You are on page 1of 3

Diskusi Kelompok 2, Kasus 2 Kasus Physician: A 23-year-old pregnant lady comes with leprosy and erythema nodosum leprosum

(ENL) reaction. This is a difficult problem to handle. The treatment of choice for this particular disease is thalidomide, which is a banned drug, which is not easy to get in this country. Only one pharmaceutical company is making it in the world. It is only given to male patients with ENL. This particular patient had a very severe form of erythema nodosum and my first choice would have been to treat her with thalidomide. This drug really controls this problem. But because she was pregnant, this drug cannot be used, or, for that matter, it is not supposed to be used for women of childbearing age. And this was her first child after six years of marriage. She was married when she was 16 and, because of her leprosy, she had not conceived. She was having problems with her in-laws. She had already got an ultrasound done and had found out that the child was a boy. So, the question of aborting the child did not arise at all. She developed this severe reaction during the pregnancy. The second drug which we have for ENL is corticosteroids. Again, this treatment is contraindicated in the first three months of pregnancy. And that made it more difficult because she was really in severe pain. So, we did give her corticosteroids because she was having involvement of the nerve in a very severe form. She would probably have developed motor deficit over the next couple of weeks, which would have been a life-long stigma for her, so we did take the decision of giving her a drug which may not be totally safe in pregnancy but because of the long-term problems she might have faced if we had not given her corticosteroids, we did take the conscious decision to give corticosteroids.

Ethical Problem Solving Konteks Dilema etik Dalam kasus ini pihak keluarga sudah sangat menginginkan pasangan suami istri tersebut mempunyai keturunan, tetapi pada kenyataanya istri mengalami penyakit yang serius yaitu ENL Kaidah dasar moral (Autonomy Vs Beneficence) sehingga harus dilakukan terapi pada saat hamil dan terapi tersebut kemungkinan membahayakan janin. Dokter sudah memberikan kortikosteroid tetapi belum meminta ijin kepada pasien maupun suaminya. Tapi disisi lain dokter ingin untuk melakukan pelayanan yang maksimal karena Self assesment Kasus ini menimbulkan dilemma etik yang cukup Verifikasi Apapun tindakan yang akan dilakukan Reasons Jika menjadi pasien hendaknya bisa untuk diajak berkomunikasi dengan baik demi keselamatan sendiri. Dalam pengambilan keputusan harus dirundingakan terlebih dahulu dengan pihak keluarga terutama suami. Kasus ini hendaknya

membingungkan. oleh dokter Tindakan yang harus dilakukan seorang dokter hendaknya memberikan penjelasan mengenai diagnosis, prognosis, terapi dll yang sejelasjelasnya kepada pasien dan keluarganya, termasuk kondisi yang kemungkinan terjadi jika pasien diberikan seharusnya sudah atas ijin dari pasien yang sebelumnya sudah diberikan informasi yang selengkaplengkapnya mengenai terapi yang dipilih. Sebagai

dokter harus pasien menghargai autonomy meminta informasi yang selengkaplengkapnya mengenai penyakit yang dialaminya dan

terapi. Kemudian pasien menyerahkan pengambilan keputusan kepada pasien disertai dengan bukti tertulis untuk menentukan nasibnya sendiri dan pasien juga mempunyai

pasien juga dalam keadaan sangat kesakitan.

yang ditandatangani oleh pasien atas ijin suami.

hak untuk memilih terapi.

memikirkan dengan baik mengenai keputusan yang akan diambil. Pasien juga masih sangat muda kemungkinan hamil lagi juga masih besar sehingga jika dilakuakan terapi untuk mencegah kecacatan itu lebih baik.

You might also like