You are on page 1of 4

Menuju Generasi muda membaca Oleh : Nala Orida

Pendahuluan. Setiap insan manusia di belahan bumi manapun, baik wanita maupun laki laki, tua ataupun muda pasti sudah tidak asing dengan membaca sebuah kata yang terdiri dari beberapa huruf , sangat simple namun memiliki makna tersirat maupun tersurat sangat mendalam. Secara harfiah kata tersebut bermakna bahwa kita seperti membuka jendela rumah dan melihat diluar rumah terhampar daratan yang luas, lautan yang biru, palung laut yang dalam, gunung yang berbaris bak prajurit, puncak gunung yang menjulang tinggi mencakar langit, hijaunya pohon di hutan luas, dan luasnya alam semesta ini. Jika kita bayangkan makna dari kalimat tersebut kita seperti melanglang buana ke setiap sudut dunia dan luasnya alam semesta ini hanya dengan membaca. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu mencerdaskan generasi penerusnya dan mencintai budaya gemar membaca,sedangkan geneari muda adalah generasi penerus dan penentu estafet masa depan sebuah bangsa. Di era globalisasi saat ini pemikiran para generasi muda sangat mudah untuk meng-underestimate suatu hal, terutama dengan bacaan. Dalam hal ini, membaca . Kehormatan seseorang pemuda itu berada pada bacaanya, bahwa kita sebagai generasi muda memiliki suatu kehormatan yang tinggi dengan apa yang telah kita baca. Mari kita menjadikan budaya dan tren menbaca sebagai tren yang high class yang bisa dilakuakan oleh siapa saja. Di tengah carut marutnya bangsa ini, ketika pemerintah tidak bisa menyelesaikan masalah Negara, para wakil rakyat hanya memikirkan nasib dirinya sendiri bukannya memikirkan nasib para rakyat dan pemimpin Negara hanya bisa bilang prihatin melihat Negara dan rakyatnya menderita tanpa melakukan sebuah tindakan yang berarti para generasi muda harus di tempa mentalnya agar mereka kuat menghadapi hari esok yang mungkin saja akan lebih kejam dari pada hari ini. Tiap tahun, tiap hari, tiap jam, tiap menit, tiap detik kehidupan di dunia ini terus berkembang baik perkembangan progresif atau regresif. Jika generasi muda Indonesia tidak memiliki cukup ilmu pengetahuan untuk menghadapi perubahan dunia mereka semua hanya akan menjadi manusia kacangan dan tidak berguna.

Berdasarkan Survei UNDP (United Nation Development Program) menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah. Survei UNDP tersebut menyimpulkan rata-rata orang Indonesia hanya membaca satu judul buku atau bahkan tidak membaca sama sekali dalam satu tahun. Rendahnya budaya membaca itu bisa dilihat dari jumlah buku baru yang terbit di negeri

ini. Dalam setahun Indonesia hanya menerbitkan buku sekitar 8.000 judul per tahun. Sangat kontras bila dibandingkan dengan negara jiran, Malaysia yang menerbitkan 15.000 judul buku per tahun. Bahkan dengan Vietnam, Indonesia kalah jauh. Dalam setahun Vietnam bisa menerbitkan 45.000 judul buku. Temuan UNDP tentang rendahnya tradisi baca masyarakat Indonesia diperkuat oleh hasil penelitian lembaga-lembaga lainnya. Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) melakukan survei lima tahunan tentang minat baca bangsa-bangsa di dunia. Pada tahun 2006 PIRLS melakukan studi tentang minat baca bangsa-bangsa di dunia. Dalam penelitian tersebut, PIRLS menemukan posisi Indonesia pada urutan ke 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian tersebut. Dibawah Indonesia hanya empat negara, yaitu Qatar, Kuwait, Maroko, dan Afrika Selatan. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membawahi ilmu pengetahuan dan budaya (UNESCO) menemukan hal yang sama, minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah. UNESCO menyampaikan temuannya, bila minat baca masyarakat Indonesia paling rendah di ASEAN. Sebenarnya, masih banyak lagi lembaga-lembaga yang melakukan penelitian sejenis, umumnya, hasilnya sama, menemukan bahwa tradisi baca masyarakat Indonesia rendah. Kita sekarang hidup sebuah peperangan, tetapi perang melawan ketidak inginan kita untuk merubah nasib kita. Kita harus bisa merasa tertinggal itu adalah penyakit kronis yang bagaiamanapun harus bisa disembuhkan.jangan lupakan sejarah. Kita harus bisa meyakinkan kepada masyarakat bahwa , dengan membaca akan bisa meningkatkat perekonomian kita. Pokok permasalahannya ialah tentang budaya membaca, terutama budaya membaca pada generasi muda di Negara yang tercinta ini, Indonesia. pada kesempatan kali ini saya sangat ingin sekali mengangkat permasalahn budaya membaca pada generasi muda di Indonesia. pasti anda yang membaca tulisan saya ini bertanya Tanya dalam hati kecil kenapa harus budaya membaca pada generasi muda yang harus dipermasalahkan kenapa tidak pada generasi tua saja yana jelas jelas perlu membutuhkan bacaan agar para generasi tua bisa mempergunakan waktu hidupnya lebih bermanfaat. Alasannya kenapa saya mempersalahkan budaya membaca pada generasi muda ialah karena saya pribadi masif termasuk dalam generasi muda dan alasanya yang terkuat kenapa saya memilih generasi muda karena generasi muda adalah cikal bakal penerus bangsa ini. Nasib bangsa ini esok hari berada di tangan generasi muda saat ini. Jika kita menginginkan nasib bangsa esok hari yang baik maka para generasi muda saat ini harus diperbaiki.

Namun yang patut diperhatikan ialah budaya membaca pada generasi muda yang mulai sekarat. Tapi memang sebuah realita kehidupan jika generasi muda sekarang lebih suka menghabiskan waktu luangnya hanya untuk sekedar bermain dan nongkrong daripada mengisi waktu luangnya dengan membaca buku, saya pribadi pun juga mengakui bahwa saya lebih suka menghabiskan waktu luang saya dengan jalan jalan hang out dibandingkan dengan membaca buku.

Kemajuan suatu negara tidak saja dilihat dari perekonomian saja, namun perhatian pemerintah terhadap kebudayaan sendiri menjadi penting untuk pembangunan nasioanal. Setelah Indonesia merdeka kemanakah generasi manusia Indonesia yang cerdas sekarang? Era globalisasi yang berubah semakin cepat menunjukkan bahwa perkembangan dunia sekarang semakin kompleks. Arus budaya asing yang semakin mudah masuk ke Indonesia, jika kita tidak mampu membangun generasi masyarakat yang tangguh. Dengan demikian keruntuhan bangsa Indonesia akan lebih cepat. Sikap mental masyarakat kita sekarang perlu dibangun dengan nilai-nilai budaya gemar membaca yang kuat. Kemampuan masyarakat yang gemar membaca akan mampu membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tangguh dalam arus global yang terus berjalan. Melihat perkembangan yang terjadi sekarang ini, kemampuan bangsa dalam melahirkan generasi masyarakat gemar baca masih perlu ditingkatkan. Generasi yang cerdas akan mampu melahirkan budaya-budaya kreatif. Budaya kreatif akan mampu miningkatkan peradaban bangsa Indonesia kedepan semakin maju. Mencoba mewujukan budaya gemar membaca di masyarakat untuk melawan kebodohan, maka kebersamaan d untuk membangun kerangka kelembagaan yang kuat harus dilakukan. Kerangka kelembagaan akan menjadi kekuatan tersendiri. Untuk menghadapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan. Baik itu permasalahan internal, maupun permasalahan eksternal yang menjadi muara dari lemahnya budaya gemar membaca. Keduanya mau tidak mau harus dihadapi. Dan kerangka kelembagaan itu dapat diciptakan dengan membangun sebuah reegulasi untuk menstimulus bagaimana generasi muda merasa haus akan ilmu pengetahuan. Terdapat dua kata kunci yang penulis tekankan. Pertama, budaya gemar membaca. Budaya gemar membaca merupakan bangunan awal untuk meningkatkan kesadaran gemar membaca di masyarakat. Dunia membaca penting untuk membangun manusia yang cerdas kedepan. Kecedersan manusia mampu berkontribusi dalam pembangunan nasional Indonesia.

You might also like