You are on page 1of 46

Perlakuan Panas Logam

(TTT & CCT diagram, Annealing, Hardening)

Myrna Ariati
myrna@metal.ui.ac.id

Wahyuaji NP
wahyuaji@metal.ui.ac.id

Departemen Metalurgi & Material


Courtesy of Mr. Esa Harumans Presentation

Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Pengaruh Unsur Paduan pada Diagram Fe3C

EHW 98

Temperature Co 1600 1500


()

DIAGRAM KESEIMBANGAN Fe-C


+ Melt

Melt
+ + Melt
1147 C

1400 1300 1200


1100 1000 900 + () 700

Melt + cementite

Eutectic Point
Austenite + cementite

Austenite ()

A3

Acm

A1
723 C

600
500 0

Ferrite () + Cementite (Fe3C)

Eutectoid Point
0.8 1.0

2.0

3.0

4.0 4.3 Carbon content %

EHW 98

ELEMEN PADUAN VS DIAGRAM Fe-C


Elemen penstabil fasa austenite :
-- Ni, Mn, Co, dan Ru, Pd, Os, Ir, Pt. -- C, N, Cu, Zn, Au.
A1

Elemen penstabil fasa ferrite:


-- Si, Al, Be, P, dan Ti, V, Mo, Cr. -- B, dan Ta, Nb, Zr.

Eutectoid 0.8 %C

Elemen perubah titik eutectoid:

-- penstabil fasa (austenite) merendahkan A1. -- penstabil fasa (ferrite) menaikkan A1. -- semual elemen paduan menggeser titik eutectoid ke kandungan karbon yang lebih rendah.

Elemen pembentuk karbida/nitrida:


-- karbida; Cr, W, Mo, V, Ti, Nb, Zr. -- nitrida; Al dan semua elemen pembentuk karbida membentuk nitrida

EHW 98

Elemen paduan perubah ttk eutectoid


Elemen paduan vs. temperatur eutectoid

Elemen paduan vs. kandungan karbon eutectoid

EHW 98

Penstabil ferrite

Penstabil austenite

Carbon content

Penambahan Cr menaikkan temperatur eutectoid dan menggesernya kekiri.

Penambahan Mn menurunkan temperatur eutectoid dan menggesernya kekiri.

EHW 98

KARBIDA DAN NITRIDA PADUAN

Elemen-elemen: Cr, W, Mo, V, Ti, Nb, Ta, Zr. pada baja paduan akan membentuk karbida keras Dua bentuk karbida paduan: --karbida paduan khusus: Cr7C3, W2C, VC, Mo2C, dst. --karbida kompleks: Fe4W2C, Fe4Mo2C, dst. Semua elemen pembentuk karbida juga pembentuk nitrida keras: TiN, CrN, VN, dst.

Struktur TiC VC TiN WC Fe3C Martensite Bainite Pearlite

Kekerasan
(VHN)

3200 2600 2000 2400 1000 900 600 300

EHW 98

Nitrida keras

Al, Ti, V, Cr, Mo, memebentuk nitrida keras

Concentration of alloying element (%)

DIAGRAM TTT/CCT

EHW 98

DIAGRAM TTT/CCT
--Digunakan untuk mengetahui mikrostuktur yang terbentuk pada pendinginan non-ekuilibrium
A3 A1 A+F Temperatur C

Austenite
Start

Finish Ferrite +Pearlite

Ms

Nose Bainite

Martensite +
Mf

Log waktu

EHW 98

DIAGRAM TTT UNTUK BAJA 0.8% C


Austenite Ae1 Ps Pf Pearlite coarse fine upper Bs Ms Bf Bainite lower

Martensite + Auatenite
Mf 1 sec. Martensite 1min. 1 hour 1 day

PENGARUH ELEMEN PADUAN TERHADAP DIAGRAM TTT/CCT


Semua elemen paduan, kecuali Co, menggeser hidung kurva TTT/CCT ke arah kanan.

Semua elemen paduan, kecuali Co, menurunkan temperatur pembentukan martensite.


Sehingga: Komposisi elemen paduan mempengaruhi media kuens (air, oli, udara) yang dipilih untuk mengeraskan baja. Elemen paduan meningkatkan mampu-keras (hardenability) baja, atau, baja dengan komposisi berbeda akan memiliki mampu keras berlainan.

Perlakuan Panas Termal

EHW 98

FUNGSI PERLAKUAN PANAS TERMAL SEBAGAI BAGIAN PROSES MANUFAKTUR PELUNAKAN :


MEMPERSIAPKAN BAHAN LOGAM SEBAGAI PRODUK 1/2 JADI AGAR LAYAK DIPROSES BERIKUTNYA.

PENGERASAN :
MEMPERSIAPKAN BAHAN LOGAM SEBAGAI PRODUK JADI AGAR MEMILIKI SIFAT MEKANIS YANG OPTIMUM.

PELUNAKAN / ANNEALING

EHW 98

PERLAKUAN PELUNAKAN --Homogenising

--Normalizing
--Full annealing --Spherodising

--Stress relieving
--Process and recrystallisation annealing

EHW 98

HOMOGENIZING Pemanasan pada temperatur tinggi didaerah fasa austenit (), jauh diatas titik kritis (A3 dan Acm)

--Bertujuan untuk menghilangkan efek segeregasi kimia akibat


proses pembekuan lambat ingot/billet. --Memperbaiki mampu pengerjaan panas (hot workability).
Penuangan logam cair

Ingot

Segregasi kimia

HOMOGENISING sebelum pengerjaan panas

EHW 98

NORMALIZING
Pemanasan lambat sampai dengan temperatur diatas transformasi dan diikuti oleh pendinginan udara

--Menghilangkan ketidak ragaman mikrostruktur. --Mengeleminasi tegangan sisa. --Meningkatkan keseragaman dan penghalusan ukuran butir.
CASTING HOT WORKING:
Forging, Extrusion, Rolling

NORMALIZING

Ketidak ragaman reduksi/temperatur


Pengecualian: HSS, Shock Resisting Steel, Hot Work Tool Steel Cold Work Tool Steel D & A (tdk termasuk A10), Mold Steel P4.

EHW 98

FULL ANNEALING Pemanasan sampai temperatur sedikit diatas transformasi (A3: hypoeutectoid steels dan A1: hypereutectoid steels), yang diikuti oleh pendinginan lambat didalam dapur
--Membulatkan sementit proeutectoid atau karbida lainnya sehingga memperbaiki keuletan baja.

--Menghasilkan kekerasan/kekuatan yang minimum sehingga mudah dilakukan deformasi pada pengerjaan dingin.
-- Menghilangkan struktur martensit pada baja paduan yang mungkin terbentuk akibat pendinginan relatif cepat melewati transformasi .

--Biasanya dilakukan pada baja yang akan dipasok kepasaran


Pembulatan sementit proeutectoid dalam bentuk networks pada batas butir.

EHW 98

PERLAKUAN PELUNAKAN - DIAGRAM Fe-C


Homogenising (H) Normalising (N) Full-Annealing (A) Recrystallisation annealing Stress-relief annealing
Karakteristik (H) Temp.
Metoda pendingin Wkt. Proses
Eutectoid

911C A3 723 C

Austenite ()

Acm
A1 + Fe3C

+ Fe3C

(N)
**
udara *

Full (A)
*
dapur *

Temperature

***

-***

Ferrite ()

Rendah * Tinggi***

Hypo eutectoid
0 0.8

Hyper eutectoid
1.4 2.0

Carbon %

EHW 98

NORMALIZING VS FULL ANNEALING


Normalizing membentuk mikrostruktur lebih halus dibandingkan full annealing meskipun pemanasan dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi akibat laju pendinginan lebih cepat Heating Cycle Ac3 Ac1
Normalizing Anneal

Cooling Cycle

Temperature

F +A
Pendinginan di dapur

P +A Ms Time

Pendinginan udara

Time

EHW 98

ANNEALING LAINNYA
Spherodising: dilakukan untuk meningkatkan mampu-mesin (machinability) pada baja yang akan dimachining. Caranya dengan membulatkan sementit/karbida. Pemanasan dilakukan dibawah temperatur kritis A1 ( ~723C), atau sedikit diatas A1 tetapi kemudian ditahan dibawah A1. Stress-relief annealing: pemenasan s/d dibawah temperatur kritis 550-650 C baja karbon dan paduan rendah, 600-750 C baja perkakas. Bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa akibat deformasi pengerjaan dingin. Recrystallisation annealing: pemanasan s/d temperatur 600 C dibawah temperatur kritis. Bertujuan untuk membentuk butir poligon yang bebas tegangan dan mempunyai keuletan serta sifat konduktivitas baik. Dilakukan pada baja setelah deformasi pengerjaan dingin. Quench annealing: dilakukan pada baja jenis austenitk yang di homogenising atau recrystallisation annealing dimana diikuti oleh pendinginan cepat untuk menghindari terbentukya endapan karbida terutama pada batas butir. Isothermal Annealing: pendinginan cepat sampai temperatur tepat dibawah daerah transformasi, ditahan 1-2 jam, diikuti pendinginan udara.

EHW 98

PENGERASAN TERMAL Membentuk struktur martensit/bainit yang memiliki kekerasan tinggi.

PENGERASAN TERMAL
(THERMAL HARDENING)

Terdiri dari tiga tahap operasi :


PEMANASAN (HEATING) Preheating (550-650 C) Final heating (900-1050 C) Soaking KUENS (QUENCHING) Pendinginan cepat oleh media pendingin (oli, air, lelehan garam, semprot gas / udara) TEMPER (TEMPERING) Pemanasan kembali pada temperatur lebih rendah (150 - 600 C), sekali atau berulang

HEATING FURNACE

QUENCHING BATH

TEMPERING BATH

SIKLUS PENGERASAN TERMAL


Baja sangat lunak - u << , struktur: + karbida(sisa)
Transformasi

Holding

Baja menyusut

Baja keras dan mulai tangguh : struktur: M(temper+sterssed) + sisa + Karbida(sisa) + lainnya

Temper 1
Temper 2

Transformasi Baja keras tapi rapuh , struktur: M(stressed) + sisa + Karbida(sisa) + lainnya WAKTU

Ketangguhan lebih baik : struktur: M(temper) + Karbida + lainnya

Baja memuai

TAHAP PEMANASAN
Hal-hal yang perlu diketahui : Perbedaan temperatur antara bagian dalam dan permukaan, akibat rambatan panas, menyebabkan perbedaan pemuaian volume. Baja menyusut sampai 4% (volume) pada kenaikan temperatur mencapai transformasi austenite. Hal-hal yang perlu dikontrol : Lakukan preheating pada temperatur sekitar 550-650 oC untuk mengeliminasi distorsi yang mungkin timbul akibat pemanasan. Kecepatan pemanasan harus dikontrol agar tidak menimbulkan gradien temperatur yang sangat curam antara bagian dalam dan permukaan.

TEMPERATUR

TRANSFORMASI KE

TEMPERATUR

PREHEATING (550-650 oC)


WAKTU

WAKTU

TAHAP AUSTENISASI
Dua hal penting: --Waktu tahan (holding time) --Temperatur austenisasi (austenitizing temperature) T,t
Waktu tahan yang benar
950 850 750 TEMPERATUR ( C) b c d e f

Kurang

Berlebih

Tidak tercapai Pertumbuhan butir, pengerasan ketangguhan menjadi buruk atau rapuh

WAKTU 18 18 42 56 63-65 60-62 Kekerasan setelah kuens (Rockwell C) 57-58

TAHAP AUSTENISASI

Hal-hal yang diperhatikan:


--Hindari susunan umpan didalam dapur yang saling tumpang-tindih untuk menghindari terjadinya deformasi komponen akibat berat komponen pada saat baja sedang lunak.

--Cek akurasi temperatur austenisasi yang ditentukan, misalnya dengan menggunakan thermocouple yang ditempelkanlangsung pada komponen.
--Hindari kesalahan penentuan saat mulainya penghitungan waktu tahan..

EHW 98

TAHAP KUENS
yaitu mendinginkan baja dari temperatur austenit sampai temperatur ambien pada media tertentu yang akan menghasilkan struktur martensit

Pemilihan media kuens ditentukan oleh jenis baja/paduannya. Semakin ekstrim media kuens risiko terhadap distorsi meningkat.

Perbedaan laju pendinginan antara permukaan dan bagian dalam menimbulkan profil kekerasan (tergantung ukuran perkakas dan komposisi baja).

EHW 98

MEDIA KUENS
Air : Murah serta sistemnya sederhana. Kekurangannya ia mudah membentuk selimut uap yang menutupi permukaan komponen, sehingga menghasilkan pedinginan tidak seragam dipenampang permukaan yang luas. Pemanfaatannya terbatas pada industri perlakuan panas. Eliminasinya di tambahkan Na/Ca Chloride, membutuhkan closed system. Larutan polimer : Kemampuan pendinginan (H) diantara oli dan air. Memerlukan close control karena konsentrasinya mudah berkurang. Oli : Kemampuan pendinginan tidak sebaik air, tetapi lebih disenangi. Dengan penambahan additive kemampuan pendinginan (H = cooling power) dapat ditingkatkan lebih dari 0,4 s/d 1. Lelehan garam : Paling umum digunakan sbagai media pendingin dikarenakan dapat bekerja pada rentang temperatur yang besar (150 C s/d 595 C, atau bahkan lebih). Dikarenakan karakter tersebut lelehan garam banyak digunakan untuk delayed quenching seperti: kuens intermediate, kuens isotermal / holding pada berbagai temperatur.

MEDIA KUENS
Lelehan logam : Banyak digunakan untuk kuens-interupsi (interrupted quenching), tetapi saat ini fungsinya sering digantikan oleh lelehan garam dikarenakan kemampuannya bekerja pada rentang temperatur lebih besar.
Gas / udara : Hanya digunakan untuk baja dengan ukuran tipis atau baja yang memiliki mampu keras tinggi. Pengaturan cooling power dilakukan dengan cara mengatur laju semprot udara/gas. Cetakan logam : Digunakan pada jenis material yang mememiliki risiko distorsi tinggi. Biasanya menggunakan water-cooled copper dies, dan kelemahannya biaya tinggi. Lainnya : Larutan garam, larutan soda, uap

TAHAP KUENS MELALUI MEDIA CAIR


1. Selimut uap (Vapour blanket) 2. Pendidihan (Boiling) 3. Konveksi (Convection )
900 800 700 600 500 400 300 200 100
0

1. Selimut uap 2.Pendidihan

Temperatur, C

3.Konveksi

Kurva kecepatan pendinginan (C/dt)


5 10 15 20

Kurva pendinginan
25

Waktu (detik)

MEKANISME PENDINGINAN MELALUI MEDIA CAIR


SELIMUT UAP: Kecepatan pendinginan relatif lambat akibat seluruh permukaan ditutupi oleh uap.

Temperatur transisi menuju mekanisme pendidihan (leidenfrost temperature) tidak dipengaruhi oleh temperatur. awal saat dikuens.
PENDIDIHAN : Kecepatan pendinginan sangat tinggi ditandai oleh gelembung-gelembung uap pada permukaan komponen. KONVEKSI : Kecepatan pendinginan kembali menjadi lambat melalui rambatan konveksi.

Kecepatan perpindahan panas pada kondisi ini sangat dipengaruhi oleh viskositas cairan, agitasi, temperatur cairan/bath.

KONDISI KOMPONEN VS MEKANISME KUENS


Pada prakteknya gradient temparatur atau laju pendinginan pada permukaan komponen tidak selalu seragam. Hal ini disebabkan :
Kondidi internal material: pengaruhnya terhadap perpindahan panas keluar

760 C 645 C 538 C 427 C 315 C

Kondisi permukaan: pengaruhnya terhadap perpindahan panas


Potensial ekstarsi panas dari media kuens Kondisi media yang teragitasi atau non-agitasi

Jadi, geometri komponen serta kondisi media kuens dapat mempengaruhi hasil kekerasan pada permukaan

MIKROSTRUKTUR BAJA SESUDAH KUENS


--Terbentuknya martensit hanya dipengaruhi oleh kehadiran karbon didalam fasa austenit. --Sejumlah karbida diperlukan untuk mencegah pertumbuhan butir pada waktu baja diaustenisasi. --Terdapat sisa austenite yang tidak bertransformasi pada kondisi setelah kuens Ferit, Perlit Mikrostruktur baja kondisi anil (lunak), sebelum dikeraskan

Karbida
Martensit Sisa Karbida

Pengerasan termal
Mikrostruktur baja setelah dikeraskan: martensit diperkuat oleh karbida

SISA AUSTENITE
terjadi akibat kandungan karbon yang tinggi, dan hadirnya elemen penstabil austenit () pada baja paduan
BAJA KARBON Sisa Karbon diatas 0,8% kekerasan menurun

Penghilangan sisa austenit: --Temper Bainit, Karbida, Martensit --Subzero treatment 100% Martensit

Kekerasan

0.7 0.8

%C

Komposisi karbon

EHW 98

BAJA SETELAH KUENS -- terdapat tegangan sisa akibat kuens -- rapuh dan mudah patah -- dimensi tidak stabil -- tidak siap digunakan -- membutuhkan perlakuan temper !

PERLAKUAN TEMPER
Pemanasan kembali setelah kuens dibawah garis A1 (160-650 C) : Mengurangi tegangan sisa akibat proses kuens. Memperbaiki ketangguhan. Dalam hal tertentu digunakan untuk meningkatkan kekerasan baja perkakas jenis pengerjaan panas dan kecepatan tinggi. Mengontrol dimensi komponen baja yang dikeraskan
Secondary hardening

Kekerasan (HRc) Ketangguhan ft-lb)

Temperatur (C)

EHW 98

UNTEMPERED MARTENSITE DAN SISA AUSTENITE

Sisa warna putih

BAJA PADUAN RENDAH

HSS M42: a. 35 % b. temper 1: 1 jam, 600C c. temper 2: 1 jam, 600C


(a)

30% Untempered martensite

Setelah tempering pada 200 C


(b) (c)

PERUBAHAN MIKROSTRUKTUR PADA WAKTU TEMPER


Tahap 1: Pembentukan karbida transisi, karbida, serta penurunan 80-16 0C kandungan karbon pada matriks martensit s/d 0.23% Tahap 2: Transformasi sisa 230-280C Bainite

Tahap 3: Karbida transisi, martensit C rendah 160-400C

Sementit + Ferit

Tahap 4 Pertumbuhan dan pembulatan sementit 400-700 C Adanya elemen paduan pembentuk karbida, Tahap 5 Secondary hardening, yaitu pembentukan karbida paduan 500-550C yang mengakibatkan kekerasan meningkat lagi.

EHW 98

MEKANISME TEMPER Temper 1 : sebagian sisa austenit akan bertransformasi menjadi martensit dan akan menyebabkan perubahan dimensi (transformasi lainnya, yaitu: M F+Sementit, Sisa Bainit, presipitasi karbida). Temper 2 : martensit baru yang terbentuk pada tahap tempering 1akan mengalami temper lanjut. Tegangan sisa yang masih ada akan terus tereliminasi. Temper 3 : terjadi eleminasi lanjut terhadap tegangan yang masih tersisa dan dimensi perkakas menjadi lebih stabil setelah tahap ini.

MARTEMPERING DAN AUSTEMPERING Bertujuan untuk mereduksi tegangan termal sehingga meminimumkan efek distorsi
Austenite
Core

Austenite

Temperature (C)

Temperatur (C)

Pearlite
Surface

Core

Pearlite

Ms

Bainite

Bainite
Ms

Martempering Waktu Waktu

Austempering

CATATAN PENGERASAN TERMAL

MASALAH-MASALAH YANG HARUS DIPERHATIKAN


Efek distorsi dan keretakan. Kehilangan kandungan elemen pada permukaan komponen (dekarburisasi, oksidasi). Sisa austenite. Pengkasaran dan ketidak-ragaman mikrostruktur.

EHW 98

DISTORSI DAN KERETAKAN Penyebab:


--Tegangan sisa akibat machining /pengerjaan dingin sebelum perlakuan panas. --Tegangan termal (thermal stresses) akibat perbedaan laju pemanasan / pendinginan antara permukaan dan bagian dalam.

--Tegangan akibat transformasi fasa (transformation stresses)


pada waktu pendinginan.

EHW 98

DUA BENTUK DISTORSI KOMPONEN

SEBELUM PERLAKUAN PANAS

SETELAH PERLAKUAN PANAS

1. Dimensional distortion

Terjadi akibat perubahan ukuran, tegangan sisa machining, proses perlakuan panas.

2. Shape distortion

EHW 98

CATATAN DISTORSI KOMPONEN

Distorsi yang dapat dihindarkan


--Cara perlakuan panas yang buruk. --Kesalahan penggunaan media kuens. --Kesalahan pemilihan material.

Distorsi yang tidak dapat dihindarkan


--Perubahan mikrostruktur pada waktu pengerasan termal dan termper.

--Tegangan termal akibat kontraksi volume.

You might also like