You are on page 1of 4

1. Dakwah a.

Pengertian Secara Etimologi Kata dakwah ( ) berarti "doa", "seruan ", panggilan, "ajakan", "un n", "dorongan" dan "permintaan", berakar dari kata kerja. " yang berarti "berdo a", " memanggil, " menyeru ", "mengundang", "mendorong", dan "mengadu". Secara Term inologi, dakwah berarti menyeru, mengajak manusia untuk memahami dan mengamalkan ajaran islam sesuai dengan Al-Qur an dan sunnah Nabi Muhammad saw (sabilillah). Sebagaimana Firman Allah Swt : Artinya : "dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang rnenyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali- Imran : 104). Sedang secara terminologis, banyak pengertian dakwah diberikan oleh para ahli. D i antaranya adalah, proses aktifitas merubah suatu kondisi kepada kondisi lain y ang lebih baik, atau dari suatu kondisi yang sudah baik kepada kondisi lain yang lebih baik lagi, yang dilakukan dengan sadar, sengaja dan berencana. Sedangkan amar berarti menyuruh atau menggerakkan, al-makruf adalah nama untuk s egala kebajikan atau sifat-sifat baik yang sepanjang masa telah diterima sebagai sifat baik oleh hati nurani manusia. Amar makruf dengan demikian dapat diartika n sebagai setiap usaha untuk mendorong atau menggerakkan umat manusia untuk mene rima dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari hal-hal yang sepanjang masa te lah diterima sebagai baik oleh hati nurani manusia. Disamping dakwah itu merupakan aktivitas membina dan mengembangkan hal-hal yang maruf dalam segenap lapangan dan segi kehidupan. Maka dakwah juga mengandung peng ertian sebagai usaha mendorong dan menggerakkan umat manusia untuk menolak dan m eninggakan hal-hal yang mungkar ini merupakan makna secara umum nahi mungkar. Pe rkataan mungkar berarti nama untuk segala dosa dan kejahatan-kejahatan yang sepa njang masa dikutuk oleh watak manusia sebagai jahat. Seperti halnya amar makruf, maka usaha yang bertujuan memusnahkan hal-hal yang j ahat, begitu pula usaha menutup jalan bagi pertumbuhannya adalah merupakan usaha dakwah yang dilakukan dalam sebagai segi kehidupan, yang mencakup bidang sosial , pendidikan, ekonomi, budaya, polotik dan sebagainya. Dengan pengertian semacam itu, maka kegiatan dakwah bersifat multi dimensional p erubahan dari suatu kondisi kepada kondisi lain yang lebih baik, atau dari suatu kondisi yang sudah baik kepada kondisi lain yang lebih baik lagi, mencakup segi -segi yang sangat luas. Ia menyangkut perubahan sikap hidup dan perilaku yang le mah dan kurang menguntungkan, seperti bodoh dan terbelakang serta sikap nerimo i ng pandum (kebudayaan kemiskinan), kearah sikap hidup dan perilaku yang diperluk an untuk kehidupan yang lebih baik dann mulia. Disamping itu perubahan suatu kon disi kearah kondisi yang diinginkan, menyangkut tata kehidupan masyarakat dalam segala aspeknya. Dalam rangka Dakwah Islam, tata kehidupan yang diinginkan tentu nya tata kehidupan yang penuh diliputi oleh suasana ketentraman dan kedamaian, k ebahagiaan dan kesejahteraan, baik lahir maupun batin, di dunia maupun di akhira t yang diridhai oleh Allah subhanahu wa taala. b. Strategi dakwah Mendakwahkan Islam berarti memberikan jawaban Islam terhadap berbagai permasalah an umat. Karenanya dakwah Islam selalu terpanggil untuk menyelesaikan berbagai p ermasalahan yang sedang dan akan dihadapi oleh umat manusia. Meskipun misi dakwa h dari dulu sampai kini tetap pada mengajak umat manusia ke dalam sistem Islam, namun tantangan dakwah berupa problematika umat senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (planning) dan management d akwah untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam mencapai tujuan tersebut strategi da kwah harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara tekhnik (taktik) ha rus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bias berbeda sewaktuwaktu bergantung pada situasi dan kondisi. Pentingnya strategi dakwah adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan pentingnya su atu tujuan adalah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Fokus perhatian dari ahli dakwah memang penting untuk ditujukan kepada strategi dakwah, karena berhas

il tidaknya kegiatan dakwah secara efektif banyak ditentukan oleh strategi dakwa h itu sendiri. Dengan demikian strategi dakwah, baik secara makro maupun secar mikro mempunyai funsi ganda, yaitu : 1) Menyebarluaskan pesan-pesan dakwah yang bersifat informative, persuasive dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal. 2) Menjembatani "Cultur Gap" akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan di operasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nila ii-nilai dan norma-norma agama maupun budaya. Dakwah ke depan menempatkan perencanaan dan strategi yang tepat dengan merujuk k epada metode dakwah Rasulullah SAW. Para intelektual muslim dapat merumuskan kon sep dan metode dakwah untuk generasi muda, orang dewasa atau objek dakwah bagi b erbagai lapisan masyarakat yang tingkat pemahaman keagamaannya tergolong rendah atau sebaliknya bagi masyarakat yang tingkat pendidikannya tergolong tinggi, seh ingga materi dakwah sesuai dengan objeknya. c. Media dakwah Islam memandang dan memposisikan media massa sebagai salah satu sarana pemercepa t kebangkitan gerakan Islam itu sendiri. Media merupakan ruang luas yang memilik i beragam potensi. Media banyak ditempatkan sebagai alat untuk mencapai aneka ma cam tujuan orang-orang yang menggunakannya. Di samping sebagai fungsi media sebagai alat kontrol sosial kehidupan bermasyara kat dan bernegara, meda juga memiliki aneka fungsi sesuaikan tujuan yang ingin d icapai orang-orang yang terlibat di dalamnya. Misalnya untuk kepentingan bisnis, kepentingan politik, kepentingan ekonomi, kepentingan sosial dan sebagainya. Sementara Islam menempatkan media sebagai kepentingan dakwah dari nilai-nilai Is lam itu sendiri. Dengan demikian terbentuklah apa yang disebut dengan media dakw ah Islam, dimana media di sini berfungsi semata-mata untuk kepentingan dakwah Is lam. Ada banyak macam-macam media dakwah Islam. Sama halnya dengan media pada umumnya , bedanya hanya terletak pada ideologi yang mendasarinya. Ada media dakwah Islam cetak dan ada pula yang bersifat online. Media-media tersebut meskipun disampai kan dengan aneka cara yang berbeda, namun pada hakikatnya memiliki tujuan yang s ama yakni untuk kebangkitan dan tersebarnya nilai-nilai Islam. Mengelola sebuah media dakwah Islam bukanlah perkara yang mudah. Terlebih untuk media-media yang berbentuk cetak. Membutuhkan banyak perjuangan dan energi untuk menjaga konsistensinya. Ada beberapa hambatan klasikal yang terus membayang-bay angi pengelolaan sebuah media massa Islam. Yang pertama dan paling utama adalah soal dana finansial. Rata-rata media cetak sulit bertahan dengan mulai suramnya kondisi bisnis media cetak. Media Islam senantiasa konsisten untuk menjaga sumber dana halal pengelol aan media tersebut. Biasanya pihak pengelola tidak akan menerima iklan-iklan yan g bertentangan dengan visi misi sebuah media dakwah Islam. Alhasil kondisi ini m enuntut keberanian yang besar para pengelolanya untuk dapat bertahan dengan kond isi keminiman dana. Masalah kedua biasanya soal kualitas SDM pengelola. Meskipun hal ini tak seberap a berpengaruh, namun bagi media-media amatiran dalam skala kecil misalnya di kam pus, hal ini sangat-sangat menjadi faktor kegagalan pengelolaan sebuah media dak wah. Beberapa fungsi dan peran utama sebuah media dakwah Islam dapat dirumuskan ke da lam poin-poin sebagai berikut; 1) Sebagai media alternatif rujukan yang akurat Simpang siurnya arus informasi tentang identitas Islam di tengah-tengah media ba rat dan musuh-musuh Islam memberikan tuntutan kepada Islam untuk dapat menghadir kan media alternatif sebagai pelurus informasi dan rujukan yang benar terhadap t uduhan pihak-pihak yang tidak menyukai Islam. Media Islam adalah media rujukan yang shahih bagi ummat Islam itu sendiri. Denga n adanya media dakwah Islam diharapkan kepada ummat Islam itu sendiri untuk dapa t menjadikan media Islam sebagai media rujukan dalam mendapatkan informasi yang

benar. Tidak sembaranga mempercayai media-media yang memburuk-burukkan Islam. 2) Membantu percepatan gerak dakwah Islam Media Islam juga berfungsi sebagai katalisator atau pemercepat gerakan dakwah Is lam. Kehadiran media dakwah Islam ikut membantu penyiaran dakwah yang dilakukan secara lisan. Media mewadahi sarana dakwah tulisan kepada para pendakwah. Media merupakan sebuah ruang luas yang dapat menyebarkan informasi secara efektif dan berpengaruh bagi kehidupan sosial. Demikian pula jika nuansa dakwah mampu dikemas secara menarik melalui media. Nil ainya akan dapat dirasakan lebih efektif dan mengena. Hal ini merupakan bagian d ari karakteristik dakwah bil qolam itu sendiri. 3) Senjata melawan ghazwul fikri Ghazwul fikri atau perang pemikiran yang dilancarkan musuh-musuh Islam salah sat unya dilakukan melalui senjata media. Media dakwah Islam harus bangkit dan melaw an arus serangan musuh ini. d. Materi dakwah Materi dakwah adalah isi pesan yang disampaikan oleh dai kepada objek dakwah, yak ni ajaran agama Islam sebagaimana tersebut dalam al-Quran dan Hadits. Agama Islam yang bersifat universal yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, dan bers ifat abadi sampai di akhir jaman serta mengandung ajaran-ajaran tentang tauhid, akhlak dan ibadah. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa materi dakwah meliputi : 1) Tauhid, yakni berkenaan dengan masalah keimanan (aqidah) 2) Ibadah, yakni berkenaan dengan pelaksanaan syariat islam 3) Akhlak, yakni berkenaan dengan akhlaqul karimah. Sangat mendalam dan luasnya ajaran Islam menuntut subjek dakwah dalam penyampaia n materi dakwah sesuai dengan kondisi objektif objek dakwah, sehingga akan terhi ndar dari pemborosan. Oleh karena itu, seorang dai hendaknya mengkaji objek dakwa h dan strategi dakwah terlebih dahulu sebelum menentukan materi dakwah sehingga terhindar dari hal-hal yang dapat menghambat kegiatan dakwah. e. Foto sebagai media dakwah Proses komunikasi dalam dakwah membutuhkan media. Proses dalam dakwah adalah, su mber memproduksi pesan melalui media yang telah dipilih untuk mengirim pesan pad a penerima, dimana pesan yang dikirim berdasarkan tujuan tertentu. Kadang peneri ma tidak memberikan respon yang dapat diamati sumber, atau sumber tidak dapat me ngamati penerima. Respon dari penerima kesumber disebut feedback (umpan balik). Isi sebuah media sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh siapa yang ada dibelakan g media itu sendiri, termasuk para pemegang modalnya. Kalau pemegang modalnya ad alah orang-orang yang mempunyai kepedulian terhadap perkembangan dan kemajuan Is lam, maka media tersebut akan terwarnai oleh nilai-nilai Islam universal. Foto jurnalistik bisa dijadikan sebagai media dakwah apabila mempunyai nilai-nil ai dakwah dan jauh dari unsur-unsur pornografi dan kekerasan berbentuk sara. Fot o jurnalistik sebagai media dakwah merupakan salah satu bentuk proses komunikasi dakwah melalui media massa cetak. (Tasmara, 1999 : 39) Visualisasi pesan agama melalui media foto diharapkan akan mempermudah mad`u dalam menumbuhkan sikap keb eragamaannya. Karena foto adalah salah satu media komunikasi visual, maka pesanpesan yang akan disampaikan melalui foto tersebut harus berupa stimulus yang mam pu merangsang dan merubah pola pikir pembacanya. Pemanfaatan foto jurnalistik sebagai media dakwah, bisa merujuk kepada model dak wah kultural wali songo yang menggunakan wayang kulit untuk memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat jawa. Semua perangkat pendekatan psikologis yang efekti f untuk mempengaruhi masyarakat dimanfaatkan sepenuhnya oleh para wali. (Darmawa n, 2002:171) Da`i masa kini seyogyanya mengikuti tradisi para pendahulunya, sala h satu media yang bisa digunakan dalam berdakwah adalah foto jurnalistik. Seorang jurnalis foto atau da`i harus bisa menggambarkan kejadian sesungguhnya l ewat karya fotonya, intinya foto yang dihasilkan harus bisa bercerita. Sebuah fo to harus dapat menjawab rasa kehausan informasi sekaligus menyentuh nilai kemanu siaan yang terpenuhi berdasarkan standar kecepatan dalam merekam peristiwa serta menyampaikan isu. Satu hal yang harus dikandung oleh sebuah foto jurnalistik ya itu orisinal dan bukan hasil rekonstruksi termasuk rekayasa komputer grafis. Foto jurnalis juga harus menyertakan teks atau keterangan mengenai isi pesan dak

wah dari foto jurnalistik tersebut. Langkah ini adalah untuk mempermudah pembaca atau mad`u memahami isi atau pesan dakwah yang ada dalam setiap foto yang dipub likasikannya. Sebab foto tanpa teks, hanyalah gambar yang bisa dilihat tanpa dik etahui apa pesan atau informasi dibaliknya. Sedangkan untuk mendapatkan pesan dakwah pada Iklan Layanan Masyarakat Lebih Baik Tangan di Atas daripada Tangan di Bawah Produksi Dini Advertising. Langkah perta ma adalah Penulis akan menggunakan Teori dakwah Samsul Munir Amin. Teori ini aka n penulis gunakan untuk menganalisa pesan dakwah yang ada dalam setiap foto jurn alistik tersebut, kemudian penulis korelasikan dengan metode analisa pesan semio tika komunikasi periklanan model Roland Barthes (Sobur, 2006: 119). 2. Iklan Layanan Masyarakat a. Pengertian Iklan memiliki pengertian yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang para a hli yang mendefinisikannya. Bisa dari sudut pandang komunikasi, pemasaran maupun dari sudut pandang murni periklanan. Beberapa pandangan tentang iklan telah dit uliskan. Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suat u produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 1996 : 9). Pernyataan tersebut juga sejalan dengan Wiryawan yang menuliskan bahwa iklan ata u dalam bahasa Inggris advertisement merupakan bentuk pesan periklanan pada medi a massa, baik pada media cetak, audio, audio-visual, elektronik, interaktif, dal am ruang maupun luar ruang (Kasali, 1996: 12). Definisi tersebut lebih condong p ada hubungan antara pesan dan media. Pandangan yang sama juga diungkapkan oleh M asyarakat Periklanan Indonesia yang mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk p esan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagia n atau seluruh masyarakat (Kasali, 1996 : 11). Iklan bukan semata-mata pesan bisnis yang menyangkut usaha mencari keuntungan se cara sepihak. Iklan juga mempunyai peran yang penting bagi berbagai kegiatan non -bisnis. Di negara-negara maju, iklan telah dirasakan manfaatnya dalam menggerak kan solidaritas masyarakat manakala menghadapi suatu masalah sosial. Dalam iklan tersebut disajikan pesan-pesan sosial yang dimaksudkan untuk membangkitkan kepe dulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kond isi yang bisa mengancam keserasian dan kehidupan umum. Iklan seperti ini disebut iklan layanan masyarakat (Kasali, 1996: 201). Iklan layanan masyarakat (ILM) menurut Kamus Istilah Periklanan Indonesia adalah jenis periklanan yang dilakukan oleh pemerintah, suatu organisasi komersial ata u pun nonkomersial untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-ekonomis terutama unt uk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (dalam Tinarbuko, 1998: 40). Menurut Widyatama, iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk me nyampaikan informasi, mempersuasi, atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bu kan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntunga n sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendap atkan citra baik di mata masyarakat (Widyatama, 2006: 104). Menurut Crompton dan Lamb, ILM didefinisikan sebagai: an announcement for which no charge is made and which promotes programs, activit ies, or services of federal, state; or local government or the programs, activit ies; or services of nonprofit organizations and other announcements regarded as serving community interest, excluding tune signals, routine weather announcement , and promotional announcement (dalam Kasali, 1996: 201). b. Lambang verbal dan visual dalam iklan. Iklan biasanya mengandung lambang verbal dan lambang visual yang keduanya saling mengisi. Pengalaman dunia nyata dapat dimanipulasi oleh pengiklan melalui penga sosiasian. Manipulasi ini dimungkinkan dengan menempatkan kata-kata yang disusun dengan cerdik dan penggunaan taktik citra dalam iklan. Pengiklan mengetahui ben ar bahwa unsur visual dapat mengisi kekurangan yang ada pada penggunaan unsur ve rbal dan unsur visual ini dapat digunakan dengan cerdik untuk membangkitkan keku atan yang efektif untuk mempengaruhi pembacanya. Dalam susunan kata, iklan yang berusaha

You might also like