You are on page 1of 9

TEKNIK PENDOKUMENTASIAN

A. Narrative Progress Note Merupakan bentuk dokumentasi tradisional, paling lama digunakan (sejak dokumentasi pelayanan kesehatan dilembagakan) dan paling fleksibel.

B. Flow Sheet dan Checklist

Dalam menjalankan tugasnya, bidan dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan dan mendokumentasikannya. Banyak sekali waktu yang dibutuhkan untuk mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan oleh seorang bidan. Untuk mengurangi beban dan banyaknya waktu yang dibutuhkan bidan untuk melakukan pencatatan secara naratif, dibuatlah teknik pencatatan lembar alur. Lembar alur atau flowsheet dan checklist ini digunakan untuk mengumpulkan hasil pengkajian data dan mendokumentasikan implementasi kebidanan.

Desain dan bagian umum dalam flow sheetsdan checklist, antara lain: 1. Kolom untuk nama petugas yang melakukan pemeriksaan atau tindakan. 2. Hasil pengkajian, KIE, observasi, tindakan, dan lainlain. 3. Hasil observasi atau intervensi khusus. 4. Nama pasien, waktu (tanggal, bulan dan tahun), nama bidan dan tanda tangan. 5. Hanya menuliskan judul tindakan, sedangkan penjabaran lebih lanjut diuraikan secara narasi. Misalnya: mengobati luka bakar. Ganti balutan lihat pada catatan perkembangan.

Problem Oriented Record Model pendokumentasian ini diperkenalkan oleh Dr. Lawrence Weed at Case Wester Reserve University in Cleveland Introduced pada tahun 1969, tujuannya adalah memperbaiki dokumentasi perawatan pasien di klinik dengan memfokuskan semua pendokumentasian pada masalah pasien. Model pendokumentasian ini mengembangkan model pencatatan dan pelaporan yang menekankan pada pasien dan segala permasalahannya.

B. Source Oriented Record

Source Oriented Record adalah catatan pasien yang berorientasi pada sumber, karena setiap sumber data mempunyai catatan tersendiri dan terpisah satu dengan yang lain. Sumber data dalam catatan pasien, antara lain dokter, bidan, perawat, atau tenaga kesehatan lainnya. Catatan yang digunakan dalam model ini, umumnya berbentuk naratif dan masih bersifat tradisional. Karena sifat catatan ini yang terpisah-pisah antara sumber satu dengan sumber yang lain, maka perkembangan pasien dalam catatan ini menjadi sulit untuk diikuti.

C. Charting by Exception Model dokumentasi Charting by Exception (CBE) ini dibuat pada tahun 1983 oleh staf perawat di St. Luke's Hospital di Midwaukee, Wisconsin. Model ini dianggap dapat mengatasi masalah pendokumentasian dengan membuat catatan tentang pasien menjadi lebih nyata, menghemat waktu dan mengakomodasi adanya informasi terbaru.

D. Teknik Tradisional dengan Sistem Kardeks


Teknik pendokumentasian sistem Kardeks merupakan sistem pendokumentasian pelayanan kesehatan tradisional yang dipergunakan di berbagai sumber mengenai informasi pasien dan disusun dalam suatu buku. E. Sistem Komputerisasi Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah sistem komputer yang berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan informasi yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian dan pendidikan. cara-cara umum dokumentasi dengan sistem komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan pengembangan protokol, meningkatkan penatalaksanaan data dan komunikasi dan meningkatkan proses edukasi dan konseling pada pasien.

Penggunaan catatan pasien berbasis komputer (CPR) 1. Jumlah data mengenai kondisi kesehatan pasien sangat banyak, harus dikumpulkan, disimpan dan diorganisasikan dengan sistem yang lebih efisien daripada sistem berbasis kertas. 2. Pencatatan informasi secara elektronik dibuat sedemikian rupa dan tidak dapat dilakukan oleh sistem pencatatan berbasis kertas. 3. Penggunaan CPR dapat berkembang menjadi metode penyampaian informasi yang lebih efisien dari satu pemberi asuhan kesehatan ke pemberi asuhan kesehatan yang lain. 4. Penghematan biaya dan reformasi pelayanan kesehatan mengharuskan dilakukannya efisiensi manajemen data asuhan kesehatan termasuk asuhan kebidanan.

Implementasi sistem komputerisasi


Sabo (1997, cit. Iyer and Champ, 2005) menyatakan bahwa, perlunya bimbingan untuk mengimplementasikan sistem kepada seluruh anggota tim multidisipliner meliputi perwakilan dari semua unit dan disiplin ilmu. Diperlukan dukungan managerial untuk menunjang keberhasilan implementasi sistem. Saat ini pengenalan dan pendidikan komputer telah dimulai sejak mass kanak-kanak, sehingga bidan/perawat masa depan akan mempunyai kemampuan mengoperasikan komputer dengan lebih baik.

You might also like