oleh sebab itu berhati-hatilah bila menggunakan obat jenis kortikosteroid sistemik karena efek sampingnya yang sangat berbahaya, pakailah obat sesuai aturan dan menurut petunjuk dokter. Tidak ada salahnya bila anda bertanya tentang obat yang diberikan, baik manfaat dan efek sampingnya dengan demikian anda akan terhindar dari hal-hal yang berbahaya.

Bila anda menderita gatal-gatal sebaiknya anda berobat untuk dapat mengetahui diagnosis dan agar mendapatkan pengobatan yang tepat. Hentikan pemakaian deksametason tanpa aturan karena sepertinya telah terjadi efek samping akibat pemakaian obat tersebut. Deksametason sering digunakan oleh para pendaki untuk mengatasi sakit kepala akibat ketinggian. Obat ini juga dapat mengurangi pembengkakan dan mengurangi tekanan dalam tengkorak. Namun, penggunaan obat ini harus hati-hati, karena dapat menyebabkan iritasi lambung, euforia atau depresi.

You might also like