You are on page 1of 24

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: DASAR INSTALASI LISTRIK Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Padang, 26 Oktober 2011

Penulis Kelompok 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang kebanyakan orang hanya bisa mengerti dengan apa itu instalasi,sedangkan mereka tidak tau bagaimana cara aturan dan pemakaian yang benar.Sehingga hal itu menyebabkan pengaruh yang buruk terhadap cara dan penggunaan instalasi listrik. Mereka tidak tau bagaimana bahay dari itu semua,dan bagaimana seharusnya sikap dalam menghadapi instalasi listrik tersebut. Oleh sebeb itu dalam makalah ini,kami mencoba untuk menjelaskan bagaimana instalasi listrik itu seharusnya,dan cara penggunaan nya serta bagaimana pengaruhnya terhadap diri dan kesehatan tubuh si pengguna. B. Pembatasan Masalah Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penulis dapat memberikan batasan-batasan pada : 1. Dasar instalasi listrik dan standarisasinya 2. Bahaya terhadap kesehatan tubuh manusia C. Rumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah : 1. Bagaimanakah seharusnya pemasangan instalasi itu dilakukan? 2. Bagaimana pengaruh dan dampak nya terhadap manusia?

D. Tujuan Penulisan Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana sistim yang benar dalam instalsi listrik 2. Mengetahui bagaimana standarisasi dan ketentuan listrik

3. Mengetahui bagaimana bahaya terhadap diri manusia

E. Manfaat Penulisan Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada siswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mata pelajaran ini,khususnya di instalasi listrik. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam pelajaran selanjutnya,dan supaya kita lebih mengerti tentang bagaimana instalasi tersebut.

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansiyang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften voor

Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda.
Kemampuan tubuh manusia terhadap besarnya arus yang mengalir di dalamnya. Tetapi berapa besar dan lamanya arus yang masih dapat ditahan oleh tubuh manusia sampai batas yang belum membahayakan sukar ditetapkan. Dalam hal ini telah banyak diselidiki oleh para ahli dengan berbagai macam percobaan baik dengan tubuh manusia sendiri maupun menggunakan binatang tertentu. Dalam batas-batas tertentu dimana besarnya arus belum berbahaya terhadap organ tubuh manusia telah diadakan berbagai percobaan terhadap beberapa orang sukarelawan yang menghasilkan batas-batas besarnya arus dan pengaruhnya terhadap manusia yang berbadan sehat.

B. Saran 1. Janganlah sekali-kali mempergunakan sesuatu tidak dengan fungsinya. Karena itu bisa berdampak buruk terhadap diri sendiri. Pahami lah pelajaran atau materi yang diberikan dengan baik dan sungguhsungguh.

BAB II PEMBAHASAN

2.A INSTALASI LISTRIK


Instalasi Listrik adalah jaringan yang tersusun secara terkodinasi mulai dari sumber pembsngkit atau titik sambungan suplay daya listrik sampai ketitik beba. Perancangan instalasi listrik meliputi berkas gambaran beserta uraiannya secara teknis yang akan digunakan sebai peganan pelaksana .Sebagai pokok pegangan dalam perancangan instalasi listrik ini adalah yang biasa dikenal dengan PUIL (Persaratan Umum Instalasi Listrik) Dalam mengikuti perkembangan teknologi PUIL mengalami beberapa kali perubahan yang semuanya dilakukan gun a untuk menyempurnakan.Pertamakali PUIL terbit tahun 1964,kemuian disusul dengan terbitan tahun1977 dan kemudian disempurnakan dengan PUIL 1987 dan yang terkhir disempurnakan dengan PUIL 2000 yang hingga saat ini masih dipakai. Selain itu Persaratan Umum Instalasi Listrik ini berlaku juga untk semua pengusahaan instalasi listrik tegangaan redah bolak balik sampai dengan 1000 V.arus searah 1500V dan tegangan menengah sampai dengan 35KV dalam bangunan dan sekitarnya baik perancangan,pemasangan,pemeriksaan dan pengujian. Dalam setiap perancangan ataupun pemasangan instalasi listrik selain paktor epesiensi teknis,efiensi ekonomis, dan arsitek perlu diperhatikan factor keselamatan. Disamping Peraturan Umum Instalasi Listrik harus ddiperhatikan peraturan peraturan lainnya yang ada hubungannya : Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja,beserta peraturan pelaksananya. Peraturan Bangunan Nasional. Peraturan Pemerinth RI No.18 tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara dan Peraturan pemerintahan No.54 tahun 1981 tentang perubahan PP No.18 tahun 1972. Peraturan Pemeritahan RI No.11 tahun 1979 tentang keselamatan kerja pada pemurnian dan pengolahan minyak dan Gas Bumi,Bab XV Listrik. Peraturan Pemerintahan RI No.36 tahun 1979 tentang Pengusahaan Kelistrikan.

ketentuan Tekhnik Yang menjadi dasrar sasaran dalam Ketentuan Tekhnik adalah sebagai berikut : Keselamatan manusia terhadap tegangan sentuh serta kejut arus listrik Penyediaan tenanga listrik yang aman dan epesien

Bahaya tengan sentuh adalah adanya arus yang mengalir melalui tubuh manusia kerena menyentuh benda yang bertengan listrik .Keselamatan manusia terhadap bahaya tengan sentuh serta bahaya kejut akibat arus listrik harus diperhatikan dengan memenuhi persaratan pengamanan yang telah ditentukan dalam PUIL 2000. Pengamanan terhadap sentuhan secara langsung adalah seluruh bangian aktif persaratan harus di isolasi, maka bagian itu harus diamankan. Sentuhan tak langsung adalah sentuhan pada bagian konduktif terbuka (BKT) perlengkapan atau instalasi listrik yang menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi Kegagalan isolasi ini harus dicegah yaitu dengan cara : Perlengkapan listrik harus dirancang dan dibuat dengan baik Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang tepat Instalasi listrik harus dipasang dengan baik

Pengamanan terhadap tegangan sentuh tak langsung , ketentuaan PUIL menyebutkan kegagalan isolasi yang menyebabkan hubungan singkat ke badan, sehingga menimbulkan tegangan sentuh harus dicegah. Tindakan pengaman terhadap tegangan sentuh tidak langsung adalah dengan ketentuaan yang mengacu kepada PUIL yaitu : Isolasi pengaman Pentanahan pengaman Tegangan rendah pengaman Pentanahan netral pengaman Sistem hantaran pengaman Sistem pengaman dan relay pengaman Sistem pengaman arus sisa Pemisah pengaman

2.B KETENTUAN TEKNIK

Lambang gambar untuk instalasi

Pipa dengan empat penghantar Kotak hubung Pengertian umum untuk pipa Pengertian umum untuk penghantar. Bagian aktif Penghantar netral Penghantar pengaman. Hantaran pentanahan Persilangan hantaran hantaran, tanpa sambungan Sambungan dari hantaran hantaran Titik penyambung dengan terminal Titik penyambung tanpa terminal (disolder) Pengaman hubung singkatdengan beban lebih (miniatur circuit)

Pengaman lebur dalam bentuk umum Titik sadap untuk lampu;pengertian umum untuk lampu Kontak dalam keadaan terbuka pada kondisi normal, pengertian umum;normally open Tungkai saklar,dioperasikan dengan tangan dengan jepitan,pengertian umum Tungkai saklar,dioperasikan dengan tangan dengan jepitan,model toggle Tungkai saklar,dioperasikan dengan tangan dengan jepitan, model tekan Tungkai saklar,dioperasikan dengan tangan dengan jepitan, model putar Model toggle atau rocker dari saklar satu arah satu kutub Pelindung untuk peralatan listrik a)saklar penghubung b)saklar pemutusan c)saklar berselungkup bersekat pelindung Saklar dengan pemutusan a)secara termis b)secara elektromagnetis Saklar dengan pelayanan a)secara termis b)secara elektromagnetis a)saklar lambang umum b)saklar kutub tiga a)saklar pengubah aliran b)dengan kedudukan netral Pemutus daya pemisah a)pengaman lebur b)saklar pemisah dengan pengaman lebur Pengaman lebur dengan sirkit alarm terpisah Kotak kontak

Tusuk kontak Kontak tusuk a);lambang lampu isyarat b)lampu kedi;indikator a)klakson b)sirene c) peluit yang bekerja secara listrik bel Pendengung (buzzer) Jalur terminal,blok terminal

11

12

13

14

15

Perangkat hubung bagi pembumian Hubungan rangka atau badan

Penyakat atau dielektrika Sekat pelindung selungkup Garis batas,garis pemisah sumbu Generator(G) Motor(M) Trafo arus Sel atau akumulator Batteri set atau batteri akumulator Lambang umum dari Instrumen penunjuk langsung(voltmeter) instrumen pencatat(wattmeter)

Instrumen penjumlah (Wh-meter) Pusat tenaga listrik Gardu listrik Pusat listrik tenaga air Pusat listrik tenaga termis(batu bara,minyak bumi,gas) Pusat listrik tenaga nuklir Pusat listrik tenaga panas bumi Pusat listrik tenaga matahari Pusat listrik tenaga angin Pusat listrik tenaga plasma MHD (magneto hidrodynamic) Gardu induk konversi arus searah ke arus bolak balik Kontraktor dengan rele beban lebih untuk pemula jalan Pemutus rangkaian 3 kutup

Pemula jalan;simbol umum

Pemula jalan;dengan bertahap

Pemula jalan tanpa pembalik putaran motor

Pemula jalan; untuk pembalik putaran motor

Saklar hubung langsung kejala jala (DOL)

Pemula jalan;untuk dua kecepatan

Pemula jalan;dengan rotor dinamis

2.C STANDARISASI

Tujuan standarisasi ialah mencapai keseragaman,antara lain mengenai; a.Ukuran,bentuk,dan mutu barang b.Cara menggambar dan cara kerja Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang dihasilkan,standarisasi menjadi suatu keharusan.Standarisasi membatasi jemlah jenis bahan dan barang,sehingga mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan. Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak.Dengan tercapainya standarisasi,mesin-mesin dan alat-alat dipergunakan secara lebih baik dan lebih efisien,sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu. Dua organisasi Internasional yang bergerak di bidang standarisasi adalah; International Electrotechnical Commission(IEC) untuk bidang teknik listrik. International Organization for Standardization(ISO) untuk bidang bidang lain nya

Sekretariat kedua organisasi ini berada di Genevaereka bekerja sama erat. . Norma untuk teknik listrik dikenal dengan norma-norma IEC,norma ini ditulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Perancis dan Bahasa Inggris. IEC juga menerbitkan publikasi-publikasi bersama dengan CEE(International Commition On Rules for the Approal of Electrical Equipment).CEE ini suatu panitia Internasional untuk seg-segi keamanan peralatan listrik. Di Indonesia hingga saat ini belum terbentuk suatu badan standarisasi nasional.Namun demikian Indonesia telah menjadi IEC maupun ISO. Peraturan Instalasi Listrik Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansiyang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai Norma Indonesia NI6 yang kemudian dikenal sebagai Peraturan Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964, yang merupakan penerbitan pertama dan PUIL 1977 dan 1987 adalah penerbitan PUIL yang kedua dan ketiga yang merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya, maka PUIL 2000 ini merupakan terbitan ke 4. Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 nama buku ini adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka pada penerbitan sekarang tahun 2000, namanya menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan singkatannya yang sama yaitu PUIL. Penggantian dari kata Peraturan menjadi Persyaratan dianggap lebih tepat karena pada perkataan peraturan terkait pengertian adanya kewajiban untuk mematuhi ketentuannya dan sangsinya. Sebagaimana diketahui sejak AVE sampai dengan PUIL 1987 pengertian kewajiban mematuhi ketentuan dan sangsinya tidak diberlakukan sebab isinya selain mengandung hal-hal yang dapat dijadikan peraturan juga mengandung rekomendasi

ataupun ketentuan atau persyaratan teknis yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik. Sejak dilakukannya penyempurnaan PUIL 1964, publikasi atau terbitan standar IEC (International Electrotechnical Commission) khususnya IEC 60364 menjadi salah satu acuan utama disamping standar internasional lainnya. Juga dalam terbitan PUIL 2000, usaha untuk lebih mengacu IEC ke dalam PUIL terus dilakukan, walaupun demikian dari segi kemanfaatan atau kesesuaian dengan keadaan di Indonesia beberapa ketentuan mengacu pada standar dari NEC (National Electric Code), VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker) dan SAA (Standards AssociationAustralia).

PUIL 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987, yang dilaksanakan oleh Panitia Revisi PUIL 1987 yang ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi dalam Surat Keputusan Menteri No:24-12/40/600.3/1999, tertanggal 30 April 1999 dan No:5112/40/600.3/1999, tertanggal 20 Agustus 1999. Anggota Panitia Revisi PUIL tersebut terdiri dari wakil dari berbagai Departemen seperti DEPTAMBEN, DEPKES, DEPNAKER, DEPERINDAG, BSN, PT PLN, PT Pertamina , YUPTL, APPI, AKLI, INKINDO, APKABEL, APITINDO, MKI, HAEI,

Perguruan Tinggi ITB, ITI, ISTN, UNTAG, STTY-PLN, PT Schneider Indonesia dan pihak pihak lain yang terkait. Bagian 1 dan Bagian 2 tentang Pendahuluan dan Persyaratan dasar merupakan padanan dari IEC 364-1 Part 1 dan Part 2 tentang Scope, Object Fundamental Principles and Definitions. Bagian 3 tentang Proteksi untuk keselamatan banyak mengacu pada IEC 60364 Part 4 tentang Protection for safety. Bahkan istilah yang berkaitan dengan tindakan proteksi seperti SELV yang bahasa Indonesianya adalah tegangan extra rendah pengaman digunakan sebagai istilah baku, demikian pula istilah PELV dan FELV.

PEListilahSELVyang dibumikan sedangkan FELV adalah sama dengan tegangan extra rendah fungsional. Sistem kode untuk menunjukan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuh langsung ke bagian yang berbahaya, seluruhnya diambil dari IEC dengan kode IP (International Protection). Demikian pula halnya dengan pengkodean jenis sistem pembumian. Kode TN SNI 04-0225-2000 mengganti kode PNP dalam PUIL 1987, demikian juga kode TT untuk kode PP dan kode IT untuk kode HP . Bagian 4 tentang Perancangan instalasi listrik, dalam IEC 60364 Part 3 yaitu Assessment of General Characteristics, tetapi isinya banyak mengutip dari SAA Wiring Rules dalam section General Arrangement tentang perhitungan kebutuhan maksimum dan penentuan jumlah titik sambung pada sirkit akhir. Bagian 5 tentang Perlengkapan Listrik mengacu pada IEC 60364 Part 5: Selection and erection of electrical equipment dan standar NEC. Bagian 6 tentang Perlengkapan hubung bagi dan kendali (PHB) serta komponennya merupakan pengembangan Bab 6 PUIL 1987 dengan ditambah unsur unsur dari NEC. Bagian 7 tentang Penghantar dan pemasangannya tidak banyak berubah dari Bab 7 PUIL 1987. Perubahan yang ada mengacu pada IEC misalnya cara penulisan kelas tegangan dari penghantar. Ketentuan dalam Bagian 7 ini banyak mengutip dari standar VDE. Dan hal hal yang berkaitan dengan tegangan tinggi dihapus.

Bagian 8 tentang Ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus merupakan pengembangan dari Bab 8 PUIL 1987. Dalam PUIL 2000 dimasukkan pula klarifikasi zona yang diambil dari IEC, yang berpengaruh pada pemilihan dari perlengkapan listrik dan cara pemasangannya di berbagai ruang khusus. Ketentuan dalam Bagian 8 ini merupakan bagian dari IEC 60364 Part 7, Requirements for special installations or locations. Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik. Pengusahaan dimaksudkan sebagai perancangan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik serta proteksinya. Di IEC 60364, pemeriksaan dan pengujian awal instalasi listrik dibahas dalam Part 6: Verification. PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam bangunan dan sekitarnya untuk tegangan rendah sampai 1000 V a.b dan 1500 V a.s, dan gardu transformator distribusi tegangan menengah sampai dengan 35 kV. Ketentuan tentang transformator distribusi tegangan menengah mengacu dari NEC 1999. Pembagian dalam sembilan bagian dengan judulnya pada dasarnya sama dengan bagian yang sama pada PUIL 1987. PUIL 2000 tidak menyebut pembagiannya dalam Pasal, Subpasal, Ayat atau Subayat. Pembedaan tingkatnya dapat dilihat dari sistim penomorannya dengan digit. Contohnya Bagian 4, dibagi dalam 4.1; 4.2; dan seterusnya, sedangkan 4.2 dibagi dalam 4.2.1 sampai dengan 4.2.9 dibagi lagi dalam 4.2.9.1 sampai dengan 4.2.9.4. Jadi untuk menunjuk kepada suatu ketentuan, cukup dengan menuliskan nomor dengan jumlah digitnya. Seperti halnya pada PUIL 1987, PUIL 2000 dilengkapi pula dengan indeks dan lampiran lampiran lainnya pada akhir buku. Lampiran mengenai pertolongan pertama pada korban kejut listrik yang dilakukan dengan pemberian pernapasan bantuan, diambilkan dari standar SAA, berbeda dengan PUIL 1987. Untuk menampung perkembangan di bidang instalasi listrik misalnya karena adanya ketentuan baru dalam IEC yang dipandang penting untuk dimasukkan dalam PUIL, atau karena adanya saran, tanggapan dari masyarakat pengguna PUIL, maka dikandung maksud bila dipandang perlu akan menerbitkan amandemen pada PUIL 2000. Untuk menangani hal hal tersebut telah dibentuk Panitia Tetap PUIL. Panitia Tetap PUIL dapat diminta pendapatnya jika terdapat ketidakjelasan dalam memahami dan menerapkan ketentuan PUIL 2000.

Untuk itu permintaan penjelasan dapat ditujukan kepada Panitia Tetap PUIL. SNI 040225-2000 PUIL 2000 ini diharapkan dapat memenuhi keperluan pada ahli dan teknisi dalam melaksanakan tugasnya sebagai perancang, pelaksana, pemilik instalasi listrik dan para inspektor instalasi listrik. Meskipun telah diusahakan sebaik-baiknya, panitia revisi merasa bahwa dalam persyaratan ini mungkin masih terdapat kekurangannya. Tanggapan dan saran untuk perbaikan persyaratan ini sangat diharapkan.

PUIL 2000 ini tidak mungkin terwujud tanpa kerja keras dari seluruh anggota Panitia Revisi PUIL 1987, dan pihak pihak terkait lainnya yang telah memberikan berbagai macam bantuan baik dalam bentuk tenaga, pikiran, sarana maupaun dana sehingga PUIL 2000 dapat diterbitkan dalam bentuknya yang sekarang. Atas segala bantuan tersebut Panitia Revisi PUIL mengucapkan terima kasih sebesar besarnya. Jakarta, Desember 2000

JAMINAN INSTALASI LISTRIK ( JIL )

Sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 0045 Tahun 2005 Tentang Instalasi Ketenagalistrikan, Lampiran VIII Laporan Uji Laik Operasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Konsumen Tegangan Rendah, mewajibkan Kontraktor Listrik untuk mencantumkan Nomor Jaminan Instalasi ( JIL ) dalam laporan tersebut.

Pengertian ini berarti bahwa Kontraktor Listrik yang melaksanakan pemasangan instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah wajib menerbitkan Jaminan Instalasi Listrik atas pekerjaan instalasi listrik yang dilakukannya.

Jaminan Instalasi Listrik, merupakan kewajiban/ keharusan bagi setiap Kontraktor Listrik ( BUJK Bidang Elektrikal ) untuk memberikan Jaminan kesesuaian atas pekerjaan instalasi listrik yang dikerjakan terhadap Standar Instalasi Listrik yang berlaku, tanpa harus membebani biaya lagi ( tambahan biaya ) kepada konsumen/ pelanggan. Pengaturan pelaksanaan Jaminan Instalasi Listrik dilakukan oleh masing-masing Dewan Pengurus Daerah ( DPD ) AKLI setempat.

2.D PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK


Pengujian Peralatan Listrik
Di negara kita semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen harus melalaui uji kelayakan. Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan dipergunakan instalasi harus memenuhi ketentuan PUIL. Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu Lembaga Masalah Kelistrikan disingkat LMK. Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan disetujui, diizinkan untuk memakai tanda LMK. Bahan yang berselubung bahan termoplastik, misalnya berselubung PVC, tanda ini dibuat timbul dan diletakan pada selubung luar kabel. Lambang persetujuan ini dipasang pada kabel yang berselubung PVC, misalnya kabel NYM. Sedangkan unruk kabel yang kcelil seperti NYA, lambang persetujuan dari LMK. Di negara kita peralatan listrik yang telah diawasi mutu produksinya oleh LMK baru kabel-kabel buatan dalam negeri.

2.E TAHANAN TUBUH MANUSIA


TAHANAN TUBUH MANUSIA Tahanan tubuh manusia berkisar antara 500 ohm sampai 100.000 ohm tergantung dari tegangan, keadaan kulit pada tempat kotak dan jalannya arus dalam tubuh.Kulit yang terdiri dari lapisan tanduk mempunyai tahanan yang tinggi, tetapi terhadap tegangan tinggi kulit yang menyentuh koduktor langsung terbakar,jadi tahanan kulit ini tidak berarti apa-apa.Jadi hanya tahanan tubuh yang dapat membatasi arus.Penyelidikan dan penelitian tahanan tubuh manusia yang diperolah beberapa orang ahli sebagai berikut pada tabel :

Peneliti
Dalziel AIEE Committee 1958

Tahanan (Ohm) Keterangan Dengan tegangan 60 cps 500 2330


Dengan tegangan 21 volt.

Tangan ke tangan Ik=9 mA 1130 1680 800


Laurent Tangan ke kaki Tangan ke tangan dengan arus searah Tangan ke kaki dengan 50 cps

3000

Berdasarkan hasil penyelidikan diatas sebagai pendekatan dimabil harga tahanan tubuh manusia sebesar 1000 ohm.

Jantung sebagai organ tubuh yang paling rentan terhadap pengaruh aliran arus listrik dan ada empat batasan jika kita tersengat aliran listrik(lihat gambar 1). Daerah 1 (0,1 sd 0,5mA) jantung tidak terpengaruh sama sekali bahkan dalam jangka waktu lama. Daerah 2 (0,5 sd 10 mA) jantung bereaksi dan rasa kesemutan muncul dipermukaan kulit. Diatas 10mA sampai 200mA jantung tahan sampai jangka waktu maksimal 2 detik saja. Daerah 3 (200 sd 500mA) Jantung merasakan sengatan kuat dan terasa sakit, jika melewati 0,5 detik masuk daerah bahaya. Daerah 4 (diatas 500mA) jantung akan rusak dan secara permanen dapat merusak sistem peredaran darah bahkan berakibat kematian. .... Model terjadinya aliran ketubuh manusia dapat dilihat pada gambar 2. Sumber listrik AC mengalirkan arus ke tubuh manusia sebesar Ik, melewati tahanan sentuh tangan Rut, tubuh manusia Rki dan tahanan pijakan kaki Ru2. Tahanan tubuh manusia rata-rata 1000 , arus yang aman tubuh manusia maksimum 50mA, maka besarnya tegangan sentuh adalah sebesar : UB = Rk. Ik = 1000 x 50 mA = 50 V Nah...!!! terjawablah mengapa tegangan Akumulator 12V tidak menyengat saat dipegang

terminal positip dan terminal negatifnya, karena tubuh manusia baru merasakan pengaruh tegangan listrik diatas 50V. Faktor yang berpengaruh ada dua, yaitu besarnya arus mengalir ketubuh dan lama waktunya menyentuh. Tubuh manusia rata-rata memiliki tahanan Rk sebesar 1000 = 1k , dan pada saat tangan menyentuh tegangan PLN 220V (gambar 3), arus yang mengalir ketubuh besarnya. .... Ik = U/Rk =220V/1000 = 220mA Arus Ik sebesar 200mA dalam hitungan milidetik tidak membahayakan jantung, tetapi diatas 0,2 detik sudah berakibat fatal bisa melukai bahkan bisa mematikan. Tegangan sentuh bisa terjadi dengan dua cara, yaitu: Cara pertama tangan orang menyentuh langsung kawat beraliran listrik gambar 4a. Cara kedua tegangan sentuh tidak langsung, ketika terjadi kerusakan isolasi pada peralatan listrik dan orang menyentuh peralatan listrik tersebut yang bersangkutan akan terkena bahaya tegangan sentuh.

2.F REAKSI TUBUH MANUSIA TERHADAP ARUS DAN


WAKTU

. Arus Yang Melalui Tubuh Manusia


Kemampuan tubuh manusia terhadap besarnya arus yang mengalir di dalamnya. Tetapi berapa besar dan lamanya arus yang masih dapat ditahan oleh tubuh manusia sampai batas yang belum membahayakan sukar ditetapkan. Dalam hal ini telah banyak diselidiki oleh para ahli dengan berbagai macam percobaan baik dengan tubuh manusia sendiri maupun menggunakan binatang tertentu. Dalam batas-batas tertentu dimana besarnya arus belum berbahaya terhadap organ tubuh manusia telah diadakan berbagai percobaan terhadap beberapa orang sukarelawan yang menghasilkan batas-batas besarnya arus dan pengaruhnya terhadap manusia yang berbadan sehat. Batas-batas arus tersebut dibagi sebagai berikut : 1. Arus mulai terasa atau persepsi. 2. Arus mempengaruhi otot. 3. Arus mengakibatkan pinsan atau mati atau arus fibrilasi 4. Arus reaksi

2.1 Arus Persepsi Bila seseorang memegang penghantar yang diberi tegangan mulai dari harga nol dan dinaikkan sedikit demi sedikit, arus listrik yang melalui tubuh orang tersebut akan memberikan pengaruh. Mula mula akan merangsang syaraf sehingga akan terasa suatu getaran yang tidak berbahaya bila dengan arus bolak balik dan akan terasa sedikit panas pada telapak tangan. Pada Electrical Testing Laboratory New York tahun 1993 telah dilakukan pengujian terhadap 40 orang laki-laki dan perempuan, dan diperoleh arus rata-rata yang disebut threshold of perception current sebagai berikut : 1. untuk laki-laki : 1,1 mA. 2. Untuk perempuan : 0,7 mA.

2.2 Arus Yang Mempengaruhi Otot Bila tegangan yang menyebabkan terjadinya tingkat arus persepsi dinaikkan lagi maka orang akan merasa sakit dan kalau terus dinaikkan maka otot-otot akan kaku sehingga orang tersebut tidak berdaya lagi untuk melepaskan konduktor yang dipegangnya. Di University of California Medical School telah dilakukan penyelidikan terhadap 134 orang laki-laki dan 28 orang perempuan dan diperoleh angka rata-rata yang mempengaruhi otot sebagai berikut : 1. untuk laki-laki : 16 mA. 2. Untuk perempuan : 10,5 mA. Berdasarkan penyelidikan ini telah ditetapkan batas arus maksimal dimana orang masih dapat dengan segera melepaskan konduktor bila terkena arus listrik sebagai berikut : 1. untuk laki-laki : 9 mA. 2. Untuk perempuan : 6 mA.

2.3 Arus Fibrilasi Apabila arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dari arus yang mempengaruhi otot dapat mengakibatkan orang menjadi pingsan bahkan sampai mati. Hal ini disebabkan arus listrik tersebut mempengaruhi jantung sehingga jantung berhenti bekerja dan peredaran darah tidak jalan dan orang segera akan mati. Untuk mendapatkan nilai pendekatan suatu percobaan telah dilakukan pada University of California oleh Dalziel pada tahun 1968 , dengan menggunakan binatang yang mempunyai badan dan jantung yang kira-kira sama dengan manusia disebutkan bahwa 99.5 % dari semua orang yang beratnya kurang dari 50 kg masih dapat bertahan terhadap besar arus dan waktu yang ditentukan oleh persamaan sebagai berikut :

2.4 Arus Reaksi Arus reaksi adalah arus yang terkecil yang dapat menakibatkan orang menjadi terkejut, hal ini cukup berbahaya karena dapat mengakibatkan kecelakaan sampingan. Karena terkejut orang dapat jatuh dari tangga, melemparkan peralatan yang sedang dipegang yang dapat mengenai bagian-bagian instalasi bertegangan tinggi sehingga terjadi kecelakaan yang lebih fatal.

Tabel 7.3. Batasan-batasan arus dan pengaruhnya pada manusia Besar Arus 0 0,9 mA 0,9 1,2 mA

Pengaruh Pada Tubuh Manusi belum dirasakan pengaruhnya, tidak menimbulkan reaksi apaapa. baru terasa adanya arus listrik, tetapi tidak menimbulkan akibatbkejang, kontraksi atau kehilangan kontrol. mulai terasa seakan-akan ada yang merayap di dalam tangan tangan sampai kesiku merasa kesemutan tangan mulai kaku, rasa kesemutan makin bertambah rasa sakit tidak tertahankan, penghantar masih dapat melepaskan dengan gaya yang besar sekali otot tidak sanggup lagi melepaskan penghantar dapat mengakibatkan kerusakan

1,2 1,6 mA 1,6 6 mA 6 8 mA 13 15 mA

15 20 mA 20 50 mA

50 100 mA

pada tubuh manusia batas arus yang menyebabkan kematian

dapat

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansiyang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda.
Kemampuan tubuh manusia terhadap besarnya arus yang mengalir di dalamnya. Tetapi berapa besar dan lamanya arus yang masih dapat ditahan oleh tubuh manusia sampai batas yang belum membahayakan sukar ditetapkan. Dalam hal ini telah banyak diselidiki oleh para ahli dengan berbagai macam percobaan baik dengan tubuh manusia sendiri maupun menggunakan binatang tertentu. Dalam batas-batas tertentu dimana besarnya arus belum berbahaya terhadap organ tubuh manusia telah diadakan berbagai percobaan terhadap beberapa orang sukarelawan yang menghasilkan batas-batas besarnya arus dan pengaruhnya terhadap manusia yang berbadan sehat.

C. Saran Janganlah sekali-kali mempergunakan sesuatu tidak dengan fungsinya. Karena itu bisa berdampak buruk terhadap diri sendiri. Pahami lah pelajaran atau materi yang diberikan dengan baik dan sungguhsungguh.

DAFTAR ISI Kata Pengantar.....................................................................................................................................i Daftar Isi...............................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................1 Pembatasan Masalah............................................................................................................2 Rumusan Masalah.................................................................................................................3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................4 Manfaat Penulisan.................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 Instalasi Listrik.....................................................................................................................6 Ketentuan Teknik................................................................................................................7 Standarisasi.........................................................................................................................8 Pengujian Peralatan Listrik.................................................................................................9 Tahanan Tubuh Manusia....................................................................................................10 Reaksi tubuh manusia terhadap arus dan waktu...............................................................11 Batas arus dan waktu bagi keamanan manusia..................................................................12

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan..................................................................................................................13 3.2 Saran............................................................................................................................14

You might also like