You are on page 1of 23

1.

Jelaskan mengenai polimer,resin, dan plastic dari segi: Sifat Keunggulan dan kekurangan Penggunaan Jawab:

Polimer
Sifat polimer
Termoplas Termoplas bersifat lunak jika dipanaskan dan dapat dicetak kembali menjadi bentuk lain. Hal ini dikarenakan termoplas memiliki banyak rantai panjang yang terikat oleh gaya antar molekul yang lemah. Contoh polimer yang memiliki sifat termoplas adalah PVC, polietena, nilon 6,6 dan polistirena. Termoset Termoset mempunyai bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika dipanaskan. Penyebabnya adalah termoset memiliki banyak ikatan kovalen yang sangat kuat diantara rantai-rantainya. Ikatan kovalen akan terputus serta terbakar jika dilakukan pemanasan yang tinggi. Polimer yang memiliki sifat termoset adalah bakelit Elastomer Elastomer merupakan polimer yang elastic atau dapat mulur jika ditarik, tetapi kembali ke awal jika gaya tarik ditiadakan. Penyebabnya adalah tumpang tindih antara polimer yang memungkinkan rantai-rantai ditarik, dan ikatan silang yang akan menarik kembali rantai-rantai tersebut ke susunan tumpang tindihnya. Contoh elastomer adalah karet sintetis SBR. Sifat Thermal Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan keras jika didinginkan, polimer seperti ini disebut termoplas. Contohnya : plastik yang digunakan untuk kantong dan botol plastik. Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan disebut termoset, contohnya melamin Sifat Kelenturan Polimer akan mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis. Umumnya polimer alam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan,sedangkan polimer sintetis lebih mudah dibuat cetakan untuk menghasilkan bentuk tertentu. Karet akan lebih mudah mengembangdan kehilangan kekenyalannya setelah terlalu lama kena bensin atau minyak. Ketahanan terhadap Mikroorganisme Polimer alam seperti wool, sutra, atau selulosa tidak tahan terhadap mikroorganisme atau ulat (rayap). Sedangkan polimer sintetis lebih tahan terhadap mikroorganisme atau ulat. Sifat Lainnya Sifat polimer yang lainnya bergantung pemakainnnya untuk kemasan atau alat-alat industri. Untuk tujuan pengemasan harus diperhatikan : - Toksisitasnya - Daya tahan terhadap air, minyak atau panas - Daya tembus udara (oksigen)

Kelenturan Transparan

Keunggulan dan kekurangan polimer:


Karakteristik Berat jenis rendah Temperatur melting rendah Elongasi tinggi Konduktivitas panas rendah Ketahanan Listrik Kejelasan Optik (sejumlah tipe) Mudah berwarna Sensivitas Pelarut Mudah Terbakar Keunggulan/kelemahan Produk ringan/kekuatan struktural rendah Mudah diproduksi/Hanya digunakan pada range temperatur yang rendah Kerapuhan rendah/Creep tinggi dan yield strength rendah Insulation termal yang baik/Disipasi pamas buruk Insulation listrik yang baik/tidak bisa mekonduksi listrik Sangat berguna sebagai clear material/ Terdegradasi oleh sinar matahari Digunakan tanpa painting/ Match colors sulit Dapat diaplikasikan sebagai solution/dapat dipengaruhi oleh pelarut Sampah dapat dibakar/dapat menyebabkan asap atau bahaya kebakaran

Penggunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari:


Penggunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi bagian hidup kita dan jarang kita perhatikan. Beberapa polimer tersebut adalah : a. Polietilena Kita lebih sering menyebutnya dengan plastik. Polimer ini dibentuk dari reaksi adisi monomer-monomer etilena. Ada dua macam polietilena, yaitu yang memiliki densitas (kerapatan) rendah dan polietilena yang memiliki densitas tinggi. Perbedaan dari kedua polimer ini adalah cara pembuatannya dan agak berbeda sifat fisikanya. Secara umum sifat polietilena adalah sebagai zat yang tidak berbau, tidak berwarna dan tidak beracun. Untuk polietilen dengan densitas rendah biasanya dipergunakan untuk lembaran tipis pembungkus makanan, kantung-kantung plastik, jas hujan. Sedangkan untuk polietilen yang memiliki densitas tinggi, polimernya lebih keras, namun masih mudah untuk dibentuk sehingga banyak dipakai sebagai alat dapur misal ember, panci, juga untuk pelapis kawat dan kabel. b. Polipropilena Polimer ini mirip dengan polietilen, Monomer pembentuknya adalah propilena, berbeda dalam jumlah atom C dengan etilen. Polipropilena lebih kuat dan lebih tahan dari polietilena, sehingga banyak dipakai untuk membuat karung, tali dan sebagainya. Karena lebih kuat, botol-botol dari polipropilena dapat dibuat lebih tipis dari pada polietilena. Botol minuman adalah salah satu contoh polimer propilena yang banyak dipergunakan. c. Teflon Nama Teflon merupakan nama dagang, nama ilmiahnya adalah politetrafluoroetilena dan disingkat dengan PTFE. Polimer dihasilkan dari proses polimerisasi adisi senyawa turunan etilen yaitu tetrafluoroetilena (CF2 = CF2). Teflon sangat tahan

terhadap bahan kimia, panas dan sangat licin. Penggunaan teflon sebagai pelapis barang yang tahan panas seperti tangki di pabrik kimia, pelapis panci dan kuali anti lengket di dapur serta pelapis dasar seterika. d. Polivinil klorida (PVC) Polimer ini merupakan polimer yang dibentuk oleh monomer kloro etilen (CH2=CHCl). Polimer ini memiliki sifat yang lebih kuat dibandingkan dengan etilen, tahan panas atau tidak mudah terbakar. Berdasarkan sifat inilah maka, polivinil klorida banyak dipergunakan untuk untuk membuat pipa, selang keras, lapisan lantai, piringan hitam, dan lain-lain. e. Bakelit Polimer bakelit merupakan plastik termoseting, polimer ini dihasilkan dari suatu kopolimer kondensasi antara metanal dan fenol. Bakelit sudah banyak dibahas pada plastik termoseting. Polimer ini banyak digunakan untuk peralatan listrik, sebagai kotak isolator, dan dudukan lampu. f. Polimer Akrilat Ada dua jenis polimer Akrilat yang banyak dipergunakan dalam kehidupan seharihari yaitu polimetil metakrilat dan serat akrilat atau orlon. g. Polmetilmetakrilat (PMMA) Merupakan senyawa homopolimer yang dibentuk dari reaksi polimerisasi adisi senyawa metil metakrilat. Senyawa ini juga dikenal dengan nama dagang flexiglass (gelas yang fleksibel). PMMA berupa plastik bening, keras dan kuat, namun ringan dan fleksibel. Pemanfaatannya sebagai bahan pencampur gelas dan pencampur logam, dan yang paling mudah kita amati adalah digunakan untuk lampu belakang mobil ataupun kaca jendela pesawat terbang. Polimerisasi dari asam akrilat (asam 2-propenoat) atau turunannya menghasilkan serat akrilat seperti orlon, serat ini menyerupai wol, sehingga dipergunakan untuk jamper, kaos kaki, karpet dan lain-lain. Serat sutra didapat dari ulat sutra sebagai bahan yang mengkilat dan halus serta lembut. Polimer sintetik dari sutra adalah serat sintetik nylon 66 dan nylon 6, walapun hasilnya tidak sebaik sutra namun sudah mendekati. Polimer ini merupakan poliimida, cocok untuk tekstil halus , misalnya untuk pakaian dan pakaian dalam. h. Poliester Poliester merupakan polimer yang disusun oleh monomer ester. Penggunaan dari polimer ini adalah pengganti bahan pakaian yang berasal dari kapas. Produk yang dikenal adalah Dacron dan tetoron nama dagang sebagai serat tekstil. Polimer ini juga dapat dikembangkan lagi dan dipergunakan sebagai pita perekam magnetic dengan nama dagang mylar. i. Karet sintetik Keterbatasan sumber daya karet dan sifatnya yang perlu ditingkatkan maka diteliti dan didapatkan karet sintetik. Karet sintetik merupakan kopolimer yang terbentuk dari dua monomer yaitu stirena dan 1,3 butadiena disingkat dengan SBR. Rantai polimer senyawa ini dapat berikatan membentuk ikatan silang dengan atom belerang (sulfide) melalui proses vulkanisasi, sehingga karet sintetik memiliki sifat keras dan kuat. Cocok untuk ban mobil.

Resin
Resin adalah bahan perekat untuk fiberglass, jika diumpamakan bahan bangunan, fiberglass adalah pasir, resin adalah semennya.

Sifat resin
Secara fisika: 1. Keras 2. Transparan 3. Plastis 4. Lembek/ leleh Secara kimia, campuran dari: 1. Asam-asam resinat 2. Alkohol rersinat 3. Resino tannol 4. Ester-ester 5. Resen-resen 6. Bebas Zat lemak 7. Sedikit mengandung oksigen dan banyak mengandung karbon

Keunggulan dan kekurangan resin:


Keunggulan Dari sisi limbah sekunder yang dihasilkan, resin hanya menghasilkan limbah sekunder sekitar 20% dari jumlah limbah sekunder ekstraksi pelarut. Sehingga biaya pengelolaan limbah sekunder pun dapat dikurangi. Kekurangan Karena resin menggunakan pelarut asam khlorida yang sangat korosif.Sehingga untuk penggunaan dalam skala industri perlu digunakan bahan yang sangat tahan korosi, seperti tantalum.

Penggunaan resin:
Di bidang industri, penggunaan resin sudah sangat umum. Di bidang otomotif resin digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat bemper, dashboard dan spion. Kalau bidang fashion, resin digunakan untuk membuat boneka peraga pakaian (manequin). Penggunaan resin epoxy dan resin polyester sebagai bahan matrik pembuatan kampas rem. Penggunaan resin komposit sebagai bahan pasak dan inti.

Plastik
Sifat plastik
berharga relatif murah mempermudah proses perakitan suatu proses berat ringan mampu meredam suara tidak menghantar listrik sehingga banyak digunakan sebagai isolator, seperti konektor, switch, relay, komponen TV tuner, pembentuk kumparan, papan IC dan komponen komputer.

Keunggulan dan kelemahan plastic:


Keunggulan: Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan terutama karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas; berbobot ringan; tidak mudah pecah; bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna, dapat diproduksi secara massal, harga relative murah dan terdapat berbagai jenis pilihan bahan dasar plastik. Kelemahan: - Saat ini penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai persoalan lingkungan, yaitu tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroba di dalam tanah, sehingga terjadi penumpukan sampah plastik yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan. - Kelemahan lain adalah bahan utama pembuat plastik yang berasal dari minyak bumi, yang keberadaannya semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui. - Walaupun plastik memiliki banyak keunggulan, terdapat pula kelemahan plastic bila digunakan sebagai kemasan pangan, yaitu jenis tertentu (misalnya PE, PP, PVC) tidak tahan panas, berpotensi melepaskan migran berbahaya yang berasal dari sisa monomer dari polimer dan plastik merupakan bahan yang sulit terbiodegradasi sehingga dapat mencemari lingkungan.

Penggunaan plastik:
Penggunaan plastik sebagai kemasan sudah sangat masif, mulai dari sachet shampoo yang kecil, gelas minuman, kantung plastik, bungkus deterjen, dan masih banyak lagi untuk disebutkan satu per satu.

2. Berikut beberapa jenis proses umum untuk manufaktur plastik: Extrusion Injection Molding Blow Molding Thermoforming Recycling Gambarkan dan jelaskan prosesnya, serta sebutkan contoh aplikasi/produknya!! Jawab:

Extrusion
Extrusion adalah proses manufaktur kontinu yang digunakan untuk mencetak produk yang panjang dengan penampang yang tetap. Teknik ini dapat digunakan untuk memproses sebagian besar polimer thermoplastic dan beberapa jenis polimer thermoset. Karakteristik yang biasanya digunakan untuk membedakan proses extrusion dengan injection molding adalah viskositas atau kekentalan lelehan plastik pada temperatur proses normal. Biasanya, plastik yang dapat diproses dengan metode extrusion memiliki viskositas yang tinggi, sehingga produk yang baru mengalami extrusion dapat mempertahankan bentuk hasil pencetakan hingga produk tersebut sampai pada tahap pendinginan cepat (water bath, air quench atau chill roll).

Parameter kualitas material yang perlu diperhatikan pada proses ini antara lain: Melt Flow Rate Temperatur Leleh Sifat Mekanis Pada prinsipnya semua Thermoplastik dapat diekstrusi, tetapi disini berlaku thermoplastik yang mempunyai viskositas tinggi. Dibawah ini ada tabel thermoplastik yang dapat diekstrusi: Bahan Temperatur Contoh Pengerjaan Pengerjaan (C) CA 160 - 200 Profil, lembaran, pipa PS 170 - 210 Lembaran busa SB 170 - 220 Lembaran, profil ABS 170 - 220 Lembaran, pipa, profil LDPE 130 - 200 Pipa, lembaran, bungkus kawat HDPE 140 - 220 Pipa, lembaran, bungkus kawat, pipa pengikat PP 180 - 260 Pipa, lembaran, pipa pengikat PVC-keras 180 - 200 Pipa, profil, lembaran PVC-lunak 150 -190 Selang, profil, bungkus kabel, dan karet PMMA 160 -190 Lembaran, profil, pipa PC 300 - 340 Lembaran, profil PA 260 - 300 Selang, bungkus kabel, pipa POM 170 - 200 Pipa, profil Bentuk-bentuk yang biasanya diekstrusi adalah:

Gambar 1.1 Bentukan yang biasa diekstrusi

Prinsip Kerja mesin Ekstrusi

Gambar 1.2 Bagian-bagian mesin ekstrusi Pertama-tama Thermoplastik baik berupa tepung atau granulat dilelehkan pada Ekstruder (1), kemudian diinjeksikan melalui cetakan (2), setelah keluar dari cetakan yang sesuai dengan profil yang diinginkan dinasukkan ke dalam alat kalibrasi (3). Keluar dari alat kalibrasi masuk tangki air (4) untuk didinginkan, setelah dingin dimasukkan ke ban penarik (5) kemudian dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diminta pada alat potong (6) dan disusun pada alat penyusun (7). Suatu proses yang dikenal dengan nama pelapisan ekstrusi digunakan secara meluas untuk melapisi kertas, kain, dan lembaran logam. Bahan thermoplastik diekstrusi melalui cetakan yang pipih (lihat gambar di bawah ini) pada lembaran kertas/kain atau logam yang bergerak dibawahnya, lapisan yang diekstrusi yang masih lunak, melekat pada lapisan bawahnya kemudian ditekan oleh rol karet pada rol logam.

Gambar 1.3 Prinsip kerja roll dalam ekstrusi Sisi lapisan dipotong sebelum digulung. Meskipun setiap bahan thermoplastik dapat diekstrusi untuk pelapis, bahan yang paling banyak digunakan adalah vinil, polietilen, dan polipropilen. Proses lapis ekstrusi lainnya yang penting juga adalah penyalutan isolasi pada kawat dan kabel. Roll Tidak hanya metal yang dapat diroll, Thermoplastik pun dapat dikerjakan dengan cara ini. Secara prinsip semua Thermoplastik dapat dikerjakan dengan cara ini. Tetapi pada

kenyataannya Thermoplastik yang banyak dikerjakan dengan sistim roll ini adalalah PVC keras,PVC lunak,PS,ABS,PE,PP. Bentuk Roll Biasanya Roll untuk pengerjaan lembaran ini terdiri dari 4 atau 5 roll utama. Susunan dari roll ini ada bermacam macam , yaitu susunan I, L, F, dan Z.

Gambar 1.4 Skema letak roll dalam pengerjaan plastic Prinsip kerja mesin Roll Termoplastik dilelehkan pada ekstuder kemudian diekstrusi keluar. Plastic yang diekstrusi ini dipindahkan pada ban berjalan dan di-roll awal. Dan roll ini dipndahkan pada ban berjalan lagi, dibawa pada alat pengaduk, keluar dari alat ini dipindakan dengan ban berjalan kemesin rollnya. Di mesin ini Thermoplastic diroll sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan dilakukan pada roll penarik kemudian didinginkan pada roll pendingin dan kemudian digulung. Ekstrusi plastik lembaran tiup Untuk pembuatan kantong plastik dimana bahan dasarnya adalah plastik lembaran yang tepinya tanpa sambungan, atau seperti selang besar yang tipis. Biasanya bahan yang diproses cara ini adalah PE, PP, PVC, dan PS. Pembuatan lembaran ini menggunakan mesin ekstrusi tiup

Gambar 1.5 Mesin ekstrusi tiup Cara kerjanya : Thermolastik pertama kali dilelehkan pada ekstruder (1) kemudian diinjeksikan pada alat tiup (3). Kemudian didinginkan pada ring pendingin (4). Setelah didinginkan Thermoplastik mengembung karena ada udara yang ditiupkan dan ditarik keatas kemudian dilipat dengan roll (5) dan ditarik kebawah akhirnya digulung pada penggulung.

Cara kerja mesin injeksi : Cetakan plastik yang digunakannya ini terdiri dari dua bagian. Yaitu bagian tetap dan bagian yang bergerak. Cetakan bagian yang tetap akan dicekam pada meja mesin yang tetap, sedang cetakan bagian yang bergerak akan dipasang pada meja mesin yang dapat bergerak maju mundur, dalam hal ini akan membuka dan menutup kedua belah cetakan plastik tadi. Penginjeksian berlangsung pada saat cetakan tertutup. Setelah penginjeksian akan ada tekanan berikutnya yang disebut back pressure supaya tidak ada tekanan balik dari cetakan dan untuk memadatkan struktur plastik. Setelah proses ini berlangsung beberapa detik, maka ada proses pendinginan. Proses pendinginan inipun berlangsung beberapa detik dan kemudian cetakan membuka, setelah membuka produk yang ada dalam cetakan akan didorong jatuh. Kemudian cetakan akan kembali menutup untuk penginjeksian selanjutnya. Satu putaran proses tersebut disebut siklus injeksi. Proses extrusion dapat dikelompokkan secara lebih khusus berdasarkan produk yang dihasilkan, yaitu: 1. Tubular Water Quench Extrusion Tubular Water Quench Extrusion Setting Temperatur: atau yang dikenal juga dengan nama Inflated Die 200-220C Polypropylene (IPP) adalah suatu proses Water bath 25-30C untuk menghasilkan lembaran plastik tipis Catatan: Setting di tiap mesin mungkin berbeda yang berbentuk tube (red. silinder berongga). Lembaran plastik tipis ini biasa disebut film. Pada proses ini, pellet plastik dilelehkan dalam ekstruder, kemudian dicetak menggunakan suatu die yang berbentuk seperti cincin. Selanjutnya untuk memadatkan hasil cetakan lelehan plastik tersebut dan juga untuk menghasilkan kebeningan yang optimal (mengingat, PP pada dasarnya bersifat optis translucent), maka lelehan tersebut dilewatkan pada suatu water quench ring.

Gambar 1.6 Tubular Water Quench Extrusion Process Parameter kualitas yang terutama diperhatikan pada produk IPP adalah kemudahan bukaan dan juga kebeningan film. Produk dari proses ini disebut tubular water quench film atau IPP (red. Inflated Polipropilena). Ketebalan film IPP komersial adalah antara 12 150 micron. Film IPP tersebut dapat diaplikasikan menjadi aneka kemasan plastik umum, kantong gula, kemasan roti, kantong kerupuk, dan lain lain.

Gambar 1.7 Pengaplikasian Tubular Water Quench Extrusion 2. Cast Extrusion Cast Extrusion adalah suatu proses Setting Temperatur: pencetakan lembaran plastik. Berbeda dengan Melt 230-260oC tubular quench extrusion, produk proses ini Chill roll 25-30oC berbentuk lembaran padat satu lapis (bukan Catatan: Setting di tiap mesin mungkin berbeda berbentuk tube) karena dicetak menggunakan die yang memiliki die lip berbentuk celah persegi panjang. Die ini dapat berupa T Die atau juga Coat-Hanger Die. Perbedaan kedua die ini adalah efektifitas hantaran panas dan aliran lelehan plastik, yang tentu akan berakibat pada kualitas lembaran film yang dihasilkan.

Gambar: 1.8 Sheet Extrusion Casting Process Produk dari proses ini adalah lembaran (sheet atau film) yang biasa disebut CPP (red. Cast Polipropilena). Ketebalan CPP film komersial adalah ~25 micron. Namun, berbeda dengan IPP, umumnya CPP akan dikombinasikan dengan lapisan material lain seperti BOPP atau mungkin juga dilapis dengan Aluminum dengan proses metallizing, tergantung pada performa produk aplikasi yang ingin dihasilkan. Aplikasi dari produk proses ini adalah bungkus makanan ringan, permen, dan lain-lain.

Gambar 1.9 Pengaplikasian Sheet Extrusion Casting Process

3. Biaxially Oriented Extrusion Biaxially Oriented Extrusion adalah suatu Setting Temperatur: modifikasi dari proses extrusion film, yaitu Melt 230-250C dengan mencetak lembaran tebal yang kemudian Chill roll 20-25C dilanjutkan dengan proses stretching (penarikan) Water bath 30-35C dua arah. Pada awalnya lembaran tersebut akan Catatan: Setting di tiap mesin mungkin berbeda ditarik searah jalannya mesin (Machine Direction MDO), umumnya penarikan yang terjadi sekitar 1 5 kali. Selanjutnya lembaran itu akan melewati proses annealing dan pre-heating bertahap dari 120 - 165 C, kemudian dilakukan tarikan kedua yang tegak lurus (Transverse Direction TDO) sebesar 8 kali.

Gambar 1.10 Biaxially Oriented Extrusion Process Tujuan dari penarikan dua arah tersebut adalah untuk mengatur ukuran dan distribusi kristal polimer agar berukurannkecil dan tersebar merata dalam lembaran BOPP. Sehingga kekakuan dan kebeningan film ini mencapai nilai maksimumnya. Performa mekanis inilah yang membedakan BOPP film dengan CPP film. BOPP bersifat kaku dan hanya dapat mengalami sedikit deformasi (mulur) lanjutan. Produk dari proses ini biasa disebut OPP (red. Oriented Polipropilena) atau BOPP (red. Biaxially Oriented Polipropilena). Ketebalan film BOPP komersial umumnya sekitar ~15 micron. Produk tersebut dapat diaplikasikan menjadi fleksible packaging (kemasan fleksibel) untuk aneka makanan, selotipe, bungkus rokok, dan lain-lain.

Gambar 1.11 Pengaplikasian Biaxially Oriented Extrusion Process

Injection Molding
Dewasa ini, terjadi pertumbuhan yang sangat pesat pada penggunaan produk plastik di industri manufaktur karena sangat serbaguna dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat diperlukan khususnya untuk pemanfaatan dan pengolahan polimer, sehingga dapat dihasilkan produk plastik dengan kuantitas yang cukup tinggi dan kualitas yang baik. Salah satu teknik yang cukup efektif dan banyak dipergunakan untuk pengolahan bahan thermoplastic adalah injection molding. Injection Molding banyak dipilih karena memiliki beberapa keuntungan diantaranya : kapasitas produksi yang tinggi, sisa penggunaan material (useless material) sedikit dan tenaga kerja minimal. Sedangkan kekuranganya, biaya investasi dan perawatan alat yang tinggi , serta perancangan produk harus mempertimbangkan untuk pembuatan disain moldingnya. Keyboard, mouse, panel TV, pesawat telepon merupakan hasil pengolahan plastik dengan menggunakan teknik injection molding. Teknik ini pertama kali dikenalkan oleh John Wesley Hyatt pada tahun 1868, dengan melakukan injeksi celluloid panas ke dalam mold, untuk membuat bola billiar. Bersama saudara perempuannya Isaiah, dia mematenkan mesin injection mold untuk penyedot debu tahun 1872. Tahun 1946 James Hendri untuk pertama kalinya membuat mesin screw injection mold, sehingga terjadi perubahan besar pada industri plastik. Dan 95 % mesin molding saat ini mengikuti teknik ini, untuk menghasilkan efisiensi panas, efisiensi campuran dan injeksi plastik ke molding. Pada tulisan ini, mesin injection molding tipe screw yang akan dipergunakan dalam pembahasan, karena tipe ini lebih banyak diaplikasikan di industri manufaktur, untuk pengolahan plastik. DEFINISI Mold dapat didefinisikan sebagai cetakan, atau proses yang dipergunakan dalam industri manufaktur untuk mencetak material. Sedangkan Injection Molding merupakan salah satu teknik pada industri manufaktur untuk mencetak material dari bahan thermoplastic. Material thermoplasctic yang biasa dicetak dengan teknik Injection Molding : Polystyrene, Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS), PMMA (Polymethyl Methacrylatic) dll. MESIN INJECTION MOLDING (Type Screw) Mesin Injection Molding type screw dapat dilihat pada gambar:

Gambar 2.1 Mesin Injection Molding

a. Ada 3 bagian utama dalam Mesin Injection Molding : Clamping Unit Merupakan tempat untuk menyatukan molding. Clamping system sangat kompleks, dan di dalamnya terdapat mesin molding (cetakan), dwelling untuk memastikan molding terisi penuh oleh resin, injection untuk memasukan resin melalui sprue pendingin, ejection untuk mengeluarkan hasil cetakan plastik dari molding. Plasticizing Unit Merupakan bagian untuk memasukan pellet plastik (resin) dan pemanasan. Bagian dari Plasticizing unit : Hopper untuk mamasukan resin; Screw untuk mencampurkan material supaya merata; Barrel; Heater dan Nozzle. Drive Unit Unit untuk melakukan kontrol kerja dari Injection Molding, terdiri dari Motor untuk menggerakan screw; Injection Piston menggunakan Hydraulic system (sistem pompa) untuk mengalirkan fluida dan menginjeksi resin cair ke molding. PROSES INJECTION MOLDING Proses Injection molding diawali dengan pellet plastik kadang orang menamakan resin. Secara sederhana dapat dijelaskan resin dimasukan ke dalam Hopper (bagian dari mesin injection), memasuki ke bagian barrel sesuai dengan prinsip grafitasi. Pemanasan resin hingga tercapai titik melting oleh heater, resin mengalami proses platicizing berbentuk cairan sehingga mudah untuk diinjeksikan ke dalam molding (cetakan). Di dalam Molding, resin dicetak sesuai dengan disain dari cetakannya, dan mengalami pendinginan untuk proses perubahan fase dari cair ke padatan (solidifikasi). Faktor yang mempengaruhi dalam Injection Molding adalah material plastik yang dipergunakan, mesin injection dan proses Injection Molding. Secara kuantitatif proses injection molding sangat dipengaruhi : Suhu Material, tekanan, kecepatan aliran material dalam silinder dan molding, temperatur molding, kekentalan resin, laju pendinginan. Namun tidak semua faktor ini dapat terukur dalam ruangan Injection Molding yang terisolasi. Plasticizing Process Plasticizing merupakan salah satu proses dalam Injection Molding, proses ini terjadi dalam platicizing unit. Resin yang masuk ke dalam plasticizing unit dengan adanya screw yang berputar menjadikan resin tercampur lebih homogen. Dibagian depan screw terjadi pemanasan resin hingga titik melting, resin mengalami proses plastizicing. Resin berubah bentuk dari padat ke cairan. Dengan bentuk cairan mememudahkan untuk proses injeksi ke nozzle dan akhirnya molding. Skema Proses plastizicing di dalam screw dapat dilihat gambar berikut:

Gambar 2.2 Plasticizing dalam Screw

Injection Injection diawali dari resin cair dalam plasticizing unit, diinjeksikan ke nozzle (sambungan antara molding unit dengan tabung plasticizing unit). Melalui sprue material mengalir ke molding, tekanan dan kecepatannya aliran ditentukan oleh perputaran screw. Bagian dwelling akan bekerja untuk menentukan molding telah terisi penuh dengan memberikan tekanan. Colling dilakukan dengan menentukan laju pendinginan untuk proses solidifikasi plastik, hal ini sangat penting untuk menghasilkan plastik sesuai disain. Molding dapat dibuka dengan memisahkan satu bagian dengan bagian lain molding. Selanjutnya plastik hasil injeksi dikeluarkan melalui ejector.

Gambar 2.3 Clamping Unit, menunjukan proses injeksi dari nozzle ke Sprue, molding dan terdapat ejector untuk mengeluarkan plastik. Sebagai ilustrasi plastik solid hasil dari injection molding dilihat pada gambar dibawah ini. Resin cair yang masuk dari sprue sampai ke part sesuai dengan cetakan (molding) mengalami proses pendinginan menjadi padatan (solid) sesuai dengan gambar dibawah ini:

Gambar 2.4 Runner dan Gate system Bagian hasil cetakan yang dipergunakan konsumen adalah part, sedangkan sprue dan runner merupakan jalannya resin untuk sampai ke part, dan mengalami pendinginan, yang berubah menjadi padatan. Selanjutnya sprue dan runner akan dibuang atau didaur ulang. Material resin dapat dicampur dengan sisa-sisa material runner dan sprue untuk menghasilkan plastik, namun ada juga material resin yang tidak dapat dicampur dengan sisa sprue dan runner.

Selain itu, ada beberapa cara pengerjaan plastik dengan injection molding, yaitu Press dingin Pada pengerjaan ini biasanya resin + pengeras + katalisator sudah menjadi satu. Bahan tersebut dicetak pada suatu cetakan press dan dibiarkan dalam temperatur ruangan. Untuk pengerasan cepat dapat dibantu dengan temperatur sampai 60C. Biasanya bahan untuk proses pengerjaan ini berupa lembaran.

Gambar 2.5 Pengerjaan plastik dengan press dingin Press panas Pada prinsipnya prosesnya sama dengan proses press dingin. Tetapi bahan yang digunakan disini adalah resin + pengeras + panas. Jadi bukan katalisator seperti pada press dingin. Panas yang dibutuhkan adalah 90- 110C , dan cetakan yang digunakan adalah dari aluminium, baja, besi tuang. Injeksi press Pengerjaan dengan injeksi press ini menggunakan mesin otomatis, dimana bahan akan dicetak disimpan dalam suatu tempat penyimpanan diinjeksikan melalui gate (lubang masukan) kedalam cetakan tertutup yang dipanaskan untuk dipress.

Gambar 2.6 Pengerjaan plastik dengan injeksi press Injeksi tuang Pengerjaan dengan injeksi ini persis sama dengan pengerjaan injeksi untuk Thermoplastik.Untuk pengerjaan ini dibutuhkan temperatur cetakannya antara 145 sampai 180C. Tekanan injeksinya 50 - 150 N/mm2.

Gambar 2.7 Pengerjaan plastik dengan injeksi tuang HASIL CETAKAN PLASTIK Produk akhir yang dihasilkan dalam proses injection molding terkadang tidak sesuai dengan spesifikasi dan disain yang telah dirancang. Permasalahan tersebut antara lain : Sink mark.

Gambar 2.8 Sink Mark Sink mark merupakan penuruan bagian permukaan pada hasil injecion molding karena terjadinya penyusutan bentuk plastik (volume) dan pengurangan densitas. Sink mark sangat dipengaruhi oleh disain plastik dan sering terjadi pada disain yang rumit. Inconsistent Dimension Pada suatu saat, dengan bentuk molding yang sama, dapat menghasilkan orientasi plastik yang berbeda, kadang mengalami penggelembungan membentuk cekungan atau cembung, terkadang juga mengalami penyusutan atau penambahan volume. Untuk mengatasi masalah ini biasanya dengan cara meningkatkan cooling rate.

Weld Line Weld line terjadi ketika, aliran resin cair dari sumber runner yang berbeda, bertemu dalama core (inti molding), biasanya terjadi pada akhir proses injeksi dalam molding. Selain solusi teknis, untuk mengurangi masalah weld line, sink mark, dan inconsistent dimension, saat ini telah dikembangkan program simulasi aliran resin ke molding (mold flow) dengan menggunakan Pro-engineering. Sehingga engineer dapat memprediksikan didaerah mana akan terjadi permasalahan tersebut. KESIMPULAN Metode Injection Molding dengan type screw banyak dipergunakan dalam industri manufaktur, keunggulan metode ini : Campuran resin, temperatur dan tekanan dalam mesin dapat merata. Resin lebih mudah diinjeksikan ke molding. Menghasilkan plastik dengan bentuk yang sama dan cepat. Kekurangan metode ini : Disain molding rumit dan biaya investasi tinggi. Permasalahan sink mark, weld line, dan inconsistent dimension.

Blow Molding
Blow Molding adalah suatu proses manufaktur benda berongga yang salah satu ujungnya tertutup, dengan cara mengembungkan preform atau parison thermoplastic panas di dalam cetakan yang tertutup, sehingga bentuk produk hasil penggembungan tersebut sesuai dengan bentuk cetakan. Terdapat berbagai variasi dari benda berongga, termasuk botol plastik, dapat dibentuk dengan proses ini. Sebagian besar grade thermoplastic komoditi dan rekayasa dapat diproses dengan cara ini. Sebagai persyaratannya, kekentalan dari material polimer tersebut harus tinggi agar parison atau perform tidak meregang terlalu banyak pada saat pencetakan. Secara umum, ada 3 macam tipe blow molding yaitu extrusion blow molding, injection blow molding, dan stretch blow molding. Perbedaan mendasar antara proses extrusion blow molding dengan injection blow molding terletak pada tahapan pembentukkan bakal botol. Pada proses extrusion blow molding (EBM), bakal produk disebut parison, yang dibentuk melalui proses extrusion. Parison ini kemudian mengalami proses peniupan.

Gambar 3.1 Extrusion Blow Molding Process

Kelebihan proses ini dibanding proses lainnya adalah dapat membentuk produk berongga dengan ukuran yang besar, seperti gallon, jerigen, dan botol besar lainnya. Material yang umumnya digunakan untuk proses ini adalah HDPE dan PP. Perbedaan penanganan material ini adalah pada PP memerlukan suatu mekanisme hot cutting untuk memotong parison. Untuk pengerjaan cetak tiup ini dibutuhkan mesin ekstrusi dan cetakan. Cetak tiup terutama dimanfaatkan untuk membuat wadah berdinding tipis dari bahan resin termoplastik. Suatu silinder bahan plastik yang disebut parison diekstrusi secepat mungkin dan dijepit pada ujung cetakan belah seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.2 Mesin cetak tiup Pada waktu cetakan ditutup parison dipotong akibat tekanan udara yang memadai akibat tertekan ke permukaaan cetakan. Cetakan harus mempunyai saluran udara yang memadai agar permukaan poroduk mulus. Segera setelah produk cukup dingin, cetakan dibuka dan produk dikeluarkan. Proses cetak tiup mirip dengan proses pembuatan botol dalam industri gelas. Pada gambar diatas, tampak sebuah mesin untuk membuat botol secara kontinu. Suatu pipa yang terbuat dari bahan termoplastik diekstrusi dalam cetakan yang terbuka. Kedua ujung pipa plastik tersebut terjepit dan tertutup dan udara tekan dialirkan ke dalam pipa kosong tersebut melalui pipa kosong tersebut melalui pipa pusat dalam kepala cetakan.Contoh produk cetak tiup diantaranya botol,pelampung, kemasan untuk bahan kosmetik, botol detergen cair, botol air panas, dll. Bahan baku yang digunakan dalam proses cetak tiup diantaranya polietilin, asetan selulosa, polipropilen dan asetan selulosa.

Gambar 3.3 Proses kontinue untuk membuat kemasan plastik

Selanjutnya pada proses injection blow molding (IBM), bakal produk di bentuk melalui proses injection molding. Bakal produk ini disebut preform. Proses IBM ini biasanya digunakan untuk material LDPE dan PP, untuk menghasilkan botol-botol yang berukuran kecil dan membutuhkan kepresisian yang tinggi atau bentuk-bentuk yang rumit. Contoh produknya adalah botol kosmetik, obat tetes mata, dan jar. Modifikasi lain dari proses IBM adalah injection stretch blow molding (ISBM). Pada proses ini, preform diregangkan (stretch) terlebih dahulu sebelum ditiup. Tujuannya adalah untuk menghasilkan botol dengan sifat optis (kebeningan) dan sifat mekanis (kekakuan) yang optimal akibat adanya pengaturan struktur kristal polimer.

Thermoforming (Vacum Forming)


Proses pemberian bentuk vakum (vaccum snappack forming) seperti pada gambar x di bawah ini. Setelah lembaran plastik dipanaskan dijepit, ruang cetakan divakumkan, akibatnya lembaran tersebut tertarik kebawah, lihat garis putus. Cetakan atas kemudian ditekankan pada lembaran yang akan dibentuk. Vakum ditiadakan dengan perlahan-lahan yang menyebabkan lembaran tersebut kembali kecetakan atas. Pada gambar c dipaparkan cara pemberian bentuk pada lembaran dengan menggunakan tekanan udara. Di sini lembaran yang telah dipanaskan ditiupkan pada permukaan cetakan. Proses ini digunakan untuk membuat produk yang rumit yang tidak memerlukan ketelitian yang ketat. Cacat permukaan yang tidak terlalu mencolok masih diperbolehkan. Dengan menggunakan pelumas sintetis khusus dalam cetakan, kecenderungan untuk terjadi cacat permukaaan dapat ditekan.Pada pembentukan selubung (drape forming), lembaran plastik dijepit kemudian direntangkan di atas permukaaan cetakan, atau cetakan ditekankan ke dalam lembaran tadi. Contoh produk dari proses thermoforming ini, diantaranya: tempat penyimpanan telur, bungkus tablet, tempat jelly, pintu bagian dalam interior mobil,dll.

Gambar 4.1 Pemberian bentuk vakum

Recycling
Cara Melakukan Daur Ulang Limbah Plastik. Daur ulang merupakan upaya memanfaatkan kembali barang-barang yang dianggap sudah tidak memiliki nilai ekonomis, melalui proses fisik maupun kimiawi atau keduanya hingga didapat suatu produk yang dapat dipergunakan dan diperjualbelikan lagi. Produk baru tersebut pada umumnya memiliki kualitas yang lebih rendah karena sudah kehilangan sebagian karakteristik bahannya. Dari sekian banyak sampah, ada beberapa jenis yang umumnya di daur ulang. berikut ini merupakan daftar sampah yang umum untuk di lakukan daur ulang.

Mata rantai pekerjaan daur ulang plastik pada umumnya bermula dari : 1. Pemulung 2. Pengepul 3. Penggilingan bahan daur ulang plastic 4. Pembuatan pelet / biji plastic 5. Pabrik pembuatan peralatan /perabotan. Ternyata Indonesia sebagai negeri yang banyak dengan limbah plastik yang berserakan, memiliki pemulung yang sangat dapat diandalkan. Dan hal ini menguntungkan kita dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Di negara maju pemisahan secara manual dianggap tidak mungkin dilakukan. Tetapi jika di Indonesia, maka hal ini dimungkinkan karena di Indonesia kita mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Pada rantai pekerjaan daur ulang plastik, rantai pertama hingga ke tiga sudah banyak dilakukan oleh para pelaku usaha daur ulang, sedangkan rantai 4 dan 5 masih terbatas dilakukan oleh pelaku daur ulang yang bermodal besar. Untuk itu, penerapan teknik pencetakan plastik sistim manual akan dapat mengurangi biaya investasi dan terjangkau oleh para pelaku daur ulang yang bermodal kecil. Sistim manual pencetakan produk plastik pada dasarnya adalah memanaskan limbah plastik cacahan hingga meleleh dan mencetak dengan memberikan tekanan kepada cetakan yang sudah disediakan kemudian didinginkan. Produk yang dihasilkan tidak akan kalah mutunya dengan produk hasil pencetakan sistim otomatis. Secara skematik, proses manual dibandingkan dengan proses otomatis dapat digambarkan sebagai berikut:

Adapun proses pencetakan plastik daur ulang dapat menggunakan teknologi sederhana dan harganya pun dapat terjangkau oleh pelaku daur ulang plastik yang bermodal kecil. Dengan demikian maka diharapkan bahan baku daur ulang tidak harus selalu dikirim ke industri besar yang memerlukan transportasi tambahan tetapi cukup dicetak di tingkat lapak.

DAFTAR PUSTAKA
http://jejaringkimia.blogspot.com/2011/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-sifat.html http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/sifat-polimer-kegunaan-dandampak-polimer-terhadap-lingkungan/ http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/08/penggunaan-polimer-dalam-kehidupansehari-hari/ http://www.scribd.com/doc/78923949/FAQ-Basic-Polymer-Science http://medicafarma.blogspot.com/2009/01/resin.html http://www.mail-archive.com/itb@itb.ac.id/msg10448.html http://tahukahanda45.blogspot.com/2010/12/resin-adalah-bahan-perekat-untuk.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28544/5/Chapter%20I.pdf http://www.bisnislokal.com/search/makalah-penggunaan-plastik http://www.tripolyta.com/UserFiles/200912150132160.BukuSakuCatatan5Teknologi%20Proses%20 Blow%20Molding.pdf http://www.tripolyta.com/UserFiles/200912141051490.BukuSakuCatatan5Teknologi%20Proses%20 Extrusion.pdf http://www.scribd.com/document_downloads/direct/32365599?extension=pdf&ft=1336001223&lt =1336004833&uahk=Vf0xyl7LltJY+qgsoCxMOvhyOrc http://anifmaterial.blogspot.com/2007/01/injection-molding-dan-penerapannya-di.html http://cara.aimyaya.com/tag/proses-daur-ulang-plastik/

PROSES MANUFAKTUR PLASTIK

Oleh: Dian Trisjayanti (115060700111005)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

You might also like