You are on page 1of 15

Riris Loisa : Jejaring Sosial, Identitas Kolektif Dan Aksi Politik : Faktor Facebook Dalam Revolusi Mesir

JEJARING SOSIAL, IDENTITAS KOLEKTIF DAN AKSI POLITIK: FAKTOR FACEBOOK DALAM REVOLUSI MESIR
Riris Loisa* email : ririsloisa@yahoo.com

Abstract: Today, global society is facing the era of social media. One of the most mentioned social networks that draws attention from all over the world is facebook. In term of the revolution in Egypt, most of Egyptian people believe that Facebook plays very significant roles in winning their revolution. How exactly facebook could be that important in the process of this revolution, becomes the center of this paper. In its analysis, this paper focuses on the Khaled Said facebook, where critical consciousness was built, collective identities were changed, the realm of Egypt was reconstructed, actions were planned and maintained. The author also underlines that how far a communication technology bringing about the changes for humanbeings so much depends on the actors of revolution. The actors in this case, are the constructors of reality, i.e. the people. Keywords: social media, facebook, Egypt revolution, critical consciousness.
Facebook dalam Revolusi Mesir 2011

elum lama ini, masyarakat dunia dikejutkan oleh tayangan di televisi yang menyajikan berita pergolakan Timur Tengah. Desember 2010, Tunisia bergejolak yang berbuntut pengunduran diri Ben Ali dari kursi kepresidenan. Januari 2011, masyarakat di seluruh penjuru dunia bersama-sama menyaksikan Mesir menggeliat yang juga diikuti mundurnya presiden Mubarak. Baru saja para anggota kampung global menyaksikan arak-arakan pesta rakyat Mesir yang merayakan kemenangan revolusi, televisi sudah mulai secara intens menyajikan liputan pergerakan masyarakat di Bahrain, Iran, dan yang paling dramatis, perang saudara di Libia. Anggota kampung global sama-sama bersimpati terhadap perjuangan rakyat, dan sama-sama pula mengutuk kediktatoran di Timur Tengah. Sementara warga dunia menyaksikan liputan Timur Tengah di televisi, penyajian berita di Mesir meninggalkan suatu catatan khusus tentang ditangkapnya seorang facebooker, Khaled Said, pemuda 28 tahun, yang diambil secara paksa oleh aparat keamanan dari sebuah warung internet, ia dituduh membongkar borok rezim Mubarak di jejaring sosial, seperti facebook dan twitter. Said tewas di tangan aparat keamanan, tetapi namanya digunakan sebagai alamat akun facebook para pemuda Mesir yang membakar semangat rakyat negeri itu untuk turun ke jalan. Said menjadi facebooker legendaris dalam kepahlawanan Revolusi Mesir (KOMPAS, 25 Februari 2011, hlm. 1). Para penganut aliran determinisme teknologi mungkin semakin yakin akan kekuatan teknologi media bahwa jenis media yang populer di suatu masyarakat * Penulis adalah dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Tarumanagara, Jakarta
30 ISSN : 2085 1979

Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun III/01/2011

berdampak besar terhadap individu maupun struktur sosial (Littlejohn, 2008, p. 291). Pandangan ini menjadi menarik ketika dikaitkan dengan fenomena facebook pada Revolusi Mesir 2011. Bagaimana teknologi komunikasi berbasis internet, dalam hal ini facebook, berdampak terhadap aksi rakyat dan berujung perubahan sosial. Tulisan ini merupakan kajian tentang media sosial dalam revolusi politik di Mesir. Pembahasan di dalam tulisan ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang proses di mana anggota masyarakat berpartisipasi di dalam suatu komunitas virtual melalui media sosial khususnya facebook dan mewujudkan aksi sosial untuk mewujudkan realitas yang selama ini merupakan imaji bersama. Internet dan Media Sosial: Infrastruktur Komunitas Maya Teknologi internet tidak muncul dari ruang hampa, tetapi didukung oleh infrastruktur teknologi komunikasi yang sudah lama ada sebelumnya. Invensi kode Samuel Morse tahun 1843, yang memungkinkan pengiriman data dalam bentuk sandi, menjadi salah satu kunci penting bagi inventor-inventor selanjutnya untuk merumuskan cara pengiriman data dalam bentuk yang lebih cepat, efisien dan akurat (Surjomihardjo, et.all., 2002). Para inventor di berbagai negara kemudian merumuskan kode-kode tersendiri, terutama untuk kepentingan pengiriman pesan rahasia khususnya pada masa perang tahun 1940an. Setelah kurang lebih 30 tahun difokuskan untuk kepentingan militer, jaringan internet untuk kepentingan sipil mulai populer, dan mengalami perkembangan mendunia, ketika pada tahun 1991 Berners-Lee dari Cern Laboratory Switzerland, mengembangkan Hypertext Markup Language (HTML) yang memungkinkan jaringan komunikasi antar sistem komputer yang berbeda (Straubhaar&LaRose, 2008). HTML memungkinkan orang-orang di seluruh penjuru bumi, sekalipun menggunakan sistem operasi komputer berbeda, dapat saling bertukar berbagai informasi, berbagi penceritaan kehidupan, dan membangun realitas. Orang-orang dari berbagai wilayah seakan-akan duduk bersama, saling mengekpresikan diri, dan mengembangkan pengalaman bersama. Teknologi komputer dan internet menjadi infrastruktur dari dibangunnya suatu kampung virtual bagi komunitas maya berupa situs jejaring sosial (Social Network Sites/SNS) sebagai media sosial. Saat ini, berbagai format media komunikasi bermunculan di media online dengan sangat cepat. Berbagai istilah muncul secara tumpang tindih: cybermedia, media sosial, media jejaring sosial, dsb. Bagaimanapun, komunikasi melalui media sosial dalam berbagai format memiliki beberapa ciri khusus yang membedakannya dari proses komunikasi konvensional. Ciri-ciri tersebut meliputi (http://www. icrossing.co.uk/fileadmin/uploads/eBooks/What_is_Social_Media_iCrossing_ebook. pdf, Antony Mayfield, diunduh 9 Maret 2011): 1. Partisipasi. Media sosial mendukung kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik. Hal ini mengaburkan garis batas antara media dan khalayak. 2. Keterbukaan. Kebanyakan pelayanan media sosial terbuka bagi umpan balik, partisipasi, memberikan pilihan, pendapat dan berbagi informasi.

ISSN : 2085 1979

31

Riris Loisa : Jejaring Sosial, Identitas Kolektif Dan Aksi Politik : Faktor Facebook Dalam Revolusi Mesir

3. Percakapan. Berbeda dari media konvensional yang cenderung mentransmisikan pesan kepada khayalak, media sosial lebih bersifat komunikasi dua arah. 4. Komunitas. Media sosial memungkinkan komunitas dengan minat yang sama untuk berkomunikasi dengan cepat dan efektif. 5. Keterhubungan. Kebanyakan media sosial sangat berkembang dalam hal keterhubungan, bertautan dengan situs lain, sumber, dan orang-orang lain. Berdasarkan karakteristiknya, saat ini, setidaknya terdapat beberapa bentuk media sosial, meliputi: Jejaring sosial (social network) Memungkinkan individu untuk membuat halaman web, terhubung dengan teman-temannya (friend) untuk saling berbagi isi web (content) dan berkomunikasi. Situs jejaring sosial yang terbesar antara lain: facebook dan MySpace. Jurnal online, di mana data paling baru akan muncul lebih dulu dari data lebih lama. Contoh: blog perorangan. Situs ini memungkinkan setiap orang untuk menambahkan dan mengedit isi (content), bertindak sebagai data base komunal. Contoh: wikipedia dan the online encyclopedia. Situs yang berisikan file audio dan video yang dapat diakses melalui cara berlangganan, melalui jasa penyedia. Contoh: Apple iTunes. Area diskusi online, sering kali mengenai topik dan minat yang spesifik. Forum muncul sebelum istilah media sosial dikenal dan merupakan lemen komunitas online yang kuat dan popular. Komunitas yang mengorganisir dan berbagi berbagai jenis konten. Contoh: flickr (komunitas konten foto) dan Youtube (komunitas konten video). Kombinasi jaringan sosial dan blog ukuran kecil di mana konten dalam jumlah kecil (informasi terbaru/update) didistribusikan secara online melalui jaringan telepon selular. Contoh: twitter.

Blog

Wiki

Podcast

Forum

Content Community

Microblogging

Tabel 1. Bentuk media sosial berdasarkan karakteristiknya. Diadopsi dari: http://www.icrossing.co.uk/fileadmin/uploads/eBooks/What_is_Social_Media _iCrossing_ebook.pdf. Antony Mayfield, diunduh 9 Maret 2011.
32 ISSN : 2085 1979

Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun III/01/2011

Media sosial mulai muncul sebagai bentuk baru dalam berkomunikasi online pada tahun 1997 dengan diperkenalkannya Six.Degrees.com. Awal abad ke-21 ditandai dengan munculnya situs friendster, yang kemudian disusul dengan kelahiran dan perkembangan yang fenomenal dari jejaring sosial facebook tahun 2006, seperti yang terlihat di gambar 1.

Gambar 1. Garis waktu tanggal-tanggal peluncuran jaringan situs jaringan sosial utama dan peluncuran kembali situs-situs dengan fitur jejaring sosial. Sumber: http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html, diunduh 8 Maret 2011. Dari seluruh jejaring sosial, saat ini facebook menjadi fenomena yang menarik perhatian dunia. Jejaring sosial yang dibangun oleh Mark Zuckerberg pada Februari 2004 ini bermula sebagai jejaring sosial amatiran yang hanya ditujukan untuk mahasiswa Harvard College di mana Zuckerberg menuntut ilmu. Dua bulan
ISSN : 2085 1979 33

Riris Loisa : Jejaring Sosial, Identitas Kolektif Dan Aksi Politik : Faktor Facebook Dalam Revolusi Mesir

sesudahnya, keanggotaannya diperluas ke institusi pendidikan lain di wilayah Boston, Rochester, Standford, dan NYU. Dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya, orang-orang dari berbagai penjuru dunia mulai bergabung di situs ini. Pada tahun 2006, facebook menjadi perusahaan jejaring sosial global, dengan keanggotaan aktif saat ini mencapai lebih dari 500 juta orang (http://www.facebook.com/press/info.php?statistics, diunduh 21 Maret 2011). Para pengguna dapat bergabung dalam komunitas berdasarkan minat, kesamaan, ataupun kepentingan tertentu. Melalui facebook, para anggota komunitas maya ini dapat saling terhubung, berinteraksi, merekrut/menambah anggota baru, mengirim pesan baik dalam bentuk teks, gambar, maupun pesan audio-visual, update informasi, maupun profil pribadi. Berawal di Amerika, jejaring sosial facebook yang semula murni untuk kepentingan pertemanan, saat ini menjadi fenomena penting di dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Facebook bahkan menjadi catatan sejarah ketika dikaitkan dengan beberapa pergerakan politik yang terjadi di Timur Tengah. Dari berbagai situs facebook yang bermunculan di Mesir, salah satu facebook yang paling populer adalah yang dibuat oleh eksekutif Wael Ghonim. Ghonim membangun facebook dengan nama Khaled Said, pemuda yang menjadi korban kekerasan polisi Mesir. Facebook tersebut memuat gambar-gambar pemuda 28 tahun tersebut yang menjadi begitu mengerikan setelah mengalami penganiyaan. Ratusan ribu orang bersimpati, dan seratus tiga puluh ribu ribu bergabung menjadi anggota facebook Khaled. Bahkan nama dan wajah Khaled Said menjadi poin penggerak bagi para demonstran (http://www.bbc.co.uk/worldservice/programmes/2011/02/110217_outlook_egypt_ protests_khaled_said.shtml, diunduh 22 Maret 2011).

Gambar 2. Facebook Khaled Said Sumber: http://www.facebook.com/pages/KhaledSaid/100792786638349?sk=app_2373072 738, diunduh 22 Maret 2011.

34

ISSN : 2085 1979

Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun III/01/2011

Apa yang dilakukan Ghonim kemudian menginspirasi banyak facebook kids, sebutan untuk generasi muda yang aktif menggalang kekuatan politik

melalui facebook, untuk membangun situs-situs facebook yang berkaitan dengan Khaled Said. Mereka menyebut diri mereka sebagai Khaled Said We Are All Khaled Said.

Gambar 3. Facebook We are all Khaled Said Sumber: http://www.facebook.com/elshaheeed.co.uk?sk=photos#!/elshaheeed.co.uk?sk=in fo, diunduh 22 Maret 2011. Berbagai facebook yang diilhami oleh tragisnya penganiayaan terhadap Khaled Said ini tidak hanya memuat gambar-gambar yang mengenaskan dan mengobarkan semangat juang, tetapi juga memberi informasi tentang kebrutalan para polisi Mesir. Facebook Dan Pembentukan Kesadaran Kritis Komunitas Maya Berbagai spekulasi bermunculan mengenai apa yang membedakan komunitas dan komunikasi yang berlangsung dalam media sosial dengan yang terjadi di dalam media konvensional dan komunikasi tatap muka. Ada pendapat yang mengatakan bahwa pada dasarnya dinamika sosial di dalam dunia maya dan di dalam realitas obyektif adalah sama jika dikaitkan dengan kesamaan minat dari para anggotanya. Dunia maya maupun realitas obyektif dibangun berdasarkan kesamaan yang berarti bagi para anggotanya, misalnya kesamaan profesi, hobi, orientasi religi, orientasi politik, dan sebagainya (Mayfield, 2011). Perbedaan terjadi ketika dikaitkan dengan karakteristik media sosial. Internet memungkinkan para anggota komunitas untuk menembus batasanbatasan ruang dan waktu. Mencairnya tembok-tembok pembatas ruang dan waktu
ISSN : 2085 1979 35

Riris Loisa : Jejaring Sosial, Identitas Kolektif Dan Aksi Politik : Faktor Facebook Dalam Revolusi Mesir

membuka kesempatan sehingga komunitas media sosial untuk dengan mudah saling memelihara keterhubungan (connectedness), memperdalam hubungan, menemukan orang-orang dengan orientasi yang sejalan, dan merekrut anggotaanggota baru. Di dalam komunitas berbasis orientasi politik, media sosial menjadi arena pemaknaan terhadap realitas kekuasaan. Melalui media sosial, komunitas mengaktifkan pesan-pesan simbolik untuk menegosiasikan identitas komunal terhadap legitimasi penguasa dominan. Melalui media sosial, komunitas membangun counter power terjadap penguasa dominan di mana anggota komunitas jejaring sosial mulai mengadopsi suatu identitas komunal berdasarkan pemaknaan atas pengalaman bersama terhadap realitas sosial. Pada fase ini, anggota komunitas jejaring sosial melalui pertukaran informasi menjadi sadar akan kesenjangan antara realitas sosial yang dialami dengan realitas yang ideal dalam hal hubungan kekuasaan, khususnya antara identitas penguasa dominan dengan anggota komunitas yang berada pada posisi subordinat. Anggota komunitas jejaring sosial saling membangun kesadaran kritis bahwa realitas sosial yang dialami bukan realitas yang seharusnya. Posisi penguasa dominan dan subordinat tidak bersifat ideal. Fase ini merupakan tahap di mana komunitas membangun identitas perlawanan ( resistance identity) terhadap penguasa dominan (Castell, 2010). Pemaknaan akan adanya realitas ideal mendorong konstruksi identitas baru (projected identity) (Castell, 2010). Sementara itu, pemaknaan merupakan dasar bagi manusia untuk menentukan perilakunya. Pemaknaan ini juga yang mendorong para komunitas jejaring sosial untuk melakukan aksi-aksi sosial yang ditujukan untuk mewujudkan realitas ideal yang selama ini dikonstruksi bersama. Dengan demikian, isi media sosial, dalam hal ini interaksi/pemaknaan bersama, akan mendorong munculnya kesadaran kritis yang merekonstruksi identitas komunitas. Berdasarkan pemaknaan akan realitas sosial, identitas komunitas perlawanan dan realitas serta identitas yang diproyeksikan, anggota komunitas jejaring sosial melakukan aksi untuk mewujudkan realitas sosial ideal yang selama ini dikonstruksikan di dalam dunia maya. Kesimpulan tersebut digambarkan di dalam kerangka konseptual berikut ini:

36

ISSN : 2085 1979

Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun III/01/2011

ISI MEDIA SOSIAL:

MUNCULNYA KESADARAN KRITIS : REKONSTRUKSI IDENTITAS KOLEKTIF

AKSI MEWUJUDKAN REALITAS IDEAL Gambar 4. Kerangka konseptual jejaring sosial, kesadaran kritis, dan aksi sosial Sumber: Diskusi teoritis KARAKTERISTIK JEJARING SOSIAL FACEBOOK WE ARE ALL KHALED SAID 1. Partisipasi Media sosial mendukung kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik. Facebook We Are All Khaled Said, mendukung umpan balik dari setiap orang yang tertarik. Karena facebook ini dalam versi bahasa Inggris, umpan balik yang muncul berasal dari berbagai penjuru dunia, antara lain Amerika, Malaysia, dan Eropa. Dalam hal batas antara pengelola media (facebook We Are All Khaled Said), facebook ini terlihat masih cenderung dominan, bersifat dari satu sumber kepada banyak orang (one-to-many), dari pengelola akun facebook kepada komunitas (friend) facebook tersebut. Komunikasi dari komunitas kepada pengelola facebook (many-to-one) terlihat dalam bentuk umpan balik dari komunitas kepada pengelola facebook, sementara dari sesama anggota komunitas masih agak terbatas karena ruang komentar yang memang terbatas. 2. Keterbukaan Kebanyakan pelayanan media sosial terbuka bagi umpan balik, partisipasi, memberikan pilihan, pendapat dan berbagi informasi. Di dalam facebook We Are All Khaled Said, umpan balik cukup beragam walaupun sebagian besar memberikan dukungan terhadap aksi sosial di Mesir, tetapi ada juga umpan balik yang pro-Mubarak, misalnya dengan pernyataan: kita harus menghormati pemimpin kita. 3. Percakapan Berbeda dari media konvensional yang cenderung mentransmisikan pesan kepada khayalak, media sosial lebih bersifat komunikasi dua arah. Di bagian komentar, anggota komunitas memberi komentar tidak hanya pada gambar yang dimuat oleh pengelola akun We Are All Khaled Said, tetapi juga komentar terhadap sesama anggota komunitas tersebut.
ISSN : 2085 1979

37

Riris Loisa : Jejaring Sosial, Identitas Kolektif Dan Aksi Politik : Faktor Facebook Dalam Revolusi Mesir

4. Komunitas Media sosial memungkinkan komunitas dengan minat yang sama untuk berkomunikasi dengan cepat dan efektif. Komunitas facebook We Are All Khaled Said umumnya adalah orang-orang yang memiliki kesamaan minat terhadap revolusi politik Mesir. 5. Keterhubungan Kebanyakan media sosial sangat berkembang dalam hal keterhubungan, bertautan dengan situs lain, sumber, dan orang-orang lain. Di dalam facebook ini, pengelola akun memuat alamat-alamat situs (hypertextuality) untuk mendapatkan berbagai informasi yang relevan dengan diskusi/gambar yang saat itu dimuat. I. ANALISIS PENANDAAN DI DALAM FACEBOOK DAN WE ARE ALL

KHALED SAID

Kajian terhadap facebook We are Khaled Said dilakukan dengan mengacu kepada prinsip semiotika dengan mengunakan penalaran terhadap penandaan di dalam facebook. Konsep penalaran berkaitan dengan upaya untuk berpikir dengan bertalian secara logis. (http://wordnetweb. princeton.edu/perl/ webwn?s= reasoning, diunduh 23 Maret 2011). Di dalam semiotika, penalaran didasarkan pada penanda dari obyek yang dikaji. Setidaknya ada 3 (tiga) jenis penanda (Santosa, Van Zoest, dalam Sobur, 2002, p. 97): 1. Qualisms: penanda yang bertalian dengan kualitas/sifat dari sesuatu, bagi perasaan, sebagai petunjuk, dsb. 2. Sinsigns: penanda yang bertalian dengan kenyataan, berupa pernyataan individual yang tidak dilembagakan. 3. Legisigns: penanda yang bertalian dengan kaidah/konvensi, merupakan tandatanda atas dasar suatu peraturan yang berlaku umum/konvensi. Analisis facebook dengan tema Khaled Said dilakukan dengan memperhatikan berbagai penanda, baik dalam bentuk teks maupun gambar dari pengelola akun facebook, maupun dari komentar interaktif komunitas facebook yang relevan. Disamping itu, analisa juga didukung data sekunder berupa pemberitaan dari berbagai media massa. Penanda-penanda tersebut dianalisis berdasarkan jenis penanda dengan tafsir logis. Kesulitan di dalam analisa terutama di dalam pengumpulan data, khususnya karena beberapa komentar menggunakan bahasa dan tulisan Arab. Karena itu, penanda teks hanya pada teks berbahasa Inggris. Facebook We Are All Khaled Said yang memuat berbagai informasi tentang impian pemuda Mesir untuk mengakhiri segala penganiayaan, kekejaman, dan perlakuan buruk yang sering kali terjadi di masa itu. Facebook ini membangunkan dari mimpi buruk dengan mengedepankan harapan akan Mesir yang menghargai hak-hak rakyat. Suatu harapan yang sangat berbeda dari realitas Mesir selama 30 tahun terakhir di bawah kepemimpinan otoriter Husni Mubarak. Berikut ini analisis terhadap penanda-penanda di dalam Facebook We Are All Khaled Said. Pemilihan akun facebook ini juga didasari pertimbangan etika di
38 ISSN : 2085 1979

Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun III/01/2011

mana facebook ini tidak banyak menampilkan gambar yang bermuatan kekerasan secara vulgar. 1. Penanda yang membangun kesadaran kritis komunitas akan realitas sosial yang terbelenggu.

Penanda pertama berupa foto yang dimuat di halaman facebook, berupa gambar artistik dari peta wilayah Mesir, dengan menempatkan bendera Mesir sebagai sebagai warna dasar peta. PENANDA PENALARAN Munculnya berbagai facebook yang berisikan pesan-pesan interaktif yang membangunkan kesadaran kritis pengguna facebook akanrealitas keterbelengguan masyarakat Mesir Legisigns: - Peta dengan latar belakang warna bendera kenegaraansebagai penanda realitas di Mesir Sinsigns: - Tangan dirantai sebagai penanda masyarakat tanpa memiliki kekuasaan (powerless) - Burung merpati sebagai penanda realitas ideal yang sedang dikonstruksi yaitu kedamaian yang diharapkan

Sumber: http://www.facebook.com/album.php? id=133634216675571&aid=25233#!/p hoto.php?fbid=186607061378286&set =a.154567164582276.25233.1336342 16675571&theater, diunduh 22 Maret 2011

Selama 30 tahun di bawah kediktatoran Husni Mubarak, rakyat mesir hidup dalam keadaan yang terbelenggu. Apa yang terjadi di luar Mesir, khususnya perlawanan rakyat terhadap kediktatoran pemerintahan Tunisia, seolah-olah menjadi cermin bagi masyarakat Mesir untuk melihat realitas sosialnya yang memiliki kesamaan realitas keterbelengguan Tunisia. Belinda Robnett, 2002, ketika membahas tentang perubahan sosial eksternal, identitas kolektif, dan partisipasi di dalam organisasi pergerakan sosial, mengajukan suatu proposisi bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar lingkungan suatu komunitas ikut mempengaruhi bagaimana anggota komunitas tersebut mengidentifikasi posisi mereka. Keadaan eksternal ini mempengaruhi bagaimana komunitas facebook melihat posisi mereka, dan mempertimbangkan kemungkinan serta hambatan-hambatan yang mungkin terjadi untuk melakukan perubahan serta segala dilema yang mungkin akan mereka hadapi (Robnett,
ISSN : 2085 1979 39

Riris Loisa : Jejaring Sosial, Identitas Kolektif Dan Aksi Politik : Faktor Facebook Dalam Revolusi Mesir

2002). Hal ini kelihatannya berlaku pada komunitas facebook We Are All Khaled Said, yang menunjukkan dukungan dan komentar-komentar positif terhadap gambar ini. Apa yang terjadi di Tunisia, mendukung masyarakat Mesir untuk lebih jelas melihat pengalaman realitas politik yang mereka alami (melalui sinsign tangan terbelenggu sebagai penanda realitas keterbelengguan masyarakat) dan mulai mempertimbangkan kemungkinan yang diharapkan jika terjadi perubahan (melalui sinsign burung merpati sebagai penanda kemungkinan akan kedamaian) di Mesir (legisign peta dan bendera Mesir). 2. Penanda rekonstruksi identitas komunitas berkaitan kekuasaan dan realitas sosial yang sedang dikonstruksi PENALARAN Upaya membangun kesadaran kritis dan solidaritas kelompok/orang banyak sebagai we. Legisign: - Teks WE FIGHT FOR FREEDOM! CHANGE! yang memiliki kekuasaan (powerfull) dan mampu melakukan perubahan bersama-sama. Sinsign: - Teks WE FIGHT FOR FREEDOM! CHANGE! juga menjadi penanda konstrusi kesadaran kritis dari identitas tanpa kekuasaan (powerless) menjadi identitas yang memiliki kekuasaan (powerfull). dengan

PENANDA

Sumber: http://www.facebook.com/album.php?id =133634216675571&aid=25233#!/photo .php?fbid=179763882062604&set=a.154 567164582276.25233.133634216675571 &theater, diunduh 22 Maret 2011

Sebelum berbagai facebook sejenis muncul, masyarakat Mesir hidup di bawah ketakutan terhadap kebrutalan aparat kepolisian Mesir, yang sewaktuwaktu menangkap pemuda, bahkan anak-anak. Petikan hasil wawancara antara BBC News dengan Ibu dari Khaled Said mengenai keadaan sebelum Khaled Said ditangkap dan terbunuh tahun 2010, merepresentasikan keadaan tersebut:

40

ISSN : 2085 1979

Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun III/01/2011

- Ibu Khaled Said: Ia (Khaled Said) biasanya berdiri di balkon, dan melihat - BBC News: Ia takut ia akan ditangkap? - Ibu Khaled Said: Ya ia merasakan hal itu .

bagaimana anak-anak muda ditangkap oleh polisi bahkan anak kecil

Sumber: http://www.bbc.co.uk/worldservice/programmes/2011/02/110217_outlook_eg ypt_protests_khaled_said.shtml, diunduh 23 Maret 2011. Munculnya kesadaran kritis komunitas facebook, terlihat dari beberapa komentar para facebooker terhadap foto WE FIGHT FOR FREEDOM! CHANGE!, antara lain: - 29 Januari 2011 : Kekuasaan bagi rakyat - 9 Februari 2011 : Sekarang adalah waktu untuk berdiri bersama-sama untuk apa yang benar di dunia ini. Kedamaian, Keadilan. Kebebasan. Sumber: http://www.facebook.com/album.php?id=133634216675571&aid=25233#!/ph oto.php?fbid=179763882062604&set=a.154567164582276.25233.1336342166 75571&theater, diunduh 22 Maret 2011. 3. Penanda yang merepresentasikan aksi untuk mewujudkan realitas ideal melalui aksi politik PENANDA PENALARAN
Penanda ini membangun suatu realitas akan keberanian, kekuasaan, dan kegigihan pemuda Mesir untuk mewujudkan realitas kebebasan melalui aksi politik yang berujung revolusi. Legisign: THE EGYPTIAN UPRISING sebagai penanda wujud cara untuk membangun realitas dengan radikal. FREEDOM CHANGE sebagai penanda perubahan menuju realitas yang dikonstruksi bersama. Bendera Mesir sebagai penanda membangun realitas bahwa aksi sosial yang akan dilakukan merupakan artikulasi semangat nasionalisme rakyat. -

Qualism: Sinsign:

Gambar api yang berkobar sebagai latarbelakang sifat perlawanan secara radikal

Sumber: http://www.facebook.com/album.php?id=133 634216675571&aid=25233#!/photo.php?fbid =180424165329909&set=a.15456716458227 6.25233.133634216675571&theater, diunduh 22 Maret 2011

Gambar pemuda dengan ekspresi yang gigih, melindungi diri dari asap, tetapi tidak bergeming dari area yang berkobar sebagai penanda kegigihan dalam bentuk aksi untuk mewujudkan realitas ideal yang dikonstruksi bersama.

ISSN : 2085 1979

41

Riris Loisa : Jejaring Sosial, Identitas Kolektif Dan Aksi Politik : Faktor Facebook Dalam Revolusi Mesir

Gambar ketiga di dalam facebook We Are All Khaled Said ini, merupakan penanda artikulasi proyeksi realitas yang dikonstruksi selama ini, dimanifestasikan dalam bentuk aksi sosial yang dilakukan oleh pemuda Mesir. Gambar ini juga merepresentasikan individu sebagai salah satu subyek atau aktor kolektif di dalam membangun realitas yang baru. Castells menyatakan bahwa aktor sosial, sekalipun berwujud individual, merupakan aktor sosial kolektif melalui mana individu-individu mencapai makna yang menyeluruh atas pengalaman mereka dalam memanifestasikan realitas yang diproyeksikan (Castells, 2010). Gambar ini memang menempatkan seorang aktor sosial, dalam hal ini seorang pemuda Mesir, yang terlibat di dalam aksi untuk mewujudkan perubahan sosial. Penandaan pemuda Mesir ini merepresentasikan aktor sosial kolektif, dalam hal ini pemuda Mesir, untuk mencapai makna yang menyeluruh atas pengalaman mereka dalam memanifestasikan realitas yang diproyeksikan sebagai suatu realitas yang penuh keberanian, kekuasaan, dan kegigihan untuk mewujudkan realitas kebebasan melalui aksi pemberontakan. Suatu pengalaman bersama untuk mencapai realitas ideal yang selama ini dikonstruksi bersama-sama melalui jejaring sosial maya sedang dimanifestasikan secara kolektif oleh aktor-aktor revolusi realitasdengan kata lainpara konstruktor realitas: the people. ISI FACEBOOK WE ARE ALL KHALED SAID: - Keterbelengguan masyarakat - Dominasi identitas legitimateyang diktator - Adanya realitas ideal yang damai - Adanya realitas ideal pengakuan akan hak-hak rakyat

MUNCULNYA KESADARAN KRITIS : Rekonstruksi identitas komunitas facebook We are all Khaled Said - Identitas subordinat menjadi identitas perlawanan - Konstruksi Identitas yang diproyeksikan dari powerless people menjadi powerfull people

AKSI MEWUJUDKAN REALITAS IDEAL : - Aksi-aksi sosial yang radikal dan berujung terjadinya Revolusi Mesir 2011 Kesimpulan Facebook We Are All Khaled Said merupakan faktor penting di dalam Revolusi Mesir. Melalui jejaring sosial ini, pengelola akun facebook membangunkan masyarakat akan realitas keterbelengguan masyarakat, akan adanya dominasi dari identitas legitimasi. Pada saat yang bersamaan facebook ini mengkonstruksi adanya realitas ideal Mesir yang damai yang mengakui kedaulatan rakyat.
42 ISSN : 2085 1979

Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun III/01/2011

Partisipasi anggota komunitas facebook memungkinkan munculnya kesadaran kritis akan identitas subordinat masyarakat menjadi identitas perlawanan, sekaligus mengkonstruksi identitas yang diproyeksikan dari poweless people menjadi powerfull people. Facebook ini mendorong aksi untuk mewujudkan realitas ideal dengan menampilkan aksi-aksi sosial radikal yang berujung terjadinya Revolusi Mesir 2011. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana teknologi komunikasi, dalam hal ini facebook, dapat mewujudkan perubahan bagi manusia sangatlah tergantung kepada aktor-aktor revolusidengan kata laintergantung kepada para konstrukto realitas: masyarakat. Daftar Referensi: Briggs, Asa&Burke, 2000, Peter. Sejarah Sosial Media Dari Gutenberg Sampai Internet (terjemahan), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Junaedi, Fajar (ed.), 2011. Komunikasi 2.0 Teoritisasi dan Implikasi. Yogyakarta: Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM). Robnett, Belinda, External Political Change, Collective Identities and Participation in Social Movement Organizations. dalam Meyer, David S., Nancy Whittier&Belinda Robnett (eds), 2002. Social Movements: Identity, Culture, and the State. Oxford: Oxford University Press, Inc. Sobur, Alex, Drs., Msi. 2002. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Bandung: Remaja Rosdakarya. Straubhaar, Joseph&LaRose, 2008. Robert, Media Now, Understanding Media, Culture & Technology, 5th ed., California: Wadsworth-Thomson Learning Inc. Saverin, Warner J.,&James W. Tankard Jr., 2007. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan di dalam Media Massa. Edisi ke-5, Jakarta, Kencana. Surjomihardjo, Abdurrachman, et.all., 2002. Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers di Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku KOMPAS. Daftar Referensi Online: http://www.ata.boun.edu.tr/scanneddocuments/Course_Material/ATA_582/5%20ca stells.pdf?name=Course_Material/ATA_582/first%20week/charles%20tilly .pdf. Manuel Castells, Materials for an exploratory theory of thenetwork society, diunduh 5 Maret 2011. http://fokus.vivanews.com/news/read/201918-musuh-baru-rezim-mesir--facebookdan-twitter, diunduh 7 Maret 20111. http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html, Danah M. Boyd and Nicole B. Ellison, Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship, diunduh 8 Maret 2011. http://www.icrossing.co.uk/fileadmin/uploads/eBooks/What_is_Social_Media_iCros sing_ebook.pdf, Antony Mayfield, diunduh 9 Maret 2011. http://www.facebook.com/press/info.php?statistics, diunduh 21 Maret 2011.

Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.

ISSN : 2085 1979

43

Riris Loisa : Jejaring Sosial, Identitas Kolektif Dan Aksi Politik : Faktor Facebook Dalam Revolusi Mesir

http://www.facebook.com/album.php?id=133634216675571&aid=25233#!/photo. php?fbid=180424165329909&set=a.154567164582276.25233.13363421 6675571&theater, diunduh 22 Maret 2011. http://wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn?s=reasoning, diunduh 23 Maret 2011.

44

ISSN : 2085 1979

You might also like