Professional Documents
Culture Documents
Kurikulum yang baik Sarana dan prasarana yang memadai Manajemen yang efektif
Pengembangan kompetensi Pelaksana Pendidikan Proses pendidikan yang berkualitas
Oleh karena itu pengembangan mutu proses pembelajaran dapat digali dan dikembangkan secara efektif melalui strategi pendidikan dan pembelajaran yang terarah, terpadu, yang dikelola secara serasi dan seimbang dengan memperhatikan pengembangan potensi peserta didik secara utuh dan optimal
Menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukung, diantaranya faktor motivasi belajar siswa, kompetensi dan profesionalisme guru, dan dukungan sarana dan prasarana.
motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa SMP Negeri 1 Tellu LimpoE masih rendah. Tergambar pada peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih belum signifikan bila dibandingkan dengan peningkatan komponen-komponen lainnya seperti sarana dan prasarana pendidikan yang semakin memadai. Rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh kurangnya motivasi yang diberikan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
STRATEGI
PEMECAHAN
Optimalisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan lingkungan sebagai media dan sumber belajar
Aktifitas belajar yang melibatkan lingkungan memungkinkan adanya keterkaitan secara langsung antara materi yang dipelajari dengan pengalaman hidup siswa sehingga siswa akan lebih termotivasi belajar. Langkah memanfaatkan lingkungan dalam aktifitas belajar mengajar adalah mengubah sifat keformalan sekolah dengan cara mengubah lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang mendukung proses pembelajaran dan bersifat menyenangkan.
MASALAH
3.
4.
5.
6. 7.
memberikan kesempatan belajar di lingkungan luar sehingga belajar tidak selalu berlangsung di lingkungan sekolah (kelas). memfasilitasi terbentuknya simpul belajar non sekolah yang ramah kepada siswa misalnya melakukan pembelajaran outdoor atau studi lapangan Penyusunan rencana kegiatan sekolah mengagendakan kegiatan-kegiatan yang relevan dalam mengembangkan lingkungan sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan pengembangan potensi diri memotivasi dan menfasilitasi kreatifitas guru dalam pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran. mendukung siswa yang tidak mampu untuk tetap berprestasi menyediakan nara sumber dari luar
misalnya kegiatan implementasi mata pelajaran, pembelajaran di alam dan sebagainya keterlibatan secara langsung dalam aktivitas sekolah mediasi antara sekolah dengan instansi terkait atau dengan pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha keterlibatan dalam kegiatan pembelajaran, mengevaluasi pelaksanaan program-program sekolah, monitoring seluruh kegiatan sekolah mendorong akreditasi sekolah untuk mencapai sekolah bermutu mendorong pelaksanaan sertifikasi guru guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melalui aset guru yang profesional mendorong sekolah untuk menyajikan program pendidikan yang lebih beragam dan relevan dukungan untuk mendekatkan siswa dengan lingkungan terdekatnya sehingga siswa mampu menangani semua isu lokal disekelilingnya
6. 7.
Pembentukan penanggungjawab kegiatan Penciptaan lingkungan pekarangan sekolah sebagai media belajar yang kondusif untuk iklim dan komunitas belajar siswa. Pengembangan perpustakaan outdoor Pemasangan dan penempatan media pembelajaran di luar kelas. Membudayakan kecintaan lingkungan melalui gerakan penghematan semua sumber daya di sekolah, listrik, air dan penghematan penggunaan alat tulis kantor pemanfaatan barang bekas untuk pembuatan media pembelajaran Pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung kegiatan belajar siswa.
Pembelajaran tentang komponen lingkungan, pencemaran, dan zat-zat aditif melalui mata pelajaran IPA yang melibatkan aktifitas observasi dan eksprimen sederhana oleh para peserta didik, Pembelajaran Digram Venn pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan ruangan terbuka, Pembelajaran materi bela negara pada mata pelajaran PPKn menggunakan permainan petak umpet yang dilaksanakan di lingkungan, Pembelajaran materi unit produksi pada mata pelajaran IPS melibatkan lingkungan kantin sekolah sebagai lokasi observasi peserta didik. Pembelajaran pembuatan barang-barang kerajinan menggunakan barang-barang bekas pada mata pelajaran KTK melibatkan siswa memanfaatkan sampah-sampah berupa bekas tempat minuman kemasan yang diolah menjadi kerajinan tangan. Penugasan pembuatan media bola kaki oleh guru Penjas kepada peserta didik dari sampah plastik yang dikumpulkan di pekarangan sekolah yang kemudain dimanfaatkan pada pembelajaran materi Sepak Bola. Pembelajaran materi Speaking pada mata pelajaran Bahasa Inggris mengarahkan para peserta didik bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa inggris di taman sekolah. Belajar membuat puisi tentang lingkungan sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Pelatihan pembuatan pupuk kompos, pupuk bokasi, dan penjernihan air pada kegiatan pengembangan diri.
Kegiatan Berbasis Partisipatif Komite Sekolah adalah pihak yang paling banyak terlibat dalam pelaksanaan program pendidikan berbasis lingkungan di SMP Negeri 1 Tellu LimpoE. Beberapa bentuk peran serta komite dalam menyukseskan kegiatan tersebut daintaranya: Komite dan pihak sekolah melakukan pencarian sumber pendanaan untuk kegiatan-kegiatan pengembangan lingkungan sekolah, diantaranya melibatkan orang tua siswa dan Ikatan Alumni sebagai mitra pengembangan kegiatan pendidikan di sekolah. Komite berpartisipasi secara mandiri dan tidak mengikat dalam memberikan bantuan ke pihak sekolah baik berupa mbantuan material maupun non material.
Pengembangan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Beberapa hasil yang telah dicapai dalam pengembangan sarana dan prasarana terkait dengan upaya pengembangan lingkungan, diantaranya: Pembangunan dan pemodelan halaman/taman sekolah yang artistik sehingga memungkinkan terciptanya suasana nyaman, dan merangsang terjadinya budaya komunitas belajar bagi parapeserta didik. Pembuatan majalah dinding di halaman sekolah sebagai media dan sumber belajar terbuka. Pemasangan berbagai media belajar dari seluruh mata pelajaran di setiap taman-taman sekolah. Pengadaan Tempat Sampah per kelas/ruangan, dan Kanting Sehat Sekolah. Pembangunan sarana pendukung lainnya (WC guru dan WC siswa yang baik, wastafel di masing-masing ruangan kelas, dan tempat pembuangan sampah yang layak. Pengembangan Usaha Kebun Sekolah dan Kebun Tanaman Boga
KUNCI SUKSES
Motivasi guru yang cukup tinggi dalam berkarya, 2. bentuk manajemen yang diterapkan di sekolah, 3. dukungan unsur masyarakat, dan 4. kondisi geografis sekolah yang sangat mendukung untuk keterlaksanaan program tersebut.
1.
memiliki kesadaran yang cukup tinggi tentang arti penting sebuah mutu pendidikan. Oleh karena itu dukungan materil dan dukungan non materil yang sifatnya tidak mengikat diberikan guna menyukseskan kegiatan-kegiatan sekolah. b. Untuk menjaga transparansi dan kebertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan, maka pihak sekolah bekerja sama dengan pihak komite dalam melaksanakan fungsi monitoring terhadap setiap kegiatan sekolah
sekitar 12.419 m2, terdiri atas daerah terbuka sekitar 8.641m2. pekarangan sekolah atau daerah terbuka yang luas dengan kondisi lingkungan sekitar pekarangan sekolah yang beranekaragam jenis dan bentuk lingkungan, potensial untuk melengkapi khasanah kebutuhan sumber belajar siswa.
KEBERLANJUTAN
Beberapa program kegiatan yang direncanakan untuk direalisasikan pada tahun-tahun ajaran selanjutnya diantaranya: Pembuatan laboratorium lapangan (green House, ekosistem buatan, kebun hayati, bengkel kerja siswa, dan unit produksi siswa) Pembangunan taman belajar sekolah Perbanyakan media-media belajar outdoor Analisis materi untuk seluruh matapelajaran dalam merencanakan dan pembelajaran berbasis lingkungan. Perencanaan kegiatan bakti social sekolah:
Gerakan Penghijauan Gerakan bersih lingkungan
Gerakan penyuluhan oleh siswa di lingkungan masyarakat
KESIMPULAN
Melalui empat pilar pelaksanaan sekolah berbudaya lingkungan tersebut, maka tujuan pembelajaran diharapkan dapat tercapai dengan baik. Penciptaan sistem pembelajaran yang berbasis lingkungan memberikan suasana yang kondusif bagi pendidikan. Kondisi tersebut dapat meningkatkan daya retensi serta kompetensi siswa pada konsepkonsep yang dipelajarinya. Keinginan dan motivasi guru yang cukup tinggi dalam berkarya, bentuk manajemen yang diterapkan di sekolah, dukungan unsur masyarakat, dan kondisi geografis sekolah merupakan kunci kesuksesan pelaksanaan program pengembangan lingkungan sebagai sumber belajar siswa.
Terima Kasih