You are on page 1of 2

Ruang Publik Di Bantaran Sungai Bengawan Solo Melalui Pendekatan Eco-Tech Arsitektur Latar Belakang Kota Surakarta merupakan

kota budaya yang dikenal asri. Berbagai program

kebijakan pembangunan wilayah kota Surakarta terus dibangun. Salah satunya adalah penataan kota melalui pengadaan (pembangunan) sarana ruang publik (public space) bagi masyarakat. Pembangunan wilayah Kota tentunya harus mendasarkan kepada UU No.26 Tahun 2007 Tentang Tata Ruang Kota yang didalamnya mengatur mengenai ketentuan pelaksanaan Tata Ruang Wilayah Kota. Demikian pula Kota Solo dalam pembangunan bebarapa ruang publik selama ini tentu wajib mengacu kepada regulasi tersebut. Salah satu acuan penting dalam regulasi penataan ruang tersebut mensyaratkan bahwa pembangunan kota haruslah mengikutsertakan peran masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan pembangunan yang partisipatif. Selain itu, dari prespektif kemanfaatan ruang, penambahan ruang social masyarakat melalui pembangunan taman-taman kota diharapkan akan memberikan manfaat bagi masyarakat diantaranya sebagai sarana rekreasi, olah raga maupun manfaat sosial, estetika maupun ekologis lainnya. Penataan Ruang bahwa masyarakat berhak untuk memperoleh dan menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang. Sehingga jangan sampai penataan ruang seperti halnya pembangunan publik space taman kota di Solo tidak memberikan kemanfaatan bagi masyarakat Solo. Sampai dengan saat ini taman-taman kota telah dibangun meskipun beberapa diantaranya masih dalam proses, Sekiranya, patut diperhatikan bagaimana masyarakat memperoleh kemanfaatan dari hasil pembangunan daerah tersebut, Selanjutnya bagaimana ruang-ruang sosial itu akan dijaga keberadaan dan kelestariannya dimasa depan. Terkait dengan pemanfaatan potensi wilayah bantaran sungai, bantaran Bengawan Solo memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi sebuah ruang yang bermanfaat bagi publik. Berbagai potensi Bengawan Solo yaitu mulai dari perannya sebagai Sabuk Hijau, daerah resapan air, hingga nilai historis yang tersimpan dalam perjalanannya.

Dengan mempertimbangkan berbagai potensi tersebut, segmen pada cabang utama Bengawan Solo yang mengalir di Kota Solo menjadi pusat pengembangan, wujudnya adalah dalam bentuk ruang publik yang bersifat rekreasional. Upaya pemanfaatan potensi wilayah bantaran sungai menjadi sebuah ruang yang bermanfaat bagi publik diwujudkan dalam suatu bentuk ruang terbuka yang direncanakan dengan mengeksplorasi potensi fisik dan non fisik yang ada pada wilayah bantaran Bengawan Solo. Keberadaan ruang public di bantaran sungai Bengawan Solo yang dapat diakses publik akan meningkatkan pemanfaatan kawasan dan diharapkan dapat menguatkan nilai bantaran sungai sebagai ruang yang positif. Ruang ini didapatkan melalui optimalisasi fungsi utama wilayah bantaran sebagaidaerah resapan air yang berupa hutan alam. Adanya penambahan fungsi ruang publik merupakan sebuah usaha mendekatkan manusia dengan lingkungannya. Hal-hal di atas mendorong penulis untuk mengambil objek perancangan ruang publik di bantaran sungai Bengawan Solo sebagai ide utama. Fasilitas ini nantinya direncanakan agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat diantaranya sebagai sarana rekreasi, olah raga maupun manfaat sosial, estetika maupun ekologis lainnya yang dinyatakan bahwa masyarakat berhak untuk memperoleh dan menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang sehingga jangan sampai penataan ruang seperti halnya pembangunan publik space di Surakarta tidak memberikan kemanfaatan bagi masyarakat Surakarta.

You might also like