You are on page 1of 26

MAKALAH KEWARGANEGARAAN HAK ASASI MANUSIA

Dosen Pengampu : Ir. M. Rasyid Fadholi, M.Si.

OLEH: KELOMPOK 4 RANI YOUNINGSIH ILMI DEWI ASTUTI (125070300111002) (125070300111013)

RIZKA AYU RIFDAH IFRADA(125070300111047) RANI ILMINAWATI (125070301111004)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan, kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Hak Asasi Manusia dalam mata pelajaran Kewarganegaraan tepat pada alokasi waktu yang telah ditentukan. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Kewarganegaraan. Selama penyusunan makalah ini penyusun telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. M. Rasyid Fadholi, M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan sebagai pembimbing teknis dan teori pada penyusunan makalah ini yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga makalah ini dapat terselesaikan 2. Semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini baik berupa moral maupun material, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan karena keterbatasan waktu, biaya, serta kemampuan berfikir sebagai manusia. Oleh karena itu, saran dan kritik akan diterima dengan senang hati. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca baik secara khusus maupun umum.

Malang, 15 Oktober 2012

Penyusun

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ Kata Pengantar ...................................................................................................... Daftar Isi ................................................................................................................. Pendahuluan Latar Belakang Masalah ............................................................................... Rumusan Masalah ........................................................................................ Tujuan Penulisan........................................................................................... Manfaat Penulisan........................................................................................2 Pembahasan Pengertian HAM .......................................................................................... Jenis HAM .................................................................................................... Sejarah dan Perkembangan HAM................................................................. Pemahaman HAM dalam Pancasila ............................................................. HAM dalam UUD NRI Th.1945 ................................................................. Penutup Kesimpulan ................................................................................................... Saran ............................................................................................................. Daftar Pustaka ........................................................................................................

i ii iii

1 1 2

3 3 4 13 14

21 22 23

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul Hak Asasi Manusia.

B. RUMUSAN MASALAH Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) ? 2. Apa saja jenis-jenis Hak Asasi Manusia (HAM)
3. Bagaimana sejarah dan perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) ?

4. Bagaimana pemahaman HAM dalam Pancasila ? 5. Bagaimana Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI Th.1945 ?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Hak Asasi Manusia ini antara lain adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) 2. Untuk mengetahui jenis-jenis Hak Asasi Manusia (HAM)

3. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) 4. Untuk mengetahui HAM dalam Pancasila 5. Untuk mengetahui Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI Th.1945 D. MANFAAT PENULISAN Manfaat dari penulisan makalah yang berjudul Hak Asasi Manusia ini antara lain adalah : 1. Menambah pengetahuan mengenai Hak Asasi Manusia 2. Menambah pengetahuan mengenai jenis-jenis Hak Asasi Manusia 3. Menambah pengetahuan mengenai sejarah dan perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) 4. Menambah pengetahuan tentang HAM dalam Pancasila 5. Menambah pengetahuan tentang Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI Th.1945

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hak Asasi Manusia 2.1.1 Pengertian Hak Asasi Manusia Menurut Teaching of Human Rights yang diterbitkan oleh PBB, hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Menurut Suproatnoko (2008;125), hak asasi manusia adalah hak dasar milik manusia, bersifat universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa sejak hidup dalam kandungan atau rahim, dan hak kodrati atau asasi yang tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Sedangkan menurut John Locke, hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Hak asasi manusia ini tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 39 tahun 1999 pasal 1 yang berbunyi bahwa HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh

Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun. 2.1.2 Jenis-jenis Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Hak asasi pribadi / personal Right - Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pindah tempat - Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat - Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan - Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing 2. Hak asasi politik / Political Right - Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan - Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan - Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya - Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi 3. Hak asasi hukum / Legal Equality Right - Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan - Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil /PNS - Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum 4. Hak asasi Ekonomi / Property Rigths - Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli - Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak - Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll - Hak kebebasan untuk memiliki susuatu - Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak 5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
4

- Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan - Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata hukum. 6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right - Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan - Hak mendapatkan pengajaran - Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat 2.2 Sejarah dan Perkembangan HAM Hak asasi manusia sebagai gagasan, paradigma serta kerangka konseptual tidak lahir secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam Universal Declaration of Human Right 10 Desember 1948, namun melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarah peradaban manusia. Dari perspektif sejarah deklarasi yang ditandatangani oleh Mejelis Umum PBB dihayati sebagai suatu pengakuan yuridis formal dan merupakan titik kulminasi perjuangan sebagian besar umat manusia di belahan dunia khsuusnya yang tergabung dalam perserikatan bangsa-bangsa. Upaya konseptualisasi hak-hak asasi manusia, baik di Barat maupun di Timur meskipun upaya tersebut masih bersifat lokal, parsial dan sporadikal. Pada zaman Yunani Kuno Plato telah memaklumkan kepada warga polisnya, bahwa kesejahteraan bersama akan tercapai manakala setiap warganya melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing. Dalam akar kebudayaan indonesiapun pengakuan serta penghormatan tentang hak asasi manusia telah dimulai berkembang, misalnya dalam masyarakat. Jawa telah dikenal tradisi Hak pepe, yaitu hak warga desa yang diakui dan dihormati oleh penguasa, seperti mengemukakan pendapat, walaupun hak tersebut bertentangan dengan kemauan penguasa (baut & Beny, 1988 : 3) Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala ditandatangani Magna Charta (1215), oleh raja John Leckland. Kemudian juga penandatanganan petition of
5

right pada tahun 1628 oleh raja Charles I. dalam hubungan ini raja berhadapan dengan utusan rakyat (house of commons). Dalam hubungan inilah maka perkembangan hak asasi manusia itu sangat erat hubungannya dengan perkembangan demokrasi. Setelah itu perjuangan yang lebih nyata pada penandatangan bill of right, oleh raja Willem III pada tahun 1986, sebagai hasil dari pergolakan politik yang dahsyat yang disebut sebagai the Glorious Revolution. Peristiwa ini tidak saja sebagai suatu kemenangan parlemen atas raja, melainkan juga merupakan kemenangan rakyat dalam pergolakan yang menyertai pergolakan Bill of right yang berlangsung selama 60 tahun (Asshiddqie, 2006 : 86). Perkembangan selanjutnya perjuangan hak asasi manusia dipengaruhi oleh pemikiran filsuf inggris John Locke yang berpendapat bahwa manusia tidaklah secara absolut menyerahkan hak-hak individunya kepada penguasa. Hak hak yang diserahkan kepada penguasa adalah hak hak yang berkaitan dengan perjanjian tentang negara, adapun hak-hak lainnya tetap berada pada masing-masing individu. 2.2.1 Piagam Madinah Piagam Madinah merupakan peraturan yang bersifat terbuka dan demokratis. Betapa tidak, semua golongan dan kelompok masyarakat memiliki aturan yang disepakati bersama demi menciptakan kerukunan hidup antarumat beragama dan masyarakat. Di dalam Piagam Madinah ini, juga terdapat sejumlah poin tambahan yang dikembangkan seiring dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat Madinah. Poin pokok tambahan itu terdapat pada bagian pertama Piagam Madinah yang dalam perkembangannya terdiri atas empat bagian yang berisi 70 pasal. Karena tidak ditulis pada waktu yang bersamaan, antara pasal pada satu bagian dan bagian yang lain terdapat pengulangan dan penjelasan lebih lanjut terhadap poin yang sudah ada pada bagian yang lebih dahulu. Tidak lama setelah bagian pertama disusun, piagam yang khusus mengatur hubungan antara umat Islam dan golongan Yahudi disusun pula dan menjadi bagian yang kedua.Pada bagian yang terdiri atas 25 pasal ini, Piagam Madinah mengatur
6

hubungan antara umat Islam dan golongan Yahudi secara lebih teperinci. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga stabilitas masyarakat menuju negara Madinah yang bersatu. Pada bagian ini, disebutkan bahwa golongan Yahudi tertentu bersekutu dan bekerja sama dengan umat Islam dalam membela negara, berperang melawan musuh, dan menjaga keamanan dengan syarat mereka juga ikut andil dalam pembiayaan perang. Dijelaskan juga bahwa golongan Yahudi itu adalah bagian masyarakat Islam, tetapi mereka bebas menjalankan agama mereka. Sebagaimana umat Islam, apabila di antara golongan Yahudi ini ada yang berbuat salah, yang bersangkutan secara individual akan dihukum dan warga Yahudi yang lain tidak boleh membelanya. Artinya, warga apa pun yang dinyatakan bersalah dan melanggar aturan tidak berhak dibela oleh agama yang menjadi keyakinan orang yang bersalah itu. Dengan Piagam Madinah ini, persekutuan lama antara orang Yahudi dan kabilah Arab yang sudah masuk Islam dipandang tidak berlaku lagi sehingga kesalahan golongan Yahudi tidak ditanggung oleh sekutu lama mereka dari kabilah yang sudah masuk Islam. 2.2.2 Di Amerika Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak alam,seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John Locke mengenai hak hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang dikenal dengan DECLARATION OF INDEPENDENCE OF THE UNITED STATES. Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli 1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, merupakan pula piagam hak hak asasi manusia karena mengandung pernyataan Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha
7

Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebahagiaan. John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah memiliki hak-hak dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih maju seperti yang disebut dengan status civilis, locke berpendapat bahwa manusia yang berkedudukan sebagai warga negara hak-hak dasarnya dilindungi oleh negara. Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika sebagai negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai pendekar hak asasi manusia adalah Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy Carter. Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang empat kebebasan yang diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni : 1. Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and expression). 2. Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya (freedom of religion). 3. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear). 4. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want). Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan dari kekejaman dan penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan Italia. Kebebasan kebebasan tersebut juga merupakan hak (kebebasan) bagi umat manusia untuk mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini pada hakikatnya merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang paling pokok dan mendasar. 2.2.3 Di Prancis Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada awal Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenangwenangan rezim lama. Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES
8

DROITS DE LHOMME ET DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak manusia dan warga negara. Pernyataan yang dicetuskan pada tahun 1789 ini mencanangkan hak atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite). Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis yang berada di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan tersusunnya Declaration des Droits de Ihomme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791, semua hak-hak asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang kemudian ditambah dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795. revolusi ini diprakarsai pemikir pemikir besar seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu. Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu antara lain : 1) Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka. 2) Manusia mempunyai hak yang sama. 3) Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain. 4) Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta pekerjaan umum. 5) Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang. 6) Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan. 7) Manusia merdeka mengeluarkan pikiran. 8) Adanya kemerdekaan surat kabar. 9) Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat. 10) Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul. 11) Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan. 12) Adanya kemerdekaan rumah tangga. 13) Adanya kemerdekaan hak milik. 14) Adanya kemedekaan lalu lintas. 15) Adanya hak hidup dan mencari nafkah. 2.2.4 Di Inggris
9

Inggris sering disebutsebut sebagai negara pertama di dunia yang memperjuangkan hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut :
100

MAGNA CHARTA Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah diganti oleh Raja John Lackland yang bertindak sewenangwenang terhadap rakyat dan para bangsawan. Tindakan sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan rasa tidak puas dari para bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk membuat suatu perjanjian yang disebut Magna Charta atau Piagam Agung. Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hakhak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja. Isi Magna Charta adalah sebagai berikut : 1. 2. Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan kebebasan Gereja Inggris. Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak sebagi berikut : a) Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak penduduk.

b) Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah. c) Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya. d) Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan mengoreksi kesalahannya. PETITION OF RIGHTS Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hakhak rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut : a) Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan. b) Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya. c) Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai. HOBEAS CORPUS ACT Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang penahanan seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut : a) Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan. b) Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum. BILL OF RIGHTS Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang : a) c) e) Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen. Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen. Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja. b) Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat. d) Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing .
11

2.2.5 Di Indonesia Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara mutlak tanpa memperhatikan hak orang lain. Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan. Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni: a) b) c) Undang Undang Dasar 1945 Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut : 1. Hak hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
12

2. 3.

Hak hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya. Hak hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.

4. 5. 6.

Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan ( rights of legal equality). Hak hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan. Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam
13

Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998. 2.2 HAM dalam Pancasila dan UUD NRI Th. 1945 2.2.1 Pemahaman HAM dalam Pancasila Hak-hak asasi manusia dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 dan terperinci di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan hukum dasar konstitusional dan fundamental tentang dasar filsafat negara Republik Indonesia serat pedoman hidup bangsa Indonesia, terdapat pula ajaran pokok warga negara Indonesia. Yang pertama ialah perumusan ayat ke 1 pembukaan UUD tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala bangsa didunia. Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Hubungan antara Hak asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan Sebagai berikut : 1. Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama , melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.

2.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang.

3.

Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM dimana hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
14

4.

Sila

Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan / perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat. 5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat. 2.2.2 Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI Th.1945 HAM secara konstitutif telah diakui sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sejak proklamasi, Indonesia telah meletakkan dasar-dasar HAM dalam konstitusi negara yakni dalam UUD 1945. Hal tersebut dilakukan sebagai jaminan bagi kemerdekaan seseorang dari kesewenang-wenangan penguasa negara. Indonesia telah mencantumkan beberapa ketentuan HAM dalam UUD 1945 meskipun dalam jumlah pasal yang terbatas. UUD 1945 sudah diamandemen oleh MPR hasil Pemilu Reformasi sampai dengan amandemen keempat. Pasca amandemen, UUD 1945 hanya terdiri dari dua bagian, yaitu pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945, sebelum amandemen terdiri dari tiga bagian. Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara fundamental. Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea dengan ajaran HAM. Alinea pertama memuat pernyataan bangsa Indonesia tentang kemerdekaan sebagai hak asasi

bangsa-bangsa di dunia. Alinea kedua memuat perjuangan pergerakan kemerdekaan sebagai hak asasi setiap bangsa. Alinea ketiga memuat pernyataan menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia itu diperoleh melalui usaha perjuangan kemredekaan bangsa Indonesia, perjuangan disertai ridho Tuhan Yamg Maha Esa, dan kemerdekaan yang dicapai dengan keinginan luhur sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Alinea keempat sebagai muara dari alinea pertama, kedua dan ketiga yang memuat pernyataan bahwa negara Indonesia merdeka yang didirikan mempunyai tujuan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam menjada perdamaian dunia yang abadi berdasarkan kemerdekaan dan keadilan. Ketentuan yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yang berkaitan dengan HAM, kemudian ke dalam pasal-pasal UUD 1945. Dengan demikian dasar-dasar ketentuan HAM telah dicantumkan dalam pasal-pasal UUD 1945. Baik dalam UUD 1945 sebelum amandemen dan sesudah amandemen. Di dalam UUD 1945 sebelum amandemen setidaknya terdapat lima pasal yang secara langsung menyatakan perlunya perlindungan bagi HAM tetapi belum secara terang menyebut HAM, yaitu pertama: hak kesamaaan kedudukan di depan hukum dan pemerintahan, kedua: hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, ketiga: hak mengeluarkan pendapat, berkumpul dan berserikat, keempat: hak untuk memeluk agama, dan kelima: hak untuk mendapatkan pendidikan. Perkembangan cukup signifikan tentang HAM di Indonesia adalah bersamaan dengan pergantian pemerintahan 1998 yakni dari pemerintahan Orde Baru ke pemerintahan Reformasi, berupa dihasilkannya Tap MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM. Perkembangan lebih lanjut tentang HAM terjadi pada Amandemen Kedua UUD 1945. Pada amandemen kedua ini ketentuan mengenai HAM mengalami perubahan yang cukup signifikan, merinci HAM secara lebih detail, terang-terangan dan eksplisit. HAM sudah diletakkan secara normative di dalam Pembukaan UUD 1945 dan secara rinci dijabarkan di dalam pasal-pasal UUD, yakni pasal 28A sampai 28J. Kualifikasi Pasal-Pasal Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945 Pasca Amandemen
15

16

Hak Sipil dan Politik

Bab XIA (Hak Asasi Manusia) Pasal Tentang 28A dan 28I Hak untuk hidup ayat (1)

Pasal 28

Di Luar Bab XIA Tentang Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan Hak untuk beragama dan berkepercayaan

28D ayat 1

28D ayat (3)

28D ayat (4) dan 28E ayat (1) 28E ayat (1) dan 28I ayat (1) 28E ayat (2) dan 28I ayat (1)

Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum Hak atas kesempatan sama dalam pemerintahan Hak atas status kewarganegaraan dan hak berpindah Kebebasan beragama Hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya Hak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat

29 ayat (2)

28E ayat (3)

17

28F

28G ayat (1)

28G ayat (2) dan 28I ayat (1) 28G ayat (2) 28I ayat (1) 28I ayat (1)

Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi Hak atas rasa aman dan bebas dari ancaman Bebas dari penyiksaan Hak memperoleh suaka politik Hak untuk tidak diperbudak Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut Hak untuk tidak diperlakukan diskriminatif Hak untuk memiliki 18B ayat (2) keturunan Hak anak 27 ayat (2)

28I ayat (1)

28I ayat (2)

Hak Ekonomi Sosial dan Budaya

28B ayat (1)

Pengakuan hukum dan hak adat tradisional Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak Hak atas pendidikan kebebasan masyarakat dalam memelihara dan

28B ayat (2)

28C ayat (1) 18

Pemenuhan 31 kebutuhan dasar dan pendidikan Hak untuk memajukan dirinya secara kolektif 32 ayat (1)

28C ayat (2)

mengembangkan 28D ayat (2) Hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja Hak untuk memilih pendidikan dan pengajaran 33 ayat (3) nilai-nilai budaya Hak atas akses sumberdaya alam untuk kesejahteraan 34 ayat (1) rakyat Hak untuk mendapat pemeliharaan bagi fakir miskin dan 28E ayat (1) 28H ayat (1) Hak untuk memilih pekerjaan Hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat Hak atas pelayanan kesehatan Hak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama Hak atas jaminan sosial Perlindungan hak milik Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional 34 ayat (2) 34 ayat (3) anak-anak Hak atas jaminan sosial Hak atas pelayanan kesehatan

28E ayat (1)

28H ayat (1) 28H ayat (2)

19

28H ayat (3) 28H ayat (4) 28I ayat (3)

UUD 1945 pasca amandemen telah mengadopsi jauh lebih banyak dan lengkap dibandingkan sebelumnya, baik menyangkut hak-hak sipil dan politik maupun hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Banyak sekali ditemukan kesamaan substantif sejumlah pasal-pasal hak asasi manusia, baik di dalam maupun di luar Bab XIA, sehingga secara konseptual tumpang tindih, repetitif dan tidak ramping pengaturannya. Misalnya, hak untuk beragama maupun berkepercayaan diatur dalam tiga pasal, yakni pasal 28E ayat (2), pasal 28I ayat (1), dan pasal 29. Meskipun dengan sejumlah kekurangan secara konseptual, pengaturan normatif pasal-pasal hak asasi manusia yang demikian sudah cukup maju, apalagi mengatur secara eksplisit tanggung jawab negara dalam penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia (vide: pasal 28I ayat (4) dan ayat (5) UUD 1945 pasca amandemen). Konsepsi tanggung jawab hak asasi manusia dalam UUD 1945 lebih menonjol kewajiban warga negara dibandingkan tanggung jawab utama negara, dalam hal ini pemerintah. Kewajiban warga negara dalam soal hak asasi manusia diatur secara terpisah dan khusus (vide: pasal 28J), namun secara konseptual pengaturannya kurang tepat karena memasukkan konsep derogasi di dalam pasal 28J ayat (2), yang seharusnya dalam konstitusi sebagai hukum (hak) dasar tidaklah perlu mengadakan pembatasan-pembatasan terhadap hal-hal yang umum atau mendasar sifatnya. Konsep derogasi haruslah spesifik, atau diterapkan dalam kondisi tertentu yang sifatnya darurat dan tidak semua hak bisa dibatasi atau dikurangi, karena ada sejumlah hak-hak yang sifatnya non-derogable rights (hak-hak yang tidak bisa sama sekali dibatasi atau dikurangi), seperti hak hidup dan hak untuk bebas dari penyiksaan dan perbudakan. Secara konseptual, perbaikan terhadap pasal-pasal yang menyangkut hak-hak asasi manusia adalah membongkar dan menata ulang berbasiskan pada substansi yang tegas penormaan dan rumusannya, dan menghapus pasal-pasal repetitif nan tumpang tindih. Sedangkan menyangkut tanggung jawab hak asasi manusia, perubahan UUD 1945 perlu pula mengatur secara tegas dan progresif tanggung jawab utama negara, dalam hal ini pemerintah, untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak asasi manusia. Konsepsi progresifitas atau pemajuan hak-hak asasi manusia menjadi
20

penting agar penyelenggara negara lebih memprioritaskan tanggung jawabnya, baik terhadap hak-hak sipil dan politik maupun hak-hak ekonomi sosial dan budaya. Pasalpasal tentang tanggung jawab negara dalam penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak asasi manusia haruslah dibuat secara khusus, termasuk konsekuensi impeachment yang menjadi landasan konstitusionalnya (misalnya: memasukkan klausul terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam pasal 7A UUD 1945). Selain itu dengan kemungkinan momentum politik tertentu, perlu dipertimbangkan pula bila hendak melakukan perubahan total UUD 1945 (bukan bersifat amandemen), yakni menempatkan pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia terlebih dahulu dalam pasal-pasal pembuka atau awal dalam struktur konstitusinya sebelum pengaturan tentang kekuasaan dan kelembagaan negara yang menjalankan kekuasaannya.

21

BAB III PENUTUP

3.1

SIMPULAN

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun. Jenis-jenis HAM antara lain sebagai berikut : 1. Hak hak asasi pribadi (personal rights) 2. Hak asasi politik (political right) 3. Hak asasi ekonomi (property right) 4. Hak asasi sosial dan kebudayaan (social and cultural right) 5. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan ( rights of legal equality). 6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural rights). Hubungan antara Hak asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan Sebagai berikut : 1. Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama , melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama. 2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum 3. Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara 4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara Perkembangan lebih lanjut tentang HAM terjadi pada Amandemen Kedua UUD 1945. Pada amandemen kedua ini ketentuan mengenai HAM mengalami perubahan yang cukup signifikan, merinci HAM secara lebih detail, terang-terangan dan eksplisit. HAM sudah diletakkan secara normative di dalam Pembukaan UUD 1945 dan secara rinci dijabarkan di dalam pasal-pasal UUD, yakni pasal 28A sampai 28J. 3.2 SARAN Adapun saran yang dapat saya sampaikan dari hasil penulisan makalah yang berjudul Hak Asasi Manusia ini antara lain : Diharapkan kepada Pemerintah dan Instansi yang berkenaan dengan perlindungan Hak Asasi Manusia dapat menentukan dan menetapkan kebijakan sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Dalam menentukan kebijakan perundangundangan jangan hanya melihat satu sisi saja. yang berarti bagi orang-orang yang tertindas. Karena terkadang undang-undang tentang Hak Asasi Manusia yang berlaku saat ini tidak mampu memberikan bantuan

22

23

DAFTAR PUSTAKA ICCE UIN Jakarta, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta : The Asia Foundation dan Prenada Media, 2003 Asri Wijayanti. 2008 www.bukuonline.com .Sejarah perkembangan, Hak Asasi Manusia

Hayat, Heny. 2008. Hak Asasi Manusia. Jakarta: The London School of Public Relations. Hamuni. 2007. Ham Dalam Konsepsi Pancasila dan UUD 1945 (Online). http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/22107168175.pdf. Diakses 12 Oktober 2012. Wiratraman, R. Herlambang P. 2007. Hak-Hak Konstitusional Warga Negara Setelah Amandemen UUD 1945: Konsep, Pengaturan dan Dinamika Implementasi (Online). http://herlambangperdana.files.wordpress.com/2008/06/herlambangham-setelah-amademen-uud-1945a2.pdf. Diakses 12 Oktober 2012. http://ilulcreative.wordpress.com/2010/10/05/makalah-hak-asasi-manusia-dalampancasila/ http://makalahhakasasimanusiaham.blogspot.com/ http://dqromario.blogspot.com/2012/03/makalah-hak-asasi-manusia.html http://www.fileskripsi.com/2011/01/hak-asasi-manusia-ham.html http://emyfizza.blogspot.com/2011/02/makalah-kewarganegaraan-hak-asasi.html http://www.dpr.go.id/id/berita/komisi3/2012/jun/26/4139/delegasi-parlemen-inggristanyakan-perkembangan-ham-di-indonesia http://id.scribd.com/doc/29217262/HAK-ASASI-MANUSIA http://www.inoputro.com/2011/06/sejarah-perkembangan-hak-asasi-manusia/ http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/ http://pusham.uii.ac.id/ham/7_Chapter1.pdf http://herlambangperdana.files.wordpress.com/2008/06/herlambang-sejarah-danperkembangan-ham.pdf http://chabuliciouz.blogspot.com/2012/06/sejarah-perkembangan-ham-diindonesia.html

You might also like