You are on page 1of 4

1. Tumbuhan/vegetasi apa saja yang terdapat di hutan wanagama ? Jelaskan cirri-cirinya beserta contoh-contoh gambarnya. 2.

Jelaskan tahapan proses persemaian tumbuhan keras di hutan wanagama beserta gambarnya. 3. Jelaskan tahapan proses budidaya ulat sutera dihutan wanagama beserta gambar2nya JAWABAN 1. Hutan Wanagama ini mempunyai aneka jenis tumbuhan seperti pohon akasia, ada juga pohon kayu putih, Pohon Eboni, Pohon cendana, Pohon Murbei dan juha Pohon yang berjasa membuat Hutan Wanagama mendunia, dan pohon itu adalah Pohon Jati (Tectona Grandis)

2. 1. Persyaratan lokasi

Lokasi cukup teduh, lembab dan dekat dengan sumber air. Berdekatan dengan lokasi penanaman Dalam bentuk bedengan, tanah harus cukup subur. Bedengan Beratap memanjang utara-selatan dan menghadap timur

2. Luasan ;

Luas lahan untuk persemaian tergantung kebutuhan sebagai patokan untuk lahan 1 Ha dapat menampung bibit dalam polybag sebanyak 400.000 polybag bibit tanaman.

3. Waktu

pelaksanaan penyemaian bibit yaitu pada saat musim kemarau, tujuannya diharapkan pada awal musim penghujan bibit tanaman sudah siap sebar ke lokasi penanaman.

4. Pelaksanaan, meliputi :

Persiapan lapangan ( pemberian batas lapangan yang jelas dan dipetakan, Pembersihan lahan dari semak dan rumput, pengolahan/pencangkulan tanah dengan baik dan meratakannya, pembuatan bedengan; bedeng tabur bak yang diberi pasir setebal 10-15 cm, dan bedeng sapih tempat menyipan polybag yang diberi naungan, pembuatan jalan kontrol dan angkut, pemasangan instlasi air untuk penyiraman, pengisian kantong pelastik polybag sampai penuh dengan media tanah yang berhumus/tanah top soil dicampur pupuk kandang perbandingan campuran media semai tergantung kesuburan tanah untuk tanah yang baik cukup 1 : 1.)

5. Perlakuan benih

Beberapa jenis benih tanaman hutan biasanya memrlukan perlakuan sebelum di tebar, misal ; benih yang berkulit biji sedang seperti sengon ( Paraserianthes falcataria ) benih direndam dalam air hangat selama 24 jam atau benih diseduh/dimasukan pada air panas selama 5 menit dan terus direndam selama 24 jam sebelum di tebar ditiris anginkan terlebih dahulu, Untuk tanaman yang berkulit biji keras sperti jati, kemiri, melinjo perlu perlakuan khusus yaitu : Biji direndam dalam air dingin-dijemur dibawah terik sinar matahari, diulang 4-5 hari. Biji jati direndam dalam air dingin-air panas bergantian selama 1 minggu. Biji jati pada bagian epikotil, ditipiskan kulit bijinya dengan cara diamplas, sehingga memudahkan air dan udara masuk kedalam biji. Biji jati direndam dalam larutan asam sulfat pekat (H2S04) selama 15 menit, kemudian dicuci dengan air dingin setelah itu baru dikecambahkan pada media pasir

6. Penaburan benih.

Benih yang telah melalui proses perlakuan di tabur di atas media semai secara merata atau di buat larikan-larikan dengan jarak 5 cm antar larikan dan kemudian di tutup dengan media secara merata, lakukan penyiraman 2 kali sehari pagi dan sore dengan butiran air yang halus.untuk beberapa jenis tanaman yang lambat proses perkecambahannya penyapihan bibit dilakukan setelah berumur 1-1,5 bulan di bedeng tabur.

7. Pernyapihan. Pengertian penyapihan adalah memindahkan bibit / anakan ke media di bedeng sapih (polybag). Waktu penyapihan sebaiknya di lakukan pada sore hari, dan setelah penyapihan sebaiknya lakukan penyiraman sampai media cukup basah. setelah berumur 3-4 minggu setelah sapih sebaiknya kerapatan naungan dikurangi dan setelah berumur 8-10 minggu dari penyapihan sebaiknya naungan diangkat tujuannya agar bibit tanaman memiliki batang yang kuat. 8. Pemeliharaan, meliputi;

Penyulaman dilakukan untuk menganti bibit yang matai pada media polybag Penyiraman dilakukan 2 kali sehari Penyiangan, membersihkan tempat atau media dari gulma atau tanaman lain. Pemupukan untuk mencukupi unsur hara tanaman sehingga diperoleh bibit tanaman yang baik dan berkwalitas, pupuk yang digunakan anorganik yaitu TSP/TS atau NPK dengan dosis 0,05 gram per polybag dilakukan secara ter atur 2-3 minggu sekali dan dengan menggunakan pupuk organik/pupuk kandang yang telah diekstrak dan di rendam selama 14 hari, di berikan bersamaan dengan penyiraman dilakukan secara rutin setiap 4-7 hari sekali.

9. Seleksi bibit. Tujuan dilakukan seleksi bibit adalah untuk memperoleh bibit tanaman yang benar-benar baik dan telah siap dipindahkan atau di tanam dilapangan, selain itu bibit yang di seleksi akan mempunyai keseragaman dalam pertumbuhannya. bibit yang belum memenuhi kreteria untuk disebar di pelihara lebih lanjut di persemaian.

3. Sifat dari ulat sutera kecil berbeda dengan sifat ulat sutera besar. Ulat kecil mempunyai daya tahan yang lemah terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga pada waktu pemeliharaan dapat menjaga kesehatan dan kebersihan tempat. Pertumbuhan ulat sutera kecil, terutama instar pertama sangat cepat, tetapi tidak tahan terhadap kekuranagan makanan. Kondisi lingkungan juga berbeda, untuk pertumbuhannya ulat sutera kecil membutuhkan temperatur 260 C 280 C dengan kelembaban antara 80% - 90%. Dalam pelaksanaannya ada langkah-langkah penting yang harus diperhatikan antara lain:

Persiapan Pemeliharaan Sesuai dengan sifat ulat sutera kecil yang rawan terhadap serangan hama dan penyakit, agar budidaya dapat berhasil maka pemeliharaan ulat sutera kecil hendaknya dilakukan di ruangan khusus. Dimana tempertatur, kelembaban, cahaya dan aliran udara dapat diatur.Karena pemeliharaan ulat sutera kecil tidak memerlukan ruangan yang terlalu luas, maka sebaiknya pemeliharaan dilakukan secara bersama atau kelompok agar pengelolaannya lebih efisien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan bangunan pemeliharaan ulat sutera kecil antara lain :

Bangunan sedapat mungkin dekat dengan kebun murbei. Hal ini untuk memudahkan pengangkutan dan menghindari kelayuan daun akibat lamanya dipengangkutan. Lingkungan di sekitar bangunan bersih, supaya tidak mudah penularan hama dan penyakit pada ulat. Ruangan tempat pemeliharaan ulat bersih dan kering serta terdapat jendela untuk pentilasi udara. Sediakan tempat pembuangan kotoran ulat yang jauh dari bangunan. Jumlah bibit ulat sutera yang akan dipelihara juga harus disesuaikan dengan kapasitas ruangan dan peralatan yang ada. Jangan sampai ulat dipelihara terlalu padat, karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan akhirnya akan menurunkan produksi dan kualitas kokon. Demikian pula persiapan daun murbei untuk makan ulat kecil yang masih lemah, diperlukan daun yang lunak dan bergizi tinggi. Untuk keperluan itu, maka pohon murbei harus dipangkas 1 bulan sebelum pemeliharaan.

You might also like