You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM Kegawat Daruratan Medik Dental

OLEH : ANGGUN OCTAVIEARLY P. 121610101042

LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER
2012

BAB I DASAR TEORI

Latar Belakang B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian. Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia. Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian. Prinsip Utama Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah Time Saving is Life Saving, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar- benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian) Langkah-langkah Dasar Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway - Breathing - Circulation - Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat

Algortima Dasar PPGD 1.Ada pasien tidak sadar 2.Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong 3.Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong 4.Cek kesadaran pasien a.Lakukan dengan metode AVPU b.A > Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V c. V > Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh
2

pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P d.P > Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata (supra orbital) e.U > Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi maka pasien berada dalam keadaan unresponsive 5.Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon ambulans (118) dengan memberitahukan : a.Jumlah korban b.Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar) c. Perkiraan usia dan jenis kelamin ( ex: lelaki muda atau ibu tua) d.Tempat terjadi kegawatan ( alamat yang lengkap) 6.Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian atas agar dada terlihat 7.Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar dengan bahu pasien 8.Cek apakah ada tanda-tanda berikut : a.Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula) b.Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda motor) c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher 9.Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada tulang belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena disini tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia (bernapas, denyut jantung) a.Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah Head Tilt and Chin Lift. Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi seperti figure berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas

b.Jika ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah ke bagian atas pasien, jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-gerak lagi (imobilisasi) dan lakukanlah Jaw Thrust

Gerakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien. 10. Sambil melakukan a atau b di atas, lakukan lah pemeriksaan kondisi Airway (jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) pasien. 11. Metode pengecekan menggunakan metode Look, Listen, and Feel

Look : Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan tersebut simetris ? Listen : Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian) Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas : a.Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut

b. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan-cairan).

c.Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas, maka dapat dilakukan : a. Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula di punggung. b. Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalu menarik tangan ke arah belakang atas.

c. Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.

Feel : Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban ?

12. Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa frekuensi pernapasan pasien itu dalam 1 menit (Pernapasan normal adalah 12 -20 kali permenit) 13. Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi pasien dengan tetap melakukan Look Listen and Feel 14. Jika frekuensi nafas < 12-20 kali permenit, berikan nafas bantuan (detail tentang nafas bantuan dibawah). 15. Jika pasien mengalami henti nafas berikan nafas buatan (detail tentang nafas buatan dibawah). 16. Setelah diberikan nafas buatan maka lakukanlah pengecekan nadi carotis yang terletak di leher (ceklah dengan 2 jari, letakkan jari di tonjolan di tengah tenggorokan, lalu gerakkan lah jari ke samping, sampai terhambat oleh otot leher (sternocleidomastoideus), rasakanlah denyut nadi carotis selama 10 detik.

17. Jika tidak ada denyut nadi maka lakukanlah Pijat Jantung(figure D dan E , figure F pada bayi), diikuti dengan nafas buatan(figure A,B dan C),ulang sampai 6 kali siklus pijat jantung-napas buatan, yang diakhiri dengan pijat jantung

18. Cek lagi nadi karotis (dengan metode seperti diatas) selama 10 detik, jika teraba lakukan Look Listen and Feel (kembali ke poin 11) lagi. jika tidak teraba ulangi poin nomer 17. 19. Pijat jantung dan nafas buatan dihentikan jika a.Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi b.Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat) c.Bantuan sudah datang d.Teraba denyut nadi karotis 20. Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas periksalah tanda-tanda shock pada pasien : a.Denyut nadi >100 kali per menit b.Telapak tangan basah dingin dan pucat c.Capilarry Refill Time > 2 detik ( CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi) 21. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih banyak ke jantung

22. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang 23. Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan cara menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan yg dibebat mati) 24. Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look Listen and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.

Nafas Bantuan Nafas Bantuan adalah nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan frekuensi nafas pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia sehingga total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali). Prosedurnya : 1. Posisikan diri di samping pasien 2. Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan lah kain sebagai pembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah penularan penyakit2 3. Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi digunakan untuk head tilt untuk menutup hidung pasien (agar udara yg diberikan tidak terbuang lewat hidung). 4. Mata memperhatikan dada pasien 5. Tutupilah seluruh mulut korban dengan mulut penolong

6. Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada pasien mengembang) 7. Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan pasien menghembuskan nafas keluar (ekspirasi) 8. Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal

10

Nafas Buatan Cara melakukan nafas buatan sama dengan nafas bantuan, bedanya nafas buatan diberikan pada pasien yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif (dada mengembang ) Pijat Jantung Pijat jantung adalah usaha untuk memaksa jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti dijelaskan pada algortima di atas) Prosedur pijat jantung : 1. Posisikan diri di samping pasien. 2. Posisikan tangan seperti gambar di center of the chest ( tepat ditengah-tengah dada)

3. . Posisikan tangan tegak lurus korban seperti gambar

11

4.Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul (hip joint) 5.Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm (seperti gambar kiri bawah)

6. Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal (seperti gambar kanan atas) 7. Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan menghitung dapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut : Satu Satu Satu Satu Satu Satu Dua Dua Dua Dua Dua Dua Tiga Tiga Tiga Tiga Tiga Tiga Empat Empat Empat Empat Empat Empat SATU DUA TIGA EMPAT LIMA ENAM

8. Prinsip pijat jantung adalah : a. Push deep b. Push hard c. Push fast d. Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi) e. Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh diinterupsi)

12

Perlindungan Diri Penolong Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus senantiasa memastikan keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan karena pemberian pertolongan. Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong : 1. Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan penolong dan pasien 2. Minimasi kontak langsung dengan pasien, itulah mengapa dalam memberikan napas bantuan sedapat mungkin digunakan sapu tangan atau kain lainnya untuk melindungi penolong dari penyakit yang mungkin dapat ditularkan oleh korban 3. Selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan pertama adalah tindakan yang sangat memakan energi. Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru akan membahayakan penolong sendiri.

13

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN A. Periksa Pernafasan Orang coba Hasil percobaan : Lili : - Terlihat pergerakan dada Kecepatan nafas orang coba yaitu 15 x/menit.

Pada percobaan periksa pernafasan, kecepatan nafas orang coba diperiksa dengan menggunakan metode Look, Listen, and Feel. Pada metode ini, look merupakan suatu tindakan dimana kita harus melihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernafas), listen yang artinya mendengarkan apakah ada suara nafas normal dan suara nafas tambahan, dan feel yang berarti merasakan adanya suara nafas. Orang coba memiliki kecepatan nafas yaitu 15 x/menit. Ini berarti pernafasan pada orang coba normal, karena jumlah respirasi normal pada orang dewasa adalah 15-20 x/menit. Pernafasan pada umumnya mempunyai kecepatan yang lebih rendah dan tidak teratur dibandingkan denyut nadi, oleh sebab itu perhitungan frekuensi menghindari kesalahan. B. Pemeriksaan Nadi Karotis Orang coba Hasil percobaan x/menit. Percobaan pemeriksaan nadi karotis dilakukan dengan menghitung kecepatan denyut nadi orang coba tersebut pada cekungan bagian pinggir leher kira-kira 2 cm di kiri/kanan garis tengah leher ( kira-kira 2 cm disamping jakun pada laki-laki ) bagian leher. Denyut nadi pada orang : Lili :Kecepatan denyut nadi orang coba yaitu 111 nafas dilakukan dalam satu menit untuk

14

dewasa muda normalnya 60 100 x/menit. Sedangkan pada orang coba, kecepatan denyut nadinya yaitu 111 x/menit yang berarti bisa saja pada saat pemeriksaan terdapat respon normal terhadap kegembiraan, stres, kecemasan, mengkonsumsi kafein atau olahraga. Namun, bisa juga semua ini disebabkan oleh gejala abnormal karena mempunyai penyakit tiroid, demam, atau efek dari obat-obatan tertentu (terutama asma dan obat alergi).

C. Pemberian Pijat Jantung Orang coba Hasil percobaan batuk. Pada percobaan kali ini, sebenarnya dilakukan pada pasien yang mengalami henti nafas dan henti jantung, sehingga dengan pemberian pijat jantung ini dapat menjadikan pasien tersebut pulih kembali. Oleh karena itu, dalam prosedur percobaan. Orang coba harus tidak bernafas selama beberapa saat. Kemudian dilakukan pemijatan pada daerah sternum atau tulang dada. Sehingga, pada hentakan ke-27 akan didapatkan orang coba yang merasa sesak dan batuk akibat pemijatan tersebut. Pada saat dia mulai merasa sesak dan batuk, sebenarnya telah terjadi gerakan refleks jantung, dimana gerakan refleks tersebut berguna untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Namun, sebenarnya tindakan ini harus dilakukan pada pasien yang telah ditemukan tidak adanya pernafasan (untuk menentukan pernafasan ditinjau dengan metode look, listen, and feel). Selain itu, dilihat tidak ada denyut jantung karotis. : Viga :Pada hentakan ke-27 mulai terasa sesak akan

15

D. Heimlich Maneuver Orang coba Hasil percobaan : Arum :Terasa gerakan nafas spontan yang keluar dari hidung dan mulut.

Pada percobaan heimlich maneuver, sebenarnya dilakukan untuk membebaskan jalan nafas pada orang yang tersedak atau jalan nafasnya terhambat. Sehingga orang coba tidak boleh bernafas dan menahan nafas tersebut. Setelah dilakukan penekanan pada daerah abdomen, orang coba merasakan gerakan nafas secara spontan yang lewat dari hidung dan mulut. Ini semua disebabkan karena adanya tekanan pada bagian abdomen dan secara tidak langsung juga menekan pada bagian tulang rusuk sehingga udara yang ada di dalam dada tersebut dapat keluar.

E. Chest Thrust Manuever Orang coba Hasil percobaan : Viga : - Terasa nafas spontan yang cepat. Timbul rasa nyeri dan sesak pada bagian dada.

Chest thrust manuever juga hampir sama dengan percobaan Heimlich Maneuver namun, perbedaannya terletak pada orang coba. Pada percobaan kali ini, orang coba harus ibu hamil, anak bayi, atau obesitas. Karena ibu hamil dan anak bayi tidak ada, kita memakai orang coba yang ketiga yaitu obesitas. Dan juga perbedaan kedua yaitu bagian yang ditekan adalah dada bagian atas karena ditinjau dari perbedaan orang coba, dapat disimpulkan bahwa ibu hamil, anak bayi, dan obesitas tidak dapat ditekan pada bagian atas abdomen. Pada ibu hamil, jika ditekan pada bagian ini akan menyebabkan cidera pada janin yang dikandungnya. Pada anak bayi, daerah diatas abdomen masih rentan. Sedangkan pada orang obesitas bagian tersebut terdapat banyak lemak sehingga jika terjadi penekanan

16

akan sulit mencapai daerah pernafasan. Pada orang coba rasa nyeri diakibatkan karena penekanan yang terlalu keras dan nafas yang terjadi secara spontan akibat dari penekanan pada dada bagian atas.

17

BAB III PERTANYAAN DAN JAWABAN

PERTANYAAN 1. Jelaskan mengapa mahasiswa fakultas kedokteran gigi memerlukan pengetahuan PPGD dan RJP ? 2. Apa yang anda lakukan apabila anda temukan gigi tiruan pasien anda tertelan ? 3. Apa gunanya metode back blow di bidang kedokteran gigi ? 4. Apa gunanya metode Heimlich Manuever di bidang kedokteran gigi ? 5. Apa gunanya metode Chest thrust di bidang kedokteran gigi ? 6. Apa yang anda lakukan pada saat anda jumpai seseorang mengalami pingsan setelah kecelakaan lalulintas ? Jelaskan. JAWABAN

1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi memerlukan pengetahuan PPGD dan RJP agar mahasiswa tersebut dapat memberikan pertolongan pertama apabila terdapat kejadian yang tak terduga seperti pada saat ada pasien yang akan dilakukan tindakan perawatan gigi namun tiba-tiba tidak sadarkan diri , pada saat itu otomatis kita akan melakukan tindakakan PPGD dan RJP , sehingga dapat memberikan pertolongan agar dapat mengembalikan fungsi jantung dan sistem pernafasan secara sementara sampai adanya pertolongan lanjutan yang lebih intensif untuk pasien tersebut. 2. Yang harus saya lakukan ketika saya menemukan gigi tiruan pasien yang tertelan, maka saya akan melakukan tindakan pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut ,menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakanuntuk chinlift, ibu

18

jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah. Kemudian lihatlah benda yang tersangkut tersebut, aabila masih dapat dijangkau dengan jari maka boleh diambil sebisanya saja, namun bila sulit untuk diambil maka gunakan metode lain yang sekiranya dapat lebih aman daripada metode ini. 3. Metode Back Blow diperlukan dalam dunia Kedokteran Gigi jika tiba-tiba terdapat seorang pasien yang tersedak (gigi tiruan tertelan dan lain sebagainya), sehingga jalan nafas dapat terbuka kembali setelah dilakukan metode tersebut. 4. Hemlich Manuever dilakukan jika Back Blow Manuever tidak berhasil mengeluarkan benda yang tertelan. Sehingga fungsi Hemlich Manuever dan Back Blow manuever sebenarnya tidak jauh berbeda. Namun bagian yang ditekan ialah ulu haiti, sehingga dilakukan jika benda yang tertelan sudah mencapai perut. 5. Metode Chest Trust hampir sama dengan metode Hemlich, namun dari metode ini terdapat perbedaan pada bagian penekanan dada yaitu pada bagian atas, dan tindakan ini hanya dilakukan pada orang hamil, obesitas dan anak bayi. Perlakuan ini untuk dapat membuka jalan nafas yang tadinya terdapat hambatan tertentu. 6. Jika diketahui terdapat orang yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengecek kesadaran orang tersebut dengan menggunakan metode AV-PU. Kemudian jika pasien tersebut positif tidak sadarkan diri maka dilakukan tindakan lanjutan yaitu RJP (Resositasi Jantung Paru). Kemudian jika pasien tidak sadar dan tak dapat bernafan maka dapat dilakukan prosedur pernafasan buatan atau pernafasan bantuan atau prosedur lainnya. Namun sebelum melakukan hal tersebut, perlu diketahui bahwa kita harus meminta ijin terlebih dahulu pada keluarga yang ada ditempat.

19

BAB IV KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah kita lakukan, kita telah dapat menyimpulkan bahwa Kegawat Daruratan Medik Dental dapat dilakukan dalam berbagai macam prosedur metode yang telah kita lakukan, sehingga kita dapat paham dan mengerti bagaimana cara memberikan pertolongan bagi seseorang dalam keadaan yang darurat. Prosedur tersebut namun memiliki fungsi yang berbeda, namun ada juga yang memiliki fungsi sama namun caranya saja yang agak sedikit berbeda dan juga orang coba yang digunakan berbeda kondisi pula. Oleh karena itu dalam mengambil tindakan haruslah tepat penanganannya, karena hal tersebut menyangkut nyawa seseorang.

20

DAFTAR PUSTAKA Guyton & Hall.2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Parnaadji,Rahardyan,dkk.2012.PETUNJUK PRAKTIKUM FISIOLOGI BLOK SISTEM TUBUH III EDISI II.Jember : FKG Universitas Jember

Indriana,Tecky,dkk.2012. PETUNJUK PRAKTIKUM FISIOLOGI BLOK SISTEM TUBUH II EDISI V.Jember : FKG Universitas Jember

21

You might also like