You are on page 1of 3

No. ID dan Nama Peserta: Rudy Chandra No.

ID dan Nama Wahana: Muara Enim Topik: Appendisitis Infiltrat Tanggal (kasus): 8 Desember 2012 Nama Pasien: Tn. A Tanggal Presentasi: 20 Desember 2012 Presenter: dr. Rudy Chandra Pendamping: dr. M. Iskandar, SpPD

Tempat Presentasi: RSUD M. Rabain Muara Enim Obyektif Presentasi Keilmuan Diagnostik Neonatus Bayi Ketrampilan Manajemen Anak Remaja Penyegaran Masalah Dewasa Tinjauan Pustaka Istimewa Lansia Bumil

Deskripsi: Laki-laki, 32 tahun, sakit perut kanan bawah, teraba massa di perut kanan bawah, appendicitis infiltrat Tujuan: Mendiagnosis dan mengobati appendicitis infiltrat Bahan Bahasan: Cara Membahas: Tinjauan Pustaka Diskusi Riset Kasus E-mail Audit Pos

Presentasi dan Diskusi

Data Pasien: Nama: Tn. A Nama Klinik: RSUD M. Rabain Data Utama Untuk Bahan Diskusi: Telp: -

No. Registrasi: Terdaftar sejak: -

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis : Nyeri perut kanan bawah, nyeri tekan mcBurney, Rovsings sign (+), obturator sign (+), massa di pwrut kuadran kanan bawah, appendicitis infiltrat 2. Riwayat Pengobatan : 3. Riwayat kesehatan/ Penyakit : Pasien belum pernah mengalami penyakit yang sama sebelunmnya 4. Riwayat keluarga : Tidak ada keluarga dengan riwayat penyakit yang sama 5. Riwayat pekerjaan : Wiraswasta 6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik : lingkungan rumah bersih Daftar Pustaka:

1. Lally KP, Cox CS, Andrassy RJ, Appendix. In: Sabiston Texbook of Surgery. 17th

edition. Ed:Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2004: 1381-93
2. Jaffe BM, Berger DH. The Appendix. In: Schwartzs Principles of Surgery Volume

2. 8th edition. Ed: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE. New York: McGraw Hill Companies Inc. 2005:1119-34
3. Way LW. Appendix. In: Current Surgical Diagnosis & Treatment. 11 edition.

Ed:Way LW. Doherty GM. Boston: McGraw Hill. 2003:668-72 Hasil Pembelajaran: 1. Diagnosis Appendisitis infiltrat 2. Patofisiologi appendisitis infiltrat 3. Penatalaksanaan appendicitis infiltrat 4. Edukasi mengenai penatalaksanaan operatif appendicitis infiltrat

Rangkuman Hasil Pembelajaran portofolio 1. Subjektif: Seorang laki-laki berumur 50 tahun datang berobat dengan keluhan nyeri pada perut kanan bawah, demam, mual, muntah. Dari keluhan pasien, dapat dipikirkan berbagai kemungkinan diagnosa seperti appendisitis infiltrat, ISK, batu ureter, maupun Ca Ceccum. 2. Objektif: Hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, dan BNO sangat menunjang diagnosis kearah Appendisitis Infiltrat. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasakan: - Gejala klinis: nyeri perut kanan bawah, demam, mual, muntah, tidak nafsu makan, massa di perut kanan bawah sebesar 10x7 cm, Rovsings sign (+), obturator sign (+). - Laboratorium: Peningkatan LED, Leukositosis, shift to the left pada hitung jenis - Skor Alvarado sebesar 10 3. Assessment Dari anamnesis dengan penderita didapatkan bahwa penderita mengeluh nyeri perut kanan bawah yang disertai demam selama 1 minggu. Os juga mengeluh mual muntah setiap kali makan. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar pasien telah mengalami periapendikular infiltrat (PAI) yang merupakan komplikasi atau kelanjutan dari apendisitis. Nyeri epigastrium yang pertama kali dirasakan os karena nyeri visceral dari appendiks, dimana appendiks dan usus halus memiliki persarafan yang sama. Nyeri akan berada di epigastrium ataupun periumbilikal dalam beberapa jam (4-6 jam) dan akan menetap di kuadran kanan bawah saat terjadi nyeri somatic akibat perangsangan peritoneum parietale

sehingga nyeri menjadi lebih tajam dan terlokalisir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan NT (+) epigastrium, nyeri tekan titik Mac Burney (+), nyeri lepas (+), teraba massa pada abdomen kanan bawah ukuran 10 x 7 cm, permukaan rata, konsistensi kenyal, imobile, obturator sign (+), lasseque sign (+), Rovsing sign (+). Massa yang teraba di kuadran kanan bawah dengan nyeri tekan pada Mc Burney merupakan tanda dari appendicitis infliltrat. Dari laboratorium didapatkan peningkatan LED, lueukosit, dan neutrofil segmen (shift to the left). Dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dapat dihitung skor Alvarado, yaitu sebesar 10 ditambah terabanya massa di abdomen kuadran kanan bawah sehingga diagnosisnya adalah appendicitis infiltrate. 4. Plan Diagnosis: Keluhan yang dirasakan penderita diakibatkan appendicitis infiltrat Pengobatan: Penatalaksanaan pada penderita ini dilakukan dengan konservatif karena telah terbentuk massa periapendikuler yang dapat menyulitkan operasi akibat perlengketan dan memudahkan perdarahan. Pasien di bedrest total dengan posisi fowler untuk merelaksasikan otot abdomen dan mengurangi tekanan intra-abdomen. Antibiotik diberikan spectrum luas dan dapat melawan bakteri anaerob. Pasien diperbolehkan pulang apabila gejala klinis membaik dan hitung leukositnya telah normal. Pasien disarankan untuk operasi 2-3 bulan kemudian saat proses radang telah selesai dan tidak ada perlengketan lagi untuk mencegah berulangnya appendicitis. Pendidikan: dilakukan pada penderita mengenai appendicitis dan perlunya operasi setelah 2-3 bulan ke depan agar tidak berulang lagi. Kontrol: Kegiatan Operasi appendektomy Periode Hasil yang diharapkan

2-3 bulan setelah keluar dari Dapat dilakukan operasi rumah sakit pengangkatan appendiks agar tidak berulang lagi

You might also like