You are on page 1of 17

Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil Trimester I, II dan III

1. TRIMESTER I Sekarang wanita merasa sedang hamil dan perasaannya pun bisa menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini dipengaruhi oleh keluhan umum seperti lelah, lemah, mual, sering buang air kecil, membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya perubahan emosi yang sering terjadi adalah mudah menangis, mudah tersinggung, kecewa penolakan, dan gelisah serta seringkali biasanya pada awal kehamilan ia berharap untuk tidak hamil. Pada trimester ini adalah periode penyesuaian diri, seringkali ibu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. ibu sering merasa ambivalen, bingung, sekitar 80% ibu melewati kekecewaan, menolak, sedih, gelisah. Kegelisahan timbul karena adanya perasaan takut, takut abortus atau kehamilan dengan penyulit, kematian bayi, kematian saat persalinan, takut rumah sakit, dan lain-lain. Perasaan takut ini hendaknya diekspresikan sehingga dapat menambah pengetahuan ibu dan banyak orang yang membantu dan member perhatian. Oleh karena itu sangat penting adanya keberanian wanita untuk komunikasi baik dengan pasangan, keluarga meupun bidan. Sumber kegelisahan lainnya adalah aktivitas seks dan relasi dengan suami. Wanita merasa tidak mempunyai daya tarik, kurang atraktif adanya perubahan fisik sehingga menjadi tidak percaya diri. Kebanyakan wanita mengalami penurunan libido pada periode ini. Keadaan ini membutuhkan adanya komunikasi yang terbuka dan jujur dengan suami. Perubahan psikologi ini menurun pada trimester 2 dan meningkat kembali pada saat mendekati persalinan. Kegelisahan sering dibarengi dengan mimpi buruk, firasat dan hal ini sangat mengganggu. Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman akan kehamilan, bahaya/risiko,komitmen untuk menjadi orang tua, pengalaman hamil akan membuat wanita menjadi siap. Perasaan ambivalen akan berkurang pada akhir trimester 1 ketika wanita sudah menerima/ menyadari bahwa dirinya hamil dan didukung oleh perasaan aman untuk mengekspresikan perasaannya. Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya perasaan bangga atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur

dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut mencederai janin. 2. TRIMESTER II Periode ini sering disebut periode sehat (radian health) ibu sudah bebas dari ketidaknyamanan. Selama periode ini wanita sudah mengharapkan bayi. Dengan adanya gerakan janin, rahim yang semakin membesar, terlihatnya gerakan bayi saat di USG semakin meyakinkan dia bahwa bayinya ada dan dia sedang hamil. Ibu menyadari bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya oleh karena itu sekarang ia lebih fokus memperhatikan bayinya. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Sebelum adanya gerakan janin ia berusaha terlihat sebagai ibu yang baik, dan dengan adanya gerakan janinia menyadari identitasnya sebagai ibu. Hal ini menimbulkan perubahan yang baik seperti kontak sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya, adanya gelar calon ibu baru, ketertarikannya pada kehamilan dan persalinan serta persiapan untuk menjadi peran baru. Kebanyakan wanita mempunyai libido yang meningkat dibandingkan trimester I, hal ini terjadi karena ketidaknyamanan berkurang, ukuran perut tidak begitu besar. 3. TRIMESTER III Periode ini sering disebut priode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu tanda-tanda persalinan. Perhatian ibu berfokur pada bayinya, gerakan janin dan membesarnya uterus mengingatkan pada bayinya. Sehingga ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera dan akan menghindari orang/hal/benda yang dianggapnya membahayakan bayinya. Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, membuat baju, menata kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayi, menduga-duga akan jenis kelaminnya dan rupa bayinya. Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan. Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu

merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan dan keluarganya. Masa ini disebut juga masa krusial/penuh kemelut untuk beberapa wanita karena ada kritis identitas, karena mereka mulai berhenti bekerja, kehilangan kontak dengan teman, kolega (Oakley, dalam Sweet,1999). Mereka merasa kesepian dan terisolasidi rumah. Wanita mempunyai banyak kekhawatiran seperti tidakan meedikalisasi saat persalinan, perubahan body image merasa kehamilannya sangat berat, tidak praktis, kurang atraktif, takut kehilangan pasangan. Bidan harus mampu mengkaji dengan teliti/hati-hati sejumlah stres yang dialami ibu hamil, mampu menilai kemampuan coping dan memberikan dukungan. IV.MENGURANGI DAMPAK PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER I, II, DAN III A. Support Keluarga Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang orang terdekat. 1. Suami Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.

Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok manusia mungil di dalam perutnya.

Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul What Your Partner Might Need From You During Pregnancy terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya. Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri, misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan, menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya masalah atau kekhawatiran akan bayinya. Menurut penelitian di Indonesia Dukungan suami yang diharapkan istri: 1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri 2. Suami senang mendapat keturunan 3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini 4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri/janin yang dikandung 5. Suami tidak menyakiti istri 6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri 7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja

8. Suami membantu tugas istri 9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya 10. Suami menungu ketika istri melahirkan 11. Suami menunggu ketika istri di operasi 2. Keluarga Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua. Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk : - Ayah ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini - Ayah ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini - Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi - Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan 3. Dukungan Lingkungan Dapat Berupa : - Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan - Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan - Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa - Menunggui ibu ketika melahirkan Lingkungan

- Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil B. Support Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui dukungan : Aktif : melalui kelas antenatal Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi. Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung. C. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi, maupun membantu ibu malakukan kegiatan rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik. D. Persiapan Menjadi Orang Tua Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi atau peralihan Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat disatukan dengan anggota keluarga yang baru. Peran orang tua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan :

1) Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu keadaan statis 2) Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang tua dimulai Peran orang tua sebagai krisis dibandingkan sebagai masa peralihan : 1) Perubahan ini dianggap suatu krisis apabila sangat hebat, sangat mengganggu dan merupakan perubahan negatif 2) Perubahan kebiasaan yang mengganggu seperti: - Perubahan kehidupan seksual - Pola tidur dan lain - lain Hal- hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari bayi baru lahir adalah: - Temperamen - Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan - Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka Peralihan menjadi orang tua Fase Penantian: 1. Berkaitan dampaknya pada kehamilan 2. Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk menjadi orang tua, misalnya : pembagian tugas dalam keluarga 3. Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang hebat, tantangan, dan tanggung jawab. Fase bulan madu

1. Sangat berdampak pada masa puerpurium, perlu mendapat perhatian pada askebnya 2. Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembura 3. Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina hubungan baru dengan bayi 4. Merupakan fase yang berat adaptasi dengan anggota baru V. PERAN BIDAN Bidan harus memahami berbagai perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil untuk setiap trimester agar asuhan yang diberikan tepat sesuai kebutuhan ibu. Hal ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian bidan untuk mengkaji /menilai kondisi psikologi seorang wanita hamil tidak hanya aspek fisik saja. Memfasilitasi wanita agar mau terbuka berkomunikasi baik dengan suami, keluarga ataupun bidan. Dukungan psikososial selama kehamilan telah menunjukkan secara signifikan dapat meningkatkan kesejateraan emosi. Dukungan psikososial dalam hal ini, (Cobb, 1976) mendefinisikan dukungan psikososial sebagai informasi yang membawa seseorang untuk mempercayai bahwa dirinya diperhatikan, dicintai dihargai. Menurut Schumaker dan Brownell (1984) dukungan psikososial adalah pertukaran sumber informasi antara minimal 2 individu, yang terdiri dari provider dan resipien dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan resipien. Dukungan psikososial ini akan melingdungi/mengurangi efek negatif dari faktor resiko psikososial, Clupepper, Jack (1993) membagi resiko psikososial menjadi 3 yaitu : karakteristik sosial/demografi : usia tua, muda, kurang pendidikan, rumah yang tidak layak huni: faktor psikoligis :stress. Gelisah dengan riwayat /sedang mengalami gangguan psikologis dan kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan : merokok, suka mabuk, pemakaian obat-obatan, obesitas, terlalu kurus. Adapun jenis dukungan psikososial yang dapat diberikan berupa esteem support (dukungan untuk meningkatkan kepercayaan diri), informational support,

tangible support (sarana fisik) dan perkumpulan sosial. Power et al (1988) membagi dukungan sosial menjadi 2 : 1. Emosional support : semua yang dapat meyakinkan/menjamin kedekatan dan pengetahuan bahwa dia dicintai, diperhatikan dan deterima serta nasihat, saran yang diberikan dapat dapat menimbulkan kepercayaan diri. 2. Practical support : meliputi semua aspek bantuan yang bertujuan membentuk individu dari sebuah masalah berupa kegiatan fisik (action) seperti meminjamkan uang, membantu tugasnya yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Bidan harus mampu mengidentifikasi sumber dukungan yang ada disekitar ibu, mempelajari keadaan lingkungan ibu, keluarga, ekonomi, pekerjaan sehari-hari. Perlu dipahami bahwa sumberdukungan psikososial yang paling besar pengaruhnya pada individu adalah orang yang terdekat bagi mereka seperti pasangan, teman baik, kerabat.

kebutuhan fisiologis ibu hamil trimester I, II, III


KEBUTUHAN PSIKOLOGI PADA IBU HAMIL TRIMESTER I, II DAN III

Support Mental Adl. Bantuan atau dukungan yang diberikan kepada pasien untuk menyelesaikan masalahnya yang berhubungan dengan batin atau pikirannya. Alasan diberikan support mental Karena setiap wanita hamil akan mengalami perasaan khawatir kalau2 akan terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir akan kehilangan kecantikannya dan khawatir ada kemungkinan bayinya tidak normal. Bidan Sadar akan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita hamil agar dapat memberikan dukungan untuk menghilangkan segala kekhawatiran seorang ibu. Peran support mental pada wanita hamil ternyata sangat besar Support dari keluarga yang sangat membantu bumil adalah ibu dilihat dari pengalaman melahirkan. Selain itu bidan juga mpy peran dlm memberikan support mental kpd bumil yaitu ketika bumil memeriksakan kehamilannya ke bidan. PERUBAHAN2 PSIKOLOGIS DLM KEHAMILAN DAN PENANGANANNYA TRIMESTER I a. Meningkatnya hormon estrogen dan progesteron segera setelah terjadinya

konsepsi penyebab mual, muntah pd pagi hari, lemah, lelah & mbesarnya payudara. b. Ibu merasa tidak sehat membenci kehamilannya. c. Mencari tanda-tanda yg lebih meyakinkan bahwa ia hamil mphatikan setiap terjadi perubahan. d. Kehamilan merupakan rahasia seorang ibu Perut masih kecil. e. Hasrat utk melakukan hubungan seks berbeda-beda pd sebagian wanita tetapi pd umumnya malami penurunan libido selama trimester I. f. Libido dipengaruhi oleh : Kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Namun semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester I. Hal yang dapat dirasakan suami ketika istrinya hamil pd trimester I a. Bangga kemampuannya mpy keturunan. b. Prihatin Kesiapan mjd seorang ayah dan pencari nafkah untuk keluarga. c. Lebih memperhatikan keadaan istrinya yg sedang hamil. d. Menghindari hub. Seks takut menciderai bayinya. TRIMESTER IMerupakan periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang hamil. Tugar psikologis yg paling penting dalam trimester I Penerimaan kenyataan. Merupakan waktu penungguan kehamilan yg mencemaskan agar mjd mantap pd wanita yg pernah mengalami keguguran. PENANGANAN Masalah yg banyak dihadapi pd trimester I adl. Perasaan cemas yg berdampak pd keluhan fisik seperti cepat sedih dan marah, kelelahan dan kegelisahan.Maka cara menanganinya , sbb: a. Bicarakan masalah b. Perbanyak waktu istirahat c. Penuhi kebutuhan nutrisi d. Cobalah bersantai e. Libatkan peran serta suami. TRIMESTER II Merupakan periode kesehatan. Pada umumnya pd trimester ini bumil merasakan tubuhnya lebih sehat karena tubuh ibu sudah biasa dgn kadar hormon yg tinggi. Mengembangkan identitas keibuannya sendiri. Terjadinya evolusi wanita dari penerimaan perawatan (dr ibunya) ke pemberi perawatan (siap utk mjd ibu) Merupakan konflik untuk menyaingi ibunya agar dpt dilihat sbg ibu yang baik, hal ini dpt dipecahkan ketika bumil melahirkan.

Merasakan gerakan bayi. Lebih erotik karena meningkatnya libido. PENANGANAN Karena pd trimester II keluhan yg dirasakan ibu tdk seberat pada trimester I maka tugas bidan adl : a. Bangun rasa percaya diri terutama pd bumil yg bermasalah dg body imagenya. b. Perbanyak berikan pujian c. Berikan gambaran keadaan janin dlm kandungannya. d. Kehidupan seksual akan kembali normal seperti sebelum hamil. TRIMESTER III Disebut sebagai periode menunggu dan waspada ibu tdk sabar menunggu kelahiran bayinya. Rasa tdk nyaman timbul kembali pd trimester III ini karena bumil khawatir bayinya dpt lahir sewaktu-waktu, apakah bayinya normal dan waspada thdp tanda-tanda persalinan. Merasa dirinya aneh dan jelek. Mulai merasa sedih karena akan berpisah dgn bayinya dan kehilangan perhatian khusus yg didapatkan ibu selama kehamilan. Pada saat ini ibu memerlukan dukungan penuh dari suami, keluarga dan bidan. Saat persiapan aktif utk kelahiran bayinya , bagaimana rupanya dan mungkin juga sudah dipilh nama yg baik utk bayi yg akan dilahirkan. Sejumlah ketakutan muncul pd trimester III khawatir akan keadaan bayinya, proses persalinan, rasa nyeri karena organ vitalnya akan terluka karena tendangan janin. Merasa kehilangan karena terbiasa dgn uterus yg besar dan kini menjadi kosong. Timbulnya depresi ringan hal ini normal terjadi pd trimester III. PENANGANAN Berikan gambaran tentang persalinan Yakinkan pd ibu bahwa persalinan yg akan dihadapi tidak seberat yg dibayangkan. Beritahu kondisi ibu dan janin yg sebenarnya. Bangun rasa percaya diri ibu thdp bidan shg pd saat persalinan ibu akan lebih tenang. Ketidak mampuan ibu untuk menghindari tanggung jawab baru yang dibebankan pada pundaknya, yakni merawat sikecil. 3. Merasa terkekang dan kehilangan kebebasan yang pernah dimiliki 4. Merasa tidak bahagia dengan penampilannya, karena bentuk tubuh belum kembali ke bentuk semula. Masalah ini biasanya ditemui pada ibu baru. Berikan gambaran tentang peran orang tua yg akan dilalui shg ibu tdk terlalu merasakan perubahan peran tsb dan dpt menikmatinya. Libatkan suami sesekali dlm perawatan bayi shg beban ibu tdk terlalu berat. Pada ibu yang mempunyai balita disaat menyongsong kelahiran selanjutnya, persiapan si kakak perlu

pula diperhatian karena perasaan tersisih dan tersaingi akan timbul apabila orang tua tidak bisa menyikapinya dengan benar, keadaan ini disebut dengan sibling rivalry dan untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan berbagai persiapan bagi si kakak seperti : 1. Masukkan anak kedalam kelompok bermain agar anak mempunyai kesibukan. . 2. Ajarkan anak bermain sendiri degan mainannya tanpa ditemani orang tua. 3. Bersikap jujur dan terbuka bahwa ibunya sedang mengandung adik dan akan segera melahirkan. 4. Perkenalkan janin dalam kandungan dan sesekali ajak anak dalam pemeriksaan kehamilan. 5. Libatkan anak dalam persiapan perlengkapan calon bayi yang akan dilahirkan dan dalam mempersiapkan koper untuk persalinan 6. Libatkan anak dalam mencari nama bayi 7. Jangan mengatakan Jangan khawatir mama dan papa tetap sayang kalau adik lahir karena ia akan memikirkan jika adiknya lahir maka kasih sayang akan terbagi dan akan memikirkan tentang persaingan dengan adiknya.

Aspek Psikologi Masa Hamil Respon psikologis masa hamil berubah setiap saat sesuai dengan trimesternya, yang diawali dengan suatu ketidakpastian (ambivalent) pada kehamilannya dan berfokus hanya pada diri sendiri lalu lambat laun fokus tersebut mulai bergeser ke arah bagaimana ia dapat melindungi janin yang dikandungnya. RESPON PSIKOLOGI TRIMESTER 1 Reaksi psikologis dan emosi yang biasanya timbul pada wanita terhadap kehamilan :

Kecemasan Kegusaran Ketakutan Perasaan panik

Dalam pikiran wanita, kehamilan merupakan ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya bagi dirinya. Sehingga tak jarang terdapat beberapa wanita yang pada awal kehamilannya tidak hanya bersikap menolak kehamilan, tapi juga berusaha untuk menggugurkan kandungannya, bahkan ada yang mencoba untuk bunuh diri. Gambaran respon terhadap rasa tidak pasti Selama beberapa minggu kehamilan seorang wanita ragu, apakah ia benar-benar hamil/tidak. Sehingga wanita tersebut berusaha untuk membuktikan kehamilannya, dengan cara mengamati perubahan tubuh dengan seksama, mencari tanda-tanda kehamilan, membahas ketidakpastian dengan keluarga, teman tentang kemungkinan hamil dan untuk memastikannya wanita melakukan tes kehamilan (periksa ke bidan, tes urin, USG dan lainlain) Reaksi terhadap ketidakpastian hamil

Respon terhadap ketidakpastian hamil bersifat sangat individual hal ini bergantung dari masing-masing wanita, ada yang menjadi sangat bergembira dengan berita kehamilannya karena memang sangat dinanti-nantikan dan sudah direncanakan sebelumnya, ada pula yang merasakan takut terhadap adanya kemungkinan kehamilan dan mengharapkan bukan petunjuk adanya kehamilan saat ini. Biasanya wanita tersebut mencari kepastian dari dokter atau pun bidan dalam waktu 12 minggu pertama tidak haid dan mengharap bukan petunjuk adanya kehamilan saat ini. Gambaran ambivalensi

Kebanyakan wanita menunjukan ambivalen terhadap kehamilannya Ada yang merasa saat ini bukan waktu yang tepat untuk hamil Sekalipun kehamilan diharapkan/direncanakan sering kali wanita mengatakan tidak berfikir akan hamil secepat itu Wanita merasa belum siap dengan kehamilannya Wanita sering ingin tidak hamil sampai tercapai suatu tujuan tertentu/bila rencananya sudah matang

Beberapa hal yang belum diketahui wanita sebagai calon ibu


Apa arti kehamilan, dalam pengertian terjadinya perubahan dalam kehidupan Apa yang dapat wanita tersebut berikan sebagai hasil dari kehamilan Pada kehamilan yang pertama, seorang wanita mungkin saja khawatir tentang bertambahnya tanggung jawab Wanita tersebut tidak yakin terhadap kemampuannya sebagai orang tua yang baik Beberapa wanita yang sudah mempunyai anak akan mencemaskan kehamilannya akan mempengaruhi hubungannya dengan anak-anaknya yang lain yang juga sebagai calon kakak dari janin yang dikandungnya Wanita juga mencemaskan kehamilannya akan mempengaruhi hubungannya dengan suami

Diri sebagai fokus utama


Pada awal kehamilan fokus utama wanita hanya pada dirinya sendiri dan bukan pada janinnya Respon fisik, seperti mual dan letih, sebenarnya isyarat sesuatu telah terjadi pada dirinya, walaupun kepastian tentang janin belum menentu dan tidak nyata Berat badan ibu belum bertambah Wanita lebih sering mengatakan Saya hamil daripada Saya akan mempunyai anak Perubahan fisik dan meningkatnya derajat hormonal dapat menyebabkan emosi menjadi labil Mood berubah dengan cepat, dari gembira menjadi mudah tersinggung Ibu yang optimis menjadi lebih ingin tidur Menunda pekerjaan Keadaan perubahan itu membingungkan pasangan yang ingin ikut mempertahankan kestabilan hubungan Peran bidan membantu menerangkan pada pasangan bahwa perubahan mood merupakan hal yang normal dan jangan dijadikan sebagai masalah yang tidak terselesaikan

RESPON PSIKOLOGI TRIMESTER 2 Konsep abstrak kehamilan menjadi identifikasi nyata


Perut menjadi membesar Gerakan janin terasa (quickening) dan gerakan ini merupakan peristiwa penting karena gerakan janin yang lembut ini menandakan bahwa kehidupan terjadi dalam rahim, Saat memeriksakan diri kepada bidan terdengar suara denyut jantung janin ataupun melihat janin bergerak-gerak saat melakukan USG ke dokter Wanita sudah dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan Wanita mulai memikirkan, janin merupakan bagian dari dirinya yang secara keseluruhan bergantung kepadanya sehingga wanita berusaha untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi yang dapat bermanfaat bagi tumbuh kembang janinnya, istirahat yang cukup dan lain-lain Sekarang wanita tersebut mengatakan Saya akan mempunyai bayi

Perubahan fisik

Perubahan fisik sudah jelas terlihat Pada wanita yang mendambakan kehamilan, adanya janin menjadi terasa nyata baginya Rahim membesar dengan cepat dan teraba Berat badan bertambah Perubahan pada payudara

Janin sebagai fokus utama


Pada trimester ini janin sebagai fokus utama Ibu hamil biasanya merasa sehat Ketidaknyamanan pada trimester pertama biasanya berkurang Perubahan dari ukuran dirinya tidaklah merubah kegiatannya Wanita ingin memiliki janin sehat Mencari informasi tentang dietari (makanan yang cocok untuk ibu hamil dan janin) Mencari informasi tentang tumbuh kembang janin Wanita tersebut berusaha untuk tetap energik Kebanyakan wanita menyadari kemampuannya untuk melindungi janinnya yang dimanifestasikan dalam bentuk narsisme dan introversi

Narsisme dan introversi Narsisme secara harfiah berarti cinta/jatuh cinta kepada diri sendiri. Dalam psikiatri/psikologi narsisme menandakan keterkaitan minat dan perhatian pada diri/tubuh sendiri Manifestasi narsisme

Hati-hati dalam memilih baju yang baik untuk digunakan Hati-hati dalam memilih makanan yang dimakan Memilih lingkungan yang lebih nyaman dari sebelumnya

Wanita lebih mengarahkan perhatiannya pada kehamilannya Wanita dapat ketakutan kalau-kalau aktivitasnya dapat membahayakan janin

Introversi suatu keadaan dimana wanita lebih memikirkan tentang dirinya sendiri tapi bertujuan untuk janinnya, wanita tersebut akan membesar-besarkan kesalahannya sendiri, membesarkan perasaannya dan menjadi kurang berminat kepada dunia luar dan berfokus hanya pada janinnya. Kesan tubuh (body image) Positif

Dapat menerima perubahan tubuh yang cepat dari sebelum hamil menjadi hamil, dari yang ramping menjadi lebih gemuk Perubahan tubuh menunjukan pertumbuhan janin, sebagai kebanggaan diri dan pasangan

Negatif

Perubahan tubuh disertai striae (gurat-gurat/garis-garis pada perut) kehamilan dan hiperpigmentasi (perubahan warna pada kulit, dimana kulit menjadi lebih gelap) Menurunnya daya tahan tubuh, ketidaknyamanan pelvis (panggul) dan perut bagian bawah

Perubahan dalam seksualitas


Tidak dapat diduga, dapat meningkat/menurun/tidak berubah Kenyamanan fisik/ketenteraman sejalan dengan keinginan aktivitas seks Rasa takut keguguran seperti disebabkan menghindari hubungan seksualitas terutama yang berpengalaman kehilangan kehamilan Rasa bersalah berkembang ke arah ansietas (kecemasan) bila aktivitas seksual dikurangi Saran :

Pada trimester 1 : suami isteri boleh melakukan hubungan seksual namun frekuensinya dikurangi dan sebaiknya menggunakan kondom karena sperma mengandung hormon prostaglandin yang dapat mempengaruhi kontraksi uterus yang bisa memicu abortus Pada trimeter 2 : dalam melakukan hubungan seksual suami isteri diberi kebebasan untuk menggunakan kondom atau pun tidak, namun frekuensi tetap harus dikurangi Pada trimester 3 : posisi hubungan seksual sebaiknya diubah (menyesuaikan perubahan tubuh wanita) RESPON PSIKOLOGI TRIMESTER 3

Wanita sudah dapat menyesuaikan diri Kehidupan psikologik-emosional dikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang Pikiran dan perasaan akan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya

Bermacam penjelmaan dapat terjadi


Semula menolak kehamilansekarang menunjukkan sikap positif dan menerima kehamilan Semula jarang memeriksa kehamilansekarang lebih teratur dan mendaftarkan diri untuk bersalin Persiapan perawatan bayi sudah disiapkan di rumah

Dua golongan wanita yang perlu mendapat perhatian karena diliputi rasa takut

Wanita dengan pengalaman tidak menyenangkan dalam kehamilan/persalinan sebelumnya dan primigravida (wanita yang baru pertama kali hamil) yang mendengar pengalaman menakutkan/mengerikan dari wanita lain Multipara (wanita yang sudah pernah hamil) lanjut usia, kehamilan dan persalinan normal lancar. Kecemasan bukan pada dirinya tetapi pada janin dan anak yang lain, siapa yang akan mengurus anak-anaknya apabila terjadi apa-apa dengan dirinya pada waktu persalinan Pada kedua keadaan ini penting pengertian dari bidan dan keluarga terhadap wanita tersebut agar lebih tenang dan relaks dalam menghadapi persalinan Pendekatan psikologis yang tepat antara tenaga kesehatan dengan wanita tersebut Hubungan saling percaya antara bidan dan wanita akan meringankan beban penderitaannya Kesemuanya ini bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan bayi

Kerentanan

Kerentanan meningkat pada trimester ketiga terutama pada kehamilan 7 bulan Sering merasakan bayi yang amat berharga dapat saja hilang/mengalami hal buruk bila tidak dilindungi sepanjang waktu Fantasi/mimpi buruk tentang janinnya (wanita jadi sangat berhati-hati) Menghindari tempat ramai oleh karena tidak mampu melindungi janinnya

Meningkatnya kebutuhan akan ketergantungan


Merasakan sangat mendambakan suaminya Meningkatnya kebergantungan pada pasanga/suami pada akhir-akhir minggu kehamilan Dalam sehari dapat berulang-ulang menelpon suami Meningkatnya kebutuhan cinta dan perhatian dari pasangan Butuh kepastian dukungan dan kemampuan pasangan agar merasa lebih mantap akan kemampuannya dalam menghadapi persalinan Mengaharapkan pasangan mengerti perasaannya (wanita menjadi lebih rentan jika pasangan tidak menunjukkan rasa simpati)

Persiapan untuk melahirkan


Secara bertahap perasaan rentan akan menurun sesuai dengan situasinya Janin bertumbuh terus dan pergerakannya tidak lagi lembut (mendorong menyodokmenendang) merupakan ekspresi gangguan bayi terhadap kondisi sesak dan aktivitas meningkat

Hubungan wanita dan janin berubah, pengertian bayi bukan bagian dari dirinya sesuatu yang ada didalamwalaupun sadar terpisah tetapi wanita merasa akrab Kebanyakan wanita menaydari kemampuannya menentukan kapan akan melahirkan Wanita mulai memperhatikan tanda-tanda persalinan, menanyakan teman/keluarga yang pernah bersalin Banyak pasangan merasa cemas mereka tidak/belum sampai di klinik/RS saat melahirkan Pasangan tersebut menyadari tentang bagaimana menangani persalinan Minggu terakhir kehamilan, kesadaran akan tanggal perkiraan persalinan makin meningkat didasarkan pengalaman sebelumnya Beberapa wanita merasa ketakutan terhadap tanggal perkiraan persalinan maupun untuk melahirkan. Ketidaknyamanan terjadi sampai tepat terjadi persalinan Selama trimester 3 ibu yang mendambakan kehamilannya dapat mengatakan Saya akan menjadi ibu persiapan untuk janinnya pakaiantempat tidur bayi membicarakan pembagian tugas rumah tangga dengan pasangan Pasangan melengkapi pengetahuan tentang persalinan

You might also like