You are on page 1of 6

MIXING

A. Tujuan 1. Mahasiswa dapat membuat grafik hubungan antara waktu dengan densitas ataupun viskositas. 2. Mahasiswa dapat menentukan variable-variabel proses yang berpengaruh. B. Dasar Teori Pencampuran (mixing) adalah proses yang menyebabkan tercampurnya suatu bahan ke bahan lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam fasa yang berbeda. Dalam kimia, suatu pencampuran (mixing) adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua zat atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi, sementara tidak ada perubahan fisik dalam suatu pencampuran. Sifat kimia suatu pencampuran seperti titik lelehnya dapat menyimpang dari komponennya. Pencampuran dapat dipisahkan menjadi komponen asliya secara mekanis. Pencampuran dapat bersifat homogen atau heterogen Tujuan dari proses pencampuran yaitu mengurangi ketidak samaan atau ketidak rataan dalam komposisi, temperature atau sifat-sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan atau terjadinya homogenisasi kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak dari hasil pencampuran adalah terjadinya homogenitas, kebersamaan dalam setiap titik dalam pencampuran. Dampak lainnya adalah terjadinya keadaan serba sama, terjadinya reaksi kimia, terjadinya perpindahan panas, perpindahan massa dan berubahnya massa, dan berubahnya densitas dan viskositas suatu zat. Factor-faktor yang mempengaruhi proses pegadukan dan pencampuran diantaranya adalah perbandingan antara geometri tangki dan geometri pengaduk, jenis dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan property fisik fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas. Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu factor penting dalam menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif adapun jenisjenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum yaitu pengaduk baling-baling (propeller), pengaduk turbin (turbine), pegaduk dayung (peddle) dan pengaduk helical rebbon.

Terkadang akan muncul istilah blanding perbedaan antara blanding dan mixing adalah sebagai berikut : 1. Mixing merupakan proses pencampuran dua bahan atau lebih dengan tujuan agar diperoleh distribusi yang seragam. 2. Blanding merupakan proses pencampuran dua bahan sejenis dengan tujuan agar diperoleh kondisi bahan yang seragam dan mempermudah proses. Campuran itu sendiri merupakan gabungan dari dua zat atau lebih yang hasil penggabungannya mempunyai sifat yang sama dengan zat aslinya. Misalnya, campuran air dengan gula menghsilkn cairan yang mani, campuran terbagi atas campuran homogen yang memiliki komposisi maupun wujud yang seragam, misalnya air gula, sedangkan campuran heterogen memiliki campuran yang tidak seragam, misalnya campuran antara air dengan pasir. Contoh pencampuran air dengan minyak dinamakan emulsi. Emulsi adalah suatu system yang yang terdiri dua atau lebih cairan yang tidak dapat saling bercampur. C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Hot plate kuning b. Magnetic stirrer ukuran c. Piknometer d. Beaker glass e. Stop watch f. Gelas arloji g. Spatula h. Pinset 2. Bahan a. Asam sitrat b. Air

2cm dan 3cm 500ml

100g 400ml

D. Cara Kerja
Asam sitrat 25 g Air 100ml

Campur dalam bekker glass Hitung viskositas dan densitas sebelum mixing
Campuran air + asam sitrat Beker glass

Di aduk dengan magnetic stirrer Tiap selang 5 menit ukur viskositas dan densitas larutan Sampai konstan
Larutan asam sitrat

Variabel yang digunakan : 1. Stirrer dengan ukuran 2cm dan 3cm 2. Suhu pengadukan pada suhu kamar dan 40c. E. Data Pengamatan
suhu kamar suhu 40oC viskositas densitas viskositas densitas panjang pendek panjang pendek panjang pendek panjang pendek 1.1913 1.1913 1.025 1.025 1.2061 1.2061 1.035 1.035 1.6000 1.5767 1.087 1.084 1.4251 1.3867 1.085 1.081 1.6311 1.5871 1.087 1.085 1.4320 1.3913 1.086 1.082 1.6411 1.6059 1.087 1.085 1.4320 1.3913 1.086 1.082 1.6411 1.5993 1.087 1.085 1.5993 1.085 Menit 0 5 10 15 20 25

F. Analisa Data dan Pembahasan 1. Analisa Data

kurva waktu vs viskositas


2 1.5 viskositas stirer panjang, T kamar stirer pendek, T kamar stirer panjang, T 40oC 0.5 stirer pendek, T 40oC

0 0 5 10 15 20 25 30 waktu (menit)

kurva waktu vs densitas


1.1 1.09 1.08 densitas 1.07 1.06 1.05 1.04 1.03 1.02 0 5 10 15 20 25 30 waktu (meniit) stirer panjang, T kamar stirer pendek, T kamar stirer panjang, T 40oC stirer pendek, T 40oC

2. Pembahasan Pada gambar 1 kurva waktu vs densitas menunjukkan pencampuran pada suhu 40C baik menggunakan stirrer besar maupun kecil lebih cepat mencapai konstan dari pada pencampuran dengan suhu kamar. Ini terjadi karena kenaikan suhu dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat. Semakin tinggi suhu kelarutan suatu zat semakin tinggi. Pada grafik juga didapatkan densitas laruta asam sitrat menurun pada pencampuran suhu 40C . ini karena suhu juga berpengaruh pada gaya tarik antar molekul. Suhu tinggi mengakibatkan gaya tarik antar molekul lemah sehingga kerapatan molekul mulai renggang dan mengakibatkan penurunan densitas. Pada gambar 2 kurva waktu vs viskositas menunjukka pencampuran pada suhu 40C lebih cepat mencapai konstan dari pada pencampuran pada suhu kamar. Sama halnya pada densitas suhu mempangaruhi kelaruta suatu zat, semakin tinggi suhu kelarutan suatu zat juga tinggi.pada grafik didapatkan viskositas pada suhu 40C lebih kicil dari pada suhu kamar. Viskositas cairan akan turun dengan naiknya suhu. Pemanasan pada zat cair akan menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energy sehingga gaya interaksi antar molekul lemah dan otomatis gesekan antar molekulpun turun,dengan demikian viskositas suatu cairan akan turun dengan adanya kenaikan suhu. G. Simpulan dan Saran 1. Simpulan a. Proses mixing dipengaruhi oleh ukuran pengaduk/stirrer yang digunakan pada suhu pencampuran b. Densitas dan viskositas pada shu 40C lebih kecil dari pada densitas dan viskositas pada suhu kamar, karena adanya energi yang ditambahkan menyebabkan ikatan antar molekul melemah. c. Mixing pada suhu 40C lebih cepat mencapai konstan dari pada suhu kamar karena kenaikan shu mengakibatkan kelarutan suatu zat juga naik.

2. Saran a. Asam sitrat bersifat asam sehingga disaankan untuk menggunakan alat dengan bahan dasar logam. b. Cermati benar-benar saat penimbangan dan perhitungan waktu pada saat menghitung densitas dan viskositas. H. Daftar Pustaka Tim Dosen Praktikum Patuan Operasi, 2012, Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Teknik Kimia. FT UNNES http://id.wikipedia.org/wiki/emulsi http://John+D.Balya+blog/ http://wenimandasari.blogspot.com/p/laporan-termokimia.html

You might also like